Academia.eduAcademia.edu

Artikel TELAAH

PENDAHULUAN Menjelang akhir abad XX dan dalam abad XXI ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang begitu cepat dan maju sehingga berbagai informasi, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat diperoleh dengan cepat dalam berbagai tampilan elektronik. Teknologi informasi dan komunikasi juga dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan mulai dari belajar berbantuan komputer sampai berbasis komputer. Akan tetapi, media elektronik berbasis teknologi informasi dan komunikasi itu tidak dapat sepenuhnya menggantikan media cetak dalam proses pembelajaran. Buku masih diperlukan sebagai sumber utama di samping guru. Buku teks memegang peranan penting dalam pengajaran yang dapat memperlancar aktivitas siswa dalam pembelajaran, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Oleh karena meningkatnya kecenderungan memperoleh informasi melalui media elektronik di semua bidang, disamping bentuk tulisan, buku pun sudah ditampilkan secara elektronik (electronic book). Oleh karena itu sejak tahun 2008 di Indonesia buku teks pelajaran ditampilkan dalam buku cetakan dan Buku Sekolah Elektronik (BSE).

PENDAHULUAN Menjelang akhir abad XX dan dalam abad XXI ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang begitu cepat dan maju sehingga berbagai informasi, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat diperoleh dengan cepat dalam berbagai tampilan elektronik. Teknologi informasi dan komunikasi juga dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan mulai dari belajar berbantuan komputer sampai berbasis komputer. Akan tetapi, media elektronik berbasis teknologi informasi dan komunikasi itu tidak dapat sepenuhnya menggantikan media cetak dalam proses pembelajaran. Buku masih diperlukan sebagai sumber utama di samping guru. Buku teks memegang peranan penting dalam pengajaran yang dapat memperlancar aktivitas siswa dalam pembelajaran, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Oleh karena meningkatnya kecenderungan memperoleh informasi melalui media elektronik di semua bidang, disamping bentuk tulisan, buku pun sudah ditampilkan secara elektronik (electronic book). Oleh karena itu sejak tahun 2008 di Indonesia buku teks pelajaran ditampilkan dalam buku cetakan dan Buku Sekolah Elektronik (BSE). PEMBAHASAN 1. Pengertian Buku Teks Textbook mempunyai padanan kata buku pelajaran (Echols & Sadily, 2006: 584). Selanjutnya textbook dijelaskan sebagai “a book giving instruction in a subject used especially in schools” (Crowther, 1995: 1234) yang dapat diterjemahkan bahwa buku teks adalah buku yang memberikan petunjuk dalam sebuah pelajaran khususnya di sekolah. Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan saranasarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang sesuatu program pengajaran (Tarigan dan Tarigan, 1986: 13). Berdasar pendapat tersebut, buku teks digunakan untuk mata pelajaran tertentu. Dari sudut pandang kebijakan pendidikan, diungkapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa buku teks pelajaran termasuk ke dalam sarana pendidikan yang perlu diatur standar mutunya, sebagaimana juga standar mutu pendidikan lainnya, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Pasal 43 peraturan ini menyebutkan bahwa kepemilikan buku teks pelajaran harus mencapai rasio 1:1, atau satu buku teks pelajaran diperuntukkan bagi seorang siswa. Buku teks pelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah harus memiliki kebenaran isi, penyajian yang sistematis, penggunaan bahasa dan keterbacaan yang baik, dan grafika yang fungsional Buku teks merupakan salah satu sarana untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Adapun arti dari buku teks antara lain: 1 a. Buku teks merupakan buku pelajaran yang ditujukan bagi peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu. b. Buku teks selalu berkaitan dengan bidang studi tertentu. c. Buku teks merupakan buku yang menjadi acuan, berkualitas dan biasanya ada tanda pengesahan dari badan yang berwenang, misalnya Depdikbud. d. Buku teks disusun dan ditulis oleh pakar atau ahli di bidang masing-masing. e. Buku teks ditulis untuk tujuan instruksional tertentu. f. Buku teks dilengkapi dengan sarana pengajaran. g. Buku teks ditulis untuk jenjang pendidikan tertentu. h. Buku teks selalu ditulis untuk menunjang suatu program pengajaran. Chambliss dan Calfee (1998), seperti dikutip oleh Masnur Muslich, menjelaskan secara lebih rinci. Buku teks adalah alat bantu siswa untuk memahami dan belajar dari halhal yang dibaca dan untuk memahami dunia (di luar dirinya). Menurut mereka, buku teks memiliki kekuatan yang luar biasa besar terhadap perubahan otak siswa dan dapat mempengaruhi pengetahuan serta nilai-nilai tertentu pada anak. Pusat Perbukuan menyimpulkan bahwa buku teks adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang tertentu sebagai media pembelajaran (instruksional), berkaitan dengan bidang studi tertentu. 2. Fungsi Buku Teks Buku ajar memiliki beberapa fungsi, yaitu: buku ajar sebagai bahan referensi siswa, buku ajar sebagai bahan evaluasi, buku ajar sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum, buku ajar sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang akan digunakan pendidik. Fungsi buku teks sebagai pedoman bagi siswa, antara lain: a. Mempersiapkan diri secara individu atau kelompok sebelum kegiatan belajar di kelas. b. Berinteraksi dalam proses pembelajaran di kelas. c. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru d. Mempersiapkan diri untuk tes atau ujian formatif dan sumatif. Sedangkan bagi guru buku teks berfungsi sebagai berikut: a. Membuat desain pembelajaran. b. Mempersiapkan sumber-sumber belajar lain. c. Mengembangkan bahan belajar yang kontekstual. d. Memberikan tugas. e. Menyusun bahasan evaluasi. sedangkan penggunaan buku teks merupakan cara yang paling efisien dan tersedia untuk mengurangi sebagian dari tekanan ini. Itu disebabkan buku teks mengurangi waktu untuk mempersiapkan, menyediakan aktivitas yang sudah jadi, dan membekali dengan contoh konkrit dari kemajuan kelas; yang dengannya stakeholder eksternal dapat dipuaskan. Alasan lain bagi penggunaan buku teks sebagai berikut: a) buku teks merupakan kerangka kerja yang mengatur dan menjadwalkan waktu kegiatan program pengajaran; b) di mata siswa, tidak ada buku teks berarti tidak ada tujuan; c) tanpa buku teks, siswa mengira bahwa mereka tidak ditangani secara serius; d) dalam banyak situasi, buku teks dapat berperan sebagai silabus; e) buku teks menyediakan teks pengajaran dan tugas pembelajaran yang siap pakai; f) buku teks merupakan cara yang paling mudah untuk menyediakan bahan pembelajaran; g) siswa tidak mempunyai fokus yang jelas tanpa adanya buku teks dan ketergantungan pada guru menjadi tinggi; h) bagi guru baru yang kurang berpengalaman, buku teks berarti keamanan, petunjuk dan bantuan. (Ansary 2002: 2) Berdasarkan uraian tersebut fungsi buku teks bukan sekadar sumber informasi saja melainkan berfungsi untuk membuat bahan evaluasi, memilih media dan metode yang tepat, sebagai panduan belajar siswa untuk lebih siap dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, sebagai bahan untuk siswa mengulangi materi pembelajaran yang telah dipelajari. 3. Keberadaan Buku Teks dan Kurikulum Buku teks berkaitan erat sekali dengan dengan kurikulum. a) Kurikulum Mendahului Buku Teks Pendapat yang umum diikuti dan dianggap paling logisnalar adalah kurikulum mendahului buku teks. b) Buku Teks Mendahului Kurikulum Buku teks yang dianggap bermutu yang juga memang ditulis oleh para pakar di bidangnya dijadikan dasar, landasan, dan pedoman penyusunan kurikulum. 4. Kriteria dan Karakteristik a. Kriteri buku teks Kriteria evaluasi adalah norma-norma yang harus dipenuhi sebuah buku pelajaran. Norma ini berupa perangkat ketentuan syarat pedagogis pada buku teks tersebut. Pada hakikatnya, prosedur analisis aspek pedagogis mengacu pada nilai aspek metodologis sebuah buku pelajaran. Secara garis besar Kizilirmak (1991) telah menyarankan prosedur teknis analisis dan evaluasi sebuah buku pelajaran yang meliputi: 1. Analisis kebutuhan belajar siswa, 2. Menentukan tujuan khusus, 3. Menerapkan kriteria evaluasi, 4. Menentukan skor mentah, rata-rata, dan gambaran profil, 5. Menggambarkan dan membandingkan dengan profil ideal, 6. Menentukan keputusan: memakai atau tidak, dan 7. Melangkah pada sikap selanjutnya, yaitu: mengubah, menambah, mengadaptasi, atau mengganti. Dapat di simpulkan, prosedur diatas merupakan langkah praktis dan sederhana yang bisa dijadikan acuan bagi para praktisi pengajaran dalam menentukan penggunaan buku teks pelajaran yang baik dan berkualitas. Dalam hal kriteria evaluasi terdapat beberapa ahli yang telah memberikan kriteria buku teks yang berkualitas, antara lain Serap Kizilirmak (1991), C. Allen Tucker (1978), Ann Hilferty (1978), dan Milliam Francis Mackey (1981). Menurut Kizilirmak kriteria analisis kualitas buku buku pelajaran meliputi empat belas kriteria utama yang penggambaran profilnya tidak jauh berbeda dengan yang disarankan Tucker, yaitu: (1) kriteria lafal, (2) kriteria tata bahasa, (3) kriteria isi, dan (4) kriteria umum (Tucker, 1978:220- 229). Sementara Hilferty menyarankan delapan aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih buku, yaitu: (1) pemahaman pengarang terhadap siswa, (2) pemahaman pengarang terhadap tujuan umum, (3) pemahaman pengarang terhadap tujuan khusus, (4) pemahaman pengarang tentang kondisi situasi belajar, (5) pemahaman pengarang tentang prosedur belajar, (6) kesesuaian dengan kalender pendidikan, (7) kesesuaian dengan anggaran, dan (8) prosedur memilih dan menyesuaikan bahan (Hilferty, 1978:195-205). Berbeda dengan Hilferty, Mackey mensistematisasikan model analisis dengan mendasar pada aspek seleksi, gradasi, presentasi, dan repetisi (Mackey, 1989:159-225). b. Karakteristik Buku Teks Menurut (Muslich, 2010:60) karakteristik buku teks dibagi menjadi dua yaitu umum dan khusus. Secara umum buku teks merupakan karya tulis ilmiah, oleh sebab itu, sosok buku teks sama dengan sosok karya tulis ilmiah pada umumnya. Kesamaan ini terlihat pada hal-hal berikut ini: a. dari segi isi buku teks berisi serangkaian pengetahuan atau informasi yang bisa dipertanggungjawabkan keilmiahannya, b. dari segi sajian. materi yang terdapat dalam buku teks diuraikan dengan mengikuti pola penalaran tertentu, sebagaimana pola penalaran dalam sajian ilmiah, yaitu pola penalaran induktif, deduktif, atau campuran (kombinasi induktif-deduktif), c. dari segi format. buku teks mengikuti konvensi buku ilmiah, baik pola penulisan, pola pengutipan, pola pembagian, maupun pola pembahasannya. 5. Jenis Jenis Buku Teks Menurut Tarigan dan Tarigan (1986: 29) ada empat dasar atau patokan yang digunakan dalam pengklasifikasian buku teks yaitu: a) berdasarkan mata pelajaran atau bidang studi (terdapat di SD, SMTP, SMTA), b) berdasarkan mata kuliah bidang yang bersangkutan (terdapat di perguruan tinggi), c) berdasarkan penulisan buku teks (mungkin di setiap jenjang pendidikan), d) berdasarkan jumlah penulis buku teks. Sedangkan menurut Wiratno (dalam Suyatinah, 2001: 9) jenis-jenis buku teks yang digunakan di sekolah untuk pendidikan dasar dan menengah, baik untuk murid maupun guru, yang digunakan untuk proses pembelajaran adalah: a) buku teks utama, yakni yang berisi pelajaran suatu bidang tertentu yang digunakan sebagai pokok bagi murid atau guru, b) buku teks pelengkap, yakni yang sifatnya membantu, memperkaya, atau merupakan tambahan dari buku teks utama baik yang dipakai murid maupun guru. Berdasar paparan di atas, ada dua golongan buku teks yaitu sebagai buku teks utama dan buku teks pelengkap yang keduanya dapat digolongkan lagi berdasarkan mata pelajaran, mata kuliah, penulisan buku teks, dan berdasar jumlah penulis buku teks. 6. Materi Buku Teks BSNP telah menetapkan standar kualitas buku teks yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Standar tersebut meliputi kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan kegrafikan. Standar yang dikembangkan oleh BSNP berlaku efektif dan mengikat semua satuan pendidikan secara nasional. Standar-standar yang dipandang berkaitan dengan kelayakan isi/materi yang termuat dalam buku teks matematika kurikulum 2013, meliputi empat dimensi. Dimensi tersebut yaitu dimensi spiritual, dimensi sosial, dimensi pengetahuan dan dimensi keterampilan. 14 Keempat dimensi itu menjadi acuan dari Kompetensi Inti (KI) dan harus dikembangkan dalam setiap proses pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) ketika peserta didik belajar tentang pengetahuan dan penerapan pengetahuan. Kompetensi dasar dalam kelompok kompetensi inti sikap bukanlah untuk peserta didik karena kompetnsi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan, tidak dujikan, tapi sebagai pegangan bagi pendidik, bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesan-pesan spiritual dan sosial yang terkandung dalam materinya.15 1. Dimensi spiritual (KI-1) a. Terdapat kalimat yang mengandung unsur spiritual. Pada setiap bab terdapat kalimat yang bernuansa spiritual b. Bebas dari unsur SARA, Pornografi, dan Bias serta tidak melanggar HAKI. Pada setiap keseluruhan buku harus menghindari hal-hal yang mengandung unsur SARA (Suku, Ras, Agama), Pornografi (gambar, kalimat, simbol) dan Bias (gender, wilayah/daerah, profesi, dan lain-lain) serta tidak melanggar HAKI (Hak Atas Kelayakan Intelektual). 2. Dimensi sosial (KI-2) Menumbuhkembangkan aspek sosial, sikap positif dan karakter. Pada setiap bab terdapat kalimat yang membangkitkan aspek sosial (kerja sama, saling membantu, kepedulian), sikap positif (kesadaran akan pentingnya matematika, senang belajar matematika) dan karakter (disiplin, rasa ingin tahu, teliti, jujur, pantang menyerah, kritis, bertanggung jawab, dan sebagainya) 3. Dimensi Pengetahuan (KI-3) a. Cakupan Materi: 1) Keluasan materi sesuai dengan KD pada KI-3. Materi matematika SMA/MA yang disajikan minimal memuat semua materi pokok bahasan dalam aspek ruang lingkup yang mendukung tercapainya KD pada KI-3. Materi kelas X minimal menyajikan fungsi eksponensial dan logaritma, sistem persamaan dan pertidaksamaan linear dua variabel, persamaan dan fungsi kuadrat, pertidaksamaan nilai mutlak, geometri bidang datar, dan persamaan trigonometri. 2) Kedalaman materi sesuai dengan KD pada KI-3. Setiap bab memuat dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognisi yang mendukung pencapainya KD pada KI-3. 7. Penyusunan Buku Teks Berdasarkan Kurikulum 13 A. Dasar dasar penyusunan buku teks Dasar-dasar penyusunan buku teks menurut (Tarigan, 2009:71) terdapat dua patokan, patokan pertama bersifat umum yang berlaku pada setiap buku teks dan patokan kedua bersifat khusus yang berlaku bagi buku teks tertentu saja, misalnya buku teks matematika, biologi, dan buku teks Bahasa Indonesia. Patokan umum biasanya bersumber dari kurikulum sedangkan patokan khusus bersumber dari karakteristik setiap mata pelajaran. 1) Pendekatan , 2) Tujuan : a) kognitif; b) afektif; c) psikomotor; 3) Bahan pengajaran, 4) Program : a) kelas; b) semester; c) jam pelajaran; 5) Metode, a. Sarana dan sumber, b. Penilaian, c.Bahasa ( Tarigan, 2009: 72) B. Kriteria penelaahan buku teks Komponen tujuan merupakan arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelenggaraan pendidikan. Dalam setiap kegiatan sepatutnya mempunyai tujuan, karena tujuan menuntun kepada apa yang hendak dicapai, atau sebagai gambaran tentang hasil akhir dan suatu kegiatan. Komponen isi merupakan pengalaman belajar yang diperoleh siswa dari sekolah.Dalam hal ini siswa melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh pengalaman belajar tersebut. Pengalaman-pengalaman ini dirancang dan diorganisasikan sedemikian rupa sehingga apa yang diperoleh siswa sesuai dengan tujuan. Komponen metode pembelajaran merupakan cara yang dilakukan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Metode kurikulum berkaitan dengan proses pencapaian tujuan sedangkan proses itu sendiri berkaitan dengan bagaimana pengalaman belajar atau isi kurikulum diorganisasikan. Komponen evaluasi atau penilaian pada kurikulum merupakan cara yang dilakukan untuk mengukur kadar ketercapaian tujuan pembelajaran, baik secara proses maupun hasil. Hasil evaluasi ini dapat dipakai sebagai dasar untuk melakukan perbaikan lebih lanjut agar tujuan pembelajaran yang diidealkan dalam kurikulum dapat tercapai secara maksimal. C. fungsi telaah buku teks bagi guru Dengan buku teks, program pembelajaran bisa dilaksanakan secara lebih teratur, sebab guru sebagai pelaksana pendidikan akan memperoleh pedoman materi yang jelas. Terhadap pentingnya buku teks ini, Grambs, J. D. dkk. (1959: 87) menyatakan”The textbook is one of the teacher’s major tools in guiding learning”. Sementara itu, Hubert dan Harl menyoroti nilai lebih buku teks bagi guru sebagai berikut. 1.) Buku teks memuat persediaan materi bahan ajar yang memudahkan guru merencanakan jangkauan bahan ajar yang akan disajikannya pada satuan jadwal pengajaran (mingguan, bulanan, caturwulanan, semesteran). 2.) Buku teks memuat masalah-masalah terpenting dari satu bidang studi. Buku teks banyak memuat alat bantu pengajaran, misalnya gambar, skema, diagram, dan peta. 3.) Buku teks merupakan rekaman yang permanen yang memudahkan untuk mengadakan review di kemudian hari. 4.) Buku teks memuat bahan ajar yang seragam, yang dibutuhkan untuk kesamaan evaluasi, dan juga kelancaran diskusi. 5.) Buku teks memungkinkan siswa belajar di rumah. 6.) Buku teks memuat bahan ajar yang relatif telah tertata menurut sistem dan logika tertentu. 7.) Buku teks membebaskan guru dari kesibukan mencari bahan ajar sendiri sehingga sebagian waktunya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Bagi siswa, buku teks akan berpengaruh terhadap kepribadiannya, walaupun pengaruh itu tidak sama antara siswa satu dengan lainnya. Dengan membaca buku teks, siswa akan dapat terdorong untuk berpikir dan berbuat yang positif, misalnya memecahkan masalah yang dilontarkan dalam buku teks, mengadakan pengamatan yang disarankan dalam buku teks, atau melakukan diinstruksikan dalam buku teks. pelatihan yang B.P. Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 18-19. Prastowo, Pengembangan Bahan, 248-249. Ricki Linksman, Cara Belajar Cepat, Terj. How to Learn Anything Quickly, (Semarang: Dahara Prize, 2004), hlm. 103. Tarigan. D dan H. G. Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009), hlm. 22.