Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2000, In: S. Graziani (ed.), Fs. Cagni (Napoli), pp. 1203-1213
…
8 pages
1 file
2023
Higher education students in the Netherlands undertake various roles in the sex industry. Insight is currently lacking into why students make the choice to work in this sector and what their experiences might be. This qualitative study seeks to address this gap. Semi-structured interviews were undertaken with 19 student sex workers and 3 students who have considered working in the sex industry. The male, female and transgender student sex workers who took part were predominantly white and were from a range of socioeconomic backgrounds. The students worked in direct and indirect forms of sex work. As an alternative to a full participatory study, the study included ‘participatory elements’ where three (student) sex workers provided feedback on the interview schedule and the recruitment material. In the Netherlands, where tuition fees for Dutch and EU students are moderate, student sex work cannot solely be explained through the lens of financial hardship. Most of the student sex workers in this study also have practical and intrinsic motivations for working in the sex industry. The flexible nature of sex work enables students to organise their work around their studies. The students derive pleasure from being with clients and enjoy connecting with them. Meanwhile, feminist-oriented students gain pleasure from their ability to put into practice their feminist beliefs in their work. That the experiences of the student sex workers in this study are pleasant overall should be seen in the light of their intersectional privilege in terms of race, class and education, their ability to access alternative recourses beyond sex work, and their access to legal occupations in the middle and higher echelons of the sex industry where, on the whole, they face relatively good labour conditions. The strata in which most students work have an elevated status and a portion of the students use this favourable position to manage the stigma of sex work and by so doing, perpetuate the stigma of sex work.
Google Classroom atau Ruang Kelas Google adalah suatu serambi pembelajaran campuran untuk setiap ruang lingkup pendidikan sehingga dapat memudahkan seorang guru dalam membuat, membagikan, dan menggolongkan setiap penugasan tanpa kertas. Software tersebut telah diperkenalkan sebagai keistimewaan dari Google Apps for Education yang rilis pada tanggal 12 Agustus 2014. Pihak Google juga telah melakukan pemberitahuan mengenai antarmuka pemrograman aplikasi dari sebuah ruang kelas serta tombol share untuk situs web, sehingga semua pihak pengelola sekolah beserta para developer dibolehkan untuk melakukan penerapan lebih lanjut terhadap Google Classroom. Google Classroom bisa didapatkan secara gratis dengan terlebih dahulu mendaftarkan diri pada akun Google Application for Education. Anda dapat mendaftarkan diri secara gratis untuk Dapatkan Produk Google. Salah satunya adalah Google Classroom, Fasilitas e-mail dengan domain sendiri, Google Drive, dan lain-lain. Akun Google Aplikasi for Education ini sangat bermanfaat untuk pembelajaran secara online, dapat diperoleh secara gratis serta dapat digunakan untuk perangkat apa pun. Salah satu kecanggihan aplikasi ini adalah dapat digunakan secara bersama-sama dalam kelompok secara kolaboratif. Kelebihan google classroom : 1. Kita tidak perlu lagi membuat tugas di buku 2. Kita bisa dilatih disiplin 3. Kita hanya membawa smartphone atau laptop (pada pelajaran tertentu) 4. Proses setting yang cepat dan nyaman Proses set up pada Google Classroom sangat cepat dan nyaman jika dibandingkan harus menginstall LMS lokal atau mendaftarkan ke provider LMS. Guru tinggal mengakses aplikasi Google Classroom serta bisa memulai membagikan tugas-tugas dan bahan ajar. Guru dapat melakukan ini dengan menambahkan daftar siswa atau berbagi kode unik yang memungkinkan akses ke kelas pada Google Classroom. Google Classroom lebih sederhana dan mudah untuk digunakan, sehingga ideal bagi guru meskipun dengan tingkat pengalaman eLearning yang beragam. 5. Hemat waktu Peserta didik tidak lagi harus men-download tugas yang diberikan guru. Guru pun tinggal membuat dan mendistribusikan dokumen untuk peserta didik mereka secara online. Guru juga dapat menentukan peringkat, memberikan umpan balik untuk semua tugas dan melakukan penilaian menggunakan aplikasi Google Classroom. Dengan demikian, ada potensi untuk menghemat sebagian besar waktu bagi keduanya, baik peserta didik maupun gurunya. Semuanya dilakkan secara paperless, sehingga tidak ada waktu yang terbuang untuk mendistribusikan dokumen fisik dan peserta didik dapat menyelesaikan tugas mereka dengan tepat secara online, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk memenuhi deadline waktu yang diberikan dan belajar secara online dapat disesuaikan dengan jadwal sehari-hari mereka. 6. Meningkatkan kerjasama dan komunikasi Salah satu manfaat paling penting dari menggunakan Google Classroom adalah sangat dimungkinkan untuk melakukan kolaborasi online yang efisien. Guru dapat mengirimkan pemberitahuan ke peserta didik mereka untuk memulai diskusi online atau memberitahu mereka tentang kegiatan pembelajaran online tertentu. Di sisi lain, peserta didik memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik kepada rekan-rekan mereka dengan posting langsung ke aliran diskusi di Google Classroom. Dengan demikian, jika mereka membutuhkan bantuan karena kesulitas memahami suatu tugas atau ingin mempelajari lebih lanjut tentang topik tertentu,
Why is my verse so barren of new pride, So far from variation or quick change? Why with the time do I not glance aside To new-found methods, and to compounds strange? William Shakespeare, Sonnets (n.76)
Seminario di PhD Mentoring Italo-Austriaco L’incontro, cofinanziato dal programma di PhD Mentoring dell’Università di Klagenfurt, è dedicato allo studio degli antichi volgari italiani attraverso un’attenta valutazione dei dati linguistici offerti da fonti inedite e dall’esame della varianza testuale. Programma: 10.30 - 10.40 - Elisa De Roberto - Introduzione 10.40 - 10.55 - Lisa Struckl, Rileggere Bonvesin secondo i mss. Ambrosiani N 95 sup. e T 10 sup. Riflessioni sulle varianti morfosintattiche nelle trascrizioni quattrocentesche 10.55- 11.10 - Anna Soma, Collocazioni e proverbi in alcuni testi scolastici lombardi del XV secolo 11.10-11.25 - Carolina Venco, Casi di doppio complementatore nella miscellanea agiografica ms. 2235 (Roma, Biblioteca Angelica) Pausa 11.40-11.55 - Ylenia Papa, Per l’edizione del Quadriregio di Federico Frezzi 11.55 - 12.10 - Giulia Buzzi, Appunti sui pronomi soggetto del ms. Varia 124 (Torino, Biblioteca Reale) Discutono: Elisa De Roberto, Giuseppe Polimeni, Massimo Prada, Roberto Tagliani, Raymund Wilhelm Mercoledì 6 dicembre 2023 10:30am - 12:30am Dipartimento di Studi Umanistici -Roma Tre - Via Ostiense 236, Sala Riunioni Italianistica (I piano) Sarà possibile seguire l'incontro da remoto e in presenza previa registrazione all'indirizzo mail indicato.
STRATUM PLUS, 2022
https://www.e-anthropology.com/Katalog/Istoria/STM_DWL_Co4G_LVa7TyvXj3Jh.aspx
Aspects in Mining & Mineral Science
Human activities and natural processes contribute to the emission of greenhouse gases like carbon dioxide, nitrous oxide, methane, and halogenated compounds. GHGs absorb infrared radiation and trap heat within the atmosphere, increasing the natural greenhouse effect known as global warming. The amount of CO 2 emissions is around 15-20% in the atmosphere and a major contributor in the greenhouse gases [1]. The CO 2 emissions from energy related sources of the United States, Japan and European Union declined significantly in 2019, compared with the previous year 2018, but emissions in the rest of the world increased by a same amount which levelling off the overall CO 2 emissions [2]. The main problem of the environment today is the maximum CO 2 emissions which induce global warming as a result. The earth's climate is differing constantly because of different factors, viz., change in the Sun's intensity, and change in the Earth's orbit, volcanic emissions, and increase in Greenhouse Gas (GHG) concentrations. The increase in the earth's temperature is due to the phenomenon where carbon dioxide (CO 2),
Introducción LA ECONOMÍA ecológica es una corriente del pensamiento económico con im-portante influencia teórica en nuestros días. 1 La principal característica es su carácter transdisciplinario, derivado de la necesidad de estudiar la rela-ción entre los ecosistemas naturales y el sistema económico, lo que demanda la participación no sólo de economistas, sino también de cientistas natura-les y otras disciplinas. De manera que, a diferencia de la teoría económica neoclásica-keynesiana, o su expresión en lo que se conoce como economía ambiental, que parte de su propio instrumental económico para analizar los problemas ambientales de origen antrópico, la teoría económica-ecológica pretende " abrirse " para incorporar otras disciplinas, lo que correspondería más fielmente con el carácter multidisciplinar que la problemática ambien-tal exige. La teoría de la economía ecológica se consolida durante los años setenta y ochenta del siglo XX, y como respuesta a dos problemas. 2 Por un lado, preten-de ser una respuesta teórica a un problema real: el de la crisis ambiental que desde los años sesenta comienza a ser entendida como grave, y en gran parte resultado de las actividades humanas. Por otro, procura construir un marco teó-rico más amplio que el que la economía neoclásica-ambiental hegemónica tie-ne. En este último sentido, la economía ecológica se construye como crítica a la economía neoclásica-keynesiana ambiental. Como en la historia de cualquier ciencia, también la economía ecológica tiene importantes antecedentes que, según su recopilador, Joan Martínez Alier (1991), se remontan a la segunda mitad del siglo XIX, cuando se plantea, por algunos autores, la necesidad de incorporar las leyes de la termodinámica al, y una revista mensual (Ecological Economics) que se publica desde 1989. 2 El libro de Georgescu-Roegen, The entropy law and the economic process (1971), puede ser considera-do el mojón del pensamiento económico-ecológico contemporáneo.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
The Legacies of Soviet Repression and Displacement: The Multiple and Mobile Lives of Memories. Ed by Samira Saramo & Ulla Savolainen. Routledge, 2023
Quaderns De Prehistoria I Arqueologia De Castello, 1998
Journal of human ergology, 1994
Revista iberoamericana de educación (Impresa), 2015
Cell Metabolism, 2013
National journal of community medicine, 2016
Malaysian Journal of Medical and Biological Research, 2017
Geophysical Research Letters, 2002
Eutopía. Revista de Desarrollo Económico Territorial
Journal of leadership, accountability and ethics, 2024