Academia.eduAcademia.edu

perkembangan peserta didik smp bina siswa percut sei tuan

perkembangan kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan terkait peranan orang tua, kepala sekolah, guru, kakak abang dan teman sebaya

Peran Guru Bidang Studi, Wali Kelas, PKS, Kepala Sekolah, Orang Tua, Kakak Abang, Sahabat Bidang Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan Laporan Penelitian Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik Dosen : Dra. Masta Ginting , M.Pd NIP.19550525 198103 2 001 Oleh : KELOMPOK III C Reguler 2015 Suib (3152131023) Ratna Andira Siregar (3153131027) Novita Pardede (3152131034) Ria Erjayani Saragih (3151131039) JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2017 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Penelitian tentang Peran Guru Bidang Studi, Wali Kelas, PKS III, Kepala Sekolah, Orang Tua, Kakak Abang, Sahabat Terhadap Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan. Laporan Penelitian ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan Penelitian ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Laporan Penelitian ini. Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Laporan Penelitian yang selanjutnya akan kami susun. Akhir kata kami berharap semoga Laporan Penelitian tentang Peran Guru Bidang Studi, Wali Kelas, PKS III, Kepala Sekolah, Orang Tua, Kakak Abang, Sahabat Terhadap Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan ini dapat memberikan manfaat maupun menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Peran Guru Bidang Studi, Wali Kelas, PKS III, Kepala Sekolah, Orang Tua, Kakak Abang, Sahabat Terhadap Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan. Medan, Maret 2017 Kelompok III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................... DAFTAR ISI .......................................................................................................................... DAFTAR TABEL .................................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................................... BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ................................................................................................................. 2.1.1 Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) .................. 2.1.2 Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP .................... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................................... 3.2 Variabel Penelitian ........................................................................................................... 3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................................................ 3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................... 3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................................................ BAB IV DESKRIPSI WILAYAH 4.1 Kondisi Fisik Wilayah ..................................................................................................... 4.2 Kondisi Non Fisik ............................................................................................................ 4.3 Sarana dan Prasarana ....................................................................................................... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ................................................................................................................ 5.1.1 Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang ......... 5.1.2 Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang ................................................................................................ 5.2 Pembahasan Penelitian ..................................................................................................... 5.2.1 Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang ......... 5.2.2 Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang ................................................................................................ BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 6.2 Saran ................................................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ LAMPIRAN ........................................................................................................................... i ii iii 1 2 2 2 3 3 6 9 9 9 10 11 12 13 13 15 15 16 19 19 22 25 25 26 27 DAFTAR TABEL Tabel 1. Penduduk Menurut Pekerjaan .................................................................................. Tabel 2. Sarana Pendidikan .................................................................................................... Tabel 3. Sarana Ibadah ........................................................................................................... 13 14 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya proses perkembangan merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia pada umumnya, dimana manusia itu mengalami tahapan tertentu dalam masa hidupnya, yang setiap tahapannya tersebut harus dijalani sesempurna mungkin sesuai dengan kodrat dan kemampuannya sebagai manusia yang diciptakan paling mulia dari makhluk lain oleh Tuhan yang maha esa. Salah-satu tahapan tersebut adalah tahapan dalam proses perkembangan yang dijalaninya pada masa tertentu dalam hidupnya, proses perkembangan yang akan dibahas dan di tekankan oleh penulis adalah proses perkembangan pada masa smp (sekolah menengah pertama) Disini penulis akan mencoba menguak bagaimana proses perkembangan baik dari segi sosial, agama, emosi, bahasa, moral, fisik, serta seksualnya yang ideal di jalani oleh anak SMP (sekolah menengah pertama) yang sesuai dengan seharusnya, serta untuk mengetahhui peran guru bidang studi, wali kelas, pks, kepala sekolah, orang tua, kakak abang, sahabat terhadap perkembangan peserta didik tersebut. Masalah yang sering dihadapi oleh para peserta didik yaitu masalah dalam perkembangan terutama dikalangan SMP, masalah ini juga menjadi tugas para pendidik (guru) dalam upaya memajukan kualitas manusia Indonesia terutama dalam pendidikan, karena masalah seperti ini harusnya dapat terselesaikan secepat mungkin meskipun didalamnya terdapat kesukaran, lalu bagaimana kaitannya dengan masalah pendidikan yang harus diatasi sesegera mungkin agar dapat tercipta pendidikan yang baik dan benar serta optimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan itu sendiri baik dimasa sekarag maupun masa nyang akan datang, tentunya kekompakan dan keselarasan antara komponen-komponen pendidik (komponen pendidik di sekolah sperti guru,wali kelas, pks, dan kepala sekolah. Komponen keluarga atau orangtua dan koponen di lingkungan masyarakat) harus dijalankan dengan baik dalam memantau proses perkembangan yang dialami peserta didik. Atas dasar tersebut penulis melakukan penelitian pada siswa agar dapat sedikit membantu dalam penyelesayai masalah pendidikan yang sedang dialami pada masa sekarang ini, karena penelitian pendidikan ini sendiri bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan terutama dengan masalah yang berkaitan dengan kualitas proses pendidikan dan pengajaran serta aplikasinya kelak di masyarakat, namun penelitian ini akan lebih spesifik mengangkat sebuah realita yang terjadi di dalam kehidupan peserta didik, yang kemudian akan di pahami dan dipelajari sebagai bahan evaluasi terhadap masalah yang ada dalam pendidikan, khususnya dari objek yang sedang di teliti. Adapun judul penelitian yang dilakukan yaitu “Peran Guru Bidang Studi, Wali Kelas, PKS III, Kepala Sekolah, Orang Tua, Kakak Abang, Sahabat Terhadap Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan”. 1.2 Rumusan Masalah Apakah proses perkembangan yang dialami peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan ? Bagaimana peran guru bidang studi, wali kelas, PKS III, kepala sekolah, orang tua, kakak abang, dan sahabat terhadap perkembangan peserta didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan ? 1.3 Tujuan Penelitian Mendeskripsikan proses perkembangan yang dialami peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan. Mengetahui peran guru bidang studi, wali kelas, PKS III, kepala sekolah, orang tua, kakak abang, dan sahabat terhadap perkembangan peserta didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan menjadi sumbangan pemikiran informasi bagi pembaca terkhusus calon pendidik atau guru dalam memahami peran guru bidang studi, wali kelas, PKS III, kepala sekolah, orang tua, kakak abang, dan sahabat terhadap perkembangan peserta didik usia sekolah menengah. Sebagai acuan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya mengenai peran guru bidang studi, wali kelas, PKS III, kepala sekolah, orang tua, kakak abang, dan sahabat terhadap perkembangan peserta didik usia sekolah menengah. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1. Pengertian Remaja Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa adolescere yang berarti “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Secara umum remaja dapat didefinisikan sebagai suatu tahap perkembangan pada individu, dimana remaja mengalami perkembangan biologis, psikologis, moral dan agama. Remaja juga merupakan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Dapat dikatakan juga, bahwa remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak menuju dewasa. Untuk memudahkan identifikasi, biasanya masa remaja dibatasi oleh waktu tertentu, WHO membagi 2 tahap usia remaja yaitu: Remaja Awal : 10 – 14 tahun Remaja akhir : 15 – 20 tahun Oleh karena itu, anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dikategorikan sebagai anak usia remaja awal. Pada umumnya ketika usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah masa remaja awal setelah mereka melalui masa-masa pendidikan Sekolah Dasar. Remaja awal ini berkisar antara umur 10-14 tahun. Masa remaja awal atau masa puber adalah periode unik dan khusus yang ditandai dengan perubahan- perubahan perkembangan yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan. 2. Ciri-ciri Masa Remaja Usia Sekolah Menengah Pertama Pada masa ini terjadi kematangan alat-alat seksual Dengan tumbuh dan kembangnya fungsi-fungsi organ maka ciri- ciri seks sekunder mulai berkembang seperti tumbuhnya rambut pubis dan timbulnyajakun pada anak laki-laki. Sedangkan pada anak perempuan mulai memasuki masa menstruasi dan mulai tumbuhnya buah dada. Dengan adanya kedewasaan biologis ini, remaja memiliki kemampuan biologis yang sama dengan orang-orang dewasa lainnya dalam hal reproduksi. Masa remaja awal merupakan periode yang singkat Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam perkembangan manusia maka masa puber merupakan periode yang paling singkat, yaitu sekitar dua sampai empat tahun pada usianya. Masa remaja awal merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat Perubahan-perubahan yang pesat ini akan menimbulkan dampak pada anak. Misalnya timbul keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman dan dalam beberapa hal memungkinkan timbulnya perilaku negatif. Masa remaja awal merupakan masa negatif Pada masa ini anak cenderung mengambil sikap anti terhadap kehidupan atau kehilangan sifat-sifat baiknya yang pada masa sebelumnya sudah berkembang. Kondisi ini merupakan sesuatu yang wajar. Beberapa ahli psikologi perkembangan menyebut ini sebagai masa negatifistik kedua. 3. Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah Pertama Selama di SMP/MTs seluruh aspek perkembangan manusia yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik mengalami perubahan sebagai masa transisi dari masa anak-anak menjadi masa dewasa. Masa remaja dan perubahan yang menyertainya merupakan fenomena yang harus di hadapi oleh guru. Perkembangan Fisik Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja perempuan dan perubahan suara pada remaja laki-laki. Saat itu, secara biologis remaja mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins ataugona dotrophic hormones) yang saling berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu : Follicle–Stimulating Hormone (FSH); dan Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhanestrogen dan progesterone; dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak laki-laki, luteinizing hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon- hormon tersebut diatas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa system reproduksinya sudah efektif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang. Anak laki-laki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormone testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja. Perkembangan aspek kognitif Arajoo T.V (1986) menyatakan bahwa aspek kognitif meliputi fungsi intelektual seperti pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan berpikir. Untuk siswa SMP perkembangan kognitif utama yang dialami adalah formal operasional, yang mampu berpikir abstrak dengan menggunakan simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit, seperti peningkatan kemampuan analisis, kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih kemungkinan yang ada, kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori objek yang beragam. Selain itu ada peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa dan perkembangan konseptual. Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu alat vital untuk kegiatan kognitif. Perkembangan aspek afektif Menurut Arajoo T.V (1986), ranah afektif menyangkut perasaan, modal dan emosi. Perkembangan afektif siswa SMP mencakup proses belajar perilaku dengan orang lain atau sosialisasi. Sebagian besar sosialisasi berlangsung lewat pemodelan dan peniruan orang lain (imitation). Perkembangan psikomotorik Wuest & Combardo (1974) menyatakan bahwa perkembangan aspek psikomotorik seusia SMP ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis sex yang luar biasa. Salah satu perubahan luar biasa tersebut adalah perubahan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan, sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka, dan kadang mengalami proses pencarian jati diri 2.1.2 Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP 1. Peran Guru Bidang Studi Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan perkembangan peserta didik di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. 2. Peran Wali Kelas Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP Wali Kelas di Sekolah untuk membantu perkembangan peserta didik dapat melakukan pendekatan dengan Siswa/siswinya. Wali Kelas harus mampu mengenali anak-anak muridnya dengan baik dan benar. Wali Kelas merupakan orang tua ketika kita berada di Sekolah. Jadi hendaknya Wali Kelas mempunyai hubungan yang lebih akrab dengan anak-anak didiknya seperti berusaha mengenali minat dan bakat anak-anak didiknya dan membantunya menggali potensi dalam diri anak tersebut dengan begitu Wali Kelas dapat membantu perkembangan peserta didik karena memberikan keleluasaan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. 3. Peran PKS III Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP PKS III merupakan pembantu kepala sekolah dalam bidang kesiswaan dalam membantu perkembangan peserta didik di Sekolah dengan membentuk berbagai organisasi sebagai ajang yang membantu para Siswa/siswi untuk melancarkan kemampuan dan potensi serta bakat dari peserta didik. Karena dengan adanya organisasi ini maka bakat dan potensi yang dimiliki peserta didik dapat ditingkatkan sehingga memiliki nilai-nilai positif. Salah satu contoh organisasi yang terdapat di sekolah ialah osis, pramuka, dan ekstrakurikuler lainnya. 4. Peran Kepala Sekolah Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan pendidikan di sekolah memegang peranan strategis dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Secara garis besarnya, Prayitno (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam bimbingan dan konseling, sebagai berikut : Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis. Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat mengembangkan kemampuan profesionalnya, melalui berbagai kegiatan pengembangan profesi. Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK. 5. Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP Orang tua dalam hal ini memiliki peran yang lebih berpengaruh untuk perkembangan peserta didik. Orang tua harus bisa mengetahui bagaimana kemampuan dan potensi anaknya dengan cara mengajaknya berkomunikasi untuk membicarakan sesuatu yang serius atau bercanda, berusaha memahami pola pikir anak dan orang tua wajib mencontohkan kepada anaknya sikap dan budi pekerti yang baik. Dengan begitu orang tua dapat membantu perkembangan peserta didik kearah yang lebih baik. Selain itu orang tua juga harus melakukan kontrol terhadap aktivitas anaknya baik di rumah maupun dilingkungan bermainnya. 6. Peran Kakak Abang Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP Kakak/Abang memiliki peran untuk membantu adiknya dalam memenuhi tugas perkembangan peserta didik usia sekolah menegah pertama dengan cara menjalin hubungan yang harmonis dengan adik dan tidak mencontohkan perilaku yang kurang baik, karena seorang Kakak/Abang adalah salah saatu panutan bagi adiknya. 7. Peran Sahabat Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP Dalam perkembangan peserta didik usia sekolah menengah, sahabat juga sangat mempengaruhi perkembangan yang terjadi pada peserta didik, sebaiknya seorang remaja awal dapat memilah dirinya untuk bersahabat dengan orang yang dapat membawanya ke arah yang lebih baik dalam segala hal. Sahabat berperan dalam mendengarkan cerita dan keluh kesah yang dialami peserta didik dalam proses perkembangan dirinya, dari situ sahabat seharusnya memberikan nasehat yang positif untuk menyikapi permasalahannya. Karena terkadang seorang remaja awal (usia SMP) tidak dapat menceritakan semua yang dirasakannya kepada orang tuanya. Dengan memberikan nasehat yang positif dan membantu peserta didik untuk melakukan pergaulan yang positif seperti mengikuti organisasi-organisasi di sekolah maka akan membawa perkembangan ke arah yang lebih baik dan positif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilakukan pada hari rabu tanggal 18 Oktober 2017. 3.2 Variabel Penelitian Variabel adalah apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel Independen disebut juga dengan variabel perlakuan, kausa, risiko, variabel stimulus, antecedent, variabel pengaruh, treatment, dan variabel bebas. Dapat dikatakan variabel bebas karena dapat mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel yang dilihat yaitu perkembangan yang dialami peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, dan peran guru bidang studi, wali kelas, PKS III, kepala sekolah, orang tua, kakak abang, dan sahabat terhadap perkembangan peserta didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang. Peran : Guru bidang studi Wali kelas PKS III Kepsek Orang Tua Kakak/Abang Sahabat Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Yayan Bina Siswa Desa Laut Dendang 3.3 Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang. 2. Sampel Mengingat populasinya sangat besar, serta agar diperoleh sampel yang representative yaitu sampel yang benar-benar menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, maka sampel diambil memakai dengan teknik, yaitu Purposive Sampling. Purposive Sampling yaitu sampling yang bertujuan untuk mengambil subjek yang di dasarkan atas tujuan tertentu (Arikunto, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan peran guru bidang studi, wali kelas, PKS III, kepala sekolah, orang tua, kakak abang, dan sahabat terhadap perkembangan peserta didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, maka sesuai dengan Purposive Sampling hanya siswa SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang dijadikan sampel penelitian ini. Berdasarkan pengumpulan data berdasarkan purposive sampling maka sample dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IX dengan jumlah 26 siswa. 3.4 Teknik Pengumpulan Data 1. Pengumpulan data primer Pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data yang tidak terdapat di instansi melalui pengumpulan secara langsung dari lapangan. Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara : Wawancara/Kuesioner Merupakan kegiatan untuk menarik informasi dan data dari sampel yang terpilih. Jenis kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu kuisioner dengan pertanyaan tertutup dimana jawabannya sudah ditentukan, namun terdapat pertanyaan lanjutan apabila jawaban responden tidak terdapat dalam jawaban pilihan. Observasi/pengamatan langsung Hasil observasi/pengamatan pada penelitian ini dicatat secara deskriptif, yang secara akurat mengamati dan merekam fenomena yang muncul dan mengetahui hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut. Data dan informasi tersebut dapat berupa tabel data kuantitatif maupun kualitatif, gambar maupun peta di wilayah penelitian, serta visualisasi foto, sebagai bahan analisis dan penjelasan. 2. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari buku-buku kepustakaan dan penelitian terkait perkembangan peserta didik yang validitas datanya dapat dipertanggung jawabkan. Adapun Studi literatur merupakan survei data maupun literatur yang berkaitan dengan karakteristik desa dan kota yang diteliti. Literatur ini diperoleh dari buku teks, internet, dan referensi lainnya. 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses penyederhanaan kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, 1989). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggunakan data perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang yang diperoleh dari hasil observasi. Analisis data pada penelitian ini didasarkan pada dua macam data, yaitu data primer yang diperoleh dari wawancara dan data sekunder yang diperoleh dari lembaga dan instansi-instansi terkait. Data tersebut setelah dianalisis secara deskriptif diadakan interpretasi. Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui peran guru bidang studi, wali kelas, PKS III, kepala sekolah, orang tua, kakak abang, dan sahabat terhadap perkembangan peserta didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang. BAB IV DESKRIPSI WILAYAH 4.1 Kondisi Fisik Wilayah 1. Letak dan Luas Desa laut dendang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Percut Sei Tuan dan terletak di wilayah Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Desa Laut Dendang memiliki batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan desa Sampali Sebelah Timur berbatasan dengan desa Bandar Setia Sebelah Selatan berbatasan dengan Medan Estate Sebelah Barat berbatasan dengan Medan Timur dan desa Sampali Desa laut Dendang memiliki luas wilayah 170 Ha, dengan ketinggian 30 m dpl, dimana wilayah ini merupakan wilayah yang berbatasan dengan kota medan. Sehingga tidak jarang tenaga pengajar atau guru sekolah di desa Laut Dendang Berasal dari kota Medan. 2. Iklim Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada daerah yang luas dan dalam jangka waktu yang relatif lama. Cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam sehingga kehidupan baik manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan tidak terlepas dari pengaruh atmosfer dengan prosesnya. Penentuan suatu daerah dapat di tentukan dengan banyak cara, yaitu seperti klasifikasi iklim berdasarkan teori para ahli. Menurut klasifikasi iklim berdasarkan daerah suhu, maka iklim terbagi atas iklim tropis (00-23,50 LU/LS), iklim subtropis (23,50-66,50 LU/LS), dan iklim kutub (66,50-900 LU/LS). Iklim di wilayah laut dendang merupakan iklim tropis, karena wilayah desa Laut Dendang merupakan bagian dari wilayah provinsi Sumatera Utara yang terletak di lintang tropis. Dimana iklim tropis menunjukkan dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau, dengan curah hujan tinggi dan memperoleh sinar matahari sepanjang tahun. 4.2 Kondisi Non Fisik Penduduk desa laut dendang pada tahun 2011 sebanyak 14.797 jiwa dan 3.056 KK, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 7.507 dan penduduk perempuan sebanyak 7.290 jiwa. Dengan kepadatan penduduk sekitar 87 jiwa/Km2, dan sex ratio sebesar 103, dengan artian bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 103 penduduk laki-laki. Tabel 1. Penduduk Menurut Pekerjaan No. Jenis Pekerjaan Jumlah (%) 1. 2. 4. 5. 6. 7. PNS TNI POLRI Pedagang Buruh lain-lain 8 5 5 9 70 3 Sumber: Desa Laut Dendang Dalam Angka 2011 Dari data di atas dapat dilihat mata pencaharian warga masyarakat desa Laut Dendang umumnya non pertanian: misalnya buruh, pedagang, pegawai negeri sipil dan lain-lain. Dimana hal tersebut mengindikasikan bahwasanya masyarakat Desa Laut Dendang Merupakan para buruh penglaju yang bekerja di Kota Medan. Dari tabel tersebut juga kita dapat menganalisis bahwa dilihat dari jenis pekerjaan buruh yang dominan maka menunjukkan tingkat pendidikan atau tamatan sekolah penduduk rata-rata rendah, karena hanya dapat bekerja sebagai buruh dan jenis pekerjaan lain seperti PNS, TNI, dan POLRI dengan persentase yang rendah. 4.3 Sarana dan Prasarana Berdasarkan hasil penelusuran data sekunder yang kelompok peneliti lakukan maka diperoleh hasil keadaan sarana dan prasarana di Desa Laut Dendang berupa sarana pendidikan, dan sarana ibadah. Dimana data menunjukkan jumlah sekolah menurut tingkatan dan rumah ibada mnurut agama. Untuk lebih jelas mengenai jumlah sarana pendidikan dan sarana ibadah di Desa Laut Dendang dapat dilihat pada tabel 2 dan 3. Tabel 2. Sarana Pendidikan No. Sarana Pendidikan Jumlah/unit 1. 2. 3.. 4. 5. 6. PAUD TK SD SMP MTS SMA 3 1 2 3 1 1 Sumber : Desa Laut Dendang Dalam Angka 2011 Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa sarana pendidikan secara umum di desa laut dendang memiliki sarana pendidikan yang memadai, karena sarana pendidikan mulai dari anak usia 3 tahun yaitu PAUD, sampai SMA. Namun jumlah SMP dan SMA yang masih sedikit dan tidak terdapat SMK, merupakan akibat dari aksesibilitas dan jarak desa Laut Dendang yang berdekatan dengan kota Medan, sehingga banyak penduduk di Desa Laut Dendang yang bersekolah di kota Medan. Tabel 3. Sarana Ibadah No. Sarana Ibadah Jumlah/unit 1. 2. 3. Masjid Mushala Gereja 5 7 2 Sumber : Desa Laut Dendang Dalam Angka 2011 Pendirian rumah ibadah diatur dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 dan Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan Pendirian Rumah Ibadah. Dalam medirikan satu rumah ibadah minimal terdapat 60 orang tanda persetujuan untuk mendirikan rumah ibadah. Dalam peneltian yang dilakukan tidak memperoleh jumlah penduduk menurut agama maka kelompok peneliti hanya mampu menyajikan data jumlah rumah ibadah, dimana rumah ibadah agama islam yaitu mesjid dan mushala dengan jumlah 5 unit masjid dan 7 unit mushala. Selain itu terdapat 2 unit gereja. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk agama islam lebih banyak dibandingkan penduduk agama kristen. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang 1. Perkembangan Fisik Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas IX SMP Swasta Bina Siswa perkembangan fisik dari seluruh siswa yang berjumlah 26 orang siswa telah mengalami perkembangan fisik secara signifikan. Perkembangan fisik yang terjadi pada siswa kelas IX SMP Swasta Bina Siswa yang rata-rata berusia 13-14 tahun dengan perkembangan fisik perubahan ukuran tubuh, proporsi tubuh, dan perubahan suara. 2. Perkembangan Kognitif Peserta didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas IX SMP Swasta Bina Siswa, dapat diketahui bahwa dari 26 jumlah siswa kelas IX memiliki perkembangan otak yang lebih signifikan sesuai dengan usia mereka yang rata-rata berusia 13-14 tahun. Perkembangan kognitif yang dapat diamati dari peserta didik tersebut yaitu cara berpikir yang lebih abstrak di bandingkan anak sekolah dasar. Hal ini tergambar pada saat peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok peneliti, yang mana pertanyaan terkait dengan mata pelajaran. 3. Perkembangan Sikap Sosial dan Spritual Peserta didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Perkembangan sikap sosial dan spiritual peserta didik kelas IX di SMP Swasta Bina Siswa dapat diketahui melalui pengamatan yang dilakukan pada saat siswa mendapat materi dari guru mata pelajaran. Di mana siswa mampu mengahargai guru dan patuh untuk mengikuti mata pelajaran dengan baik tanpa ada yang membuat keributan. Selain itu berdasarkan hasil observasi pada saat siswa melakukan diskusi kelompok maka terlihat keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat dan saling menghargai pendapat teman yang berbeda. Untuk aspek spiritual pada siswa kelas IX ini terlihat pada saat akan memulai satu matapelajaran siswa melakukan doa bersama dan setelah selesai juga ditutup dengan doa. 4. Perkembangan Psikomotor Peserta didik Peserta didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Pada masa usia sekolah menengah merupakan usia peralihan antara masa kanak-kanak menuju dewasa. Perubahan pada aspek psikomotor peserta didik pada SMP Swasta Bina Siswa cenderung aktif melakukan gerakan yang meniru idola atau tokoh tertentu. Salah satu keaktifan siswa dalam kegiatan olah raga dilapangan. Siswa cakap dan terampil dalam melakukan beberapa praktek kegiatan olah raga. Akan tetapi ketersediaan alat dan keterbatasan lapangan oleh raga di SMP Swasta Bina Siswa menjadi penghambat dalam perkembangan psikomotor peserta didik di SMP ini. 5.1.2 Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang 1. Peran Guru Bidang Studi Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa guru bidang studi di SMP Swasta Bina siswa, diketahui bahwa guru bidang studi memiliki peran yang strategis dalam perkembangan peserta didik, diantaranya sebagai berikut : Guru sebagai demonstrator Melalui perannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru di SMP Swasta Bina Siswa senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkanya serta senantiasa mengembangkanya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam ilmu yang dimiliki karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar dan perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa. Guru sebagai pengelola kelas Dalam peranya sebagai pengelola kelas, guru bidang studi mampu mengelola kelas sebagai lingkunagn belajar serat merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan pendidikan. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang, dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. Dimana hal ini sangat berpengaruh signifikan terhadap perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa. Guru sebagai mediator dan fasilitator Sebagai mediator guru bidang studi memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran disekolah SMP Swasta Bina Siswa. Guru sebagai evaluator Guru bidang studi di SMP Swasta Bina Siswa merupakan guru dengan kompetensi evaluator yang baik, di mana kegiatan evaluator ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian. Denga evaluasi guru juga mampu mendeskripsikan sejauh mana perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa ini. 2. Peran Wali Kelas Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas IX SMP Swasta Bina Siswa peneliti mendapatkan keterangan mengenai beberapa peran wali kelas terhadap perkembangan peserta didik diantara peranan wali kelas adalah sebagai berikut : Sebagai pengganti orang tua yang dapat mengatasi masalah-masalah di dalam kelas. Sebagai orang tua yang bisa mendiagnosis siswa yang mempunyai masalah dengan memberi buku pengendali kepada semua siswa di kelas IX SMP Swasta Bina Siswa. Wali kelas memberi berbagai pelatihan kepada siswa yang mendorong timbulnya kesadaran diri. Seperti penerapan aturan tersendiri di kelas IX SMP Swasta Bina siswa dengan membuat uang kas, aturan dilarang membuang sampah dengan sanksi denda, aturan piket kelas. Wali kelas juga berperan dalam mengkomunikasikan siswa-guru, siswa-kepala sekolah, atau siswa-orang tua/wali. Untuk kelas IX SMP Sawasta Bina Siswa, wali kelas juga membantu beberapa siswa yang mengalami kesulitan ekonomi dengan memberi arahan mengenai beasiswa dan bantuan dari sekolah. 3. Peran PKS III Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Berdasarkan hasil wawancara dengan pembantu kepala sekolah III bidang kesiswaan diperoleh beberapa informasi mengenai kegiatan yang membantu perkembangan potensi peserta didik. Adapun beberapa rancangan kegiatan yang dilakukan PKS III, yaitu kegiatan karate, jam tambahan belajar komputer, dan pramuka sebagai ekstrakurikuler yang mendorong perkembangan peserta didik baik aspek kognitif, fisik, afektif maupun psikomotorik. Akan tetapi untuk tahun ajaran sekarang ini beberapa ekstrakurikuler yang sebelumnya berjalan kemudian menjadi vakum dan tidak aktif lagi. Hal ini dikarenakan setiap tahunnya minat peserta didik semakin menurun untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dengan alasan keterbatasaan ekonomi keluarga peserta didik. 4. Peran Kepala Sekolah Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Sawasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah “ibu Nani Erlina, S.Pd”, diketahui bahwa kepala sekolah sangat berperan dalam peningkatan mutu sekolah beserta komponennya termasuk guru dan peserta didik. Adapun langkah yang diterapkan kepala sekolah SMP Swasta Bina Siswa yaitu berusaha untuk mengoptimalkan pelayanan baik berupa sarana dan prasarana di sekolah yang mampu mendukung kegiatan pembelajaran dan peningkatan mutu peserta didik. Akan tetapi semenjak berdirinya SMP Swasta Bina Siswa pada tahun 1980-2013 tidak mendapat perhatian dari pemerintah setempat sehingga banyak sarana dan prasarana yang belum terpenuhi secara maksimal. Pada tahun 2014 kepala sekolah berusaha mengajukan beberapa proposal dan berhasil mendapatkan bantuan dana, yang digunakan untuk memaksimalkan pelayanan sekolah SMP Swasta Bina siswa. 5. Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan peserta didik kelas IX SMP Swasta Bina Siswa sebagai sampel penelitian, diketahui sebagian besar peserta didik memiliki hubungan yang kurang harmonis, hal diindikasikan dengan keterangan yang diutarakan beberapa peserta didik, bahwa orang tua mereka tidak banyak memiliki waktu dengan keluarga, karena kedua orang tua bekerja kekota medan dengan waktu kerja hingga malam hari. Selain itu beberapa peserta didik juga bekerja untuk membantu orang tua dan menambah uang saku untuk sekolah. Oleh sebab itu hanya sebagian kecil peserta didik yang selalu di kontrol oleh orang tua nya di rumah. Hanya peserta didik dengan ekonomi yang mapan yang mendapatkan perhatian lebih dari keluarga mereka, akan tetapi untuk keluarga yang kurang dalam segi perekonomian maka peranan orang tua dalam perkambangan peserta didik kurang signifikan. 6. Peran Kakak Abang Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa peran kakak abang terhadap perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa, adalah kakak dan abangan menjadi untuk adik kelas, yang mana pada remaja awal usia sekolah menengah pertamamasih bersifat imitation/meniru, dan cenderung mengidolakan seseorang. Selain itu prestasi juara OSN tingkat kabupaten yang diraih kakak kelas di SMP ini menjadi contoh untuk adik kelasnya yang juga berhasil meraih prestasi yang sama. 7. Peran Sahabat Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Pada usia remaja awal kecenderungan memilih teman yang sesuai dengan persepsi yang sama, dan membentuk kelompok-kelompok siswa dalam satu kelas. Pada kelas IX sebagai sample penelitian diketahui bahwa sahabat sangat berperan dalam perkembangan peserta didik, dikarenakan sahabat merupakan orang terdekat kedua setelah keluarga. Peserta didik cenderung lebih mudah menceritakan masalah yang dihadapinya dengan teman dibandingkan dengan keluarga. Pada usia remaja awal teman dianggap lebih mampu mengerti permasalahan yang sedang dihadapi dibandingkan ketika bercerita dengan keluarga atau orang tua. 5.2 Pembahasan Penelitian 5.2.1 Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang 1. Perkembangan Fisik Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik pada siswa Kelas IX SMP Swasta Bina Siswa. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas remaja, baik siswa laki-laki maupun perempuan. Siswa (pria) Ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan statis pada tahun pertama dan kedua, kemudian pada tahun berikutnya tumbuh lebih lambat dan akan mencapai ukuran pada usia 20– 21 tahun. Matangnya organ-organ seks yang memungkinkan remaja pria usia sekolah menengah yang berusia sekitar 14-15 tahun mengalami mimpi basah. Dan hal ini rata-rata tergambar pada siswa kelas IX, yang mulai menyukai lawan jenis. Dalam fase perkembangan ini harus diarahkan ke hal-hal yang lebih positif. Siswi (wanita) Ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium (indung telur). Ovarium menghasilkan ovum dan mengeluarkan hormon- hormon yang diperlukan untuk kehamilan, menstruasi dan perkembangan seks sekunder. Pada usia 11– 15 tahun, menstruasi pertama sering ditandai dengan sakit kepala, sakit pinggang, kadang kejang, lelah, depresi dan mudah tersinggung. Pada siswi kelas IX rata-rata telah berusia 13-14 tahun yang telah mengelami fase ini sesuai dengan teori tersebut. Dalam hal ini peran orang tua dan guru konseling sangat dibutuhkan untuk mengarahkan perkembangan peserta didik sesuai dengan tugas perkembangan peserta didik usia sekolah menengah pertama. 2. Perkembangan Kognitif Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Perkembangan intelektual (kognitif) pada siswa SMP bermula pada umur 13 atau 14 tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas sesuai dengan pendapat Arajoo T.V (1986). Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal. Tahap perkembangan ini disebut formal-operational. Usia tahapan ini adalah 11-15 tahun. Pada tahap ini seorang remaja memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara serentak maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitifnya. Yaitu kapasitas menggunakan hipotesis dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Dengan kemampuan hipotesis, remaja mampu berpikir khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang ia respon. Sedangkan dengan memiliki kapasitas prinsip-prinsip abstrak, mereka mampu mempelajari materi pelajaran yang abstrak, seperti ilmu matematika. Tahapan perkembanan kognitif ini sesuai dengan siswa kelas IX SMP Swasta Bina Siswa, yang mana siswa mampu berpikir lebih abstrak dan banyak menguasai konsep serta mampu mengeluarkan pendapat dan hipotesa. 3. Perkembangan Sikap Sosial dan Spritual Peserta didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini tergambar pada siswa kelas IX SMP Swasta Bina Siswa, yaitu meliputi aspek kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian menghadapi orang lain, dan lain-lain. Perkembangan sosial pada masa remaja usia sekolah menengah pertama berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh sebab itu perkembangan peserta didik kelas IX sebagai remaja usia sekolah menengah harus diarahkan dengan baik, agar tidak terjadi penyimpangan perkembangan yang dialami. 4. Perkembangan Psikomotorik Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Berdasarkan hasil penelitian perkembangan psikomotor peserta didik SMP Swasta Bina Siswa cakap dan terampil dalam melakukan beberapa praktek kegiatan oleh raga. Akan tetapi ketersediaan alat dan keterbatasan lapangan olah raga di SMP Swasta Bina Siswa menjadi penghambat dalam perkembangan psikomotor peserta didik. Dengan keterbatasan sarana prasarana maka perkembangan peserta didik di SMP ini dapat dikatakan belum optimal. Potensi yang terdapat pada setiap peserta didik tidak dilatih, sehingga keterampilan peserta didik belum optimal. 5.2.2 Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang 1. Peran Guru Bidang Studi Dalam Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui peran guru bidang studi dalam perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa sangat berpengaruh dan sangat signifikan. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Wina Sanjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sesuai dengan hasil penelitian, diketahui peranan guru terhadap peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa memiliki banyak peranan, diantaranya sebagai demonstrator, yaitu berperan dalam pengembangan materi ajar untuk siswa yang berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa. Selain itu peranan guru juga sebagai pengelola kelas, mediator, dan evaluator dalam optimalisasi perkembangan peserta didik kearah yang lebih positif. 2. Peran Wali Kelas Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Berdasarkan teori, peran wali kelas terhadap perkembangan peserta didik yaitu sebagai pengganti orang tua di sekolah dan mampu mengatasi masalah peserta didik. Begitu pula dengan wali kelas IX SMP Swasta Bina Siswa, yang mana guru berperan sebagai pengganti orang tua, mampu mendiagnosis masalah siswa, memberi dan melatih peserta didik untuk disiplin dengan menerapkan aturan kelas, sebagai pengganti orang tua yang membantu siswa dalam mengkomunikasikan siswa dengan kepala sekolah, dan wali kelas juga membantu siswa yang mengalami kesulitan ekonomi untuk mendapatkan beasiswa. 3. Peran PKS III Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Peran pembantu kepala sekolah III bidang kesiswaan secara teroritik yaitu membantu perkembangan peserta didik di sekolah dengan membentuk berbagai wadah sebagai tempat pengembangan potensi dan keterampilan peserta didik di sekolah. Di SMP Swasta Bina Siswa peran pembantu kepala sekolah III dalam perkembangan peserta didik yaitu dengan membuat suatu ekstrakurikuler yang terdiri atas karate, jam tambahan belajar komputer, dan pramuka. Akan tetapi minat siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler di SMP Swasta Bina Siswa setiap tahunnya menurun. Hal ini disebabkan karena untuk mengikuti ekstrakurikuler, peserta didik masih dipungut biaya. Di mana tingkat perekonomian rata-rata peserta didik pada taraf ekonomi menengah kebawah, sehingga mereka lebih memilih mencari pekerjaan tambahan dibandingkan mengikuti ekstrakurikuler yang harus mengeluarkan biaya. Ditinjau secara teoritis peran PKS III telah dilakukan dengan baik dalam kerangka perkembangan peserta didik SMP Swasta Bina Siswa. Akan tetapi faktor ekonomi peserta didik menjadi penghambat dalam penerapan kebijakan PKS III dalam pengembangan peserta didik. 4. Peran Kepala Sekolah Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Sawasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Secara teoritik menurut Prayitno (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab kepala sekolah yaitu mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien, melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program yang dilaksanakan sekolah dalam kerangka perkembangan peserta didik. Berdasarkan teori tersebut peran kepala sekolah SMP Swasta Bina Siswa tergambar sebagaimana teori yang disampaikan prayitno. Di mana kepala sekolah dengan usaha yang maksimal untuk meningkatkan kualitas pelayanan termasuk sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran dan perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa. Berdasarkan hasil penelitian SMP Swasta Bina Siswa sejak tahun 1980 tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah dan dinas pendidikan. Pada tahun 2014 proposal yang diajukan kepala sekolah berhasil memperoleh dana untuk melengkapi sarana dan prasana penunjang proses pembelajaran dan perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa. Oleh sebab itu dapat diketahui bahwa peranan kepala sekolah telah optimal untuk perkembangan peserta didik. 5. Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Secara teoritik orang tua merupakan yang paling terdekat dengan peserta didik, mampu mengarahkan peserta didik selaku anak menjadi pribadi yang lebih baik, dan berusaha memahami pola pikir anak. Akan tetapi data yang diperoleh dilapangan tidak seperti yang terdapat pada teori, yang mana peserta didik tidak memiliki waktu yang lebih dengan orang tua mereka yang bekerja menjadi buruh di kota medan. Kurangnya komunikasi orang tua siswa dengan siswa menyebabkan kurangnya kontrol orang tua dalam perkembangan peserta didik. Dari itu dapat diketahui bahwa peran orang tua terhadap perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa tidak Signifikan. 6. Peran Kakak Abang Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Berdasarkan hasil penelitian kakak/abang sangat berperan dalam perkembangan peserta didik, yang mana kakak/abang dijadikan panutan dan contoh disekolah. Dalam hal ini perkembangan peserta didik dipengaruhi oleh perkembangan kakak/abang. Jika kakak/abang melewati fase perkembangan dengan baik, maka adik kelas akan mengalami perkembangan kerah yang positif. 7. Peran Sahabat Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang Berdasarkan teori peran sahabat dalam perkembangan peserta didik yaitu sebagai orang terdekat kedua setelah orang tua yang dianggap mampu menyelesaikan permasalahan yang dialami perserta didik dalam setiap tahapan perkembangannya. Ditinjau dari hasil penelitian maka diketahui peranan sahabat sangat signifikan dalam perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa. Hal itu diketahui melalui wawancara dengan sample penelitian yaitu kelas IX, di mana rata-rata jawaban dari peserta didik mereka lebih suka bercerita mengenai masalah yang dihadapi peserta didik kepada teman atau sahabatnya dibandingkan kepada orang tua. Karena pada masa remaja awal ini lebih cenderung sikap sosialnya yang berkelompok dan memiliki group teman sebaya. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada BAB V, maka dapat disimpulkan bahwa : Perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa meliputi perkembangan fisik, kognitif, sosial dan spiritual, dan perkembangan psikomotor. (1) perkembangan fisik peserta didik kelas IX SMP Swasta Bina Siswa yang rata-rata berusia 13-14 tahun mengalami perkembangan fisik berupa kematangan seksual dan kematangan otot tubuh. (2) perkembangan kognitif peserta didik kelas IX SMP Swasta Bina Siswa memiliki perkembangan pemikiran yang lebih abstrak dan mampu mengemukakan hipotesa dengan konsep yang lebih banyak. (3) perkembangan sikap sosial dan spiritual peserta didik SMP Swasta Bina Siswa kelas IX yaitu aspek kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian menghadapi orang lain dan taat beragama. (4) perkembangan psikomotorik peserta didik SMP Swasta Bina Siswa yaitu keaktifan dan kecakapan siswa dalam keterampilan permainan oleh raga di sekolah. Perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa di pengaruhi dan sangat signifikan dengan peran guru bidang studi, wali kelas, PKS III, kepala sekolah, kakak/abang, dan peran sahabat. Sedangkan orang tua tidak tidak terlalu berperan dalam perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa, dikarenakan waktu komunikasi peserta didik dengan orang tuanya kurang, yang mana orang tua peserta didik lebih banyak meluangkan waktu bekerja dibandingkan dengan anaknya. Oleh sebab itu orang tua kurang melakukan kontrol pada setiap fase perkembangan peserta didik usia sekolah menengah. 6.2 Saran Permasalahan yang didapati dalam penelitian perkembangan peserta didik usia sekolah menengah di SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang yaitu kurangnya perhatian pemerintah termasuk dinas pendidikan dalam membantu meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah SMP Swasta Bina Siswa. Oleh sebab itu kelompok peneliti menyarankan agar dinas pendidikan kabupaten deli serdang untuk lebih memperhatikan sekolah-sekolah swasta yang banyak berkontribusi untuk mencerdaskan generasi bangsa. DAFTAR PUSTAKA Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya Remaja. Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas. Sofyan S. Willis. 2004. Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta Wina Senjaya. 2006. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group LAMPIRAN Dokumentasi penelitian perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang : 4 30