Academia.eduAcademia.edu

PRAKTIKUM II

BAHAN MAGNETIK PENYUSUN INTI TRANSFORMATOR 2.1. TUJUAN PERCOBAAN Untuk menyelidiki pentingnya susunan inti terhadap efisiensi transformator. 2.2. JENIS PERCOBAAN 2.1. Daya primer dan skunder rangkaian transformator berinti besi 2.2. Daya primer dan sekunder rangkaian transformator berinit laminasi 2.3. ALAT DAN BAHAN Modul magnetic dan elektomagnetic principles 61-400 Magnetic platform rig Pemisah inti magnet Transformer clamb bar Kumparan Inti U dilaminasi (rugirugi besar) Multimeter digital 4. DASAR TEORI Transformator /Transformer/ Trafo adalah suatu peralatan listrik yang termasuk kedalam klasifikasi mesin listrik statis dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga/ daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya, dengan frekuensi sama. Dalam pengoperasiannya, transformatortransformator tenaga pada umumnya ditanahkan pada titik netral, sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi. Transformator sebagai mesin listrik yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan memiliki rugi-rugi daya

PRAKTIKUM II BAHAN MAGNETIK PENYUSUN INTI TRANSFORMATOR 2.1. TUJUAN PERCOBAAN Untuk menyelidiki pentingnya susunan inti terhadap efisiensi transformator. 2.2. JENIS PERCOBAAN 2.1. Daya primer dan skunder rangkaian transformator berinti besi 2.2. Daya primer dan sekunder rangkaian transformator berinit laminasi 2.3. ALAT DAN BAHAN Modul magnetic dan elektomagnetic principles 61-400 Magnetic platform rig Pemisah inti magnet Transformer clamb bar Kumparan Inti U dilaminasi (rugi – rugi besar) Multimeter digital 4. DASAR TEORI Transformator /Transformer/ Trafo adalah suatu peralatan listrik yang termasuk kedalam klasifikasi mesin listrik statis dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga/ daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya, dengan frekuensi sama. Dalam pengoperasiannya, transformator – transformator tenaga pada umumnya ditanahkan pada titik netral, sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi. Transformator sebagai mesin listrik yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan memiliki rugi-rugi daya . Transformator step-Down Transformator Variabel (Step-up&Step-Down) Prinsip Kerja Transformator Transformator terdiri dari dua gulungan kawat yang terpisah satu sama lain, yang dibelitkan pada inti yang sama. Daya listrik dipisahkan dari kumparan primer ke kumparan sekunder dengan perantara garis gaya magnet (fluks magnet), yang dibagkitkan oleh aliran listrik yang mengalir melalui kumparan primer. Untuk dapat membangkitkan tegangan listrik pada kumparan sekunder, fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan primer harus berubah-ubah. Untuk memenuhi hal ini, aliran listrik yang mengalir ,melalui kumparan primer haruslah aliran listrik bolak-balik. Saat kumparan primer dihubungka ke sumber listrik AC, pada kumparan primer timbul gaya gerak magnet bersama yang bolak-balik juga. Dengan adanya gaya gerak magnet ini, di sekitar kumparan primer timbul fluks magnet bersama yang juga bolak-balik. Adanya fluks magnet bersama ini pada ujung-ujung kumparan sekunder timbul gaya gerak listrik induksi sekunder yang mungkin sama, lebih tinggi, atau lebih rendah dari gaya gerak listrik primer. Hal ini tergantung pada perbandingan transformasi kumparan transformator tersebut. Jika kumparan sekunder dihubungkan ke beban, maka pada kumparan sekunder timbul arus listrik bolak-balik sekunder akibat adanya gaya gerak magnet pada listrik induksi sekunder. Hal ini mengakibatkan timbulnya gaya gerak magnet pada kumparan sekunder dan akibatnya pada beban timbul tegangan sekunder. Konstruksi Bagian-bagian Transformator 1. Inti besi Inti besi merupakan bahan ferro magnet berfungsi untuk melipatgandakan nilai atau mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan olej arus listrik yang dialirkan melalui kumparan.Inti besi juga berfungsi meghantarkan dan mengarahkan arus magnet (fluksi), sehingga hamper seluruh fluksi yang dibangkitkan kumparan primer menerobos kumparan sekunder sehingga di kumparan sekunder terinduksi GGL yang selanjutnya memasok energi listrik ke beban. Namun, inti besi juga memberikan efek negative pada operasi ternsformator, yaitu menyebabkan timbulnya rugi-rugi energi yang disebut rugi-rugi besi yaitu: Rugi-rugi arus pusar, rugi-rugi ini timbul akibat fluksi bolak-balik menerobos inti besi sehingga timbul arus pusar yang mengalir di dalam inti besi tersebut sehingga mengakibatkan timbulnya panas. Rugi-rugi histerisis, rugi-rugi ini juga menimbulkan panas pada inti besi tersebut. Nilai rugi histerisis proporsional dengan luas lengkung kemagnetan inti besi tersebut. 2. Kumparan Transformator Kumparan atau lilitan adalah media tempat mengalirnya arus yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan.Kumparan menggunakan kawat tembaga yang dilapisi isolasi email, penggunaannya harus mempertimbangkan daya hantar arus yang tinggi, kemampuan menahan panas, dan tekanan elektromagnetis akibat pmbebanan yang berlebihan dan sebagainya. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer, dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. 3. Bushing Bushing adalah sebuah konduktor yang diselubugi oleh isolator yang berfungsi untuk menghubungkan kumparan transformator ke jaringa luar, selain itu juga berfungsi sebagai penyekat antara konduktor dengan tangki transformator. 4. Tangki Transformator Tangki transformator merupakan bagian untuk menempatkan perlengkapan transformator seperti: bushing, inti besi, kumpran (primer dan sekunder), minyak transformator, tap changer, dan sebagainya. Bentuk tangki transformator bermacam-macam sesuai produk mereknya, misalnya: bentuknya kotak (segi empat), dan oval. Dari berbagai bentuk ada yang menggunakan sirip-sirip dan ada pula yang tidak menggunakan sirip-sirip.Hal tersebut, diperhitungkan sesuai fungsinya untuk memperlebar area penyerapan panas dari kumparan, dan inti yang disalurkan melalui minyak trafo yang selanjutnya dibuang melalui udara di sekitarnya. Daya pada Transformator Pada transformator ideal, daya primer sama dengan daya sekunder. Secara otomatis dituliskan sebagai berikut. P1 = P2 I1V1 = I2V2 Dimana P1 adalah daya primer, P2 daya sekunder, I1 arus primer, I2 arus sekunder, V1 tegangan primer dan V2 tegangan sekunder. Pada kenyataannya P1 < P2 atau I1V1 < I2V2. Ini dikarenakan terdapat rugi-rugi.Rugi-rugi ini dapat berupa rugi akibat resistansi lilitan kumparan dan juga rugi-rugi inti. P1 = P2 + Rugi-rugi Dimana Rugi-rugi = Rugi kawat + rugi inti Rugi inti dapat berupa rugi histerisis dan juga rugi akibat arus Eddy (arus putar). Pada gambar 3.1 menunjukkan histerisis pada bahan feromagnetik. Kurva tiap-tiap bahan berbeda menunjukkan cirri khas masing-masing bahan. Gambar 2.1. Kurva histerisis Bahan inti dari transformator sangat menentukan efisiensi daya dari transformator tersebut. Untuk itu perlu dipelajari sifat-sifat bahan magnet agar sesuai dengan kebutuhan yang kita inginkan. Transformator atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain[2].Umumnya, Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet.Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai ,dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman Daya Listrik yang sangat jauh.Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban, untuk memisahkan satu rangkain dari rangkaian yang lain, dan untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan atau mengalirkan arus bolak-balik antara rangkaian. Perhitungan diatas hanya berlaku apabila kopling primer-sekunder sempurna dan tidak ada kerugian, tetapi dalam praktek terjadi beberapa kerugian yaitu: 1. Kerugian tembaga. Kerugian I2R dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya. 2. Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong lilitan sekunder.Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder. 3. Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada lilitan-lilitan transformator.Kerugian ini sangat mempengaruhi efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan.sekunder secara semi-acak (bank winding) 4. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah.Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan seketika.Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti reluktansi rendah. 5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan.Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi.Untuk frekuensi radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa. 6. Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang membangkitkan GGL.Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks magnet pada material inti.Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapisan. Secara umum transformator terdiri dari duakomponen penyusun, yakni material dielektrik, yangmenyusun sistem isolasi transformator, yaitu isolasi cair(minyak transformator, askarel, dan silicon) dan isolasipadat (kertas kraft, pressboard, kayu, dan produk selulosalainnya), dan material magnetik, yang terdiri dari belitan(winding) dan inti (core). Gambar Bagian Material Magnetik dan DielektrikTransformator Gambar Rangkaian Ekivalen RLC Transformator Definisi Fungsi Transfer Respon Frekuensi[3] Fungsi transfer secara umum didefinisikan sebagai representasi matematika dari hubungan antara input danoutput sistem linear-time invariant dengan kondisi mulanol. Untuk sistem linear, fungsi transfer tidak tergantungsinyal input yang diberikan dan fungsi transfermenggambarkan karakteristik sistem.Fungsi transfer dapat dinyatakan dalam responfrekuensi, yang merupakan respon fasa dan magnitudeterhadap frekuensi. Respon frekuensi fungsi transfer dapatditentukan melalui pengukuran respon fasa dan magnitudedengan eksperimen. Lebih lazim di sebut trafo karena kata ini sudah akrab di telinga masyarakat umum serta mudah dalam pengucapannya.trafo ini berbentuk empat persegi panjang, di dalamnya terdapat susunan pelat baja berbentuk huruf E. selain itu juga terdapat kawat tembaga berukuran kecil yang melilit pelat tersebut dan di sebut lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa pengertian trafo adalah sebuah komponen elektronika yang mampu mengubah ( menaikkan dan menurunkan ) tegangan listrik. Dalam dunia elektronika di kenal beberapa jenis transformator ( Trafo ), yakni : Trafo ( Transformator ) Adaptor Trafo ( Transformator ) IF ( Frekuensi Menengah ) Trafo Step Up / Step Down Trafo OT ( Out Put ) di dalam pemasangan jenis trafo di atas berbeda antara satu dengan lainnya. Untuk lebih jelasnya berikut ini saya share pengertian dari masing - masing trafo diatas, 1. Trafo ( Transformator ) Adaptor[4] Trafo ini sangat berguna untuk mengubah arus AC menjadi DC melalui lilitan gulungan primer dan sekunder. Biasanya digunakan untuk rangkaian catu daya.trafo jenis ini memiliki gulungan yang dapat mengubah tegangan listrik 110 volt sampai 220 volt. Gulungan tersebut ( lilitan ) dinamakan lilitan primer. sebelum di ubah menjadi arus DC, tegangan listrik dialirkan melalui ribuan penghantar ( lilitan ) yang berakhir pada lilitan sekunder. komponen ini banyak dijual di pasar dengan ukuran dan keperluan tertentu. sedangkan sifat-sifatnya adalah sebagi berikut : bentuk fisiknya empat persegi panjang dengan dilapisi pelat tipis dan gulungan ditutup kertas. terdapat beberapa kaki, pada gulungan primer terdapaat tiga kaki sedangkan sekunder tidak kurang dari sembilan kaki gulungan primer menerima arus AC PLN antara 110 - 240 Volt Gulungan sekunder menhasilkan arus DC setelah arus AC di proses pada kedua lilitan ini. tegangan yang di keluarkan mulai dari 4 sampai 12 volt 2. Trafo IF ( Frekuensi menengah )[4] Trafo ini digunakan untuk penguat frekunsi menengah, biasanya terdapat pada radio penerima jaman dulu. saat ini sudah jarang alat elektronika memakai trafo jenis ini. cara keja trafo ini adalah menangkap gelombang suara yang dipancarkan oleh radio pemancar kemudian di olah melalui komponen lainnya. selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk suara ( bunyi ). Trafo IF ini memiliki bentuk fisik bujur sangkar, pada permukaanya tepat ditengah terdapat celah untuk memutar ketika membetulkan pancaran bunyi dari radio pemancar. kelebihan dari trafo IF ini adalah : Dapat diubah-ubah ketika mencari sasaran pancaransecara tepat menggunakan obeng bentuknya kecil sehingga memudahkan pemulaketika memasangnya tetap memiliki lilitan primer dan sekunder 3. Trafo Step UP / Down[4] Sesuai namanya, trafo ini mampu menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan alat alektronika yang digunakan. artinya benda yang memiliki voltase 110 volt perlu trafo ini karena pada umunya PLN bertegangan 220 volt. sifat dari trafo ini adalah sebagai berikut : Menghasilkan tegangan lebih besar apabila gulungan sekunder lebih banyak dari lilitan primer mengubah tegangan dari 220 volt menjadi 100, 110 dan 220 volt menaikkan tegangan dari 110 menjadi 200, 220 dan 240 volt 2.5. PROSEDUR PERCOBAAN Percobaan 2.1 Gambar 2.2 Rangkaian pengujian percobaan 2.1 Gambar 2.3 Diagram pemasangan percobaan 2.1 Pertanyaan 1 Sebutkan pengertian Transformator (beserta contoh dan penjelasannya) dan jelaskan prinsip dasar suatu transformator! Pertanyaan 2 Mengapa transformator harus menggunakan sumber tegangan AC?Coba jelaskan menurut pendapat saudara. Pertanyaan 3 Sebutkan dan jelaskan kehilangan – kehilangan pada transformator yang mempengaruhi tingkat efisiensinya ! Pertanyaan 4 Apakah yang dimaksud dengan Autodan trafo dan jelaskan cara kerjanya? Pengujian Rugi Inti Besar Setting circuit breaker pada posisi ON (1) Tekan dan lepaskan tombol “power” pada panel depan. Lampu indicator hijau pada tombol seharusnya menyala. Sesuaikan resistor variable 100 ohm untuk memberikan rangkaian primer 0,4 A pada multimeter A1. Pada wattmeter, amati pembacaan daya primer (lihat cara menggunakan wattmeter pada halaman 3-3-4) dan masukan ke dalam contoh table 3-3-1 (bagian table hasil). Pada mutimeter A2, amati arus sekunder dan masukkan pada table 3-3-3 Setting circuit breaker ke posisi OFF (0) Tekan dan lepaskan tombol “power”. Lampu indikator padam Pengujian rugi Inti Rendah Pada transformator test rig, longgarkan kedua thumbscrew yang melindungi pemisah pengapit dan pindahkan logan inti U dengan dua inti U terlaminasi (berdasarkan percobaan 2 untuk detail susunan). Pindahkan pemisah pengapit dan mankan dengan thumbscrew. Setting circuit breaker ke posisi ON (1) Tekan dan lepaskan tombol “power”. Indikator hijau seharusnya menyala. Sesuaikan resistor variable 100 ohm untuk memberikan rangkaian primer 0,4 A pada multimeter A1. Pada wattmeter, amati pembacaan daya primer (lihat cara menggunkan wattmeter pada halaman 3-8-4) dan masukkan ke dalam contoh table 3-3-2 ( bagian table hasil). Pada mutimeter A2, amati arus sekunder dan masukkan pada table 3-3-2 Setting circuit breaker pada posisi Off (1) Tekan dan lepaskan tombol “power”. Lampu indicator padam. Percobaan 2.2 Daya Sekunder Rangkaian Trafo Pada modul 61-400 susun test rig transformator mrnggunkan logam inti U seperti dalam percobaan 2. Buat hubungan seperti ditunjukkan dalam gamabr 3-3-5 (rangkaian uji) dan gambar 3-3-6 ( diagram potongan). Gambar 2.4. Rangkaian pengujian percobaan 2.2 Gambar 2.5. Percobaan 2.2 Diagram Pemasangan percobaan 2.2 Pertanyaan 5 Berapakah sudut fas diantara i1 (t) dan (t) pada sebuah transformator ideal? Mengapa demikian coba jelaskan? Pertanyaan 6 Pada Transformator kita mempelajari beberapa hokum, seperti hokum Faraday, hokum Lenz, dan lain – lain. Coba anda sebutkan hokum – hokum apa saja yang mempelajari tentang transformator, dan jelaskan maksud dari hokum – hokum tersebut yang berhubungan dengan transformator? Pertanyaan 7 Rugi –rugi pada transformator salah satunya dipengaruhi oleh arus pusar (Eddy Current). Apa yang anda ketahui dengan arus pusar dan bagaimana cara mengurangi efek arus pusar tersebut? Coba jelaskan Pertanyaan 8 Kenapa transformator sering bergetar atau beresonansi? Pengujian Rugi Inti Besar Setting circuit breaker pada posisi ON (1) Tekan dan lepaskan tombol “power” pada panel depan. Lampu indikator hijau pada tombol seharusnya menyala. Sesuaikan resistor variable 100 ohm untuk memberikan rangkaian primer 0,4 A pada multimeter A1. Pada wattmeter , amati pembacaan daya primer (lihat cara menggunakan wattmeter pada halaman 3-3-4) dan masukkan ke dalam contoh table 3-3-3 (bagian table hasil) Pada multimeter A2, amati arus sekunder dan masukkan pada atbel 3-3-3 Setting circuit breaker ke posisi off (0) Tekan dan lepaskan tombol “power”. Lampu indikator padam Pengujian Rugi Inti Rendah Pada transformator test rig, longgarkan kedua thumbscrew yang melindungi pemisah pengapit dan pindahkan logam inti U dengan dua inti U terlaminasi (berdasarkan percobaan 2 untuk detail susunan). Pindahkan pemisah pengapit dan amankan dengan thumbscrew. Setting circuit breaker ke posisi ON (1) Tekan dan lepaskan tombol “power”. Indikator hijau seharusnya menyala. Sesuaikan resistor variable 100 ohm untuk memberikan rangakian primer 0,4 A pada multimeter A1. Pada wattmeter, amati pembacaan daya primer (lihat cara menggunakan wattmeter pada halaman 3-3-4) dan masukkan ke dalam contoh table 3-3-4 ( bagian table hasil). Pada mutimeter A2, amati arus sekunder dan masukkan pada table 3-3-4 Setting circuit breaker pada posisi off (1) Tekan dan lepaskan tombol “power”. Lampu indikator padam ....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 2.5.2. DATA HASIL PERCOBAAN Intibesi : Vin (V) Vp (V) Ip (A) Vs (V) Is (A) Sp (VA) Ss (VA) Efiensi RasioArus RasioTegangan 12 6.77 0.4 3.08 0.13 2.7 0.4 14.814 % 0.325 0.454 IntiLaminasi : Vin (V) Vp (V) Ip (A) Vs (V) Is (A) Sp (VA) Ss (VA) Efiensi RasioArus RasioTegangan 12 10.5 0.3 5.83 0.27 3.15 1.57 49.841% 0.9 0.55 2.5.3 PENGOLAHAN DATA Nilai SP, Ss, dan efisiensi 0 Inti Besi saat Vin = 12 V Sp = Vp x Ip = 6.77 V x 0.4 A = 2.7 VA Ss = Vs x Is = 3.08 V x 0.13 A = 0.4 VA RasioArusdanRasioTegangan Rasioarus , a = = = 0.325 RasioTegangan , a = = = 0.454 EfisiensiTransformatorintibesi : Efisiensi = = = 14.814 % Nilai SP, Ss, dan efisiensi 0 Inti Laminasi saat Vin = 12 V SP= Vp x Ip = 10.5 V x 0.3 A = 3.15 VA SS = Vs x Is = 5.83 V x 0.27 A = 1.57 VA RasioArusdanRasioTegangan Rasioarus , a = = = 0.9 RasioTegangan , a = = = 0.55 EfisiensiTransformatorintibesi : Efisiensi = = = 49.841 % 2.6. TUGAS DAN JAWABAN Jelaskan mengapa Trafo menggunakan arus AC ? Penyebab Rugi arus Eddy dan solusinya ? Mengapa trafo bergetar atau berresonansi ? Jawab : Karena hanya dengan dialiri arus AC akan timbul induksi pada kumparan yang terdapat pada trafo. itu disebabkan karena ketika dilewati arus AC, pada kumparan terdapat garis gaya magnet yang berubah-ubah baik pada kumparan sekunder maupun primer nya.  Sehingga mengakibatkan munculnya beda tegangan pada masing-masing ujung kumparan.  Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.  Karena Trafo hanya bisa mengubah arus bolak balik saja, dipengaruhi oleh cara kerja trafo dan jenisnya yang berupa step up dan step down.Umumnya trafo dipergunakan dengan dialiri arus listrik bolak balik, karena tegangan induksi pada sekunder terbentuk akibat perubahan medan magnet pada inti trafo. Supaya medan magnet berubah-ubah terus menerus secara kontinyu digunakan listrik.  Tapi untuk keperluan tertentu trafo dapat menggunakan listrik arus searah, asal arus searah di putus-putus sehingga medan magnet yang ditimbulkan pada inti trafo berubah-ubah. Seperti pada : trafo sistem pengapian mobil/ motor, trafo pada power supply dengan sistem switching, trafo pada inverter DC to AC. Kerugian arus Eddy. Kerugian yang disebabkan oleh ggl masukan yang menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang membangkitkan ggl. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapis. Biasanya dikarenakan adanya induksi magnetik kumparan dan core besi, Karena adanya harmonic dalam system induksi akibat harmonic arus frekuensi tinggi. Tapi jika dengungannya sudah terlalu keras dan tidak seperti biasanya terjadi gangguan pada kencang atau tidaknya pegangan terminal kumparan, usahakan dilakukan pengencangan sedemikian rupa dengan menggunakan solder atau las. Wajar kalau trafo beroperasional berbunyi mendengung, hal yang perlu diperhatikan adalah tindakan pencegahan (preventive maintenance) seperti pengecekan dibawah ini secara periodik -On-load tap changer -Bushings -Insulations -Gaskets -Oil filtering system -Protective equipment -valves -relays -meters and indicators -cooling system juga jangan lupa check breakdown voltage ataupun dissolved gas analysis (DGA) melalui analisa oli trafo. 2.7. ANALISA HASIL PERCOBAAN Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan tentang bahan-bahan magnetik penyusun inti transformator, dimana kami menggunakan dua bahan inti yaitu inti besi yang berbahan besi yang tebal dan inti laminasi yang berbahan besi dengan potongan yang tipis. Pada percobaan dengan menggunakan inti laminasi menghasilkan tegangan keluaran dan arus keluaran yang menurun tidak jauh, sehingga nilai tersebut menghasilkannilai efisiensi yang besar. Hal ini juga berpengaruh dari rasio atau putaran arus dan tegangan yang kecil. Sedangkan pada inti trafo berpenyusun inti besi terbuat dari bahan besi yang tebal sehingga menghasilkan arus keluaran dan tegangan keluaran yang turun jauh, dan rasio atau perputaran arus dan rasio tegangan yang lebih besar dari pada nilai pada inti laminasi, oleh sebab itu juga nilai efisiensi pada inti besi lebih kecil daripada nilai efisiensi pada inti laminasi. Besar kecilnya nilai efisiensi pada suatu penyusun akan berpengaruh pada rugi-rugi pada penyusun tersebut. Dimana semakin besar efisiensi dan semakin kecil nilai rasio arus maka semakin kecil rugi-ruginya, hal ini terdapat pada inti trafo penyusun inti laminasi. Dan apabila semakin kecil nilai efisiensi dan semakin besar nilai rasio arus maka semakin besar pula rugi-rugi pada inti trafo tersebut. 2.8. KESIMPULAN 1. Ketebalan bahan inti yang digunakan pada transformator akan mempengaruhi nilai efisiensi dari transformator. 2. Efisiensi trafo yang berinti besi lebih kecil dari pada efisiensi trafo berinti laminasi 3. Besarnya nilai arus dan tegangan akan berpengaruh dengan nilai daya yang disalurkan. 4. Perubahan Tegangan yang menggunakan inti besi lebih besar dibandingkan dengan perubahan Tegangan dengan inti laminasi 5. jenis pada inti yang digunakan transfomator mempengaruhi tingkat efisiensi. DAFTAR PUSTAKA [1] Tim Laboratorium Fenomena Medan Elektromagnetik.2017.Modul Praktikum FenomenaMedan Elektromagnetik.Inderalaya:Jurusan Teknik Elektro Universitas Sriwijaya. [2] Effendi,Rustam.2007.Medan Elektromagnetik Terapan.Jakarta.Penerbit Erlangga [3]Dendi Pramana, I.G.N Satriyadi H ,ST.,MT., Dr.Eng. I Made Yulistya Negara, ST., M.Sc..Analisis Keandalan Trafo Daya500 KV pada Sistem Transmisi PT. PLN P3B Jawa – Bali BerdasarSweep Frequency Responanalysis (SFRA) dengan Metode Stokastik (Skripsi).Surabaya :Program Studi Teknik Elektro, Institut Teknologi Spuluh November.( Diambil dari : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12435-Paper.pdf), Diakses pada tanggal 19 september 2017 di Palembang. [4] ______. (obrigant.blog.unsoed.ac.id/.../04-TRANSMISI-TNG-JILID-1-bab-3-.pdf), diakses pada tanggal 19 September 2017 di Palembang LAMPIRAN ALAT Modul 61-400 Transformator Multimeter Jumper Inti Besi Laminasi Inti Besi Tebal LAMPIRAN PERBAIKAN RACHMAD PEMUSA UTAMA 03041281520090 LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017/2018 MUHAMMAD HELZAN 03141181419055 Bahan Magnetik Penyusun Inti Transformator