PANDUAN
ASESSMEN PASIEN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AMANAH
Jl.Dr.Saleh No 43 Kota Probolinggo-JawaTimur
Telp/Fax :0335 423487
Tahun 2016
BAB I
DEFINISI
1. Asesmen pasien adalah tahapan dari proses dimana dokter,perawat,dietisien mengevaluasi data pasien baik subyektif maupun obyektif untuk membuat keputusan terkait:
Status kesehatan pasien
Kebutuhan Keperawatan
Intervensi
Evaluasi
2. Asesmen Awal Pasien Rawat Inap adalah tahap awaldari proses dimana dokter,perawat,dietisien mengevaluasi data pasiendalam24jam pertama sejakpasienmasukrawat inap atau bisa lebih cepat tergantungkondisi pasien dandicatat dalam rekammedis.
3. Asesmen Pasien Rawat Jalan adalah tahap awaldari proses dimana dokter, perawat, mengevaluasi data pasien baru rawat jalan.
4. Asesmen Ulang Pasien adalah tahaplanjut dari proses dimanadokter,perawat, dietisien mengevaluasi ulang data pasien setiap terjadi perubahan yang signifikan atas kondisi klinisnya.
5. Asesmen Individual adalah isi minimaldari asesmenyang ditentukan oleh departemen /KSM terkait.
6. Rekam Medis adalah berkas pemeriksaan yang berisi catatan dan dokumententang identitaspasien,pemeriksaan,pengobatan,tindakandan pelayanan lain yang telah diberikan dokter kepada pasien.
7. DPJP adalah seorang dokter /dokter gigiyang bertanggung jawab atas pengelolaan asuhan medis seorang pasien. Dpjp juga bertanggung jawab terhadap kelengkapan,kejelasan,dan bertanggung jawab terhadap kebenaran serta ketepatan waktu pengambilan dari rekam medispasien tersebut.
8. Case Manageradalah perawat yang bertanggung jawab terhadapasuhankeperawatan atassetiap pasien.Tujuannya untukmenjamin mutu asuhan keperawatan dari pasien tersebut.
9. Keperawatan adalah seluruh rangkaian proses asuhan keperwatan & kebidanan yang diberikan kepada pasien yangberkesinambungan yang dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalamusaha memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan yang optimal.
10. Dietisien adalah seorang professional medis yang mengkhususkan diri dalam dietetika .Study tentang gizi dang penggunaan diet khusus untukmencegah dan mengobati penyakit.
BAB II
RUANG LINGKUP
Kategori Asesmen Pasien
Asesmen Medis
Asesmen keperawatan
Asesmen Gizi
Komponen utama dari proses pelayanan pasien rawat inap dan rawat jalan adalah asesmen pasien untukmemperoleh informasiterkaitstatus medis pasien .Khusus pasien rawat inap,asesmen pasien terkait status kesehatan,intervensi,kebutuhan keperawatan,dan gizi untuk dapat berhasil memeberikan terapi/asuhan yang berorientasi kepada pasien.dalamprakteknya dokter,perawat,dietisien harus memiliki pengetahuan dankeahlian dalam melakukan asesmen pasien .Asesmen pasien diperoleh dari pasien dan sumber-sumber lain(misalnya:profil terapi obat,rekam medis dll).Asesmen pasien dibutuhkan dalammembuat keputusan terkait:
Status kesehatan pasien
Kebutuhan dan permasalahan keperawatan
Intervensi guna memecahkan permasalahan kesehatan yang sudah teridentifikasi atau juga mencegah permasalahan yang biasa timbul dimasamendatang.
Tindak lanjut untuk memastikan hasil-hasil yang diharapkan pasien terpenuhi.
Proses asuhan kepada pasien saling berhubungan /terjadi kolaborasi antara dokter,perawat,dan gizi.Sulit untuk dimengerti bahwa dokterdapat menyembuhkan pasien tanpa bantuan asuhan keperawatandanterapi gizi.
ASESMEN PASIEN
Melakukan asesmen ulang bila terjadi perubahan signifikan terhadapkondisi klinis.Dalamasesmen pasien dan keluarga harus diikutsertakan dalamseluruh proses agar asuhan kepada pasien menjadi optimal.Pada saat evaluasi bilaterjadi perubahan yang signifikan terhadap kondisi klinis pasien maka harus segera dilakukan asesmenulang.Bagian akhir dari asesmen adalah melakukan evaluasi umumnya disebut monitoring yang menjelaskan factor-faktor yang akan menentukan pencapaian hasil-hasilnyata yang diharapkan pasien.
Alur masuk rawat inap
ALUR PENERIMAAN PASIEN BARU
Menyiapkan paket mandi (VIP,VVIP)
Menyiapkan makan pasien
Menyiapkan paket minum pasien
Menyiapkan snack (VIP,VVIP)
Menyiapkan Kamar rawat inap
CS
DAPUR
RAWAT INAP
Apotek
Poli
Bidan
Reseptionist
Security
PASIEN BARU
Anamnesa
Pemeriksaan pasien
Konsul dokter
Menjelaskan & melakukan informed consent
Menjalankan advis
Pencatatan
Observasi
OK
RUANG TINDAKAN
Alur masuk rawat jalan
ALUR PELAYANAN RAWAT JALAN OBGIN
PASIEN
RESEPSIONIS/BAGAIAN PENDAFTARAN
PASIEN PULANG
PELAYANAN PENUNJANG/LABORATORIUM
APOTIK
RAWAT INAP
SELESAI PELAYANAN
MENDAPATKAN PELAYANAN DOKTER
MENUNGGU DI RUANG TUNGGU
MENGISI IDENTITAS DATA PASIEN LENGKAP
MEMPERSIAPKAN STATUS PASIEN
PASIEN LAMA
PASIEN BARU
Asesmen Ulang
Asesmen ulang didokumentasikan padalembar soap :
S = Subyektif
Berisi tentang informasipasien yang meliputi informasi yang diberikan oleh pasien, anggota keluarga orang lain yang penting atauyang merawat. Jenis informasidalam bagian ini meliputi:
Keluhan /gejala –gejala atau alas an utama pasien kerumah sakit ,menggunakankatanya sendiri
Riwayat penyakit saat inyang berkenaan dengan gejala-gejala (riwayat penyakit saat ini)
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat pengobatan termasuk kepatuhan dan efek samping
Alergi
Riwayat social/keluarga
Tinjauan /ulasan sistemorgan
O = Obyektif
Berisi tentang hasil pemeriksaan fisik,tes dianostik dan laboratorium serta terapi obat.
A = Asesmen
Berisi tentang penilaian pasien untuk diterapy
P = Planning
Berisi tentang rencana pemeriksaan tambhan yang dinutuhkan ,rencana terapi yang akan diberikan dan rencana pemantauan khusus yang akan dilakukan untuk menilai perkembangan kondisi pasien. Dengan format dokumnetasi yang sistematik, konsisten, dan seragam tersebut maka lembar SOAP akan menjadikan rencana tempat/terapiutik serta asuhan pasien.
Pemeriksaan Penunjang
Untuk menegakkan diagnostic terkadang dibutuhkan konfirmasi penunjang seperti laboratorium dan radiodiagnostik. Semua catatan hasil pemeriksaan penunjang tersebut harus disimpan dalam rekam medis pasien.
BAB III
TATA LAKSANA
ASSESMEN MEDIS
DPJP secara menyeluruh dan sistematis mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dengan melakukan :
Anamnesis
1.Keluhan utama
2.Riwayat penyakit sekarang
3.Riwayat penyakit dahulu dan terapoinya
4.Riwayat alergi
5.Riwayat penyakitdalam keluarga
6Riwayat pekerjaan
7.Riwayat tumbuh kembang
Pemeriksaan fisik
Generalis
Kepala
Mata
THT Leher
Mulut
Jantung dan pembuluh darah
Thorak,paru-paru,payuidara
Abdomrbn
Kulit
Tulang belakang dan anggota tubuh
System saraf
Genetalia anus dan rectum
Lokalis
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
ASESMEN KEPERAWATAN
Asesmen awal keperawatan
Serangkaian proses yangberlangsung saat pasienmasuk rawat inapuntuk dilakukan pemeriksaan secara sistematis untukmengidentifikasi masalah keperawatan pada pasien, antara lain:
Keluhan utama :
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakt dahulu
Riwayat alergi,ya ,tidak ,penyebab dan reaksi
Kenyamanan nyeri:
Digunakan skala 1-10
Kualitas terbakar,tajam,tumpul,tertekan dll
Waktu hilang timbul,terus menerus
Lokasi
Aktifitas dan istirahat:
Bedrest, ambulasi ditempat tidur, ambulasi jalan
Ambulasi jalan tidak ada kesulitan, penurunan, kekuatan otot tidak sering jatuh
Tidur menggunkan 1 bantal, 2 bntal, lebih dari 2 bantal
Proteksi:
Status mental orientasi baik disorientasi, gelisah ,tidak ada respon
Resiko jatuh tidak beresiko, resiko rendah
Nutrisi:
Tinggi badan,berat badan,lingkar lengan kiri
Status gizi kurang normal,obesitas
Nafsu makan menurun, baik, meningkat
Kondisi berhubungan dengan makan mual, muntah, anoreksia ,disvagia dll
Eliminasi:
Bab: normal, konstipasi, diare, eliostomi
Bak : normal, retensi, hematuri, disueria, discontenisia dll
Respon emosi: takut, tegang , marah, sedih, menmangis, senang, gelisah
Respon kognisi pasien/keluarga menginginkan informasi penyakit, pengobatan, perawatan, diet, biaya.
Sistem sosial spiritual
Ketaatan menjalankan ibadah rutin, kadang-kadang,
Kondisi rumah lantai1, lantai 2
luas rumah
ASSESMEN GIZI
Status nutrsi denganmrnggunakankriteria malnutritionUniversal screening (must) ,yang bertujuan untuk mengidentifikasidan menatalaksananpasien dewasayangmengalami gizi buruk. Kurangnya gizi atau obesitas .untuk pasien anaklebih dari5 tahun menggunakan grafik CDC dan lebih 5tahun dengan grafik CDC dan kurang 5 tahun Z-skor(who,2006).
Assesmengizi pasien dewasa
Kelima langkah must adalah sbb:
Pengukuran alternative
Jika tinggi badan tidakdapat diukur .gunakan pengukuranpanjang lengan bawah hingga untuk memperkirakan tinggi badan dengan menggunakan table dibawah ini.Pengukuran dimulai dari siku hingga titik tengah prosesu stiolidosis (penonjolan tulang di pergelangan tangan,jika memungkinkan menggunakan lengan kiri
Untuk memperkirakan imt dapat menggunakan lingkar lengan atas LILA.
Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90 terhadap sikut, dengan lengan atas paralel disiisi tubuh. Ukur jarak antara tonjolan tulang bahu (akromion) dengan siku (olecranon) tandai titik tengahnya.
Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasny ukur lingkar lengan atasnya dititik tengah pastikan pita pengukur tidak menempel terlalu ketat.
Langkah 3 adanya efek pengaruh akut dari penyakit yang di derita pasien. Dan berikan skor rentang antara(0-2). Sebagai contoh jika pasien sedang mengalami penyakit akutdan sangat sedikit/ tidak terdapat asupan makanan> 5 hari diberikan skor 2
Langkah 4 tambahan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2 dan 3 untuk menilai adanya malnutrisi:
skor0 risiko rendah
skor 1 risiko sedang
skor >2 risiko tinggi
Langkah 5 gunakan panduan tata laksana untuk merencanakan strategi keperawatan berikut ini:
resiko rendah
Perawatan rutin skrining ulangi pada pasien dirumah sakit tiap minggu padapasien rawat jalan (tiap bulan) masyarakat umun dengan usia >75 (tiap tahun)
Resiko sedang
Observasi
Catat asupan makanan selama 3 hari
Jika asupan adekuat ,ulangi skrining pasien dirumah sakit (tiap minggu) pada pasien rawat jalan (tiap bulan) masyarakat umum tiap 2-3 bulan
Jika tidak adekuat rencanakan srategi untuk perbaikan dan peningkatan asupan nutrisi ,pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi secara teratur..
Resiko tinggi
Tatalaksana:
Rujuk keahli gizi
Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi
Pantau dan kajiulang program pemberian nutrisi pada pasien diorumah sakit tiap minnggu padapasienrawat jalan tiap bulan masyarakat umum tiap bulan.
Untuk semua kategori
Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan jenis makanan.
Catat kategori risiko malnutrisi
Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan setempat.
Assesmen gizi pasien anak
Asesmen gizi pasien anak lebih 5 tahun menggunakan grafik CDC dengan rumus:
% IBW - (BB actual/BB ideal x100%)
Klasifikasi %IBW:
Obesitas : >120% BB ideal
Overweight : >110 %-120 % BB ideal
Gizi normal : 90%;110 % BB ideal
Gizi kurang : 70%-90% BB ideal
Gizi buruk : <70 % BB ideal
Asesmen gizi pasien anak kurang 5 tahun
Dengan melihat grafik Z-scoreWHO 2005 :BB/TB.BB/U.TB/U.Usia 0-2tahun laki-laki warna biru dan perempuan warna merahmuda.usia 2-5 tahunlaki-laki warna biru dan perempuan warna merahmuda.
Kriteria:
>3 SD : obesitas
2SD-3SD : gizi lebih
2sd-2sd : gizi baik
2sd-3sd : gizi kurang
>3SD : gizi buruk
ASSEMEN PASIEN MELIPUTI:
ASSEMEN RESIKO JATUH
Pencegahan risiko jatuh pasien dewasa
Kategori pasien dengan resikontinggi
Memastikan tempat tidur /brancard dalam posisi rendah dan roda terkunci
Menutup pagar temnpat tidur
Orientasikan pasien /penunggu tentang lingkunga/ruangan
Letakkan tanda kewaspadaan jatuh padapanel informasi pasien
Pastikan pasien memiliki stiker warna kuning penanda resiko jatuh pada gelang identifikasi.
Lakukan pemasangan eksekusi fisik apabila diperlukan dengan persetujuan keluarga.
Asesmen resikojatuh pada pasien dewasamenggunakan skala morse sbb:
SKALA JATUH MORSE
FAKTOR RISIKO
SKALA
POIN
SKOR
riwayat jatuh
ya
25
Tidak
0
diagnosis sekunder (≥ 2 diagnosis medis)
Ya
15
tidak
0
alat bantu
Berpegangan pada perabot
30
tongkat/alat penopang
15
tidak ada/kursi roda/perawat/tirah baring
0
terpasang infuse
ya
20
tidak
0
gaya berjalan
terganggu
20
lemah
10
normal/tirah baring/imobilisasi
0
status mental
sering lupa akan keterbatasan yang dimiliki
15
sadar akan kemampuan diri sendiri
0
Total
Kategori:
ResikoRendah 0-24
Resiko sedang 25-44
Resiko tinggi <45
Cara melakukan scoring
Riwayat jatuh:
Skor 25 bila pasien pernah jatuh sebelum perawatan saat ini, atau jika ada riwayat jatuh fisiologis karena kejang atau gangguan gaya berjalan menjelang rawat.
Skor 0 bila tidak pernah jatuh
Catatan: bila pasien jatuh untuk pertama kali, skor langsung
Diagnosis sekunder
Skor 15 jika diagnosis medis lebih dari satu dalam status pasien
Skor 0 jika tidak
Bantuan berjalan:
Skor 0 jika pasien berjalan tanpa alat batu/ dibantu, menggunakan kursi roda, atau tirah baring dan tidak dapat bangkit dari tempat tidur sama sekali
Skor 15 jika pasien menggunakan kruk, tongkat, atau walker
Skor 30 jika pasien berjalan mencengkram furniture untuk topangan
Menggunakan infuse:
Skor 20 jika pasien diinfus
Skor 0 jika tidak
Gaya berjalan/ transfer:
Skor 0 jika gaya berjalan normal dengan cirri berjalan dengan kepala tegak, lengan terayun bebas di samping tubuh, dan melangkah tanpa ragu-ragu.
Skor 10 jika gaya berjalan lemah, membungkuk tapi dapat mengangkat kepala saat berjalan tanpa kehilangan keseimbangan. Langkah pendek-pendek dan mungkin diseret.
Skor 30 jika gaya berjalan terganggu, pasien mengalami kesulitan bangkit dari kursi, berupaya bangun dengan mendorong lengan kursi atau dengan melambung (menggunakan beberapa kali upaya bangkit). Kepala tertunduk, melihat ke bawah. Karena keseimbangan pasien buruk, beliau menggenggam furniture,orang, atau alat bantu jalan dan tidak dapat berjalan tanpa bantuan.
Status mental
Skor 0 jika penilaian diri terhadap kemampuan berjalannya normal. Tanyakan pada pasien,”Apakah Bapak dapat pergi ke kamar mandi sendiri atau perlu bantuan?” jika jawaban pasien menilai dirinya konsisten dengan kemampuan ambulasi, pasien dinilai normal.
Assesmen resiko jatuh pada anak
pencegahan risiko jatuh pada anak : kategori pasien dengan resiko tinggi:
Memastikan tempat tidur/brancard dalamposisi roda terkunci
Pagar sisi tempat tidur dalamposisi terpasang /berdiri
Lingkunganbebas dari peralatan yang tidak digunakan
Berikan penjelasan kepadaorang tua tentang pencegahan jatuh
Pastikan pasien memiliki stiker penanda risikojatuh padagelang identifikasi dan tanda kewaspadaan dan panel informasi pasien
Asesmen resiko jatuh pada anak menggunakan humpty dumpty sebagai berikut:
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRI
PARAMETER
KRITERIA
NILAI
SKOR
Usia
< 3 tahun
3 – 7 tahun
7 – 13 tahun
≥ 13 tahun
4
3
2
1
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
2
1
Diagnosis
Diagnosis neurologi
Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb.)
Gangguan perilaku / psikiatri
Diagnosis lainnya
4
3
2
P
1
Gangguan kognitif
Tidak menyadari keterbatasan dirinya
Lupa akan adanya keterbatasan
Orientasi baik terhadap diri sendiri
3
2
1
Faktor lingkungan
Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa
Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi / perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur
Area di luar rumah sakit
4
3
2
1
Respons terhadap:
1.Pembedahan/ sedasi / anestesi
2.Penggunaan medikamentosa
Dalam 24 jam
Dalam 48 jam
48 jam atau tidak menjalani pembedahan/sedasi/anestesi
Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik, narkose
Penggunaan salah satu obat di atas
Penggunaan medikasi lainny Tidak ada medikasi
3
2
1
3
2
1
Skor asesmen risiko jatuh: (skor minimum 7, skor maksimum 23)
Skor 7-11: risiko rendah
Skor ≥ 12: risiko tinggi
PROTOKOL PENCEGAHAN PASIEN JATUH PASIEN ANAK
STANDAR RESIKO RENDAH (Skor 7-11)
Orientasi ruangan
Posisi tempat tidur rendah dan ada remnya
Ada pengaman samping tempat tidur dengan 2 atau 4 sisi pengamanmempunyai luas tempat tidur yang cukup untuk mencegah tangan dan kaki atau bagian lain terjepit
Menggunakan alas kaki yang tidak licin untuk pasien yang dapat berjalan
Nilai kemampuan untuk ke kamar mandi & bantu bila dibutuhkan
Akses untuk menghubungi petugas kesehatan mudah dijangkau, jelaskan kepada pasien fungsi alat tersebut
lingkungan harus bebas dari peralatan yang mengandung resiko
Penerangan lampu harus cukup
Penjelasan pada pasien dan keluarga harus tersedia
Dokumen pencegahan pasien jatuh ini harus berada pada tempatnya
STANDAR RESIKO TINGGI (Skor > 12)
Pakailah gelang resiko jatuh berwarna kuning
Terdapat tanda peringatan pasien resiko jatuh
Penjelasan pada pasien atau orangtuanya tentang protokol pencegahan pasien jatuh
Cek pasien minimal setiap satu jam
Temani pasien pada saat mobilisasi
Tempat tidur pasien harus disesuaikan dengan perkembangan tubuh pasien
Pertimbangkan penempatan pasien, yang perludiperhatikan diletakan di dekat nurse station
Perbandingan pasien dengan perawat 1:3, libatkan keluarga pasien sementara perbandingan belum memadai
Evaluasi terapi sesuai. Pindahkan semua peralatan yang tidak dibutuhkan keluar ruangan
Pencegahan pengamanan yang cukup, batasi di tempat tidur
Biarkan pintu terbuka setiap saat kecuali pada pasien yang membutuhkan ruang isolasi
Tempatkan pasien pada posisi tempat tidur yang rendah kecuali pada pasien yang ditunggu keluarga
Semua kegiatan yang dilakukan pada pasien harus didokumentasikan.
Intervensi Jatuh Standar:
Lingkatkan observasi bantuan yang sesuai saat ambulasi.
Keselamatan lingkungan: hindari ruangan yang kacau balau, dekatkan bel dan telepon, biarkan pintu terbuka, gunakan lampu malam hari serta pagar tempat tidur
Monitor kebutuhan pasien secara berkala (minimalnya tiap 2 jam): tawarkan ke belakang (kamar kecil) secara teratur
Edukasi perilaku yang lebih aman saat jatuh atau transfer
ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING
Tanggal :
Nama :
No.Rekam Medik :
Parameter
Skrining
Jawaban
Keterangan Nilai
Skor
Riwayat jatuh
apakah pasien datang ke rumah sakit karena jatuh?
Ya / tidak
Salah satu jawaban ya = 6
jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan terakhir ini?
Ya/ tidak
Status mental
apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat)
Ya/ tidak
Salah satu jawaban ya = 14
apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat, atau orang)
Ya/ tidak
apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan cemas)
Ya/ tidak
Penglihatan
apakah pasien memakai kacamata?
Ya/ tidak
Salah satu jawaban ya = 1
apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram?
Ya/ tidak
apakah pasien mempunyai glaukoma, katarak, atau degenerasi makula?
Ya/ tidak
Kebiasaan berkemih
apakah terdapat perubahan perilaku berkemih? (frekuensi, urgensi, inkontinensia, nokturia)
Ya/ tidak
ya = 2
Transfer (dari tempat tidur ke kursi dan kembali ke tempat tidur)
mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan)
0
jumlahkan nilai transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0-3, maka skor = 0. jika nilai total 4-6, maka skor = 7
memerlukan sedikit bantuan (1 orang) / dalam pengawasan
1
memerlukan bantuan yang nyata (2 orang)
2
tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total
3
Mobilitas
mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan)
0
berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal / fisik)
1
menggunakan kursi roda
2
Imobilisasi
3
Kategori:
Risiko tinggi = ≥ 45
Risiko sedang = 25 – 44
Risiko rendah = 0 – 24
TINGKAT RISIKO DITENTUKAN SEBAGAI BERIKUT
Tingkat Risiko
Skor MFS
Tindakan
Tidak berisiko
0 – 24
Perawatan yang baik
RisikoRendah
25 – 50
Lakukan intervensi jatuh standar
Risiko Tinggi
>51
Lakukan intervensi jatuh resiko tinggi
Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut.
Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING di pergelangan tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut
ASSESMEN NYERI
Assesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating scale
Gambar NRS (numbering Rating scale)
Idikasi
Digunakan padapasien dewasa dan anak berusia >9 tahun yang menggunkan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.
Instruksi :
Pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0-10
0 =tidak nyeri
1-3=nyeri ringan sedikit mengganggu aktifitassehari-hari
4-6=nyeri sedang gangguan nyata terhadap aktifitas sehari-hari
7-10=nyeri berat(tidakndapat melakukanaktivitas sehari-hari)
Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyeri nya dengan angka , gunakan asesmen wong beker faces pain scale sebagai berikut;
Wong Baker FACES Pain Scale
Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak
dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka,
gunakan asesmen
Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana
yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi
dan durasi nyeri
0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali
2 – 3 = sedikit nyeri
4 – 5 = cukup nyeri
6 – 7 = lumayan nyeri
8 – 9 = sangat nyeri
10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)
Perawat menanyakan mengenai faktor yang memperberat dan memperingan nyeri kepada pasien
Tanyakan juga mengenai deskripsi nyeri
Lokasi nyeri
Kualitasdan atau penjalaran /penyebaran
Onset,durasi,dan factor pemicu
Riwayat penanganan nyerisebelumnya dan efektifitasnya
Efek nyari terhadap aktifitassehari-hari
Obat obatan yang dikonsumsi pasien
Pada pasien dalam pengaruh obat anastesi atau dalam kondisi sedang aseesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukan respon berupa ekspresi tubuh atau verbal akan rasa nyeri.
Asesmen ulang nyeri dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri sbb:
Asesmen ulang nyeri adalah prosedur menilai ulang derajat nyeri pada pasien yang intervensin yang telah dilakukan terkait penatalaksanaa nyeri yang telah diberikan dengan interval waktu sesuai criteria sbb:
15 menit setelah intervensi obat injeksi
1 jam setelah obat oral atau lainnya
1x/shift bila skor nyeri 1-3
Setiap 3 jam bila skor nyeri 4-6
Setiap 1 jam bila skor nyeri 7-1
Dihentikan bila skor nyeri 0
Tata laksana nyeri
Berikan analgesic sesuai anjuran dokter
Perawat secara rutin setiap 4 jam mengevaluasi tatalaksa nyer ikepada pasien yang sadar atau bangun
Tatalaksana nyeri diberikan pada intensitas 24 jam,asesmen dilakukan 1 jam setelah tatalaksana nyeri sampai intensitas nyeri kurang dari 3
Sebisa mungkin berikan anlgesik melalui jalur yang paling tidak meninmbulkan nyeri.
Nilai ulang efektifitas pengobatan
Tatalaksana non farmakologi
Berikan heat/cold pack
Factor reposisi ,mobilisasi yang dapat ditoleransi oleh pasien
Latihan relaksasi seperti tarik nafas dalam bernafas dengan irama pola teratur dan atau mediasi pernafasan yang menenagkan.
Distraksi pengalih perhatian
Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai:
Factor psikologis yang dapat menjadi penyebab nyeri
Menenangkan ketakutan pasien
Tatalaksana nyeri
Anjurkan untuk segera melaporkan kepada petugas jika merasa nyeri bertambah parah.
ASESMEN TAHAP TERMINAL
Serangkaian proses yang tergantung saat pasien mulai masuk rawat inap diruang intensive care.Pemeriksaan akan dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi masalah keperawatan pada pasien antara lain:
Pemeriksaan fisik yaitu:
Pernafasan
Irama nafas
Suara nafas tambahan
Sesak nafas
Batuk sputum
Alat bantu nafas
Kardiovaskuler
Iramajantung
Akral
Pulsasi
Perdarahan
CVC
Tekanandarah,nadi,map,suhu
Lain-lain
Persyarafan
Gcs
Kesadaran
Icp
Tanda tanda paningkatan tik
Konjungtiva
Perkemihan
Kebersihan area genetalia
Jumlah cairan masuk
Buang air kecil
Produksi urine
Pencernaan
Nafsu makan
Ngt
Posisi makan
Minum
Makan
Mual,muntah
Buang air besar
Lain-lain
Muskuloskeletal intergumen
Kemampuan pergi makan senndiri
Warna kulit
Odema
Dekubitus
Luka
Kontraktur
Fraktur
Jalur infuse
Lain-lain
ASESMEN KEBUTUHAN ROHANI
Tahapan asesmen kebutuhan rohani;
Bimbingan yang diinginlkan
Kunjungan spiriitual yang diinginkan pasien
Tanggapan terhadap kebutuhan spiritual
Metode kunjungan yang diharapkan
Kebutuhan rohani pasien
ASESMEN KEBUTUHAN PRIVASI
Privasi yang diinginkan
Pada saat wawancara klinis
Pada saat pemeriksaan fisik
Pada saat perawatan
Lain-lain
ASESMEN PEDIATRIC
Penting untuk melakukan pemeriksaan sistematis karena anak sering tidak dapat mengungkapkan keluhan yang secara verbal.amati adanya pergerakan spontan pasien terhadap area tertentu yang dilindungi.tahapan asesmen berupa:
Keadaan umum
Tingkat kesadaran kontak mata perhatikan terhadap lingkungan sekitar
Tonus otot normal,meningkat,menurun/fleksid
Respon kepada orangtua/pengaruh gelisah atau menyenangkan
Kepala
Tanda trauma
Ubun ubun besar jika masih terbuka cekung atau menonjol
Wajah
Pupil ukuran kesimetrisan reflex cahaya
Hidrasi air mata ,kelembaban mukosa mulut
Leher kaku kuduk
Dada
Stridor retraksi peningkatan usaha nafas
Auskultasi secara nafas meningkat/menurun simetris kiri dan kanan mengi (wheezing).bunyi jantung regular kecepatan,murmur.
Abdomen distensi,kaku,nyeri,hematoma
Anggota gerak
Nadi braktalis
Tanda trauma
Tonus otot
Suhu dan warna kulit
Nyeri,gerakanterbnatas akibat nyeri
Pemeriksaan neurologis
ASESMEN KULIT DAN KELAMIN
Tahapan asesmen kulit dan kelamin adalah sebagai berikut:
Keluhan utama
Perjalanan penyakit
Riwayat obat
Riwayat penyakit menular seksual
Anamnesa infeksi menular seksual
Riwayat pemnykit terdahulu
Riwayat penyakit keluarga
Status generalis
Keadan umum
Gizi
Lain-lain
lokasi
Keterangan gambar(kanan atau kiri)
Diagnosa banding
status lokasi
Lokasi
Kulit
Pemeriksaan infeksi menularseks
diagnose kerja
Pemeriksaanpenunjang
Diagnose
pengobatan
Topical
Sistemati
tindakan
Jenis tindakan
ASESMEN NUEROLOGIS
Dilakukan pada pasien dengan cidera kepala atau gangguan neurologis .pemeriksaan satatus neurologi awal digunakana sebagai dasar untuk memantau kondisi pasien selanjutnya .tahapan asesmen berupa:
Tanda vital nilai keadaan atau ventilasi kedalaman kecepatan keteraturan usaha napas)
Mata ukuran dan reflex cahaya pupil
Pergerakan:apakah keempat ekstermitas gerak simetris
Sensasi: nilai adanya sensasdiabnormal (curiga cidera spinal)
Status kesadaran menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS):secara akurat menggambarkan fungsi serebri:pada anak kecil GCS sulit dilakukan .Anak yang kesadarannya baik dapat memfokuskan pandangan mata dan mengikuti gerakan tangan pemeriksa ,merespon dan mengikuti gerakan tangan pemeriksaan ,merespon terdhadap stimulus yang diberikan memiliki tonus otot norma dan tangisan normal.
Glasgow Coma Scale Dewasa
Mata
Terbuka spontan
Terbuka saat dipamnggil
Terbuka terhadap rangsang nyeri
Tidak merespon
4
3
2
1
Verbal
Orientasi baik
Disorientasi/bingung
Jawaban tidak sesuai
5
4
3
Suara yang tidak dapat dimengerti (teriakan)
Tidak merespon
2
1
Pergerakan
Mengikuti perintah
Melokalisasi nyeri
Menarik diri dari rangsang nyeri
Fleksi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri
Ekstensi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri
Tidak merespon
6
5
4
3
2
1
Total skor :mata+verbal+pergerakan =3-15
Skor 13-15 = Ringan
Skor 9-12 =sedang
Skor 3-8 =berat
Glasgow Coma Scala Anak
>usia 2 tahun
<usia 2 tahun
Skor
MATA
Terbuka spontan
Terbuka terhadap suara
Terbuka terhadap rangsang nyeri
Tidak merespon
Terbuka spontan
Terbuka saat dipanggil
Terbuka terhadap rangsang nyeri
tidakmerespon
4
3
2
1
VERBAL
Orientasi Baik
Disorientasi/bingung
Jawabantidak sesuai
Suara yang tidakdapat dimengerti
tidakmerespon
Berorientasi
Menangis gelisah
Menangis terhadap rangsang nyeri
Merintih mengerang
Tidakmerespon
5
4
3
2
1
PERGERAKAN
mengikuti perintah
melikalisasi nyeri
menarik diri dari rangsang nyeri
fleksi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri
ekstensi abnormalanggota gerak
tidak merespon
pergerakannormal
menarik diri terhadapsentuhan
menarik diri dari rangsang nyeri
fleksi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri
ekstensi abnormal anggota
tidak merespon
6
5
4
3
2
1
Total skor mata +verbal+pergerakan =3-15
skor 13-15 = ringan
skor 9-12 = sedang
skor 3-9 = berat
ASESMEN REHABILITASI MEDIK
Tahapan assesmen adalah sbb:
Data Dasar
Keluhanutama
Riwayat penyakit
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan neurologi
Pemeriksaan muskoluskeletal
Diagnosis
Diagnosis klinis
Diagnosis fungsional
Daftar masalah kedokteran fisik dan rehabilitasi
Status lokal
Pemeriksaan penunjang
Perencanaan
Tindak lanjut program kedokteran fisik dan rehabilitasi
ASESSMEN PERAWATAN ANAK DAN NEONATUS
Penting untuk melakukan pemeriksaan karena anak atau bayi sering tidak dapat mengungkapkan keluhannya secara verbal dan amati adanya area tertentu yang dilindungi .tahapan asessmen keperawatan anak dan neonatus.
Identitas meliputi nama tanggal lahir,jenis kelamin ,tanggal dirawat,tanggal pengkajian dan tanggal diagnose
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat imunisasai
Riwayat alergi
pertumbuhan dan perkembangan
rasa nyaman neonatal infant paint scale (NIPS) rentang 0-7 semakin tinggi skor semakin nyeri
dampak hospitalisasi orang tua,anak tenang,takut,marah,sedih,menangis,gelisah
pemeriksaan fisik
B1
Nafas spontan ,RR,jenis
Suara nafas bersih,vesikuler,stidor,wheezing,ronchi dll
Alat bantu oksigen
B2
Nadi,tensi CRT(capilary refil time)
Irama jantung teratur/tidak teratur S1/S2 tunggal
Acral hangat kering merah,pucat,dingin
Conjungtiva anemis ya/tidak
B3
Kesadaran composmentis,samnolen,delirium,apatis,stupor,coma
Istirahat tidur ,gangguan tidur banyak siang hari ,lebih banyak malam hari,tidak teratur,tidur terus
Sclera mata ikterus,hiperemis
Panca indera tidak ada gangguan/ada
Tingkat kesadaran berespon terhadap nyeri ya/tidak
Tangisan kuat,lemahb ,tidak ada,melengking,merintih
Kepala:lingkar kepala,kelainan ada/tidak
Pupil bereaksi terhadap cahaya
Gerakan lemah ,paralise,aktif
Kejang:subtle,tonik.klonik
Reflek rooting ada/tidak
B4
Kebersihan:bersih ,kotor,dan secret,ada/tidak
Produksi urine:warna jernih,keruh ,bau
Gangguan anuri,oliguri,retensi,inkontinensia,nokturiadll
Alat bantu cateter ,cystotomi
B5
Nafsu makan baik,menurun dan frekuensi
Minum jenisnya dan cara minum menetek peroral,sonde,lambung,muntah,puasa
Anus ada/tidak
Bab,berapa kali perhari,konsistensi,warna,ada darah/lendir
Perut tegang
Bb lahir mrs saat ini berapa gram,reflek rooting ada/tidak
Kelainan labio schizis,palato schizis
Lidah lembab kering,kotor,selaputlendir kering,lesi
B6
Pergerakan sendi bebas,terbatas
Warna kulit pucat,icterus,sianotik,hiperpigmentasi
Integritas utuh kering rash,kemerahan
Kepala bersih,kotor,bau tali pusat kering,basah
Turgor baik,sedang,jelek
Oedem tidak ada/tidak
Kekuatan otot 0,1,2,3,4,5
Alat genital
Laki-laki;testis sudah/belum , rugae jelas/tidak jelas
Perempuan:labio mayor sudah menutuopi labio minor,labio mayor dan minor sama menonjol.
Social ekonomi
Penting untuk melakukan pemeriksaan pada pasien dengan masalah Kesehatan jiwa karena kejadian masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini.tetapi mungkin muncul gejala yang berbeda .banyak pasien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan masalahnya bahkan mungkin menceritakan hal yang berbeda dan kontradiksi .kemampuan mereka untuk berperan dalam menyelesaikan masalah juga bervariasi.
Tahapan assesmen jiwa:
Keluhan utama:riwayat penyakit sekarang
Alasa dirawat:marah-marah ,ngomel-ngomel,tidakmau bicara,menmyendiri,tidak mau makan,minum,tidak mau mandi,susah tidur,gelisah,reaksi lepas obat.
Pernakah mengalami gangguan jiwa
a).ya/tidak
b).pengobatan sebelumnya:berhasil/tidak
c).adakah:anggotab keluarga yang mengalami gangguannjiwa :ada/tidak
d).trauma sebelumnya:penolakan,tekanan,kegagalan,konflik,kehi
langan dll
Psikososial
factor keluarga
hubungan social
konsep diri:kebingungan ,hargavdiri rendah
spiritual
Status mental
kesan umum
kesadaran berubah
proses berfikir
persepsi
afek/emosi
psikomotor
kemauan
ASESMEN PERAWAT KRITIS
Serangkaian proses yang berlangsung saat pasien awal rawat inap diruangkritis, icu, high care. Pemeriksaan akan dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi masalah keperawatan pada pasien antara lain:
Pemeriksaan fisikyaitu:
Pernafasan
Irama nafas
Suara nafas tambahan
Sesak nafas
Batuk sputum
Alat bantu nafas
Kardiovaskuler
Irama jantung
Akral
Pulsasi
Perdarahan
Cvc
Tekanan darah nadi,suhu
Lain-lain
Persyarafan
GCS
Kesadaran
ICP
Tanda-tandapeningkatan tik
Konjungtiva
Lain-lain
Perkemihan
Kebersihan area genetalia
Jumlah cairanmasuk
Buang air kecil
Produksi urine
Pencernaan
Nafsu makan
Ngt
Porsinmakan
Minum
Mulut
Mual,muntah
Buang air besar
Lain-lain
Musculosketal
Kemampuan pergerakan sendi
Warna kulit
Odema
Dekubitus
Luka
Kontraktur
Fraktur
Jalur infuse
Lain-lain
ASSESMEN KETELADANAN
Serangkaian proses yang berlangsung saat pasien awal ranap inap. Pemeriksaan akan dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi masalah kebidanan pada pasien.antara lain:
Keluhan utama
Adalah keluhan yang dirasakan oleh ibu yang menyebabkan adanya gangguan , diantarnaya dalah;
After pain(mules pada perut)
Masalah pengeluaran lochea
Nyeri padabekas jahitan
Nyeri dan tegang payudarakarena bendungan asi
Cemas karena belum bias ketemu dengan bayinya
Riwayat keluhan
Apa saja yang pernah dirasakan oleh ibu
Riwayat menstruasi
Menarche
Siklus
Teratur
Tidakteratur
Lama
Volume
Keluhansaat haid
Riwayat Perkawinan
Status
Berapakali
Umur menikah
Tahunmenikah
Cerai
Riwayat Obstetri
Kehamilan keberapa
Umur kehamilan
Jenis persalinan
Penolong
Bisi
Keadaan anak sekarang
Riwayat KB
Kapan
Jenis
Lamanya
Riwayat hamil ini
ANC yang sudah dilakukan ,keluhan sertatindakannapayang sudah didapatkan
Riwayapenyakit yang lain
Penyakit apa yang pernah diderita oleh ibu dan mendukung dengan keadaan yang sekarang
Riwayat alergi
Apakah pernah mengalami alergi
Riwayat penyakit keluarga
Apa saja penyakit yang pernah diderita oleh keluarga yang berhubungan kasus saat ini yang derita oleh ibu.
Riwayat ginekologi
Apakah pernah mengalami gangguan kesehatan reproduksi
Kebutuhan biopsikososial
Polamakan
Polaminum
Polaeleminasi
Pola istirahat
Psikologi
Dukungan social
Spiritual
Data Obyektif
Pemeriksaan Umum
Meliput pemeriksaan tekanan darah nadi temperature,pernafasan,keadaan umum pada setiap kasus.tekanan darah dan nadi harus diukur setiap seperempat jauh pada periode pemulihan sesaat pasca operasi .suhu harus diukur setiap 2jam (myles,2009).Suhu yang melebihi 38 derajat celcius pasca pembedahan hari ke 2 harus dicari penyebabnya.Yakinkan pasien bebas demam selama 24 jam
Sebelum dari rumah sakit.jika ada tanda infeksi atau pasien demam selama 48 jam (sarwono,2008)
Pemeriksaan fisik
Dilakukan secara terus sesuai dengan kasus yang dikerjakan.
Pemeriksaan kebidanan
Pemeriksaan yang dilakukan pada kasus kebidanan mulai dari abdomen sampai demam genetalia.
Prosedur invasive
Alat yang terpasang saat itu meliputi:infuse intravena
Kontrol resikoinfeksi
Apakah mengalami infeksi ,tindakan apa yang sudah dilalakukan.
BAB IV
DOKUMENTASI
Mendokumentasikan pemeriksaan pasien merupakan langkah kartikal dan penting dalam proses asuhan Pasien.Hal ini umumnya dipahami pelaksna praktek kedokteran bahwa jika anda tidak mendokumentasikannya anda tidak melakukannya.Dokumnatasi adalah alat komunikasi berharga untuk pertemuan dimasa mendatamg dengan pasien tersebut dan dengan tenaga ahli asuhan kesehatn lainnya.Aalasan lain mengaapa dokumnetasi sangat kritik terhadap proses asuhan pasien didaftarkan pada gambar 1-2 .Saat ini beberapa metode berbeda digunakan untuk mendokumentasikan asuhan pasien dan PCP dan beragam format cetakan dan perangkat lunak computer sedia untuk mmembantu farmasi dalam proses ini
Dokumentasi yang baik adalah lebih dari sekedar mengisi formulir.akantetapi harus memfasilitasi asuhan pasien yang baik.Ciri-ciri yang harus dimiliki suatu dokumentasi agar bermanfaat untuk pertemuan dengan pasien meliputi informasi tersusun rapi,yang terorganisir,dan dapat ditemukan dengan sekedar mengisi formulir akan tetapi harus memfasilitasi asuhan pasien yang baik ciri-ciri yang harus dimiliki suatu dokumnetasi agar bermanfaat untuk pertemuan dengan pasien meliputi informasi tersusun rapi,terorganisir,dan dapat ditemukan dengan cepat.
Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Amanah Probolinggo
dr. Hj. Evariani, M.Kes
Lampiran : Panduan Direktur Rumah Sakit Ibu Dan Anak Probolinggo
Nomor : 225/ RSIAMN/ SK/ I/ 2016
Tanggal : 5 Januari 2016