Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
8 pages
1 file
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum MUHAMMAD DWI PANJI BASKORO G2A004105 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2010 ABSTRAK Latar Belakang: Depresi adalah suatu gejala yang telah diobservasi sejak dahulu dan merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini. Remaja rentan terkena depresi karena banyaknya proses adaptasi terhadap berbagai stressor kehidupan yang ada, apabila tidak diawasi dapat menimbulkan gangguan perilaku antisosial yang dapat menetap menjadi gangguan kepribadian antisosial pada saat mereka dewasa. Gangguan perilaku ini berdampak sangat merugikan, tidak hanya bagi remaja yang mengalaminya tetapi juga bagi masyarakat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat hubungan antara depresi dengan perilaku antisosial pada remaja di sekolah. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Depresi dan perilaku antisosial diukur dengan skor pada kuesioner. Sampel penelitian ini adalah 37 responden yaitu siswa-siswi SMA Mardisiswa yang bertempat di kecamatan banyumanik, kotaSemarang, yang memenuhi kriteria inklusi. Pemilihan responden dengan menggunakan simple random sampling. Dari data penelitian dilakukan analisis uji Chi-Square. Hasil: Dari hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara depresi dengan gangguan perilaku antisosial pada remaja dengan nilai p = 0,042. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara depresi dengan perilaku antisosial pada remaja di sekolah. Kata kunci: depresi, perilaku antisosial, remaja. 1 Mahasiswa program pendidikan S-1 kedokteran umum FK Undip. 2 Staf pengajar bagian Psikiatri FK Undip. A SSOCIATION BETWEEN DEPRESSION DISORDER WITH ANTISOCIAL BEHAVIOR IN ADOLLESCENT SCHOOL ABSTRACT Background: Depression is a symptom that has been observed since long time ago and is the main mental health problems today. Adolescent vulnerable to depression, because of the process of adaptation to various stressors of life. if it doesn't get controlled can lead to antisocial behavior disorders that can settle into antisocial personality disorder when they became adults. This behavior disorders have very adverse consequences, not only for adolescents who experienced it but also for the community. Objective: This study aimed to prove whether there is a relationship between depression with antisocial behavior at school among adolescents. Method: The study was a correlational research with cross sectional approach. Depression and antisocial behavior was measured by scores on the questionnaire. The sample was 37 respondents which are Mardisiswa high school's students in Banyumanik, Semarang, that met the inclusion criteria. The selection of respondents using simple random sampling. Research data were analyzed using Chi-Square test. Results: The results of analysis showed a significant correlation between depression with antisocial behavior disorders in adolescents with p = 0.042. Conclusion: There is a relationship between depression with antisocial behavior in adolescents at school.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peranan kepribadian pada gangguan somatisasi serta memformulasikannya pada sebuah model yang menjelaskan gangguan somatisasi. Hipotesis model yang diajukan oleh peneliti, yaitu bahwa dimensi kepribadian berperan terhadap gangguan somatisasi, dan peranan tersebut tidak terlepas dari adanya stresor kehidupan sebagai faktor pemicu. Subjek penelitian ini dikategorikan pada dua kelompok, yaitu subjek penderita gangguan somatisasi (subjek pasien) dan subjek bukan penderita (subjek normal). Masing-masing kelompok berjumlah 106 subjek, sehingga total subjek penelitian berjumlah 212 subjek. Pengambilan data penelitian mengguna-kan instrumen berupa Adult Somatization Inventory (ASI), Skala Stresor Kehidupan, Skala Kemandirian, Skala Harga Diri Serta Skala Kepribadian Tahan Banting (hardiness). Temuan penelitian ini antara lain: pertama, harga diri, kemandirian, dan kepribadian tahan banting terbukti merupakan dimensi kualitas individu yang membentuk kepribadian. Kedua, kepribadian terbukti memberikan efek yang signifikan terhadap gangguan somatisasi. Melalui model yang tersusun didapatkan bahwa kepribadian dapat memprediksi gangguan somatisasi secara signifikan (β=-0,699; p<0,05). Ketiga, dimensi kepribadian berupa harga diri, kemandirian, dan kepribadian tahan banting sebagai satu kesatuan pada variabel laten lebih menjelaskan gangguan somatisasi dibandingkan dengan dimensi kepribadian jika dilihat sebagai konstrak yang terpisah satu sama lain. Keempat, melalui uji-t ditemukan adanya perbedaan dimensi kepribadian antara subjek yang menderita gangguan somatisasi dan subjek normal (t=-8,033 p<0,05). Kelima, stresor kehidupan berupa kejadian-kejadian menekan yang dialami individu dalam kehidupannya terbukti memberikan peranan yang signifikan terhadap somatisasi. Keenam, model yang dikembangkan dalam penelitian ini lebih tepat dalam menggambarkan gangguan somatisasi pada subjek yang menderita gangguan somatisasi daripada subjek normal. Penelitian ini secara keseluruhan menginformasikan bahwa pada gangguan somatisasi terdapat dua faktor yang berperan, yaitu faktor pertahanan dan stres kehidupan.
Gangguan Emosi dan Perilaku
ABSTRAK Juvenile delinquency in the study of social problems can be categorized into deviant acts. The family has an important role in human education, The family shapes the character of family members, especially children and to adulthood. Adolescence is a period full of changes and vulnerable to the emergence of problems, especially in juvenile delinquency. Family members have their respective roles in building a harmonious family. Many causes come from the lack of quality education in the family: family broken home, Family Authoritarian, Children are not equipped with the science of religion, and rejection of children. Parents have a role in the growth and personal development of a child. For the family is the first environment of its place of existence and has the function of receiving, nurturing, and educating a child. It is clear that the family becomes the first place of education that every child needs, because the education in principle is to lay the groundwork and direction for a child. ABSTRAK Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam periaku menyimpang. Keluarga mempunyai peran penting didalam pendidikan manusia, Keluarga membentuk karakter anggota keluarganya khususnya anak-anak dan sampai dewasa. Masa remaja merupakan suatu periode yang penuh dengan perubahan serta rentan munculnya masalah terutama dalam kenakalan remaja. Anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing dalam membangun keluarga yang harmonis. Banyak penyebab datang dari kurangnya kualitas pendidikan dalam keluarga: keluarga broken home, Keluarga Otoriter, Anak tak dibekali ilmu agama, dan penolakan terhadap anak. Orang tua mempunyai peranan di dalam pertumbuhan dan perkembangan pribadi seorang anak. Sebab keluarga merupakan lingkungan pertama dari tempat kehadiranya dan mempunyai fungsi untuk menerima, merawat, dan mendidik seorang anak. Jelaslah keluarga menjadi tempat pendidikan yang pertama yang dibutuhkan setiap anak, sebab pendidikan itu pada prinsipnya adalah untuk meletakan dasar dan arah bagi bagi seorang anak tersebut.
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat tuhan yme yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah pembahasan kelompok enam tentang aspek sosial.
1.0 Pengenalan Keluarga Brooke merupakan pencetus kepada sejarah moden Sarawak selepas beliau mengambil alih Sarawak daripada Pangeran Raja Muda Hashim 1 . Penguasaan keluarga Brooke di Sarawak selama hampir 105 tahun berakhir di bawah pemerintahan Charles Vyner Brooke. 2 Penyerahan Sarawak oleh Vyner Brook pada 6 Februari 1946 kepada kerajaan British telah mencetuskan pelbagai reaksi dalam kalangan masyarakat. 3 Orang Cina merasakan penyerahan merupakan suatu perkara yang baik untuk pembangunan Sarawak, manakala, orang Melayu berpecah kepada dua golongan. Iaitu golongan yang menerima atau pro penyerahan yang kebanyakkannya terdiri daripada golongan yang menerima pelajaran. Seterusnya, golongan yang tidak menerima atau menentang isu ini, mereka digelar sebagai golongan anti penyerahan. Perbincangan mengenai penyerahan Sarawak berlaku di London ketika Perang Dunia ke II. 4 Walaubagaimanapun, idea penyerahan ini telah bermula seawal tahun 1846 kira-kira 100 tahun lebih awal dan ianya dibawa oleh pegawai Pejabat Tanah Jajahan British. 5 . Beberapa golongan cendekia menggelarkan golongan anti penyerahan ini sebagai nasionalis yang berusaha untuk mengekalkan kemerdekaan Sarawak daripada diambil alih oleh kerajaan British. 6 Maka, dapatlah disimpulkan bahawa, pergerakan anti-penyerahan di Sarawak telah bermula sekitar tahun 1946-1951 oleh kalangan penduduk Sarawak bagi
Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia. Selain itu toksikologi juga mempelajari kerusakan atau cedera pada organisme (hewan, tumbuhan, manusia) yang diakibatkan oleh suatu materi substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek tersebut pada organisme dan mempelajari kerja kimia yang merugikan terhadap organism Alkohol adalah deriva dan hidroksi yang mempunyai ikatan langsung maupun rantai cabang dari alifatik hirokarbon. Pada umumnya semakin panjang rantai karbon maka semakin tinggi daya toksisitasnya. Tapi ada pengecualian dalam teori ini ialah metanol lebih toksi daripada etanol. Dihidroksi alkohol disebut juga glikol (dari asal kata glyc atau glykol yang artinya manis) ini mencerminkan rasa dari gikol yang terasa manis. Dihidraksi etan juga etilen glikol adalah merupakan bentuk sederhana dari glikol. Etilen glikol ini jg merupakan cairan anti beku dan merupakan cairan yang toksik. Glikol jenis lain ialah trihidroksipropan (propilen glikol). Penyalahgunaan alkohol adalah lazim namun sering kali kondisisnya tidak diakui pada lansia. Penyalahgunaan alkohol di alami 50-75% alkoholik lansia. Alkoholik biasanya mulai menjadi penyalahgunaan pada saat lansia berumur tiga puluhan dan empat puluhan. Mereka menjadi peminum reaktif yang mulai minum akibat dari stres dan kehilangan yang berhubungan dengan penuaan.
The irrational use of antibiotics has become a major contributor to the increasing bacterial resistance, threatening the effectiveness of infection treatment worldwide. This article highlights the importance of rational antibiotic use and the role of education in preventing resistance. Through a literature review, it was found that appropriate antibiotic use can minimize resistance risks, while educational programs are effective in enhancing public knowledge about antibiotic use. Collaboration between governments, healthcare professionals, and the community is necessary to implement policies that support prudent antibiotic practices. With these measures, it is hoped that antibiotic resistance can be controlled, maintaining therapeutic effectiveness in the future.
Interações: Sociedade e as novas modernidades, 2023
Malta Review of Educational Research, 2023
О русском ориентализме, «русском мире» в колониальной литературе и их переосмыслении в постколониальной литературе, 2020
IPAC report, 2023
Vestnik Volgogradskogo gosudarstvennogo universiteta. Seriâ 4. Istoriâ, regionovedenie, meždunarodnye otnošeniâ, 2024
A First Course in Ordinary Differential Equations, 2014
UNIVERSITI MALAYSIA TERENGGANU JOURNAL OF UNDERGRADUATE RESEARCH, 2021
Thai Journal of Nursing Research, 2010
International Journal of Molecular Sciences
Review of Scientific Instruments, 2010
Research in Computing Science, 2016
Journal of Physics Communications, 2021