MATERI 1
NIAT DAN IKHLAS
Tujuan Materi
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tujuan kuliah (asistensi) hanya untuk mendapatkan Ridho Allah.
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tujuan amal, karena Allah memberikan kemenangan yang besar.
Senantiasa berniat karena Allah dalam setiap melakukan aktivitas.
Rincian Materi
Pengertian Niat
Secara bahasa, ikhlas berasal dari kata khalasa yang berarti bersih/murni. Sedangkan niat berarti al qashdu artinya maksud atau tujuan. Niat merupakan amal hati secara murni, bukan amal lidah. Niat bukan sekedar sesuatu yang melintas di dalam hati lalu hilang seketika itu juga, yang berarti tidak ada keteguhan. Al khaththaby mendefenisikan niat adalah tujuan yang terdetik di dalam hatimu dan menuntut darimu. Al Baidhawi juga mendefenisikan niat adalah dorongan hati yang dilihatnya sesuai dengan suatu tujuan, berupa mendatangkan manfaat atau mengenyahkan mudharat dari sisi keadaan maupun harta.
Keberadaan niat harus disertai pembebasan dari segala keburukan, nafsu dan keduniaan, harus ikhlash karena Allah, dalam setiap amal-amal akhirat, agar amal itu diterima di sisi Allah. Sebab setiap amal sholih mempunyai dua sendi, yang tidak akan diterima di sisi Allah kecuali dengan keduanya, yaitu:
Niat yang ikhlas dan benar
Sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah.
Pentingnya Niat yang Ikhlas (Ikhlasunniyah)
Ikhlas merupakan ruhnya amal, maka tanpa ikhlas, sebagus dan sebesar apapun amal tidak akan ada artinya disisi Allah swt.
“Allah azza wa jalla tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas dalam mencari keridho’annya semata”.(H.R. Abu Daud dan Nasai).
Syarat diterimanya amal atau perbuatan:
Bersungguh-sungguh
Ikhlas dalam berniat
Sesuai dengan syariat Islam (AlQur’an dan Sunnah)
Penentu nilai/kualitas suatu amal.
“Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya bagi tiap-tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah menuju Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa berhijrah kepada dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu kea rah yang ditujunya”.(H.R. Bukhori dan Muslim). Mendatangkan pahala dan berkah dari Allah(Q.S. 2:262; 4:145-146).
Dalil-Dalil Al Qur’an dan Hadits
“Di antara kalian ada yang mengehendaki dunia dan di antara kalian ada orang yang mengehendaki akhirat” (QS Al Imran:152)
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (Hud 15-16). Dan firman Allah yang lain dalam QS 2:262; 4:145; 4:145-146; Al Isra’:18-19; Asy Syra: 20).
“Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya bagi tiap-tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah menuju Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa berhijrah kepada dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu kea rah yang ditujunya”.(H.R. Bukhori dan Muslim).
“Ada satu pasukan perang yang hendak menyerbu Ka’bah. Tatkala mereka berada di suatu padang sahara, maka barisan yang pertama dan terakhir dibuat buta.” Aisyah berkata, “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin barisan yang pertama dan yang terakhir dibuat buta, padahal di antara mereka ada orang-orang awam yang lemah dan juga bukan termasuk golongan mereka?”Beliau menjawab,”Barisan pertama dan yang terakhir dibuat buta, kemudian mereka dibangkitkan menurut niatnya.”(H.R. Bukhori, Muslim, dll)
Beberapa Unsur yang Membentuk Keikhlasan
Orang yang mukhlis harus memperhatikan pandangan Khaliq bukan pandangan makhluk.
Apa yang lahir pada diri orang yang mukhlis harus sinkron dengan batinnya, yang tampak dengan yang tersembunyi.
Menganggap sama antara pujian dan celaan manusia.
Tidak boleh memandang ikhlasnya sehingga ia takjub kepada diri sendiri, sehingga ketakjubannya itu merusak dirinya.
Melupakan tuntutan pahala amal di akhirat. Sebab orang yang mukhlis tidak merasa aman terhadap amalnya, yang bisa saja dicampuri bagian untuk dirinya. Menurut pandangan orang mukhlis, amal yang dikerjakannya itu tidak layak dimintai suatu balasan dan ia melihat pahala sebagai suatu kebaikan Allah terhadap dirinya.
Takut penyusupan riya dan hawa nafsu ke dalam jiwa, sementara dia tidak menyadarinya.
Cara-Cara Untuk Menumbuhkan Niat yang Ikhlas
Mengetahui arti keikhlasan dan urgensinya dalam beramal.
Menambah pengetahuan tentang Allah dan hari kiamat.
Memperbanyak membaca/berinteraksi dengan AlQur’an, karena Al Qur’an adalah penyembuh dari segala penyakit dalam dada (QS 10:57) termasuk riya, ujub dan sum’ah.
Memperbanyak amal-amal rahasia, sehingga kita terbiasa untuk beramal karena Allah tanpa diketahui orang lain.
Menghindari/mengurangi saling memuji.
Berdo’a, dengan tujuan agar selalu diberi keikhlasan dan dijauhi dari syirik.
Teladan Sejarah
Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata,
”Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya orang yang pertama-tama diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Dia didatangkan ke pengadilan, diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya,”Apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu? Dia menjawab, aku berperang karena Engkau hingga aku mati syahid. Allah berfirman,engkau dusta. Tetapi engkau berperang supaya dikatakan,”dia adalah orang yang gagah berani. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang dirimu. Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca AlQur’an. Dia didatangkan ke pengadilan, lalu diperlihatkan kepadanya, nikmat-nikmatnya. Maka ia pun mengakuinya. Allah bertanya, apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu? Dia menjawab, aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca AlQur’an karena Mu. Allah berfirman, engkau dusta. Tetapi engkau mempelajari ilmu agar dikatakan, dia adalah orang yang berilmu, dan engkau membaca AlQur’an agar dikatakan, dia adalah Qori’. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang dirimu. Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup hingga dilemparkan ke neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberi kelapangan oleh Allah dan juga diberiNya berbagai macam harta. Lalu ia didatangkan ke pengadilan dan diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka ia pun mengakuinya. Allah bertanya, apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu? Dia menjawab, aku tidak meninggalkan satu jalan pun yang Engkau suka agar dinafkahkan harta, melainkan aku pun menafkahkannya karenaMu. Allah berfirman, engkau berdusta. Tetapi engkau melakukan hal itu agar dikatakan, dia seorang pemurah. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang dirimu. Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup hingga dilemparkan ke neraka. (H.R. Muslim, An Nasa’y, At Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
“Ada seorang laki-laki berkata, malam ini aku benar-benar akan mengeluarkan shadaqah. Lalu ia keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu memberikannya kepada seorang pencuri. Orang-orang pun membicarakan hal ini,”Malam ini engkau telah memberikan shadaqah kepada seorang pencuri”. Maka orang itu berkata,”Ya Allah, bagimu segala puji atas pencuri itu. Aku benar-benar akan mengeluarkan shadaqah lagi.”Maka dia pun keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu memberikannya kepada seorang wanita pezina. Mereka pun membicarakannya,”Malam ini engkau telah memberikan shadaqah kepada seorang wanita pezina”. Maka orang itu berkata,”Ya Allah, bagimu segala puji atas pezina itu. Aku benar-benar akan mengeluarkan shadaqah lagi.”Maka dia pun keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu memberikannya kepada orang yang kaya. Mereka pun membicarakannya,”Malam ini engkau telah memberikan shadaqah kepada orang yang kaya.” Maka orang itu berkata,”Ya Allah, bagimu segala puji atas pencuri, pezina dan orang yang kaya itu”. Lalu ia bermimpi, dan ada yang berkata kepadanya dalam mimpinya itu,”Tentang shadaqah yang ia berikan kepada pencuri, semoga saja ia bisa menghentikan kebiasaannya mencuri. Tentang wanita pezina, semoga saja dia menghentikan kebiasaannya berzina. Tentang orang yang kaya, semoga saja dia bisa mengambil pelajaran, lalu dia mau menafkahkan dari sebagian yang diberikan Allah kepadanya.” (H.R. Bukhori, Muslim dan An Nasa’y).
MATERI 2
MAKNA SYAHADATAIN
MAK’NA SYAHADAT
1. Syahadat di sebut pula kalimat kebenaran (Az-Zuhruf:86).
2. Kebenaran yang hanya hak di sembah yaitu Alloh swt (Al-Arof:59).
3. Setiap insan mempunyai tanggung jawab terhadap Syahadat tauhid (Az-Zuhruuf:26-27).
1. Kalimat syahadat dapat meluruskan kehidupan umat. (Yusuf:40).
2. Makna syahadat mengandung makna Tauhid Uluhiyyah yaitu Ikhlas dan Mutaba’ah (mengikuti sunnah ) , (Al-An’am:162-163).
3. Makna Syahadat adalah makna zat yang di sembah dan di ta‘ati juga berserah diri kepadanya ,bukan sekedar makna yang substansinya menciftakan,berkreasi,mengadakan dll (Al-Ahzab:36),(Al-Maidah:49).
4. Makna Syahadat adalah menerima dengan sepenuh hati dengan substansi yang di tentukan di dalamnya seperti mentaati dan berpegang teguh terhadap tuntutanya (Al-Hasr:7).
I’RAB (URAIAN GRAMATIKA) ATAS LAPAZD SYAHADAT.
Kalimat laa adalah kata yang berfungsi menapikan berdasarkan jenis .lIlaha adalah ism (subjek) yang di napikan oleh kata laa dan berkedudukan sama dengan posisi objek,sedangkan khobarnya (Predikatnya) bersifat mukodar (Terprekdiksikan) dan dalam hal ini adalah haq (yang benar)
Illat:Kata yang berfungsi pengecualian .Alloh adalah badl (pengganti) kata ini berpungsi sebagai pengganti sebagian dari keseluruhan.
HUKUM SYAHADAT .
@. Kalimat syahadat wajib di ucapkan minimal satu kali seumur hidup walaupun sebenarnya di perintah untuk memperbanyaknya .
@. Kalimat syahadat wajib di yakini kebenarannya ,hakekatnya dan di amalkan isi kandungan dan segala konsekwensinya (Az-Zuhruf :86).
@. Kalimat syahadat harus di yakini dengan ikhlas dan tulus hanya untuk Alloh swt tanpa ada kesyirikan di dalamnya atau cacat.
RUKUN SYAHADAT.
Ada dua jenis rukun syahadat :
@. Rukun syahadat yang bersifat lapdzi yaitu dua bagian yang terkandung pada dua bagian makna lapadz syahadat.
1. Lapadz (Laa Illaha ),Tiada yang di taati,di sembah,di patuhi selain Alloh swt.
2. Lapadz ( Laaillaha) kecuali Alloh.
@. Dua hukum yang bersifat maknawi yaitu dua bagian yang terkandung pada dalam makna syahadat.
1. penetapan ketuhanan dan membatasinya sebagai tuhan yang haq.
2. Penapian ketuhanan semua tuhan yang bathil selain Alloh swt.
APLIKASI MAKNA SYAHADAT.
@. Aplikasi makna syahadat bahwa kita mengetahui dan mengamalkan hakekat syahadat meluruskan niat dan tujuan kita agar selaras dengan konsekwensinya,membersihkan dari semua yang bertentangan dengan maknanya dan ingkar kepada thogut yaitu berlepas diri dari semua yang bertentangan dengan kesempurnaan tauhid
(Al-Baqoroh :256).
@. Syahadat dapat teraflikasikan dengan dua hal:
1. terpenuhinya syarat-syarat syahadat.
2. Tidak adanya hal-hal yang membatalkan syahadat.
SYARAT-SYARAT SYAHADAT TAUHID.
@. Memahami makna syahadat dengan dua dimensi yaitu penafian dan penetapan .
@. Alyaqin (keyakinan yang mantap dan sempurna yang tidak dapat di goyahkan oleh apapun juga dari sedikit keragu-raguannya. (Al-Hujurat: 86).
@. Al-Inqiyad ( Tunduk melaksanakan kandungannya ) yaitu menta‘ati seluruh perintahnya dan menjauhi seluruh larangannya baik yang nampak ataupun yang tersembunyi (Al-Baqorah:278).(Al-Imran:175). (AnNisa:59),(Al-Maidah :57).
@. Al-Qobul (menerima tidak menolak kandungan-kandungannya ) penerimaan hati terhadap sesuatu yang datang dari Alloh swt dan Rosulnya dengan membuahkan ketaatan dan penyembahan kepadanya.
( Al-Baqoroh:85),(Al-Ahzab:36),(Thaha :124-126).
@. Al-Ikhlas (bersyahadat dan melaksanakan isinya hanya karena Alloh swt ) dengan membersihkan hati dari segala makar yang bertentangan dengan syahadat atau berbuat syirik di dalamnya .(Al-Bayyonah:5).
@. As-Syidik (jujur) bukan sekedar ucapan lisan namun hati dan perbuatannya mengikuti lahirnya tidak menyalahi bathinya ucapan iti harus sesuai dengan ketentuan makna syahadat (Al-Ankabut:130,(A-Aman:820,(Al-Ahzab:23).
@. Al-Mahabbah (kecintaan) lebih mencintai Alloh dan Rosulnya dari pada yang lainnya dan wajib berwala kepada penganut ajaran tauhid dan barro kepada musuh-musuhnya .(Al-Baqoroh:165),(Al-Maidah:164),
(Al-Imran:31).
PEMBATAL ATAU PENGGUGUR SYAHADAT
Nawakidh artinya : yang merusak dan membatalkan makna syahadat dimana mengucapkan, menyakini dan mengamalkannya secara otomatis ia menjadi muslim,juga sebaliknya apabila ia melakukan salah satu pembatalan syahadat maka ia secara otomatis pula menjadi murtad (Ridhoh).
@. jahil (tidak tau akan makna syahadat) ( At-taubat:97)
@ keraguan akan sebagian atau seluruh mak‘na Syahadat
@. Syirik yaitu :, Menyekutukan Alloh swt didalam menetapkan hak Uluhiyah, Ubudiyyah dan ketaatan dari selain Allah swt. (An-Nisa :48),(Al-Bayyinah:69),(Az-Zuhruf :26-28),(Az-Zumar:65).
@. Khadab (kedustaan terhadap aqidah ) Nipak, yaitu menampakan iman menyembunyikan kekapiran dirinya .
يقىلىن في السىتهم ماليس في قلىبهم
‗‘ mereka mengucapkan dengan lidahnya yang tidak ada dalam hatinya . ( Al-Fath :11).
@. Membenci terhadap syahadat dengan segala konsekwensinya memusuhi Alloh dan Rosulnya juga orang-orang yang menyakini kebenaran al-islam.
@. Meninggalkan terhadap kebenarannya makna dan lapadz Syahadat dia menyakini dan memahami tetapi meninggalkan segala kewajibannya baik secara
9
#LATSAT UR
umum maupun parsial sekalipun ia mengklem bahwa dirinya memahami dan menyakini namun membangkang tuntutannya . (An-Nahl:83).
@. Menolak baik secara lapadz ataupun maknanya sedangkan ia menyakini kebenaranya sebagaimana kaum bangsa arab dahulu, ( Al-Asshopat :36),(An-Naml :14).
DAKWAH KEPADA SYAHADAT TAUHID
1. Dak‘wah kepada syahadat tauhid merupakan pandangan hidup bagi orang- orang yang mengikuti jejak Rosul saw (Al-Hasr:7), (Al-Anfal:1).
2. Tujuan hidupnya hanya merealisasikan Syahadat tauhid (Az-Zariyyat:56).
3. Menyelamatkan manusia dari kehancuran dan kerugian yang besar baik di dunia maupun di akhirat kelak . (Az-Zumar:65-66).
4. Memurnikan beribadah pada Alloh saja dan menjauhi segala yang di sembah selain kepada Alloh dan menjauhi thogut. (An-Nahl :36).
„‟Katakanlah.‟‟Inilah jalan (agama)ku,aku dan orang-orang yang mengikuti mengajak (kamu) hanya kepada Alloh dengan penuh pengertian dan keyakinan.maha sucu Alloh,dan aku tiada termasuk orang-orang yang berbuat syirik (kepadanya).‟‟(yusuf :108).
Maraji :
At-Tauhid Alladzi huwa haqulloh alal‟abid,Syikh Islam Muhammad bin Abdul wahab rohimahulloh.
Al-Madhalu lidirasatil aqidatilislamiyyah ala madhabi ahli sunnah waljama‟ah,Syeikh Ibrahim bin Muhammad bin Abdullah Alburaikan.,Fath Al-Madjidz Syarah kitabut tauhid Syeikh Abdurahman bin Hasan alu syeikh
ولتكه مىكم أمت يدعىن الى الخيرويأ مرون بالمعروف ويىهىن عه المىكر’ وأولك هم المفلحىن
„‟Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,menyuruh
kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang mungkar,merekalah
orang-orang yang beruntung.‟‘(Al-Imran : 104).
MATERI 3
THAHARAH (BERSUCI)
A. Najis dan Tatacara Thaharahnya
1. Pengertian Thaharah
Taharah menurut bahasa, artinya bersih atau bersuci, sedangkan menurut istilah, taharah adalah menyucikan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis dengan cara yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Islam sangat menganjurkan kepada umatnya agar selalu dalam keadaan bersih dan suci. Orang-orang yang sanggup menjaga kesuciannya sangat dicintai Allah.
2. Macam-MacamTaharah
Taharah dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Taharah dari najis, yang berlaku untuk badan, pakaian, dan tempat. Cara menyucikannya dengan air yang suci dan menyucikan, yang biasa disebut air mutlak.
b. Taharah dari hadas, yang berlaku untuk badan, seperti mandi, wudu, dan tayamum.
3. Pengertian Najis
Menurut bahasa, najis artinya kotor. Menurut istilah, najis adalah segala sesuatu yang dianggap kotor menurut syara‘ (Hukum Islam). Suatu benda atau barang yang terkena najis disebut mutanajjis. Benda mutanajjis dapat disucikan kembali, misalnya pakaian yang kena air kencing dapat dibersihkan dengan cara menyucinya. Berbeda dengan benda najis, seperti bangkai, kotoran manusia dan hewan tidak dapat disucikan lagi, sebab ia tetap najis.
11
#LATSAT UR
Kotoran adalah segala sesuatu yang kotor atau tidak bersih. Tidak semua yang kotor selalu dikatakan najis, misalnya daki di badan, ketombe di kepala, noda air kopi atau sirop, dan sebagainya.
Perlu dibedakan antara najis dan hadats. Najis kadang kita temukan pada badan, pakaian dan tempat. Sedangkan hadats terkhusus kita temukan pada badan. Najis bentuknya konkrit, sedangkan hadats itu abstrak dan menunjukkan keadaan seseorang. Ketika seseorang selesai berhubungan badan dengan istri (jima‘), ia dalam keadaan hadats besar. Ketika ia kentut, ia dalam keadaan hadats kecil. Sedangkan apabila pakaiannya terkena air kencing, maka ia berarti terkena najis. Hadats kecil dihilangkan dengan berwudhu atau tayamum dan hadats besar dengan mandi. Sedangkan najis, asalkan najis tersebut hilang, maka sudah membuat benda tersebut suci.
4. Pembagian Najis dan Macam-Macam Najis berdasarkan Pembagiannya
Dalam ilmu fikih, najis dibagi menjadi empat, yaitu:
a. Najis berat atau najis mugallazhah, yaitu najis yang harus dicuci sampai tujuh kali dengan air mutlak dan salah satunya menggunakan debu yang suci atau air yang dicampur dengan tanah. Contohnya air liur anjing.
b. Najis sedang atau najis mutawassithah, yaitu najis yang dicuci dengan cara menggunakan air mutlak sampai hilang bau dan warnanya.
Najis mutawassithah dibagi menjadi:
• Najis „ainiyah, yaitu najis yang masih terlihat zatnya, warnanya, rasanya, maupun baunya. Cara menyucikannya dengan menghilangkan zat, warna, rasa dan baunya.
• Najis hukmiyah, yaitu najis yang kita yakini adanya tetapi tidak nyata zatnya, baunya, rasanya, dan warnanya, seperti air kencing yang sudah mengering.
12
#LATSAT UR
c. Najis ringan atau najis mukhaffafah, yaitu najis yang dapat disucikan dengan memercikkan atau menyiram air di tempat yang terkena najis. Contohnya: air kencing bayi yang belum makan apa-apa kecuali air susu ibu.
Najis yang dimaafkan atau najis ma„fu, yaitu najis yang dapat disucikan cukup dengan air, jika najisnya kelihatan. Apabila tidak kelihatan tidak dicuci juga tidak apa-apa, karena termasuk najis yang telah dimaafkan. Misalnya najis bangkai hewan yang tidak mengalir darahnya, darah atau nanah yang sedikit, debu dan air di lorong-lorong yang memercik sedikit yang sukar menghindarkannya.
5. Tatacara menyucikan Najis
Ada bebrapa cara yang perlu diperhatikan dalam hal bersuci dari najis, yaitu sebagai berikut:
a. Barang yang kena najis mughalazhah seperti jilatan anjing atau babi, wajib dibasuh 7 kali dan salah satu diantaranya dengan air yang bercampur tanah
b. Barang yang terkena najis mukhaffafah, cukup diperciki air pada tempat najis tersebut.
c. Barang yang terkena najis mutawassithah dapat disucikan dengan cara dibasuh sekali, asal sifat-sifat najisnya (warna, baud an rasa) itu hilang. Adapun dengan cara tiga kali cucian atau siraman lebih baik.
Jika najis hukmiah cara menghilangkannya cukup dengan mengalirkan air saja pada najis tadi.
B. Hadas Kecil dan Tatacara Thaharahnya
1. Pengertian hadas
Secara bahasa, hadas berarti kejadian atau peristiwa. Sedangkan menurut istilah sayr‗i hadas berarti kejadian-kejadian tertentu pada diri seseorang yang
13
#LATSAT UR
menghalangi sahnya ibadah yang dilakukannya. Orang yang berhadas dan mengerjakan salat, maka salatnya tidak sah.
Rasulullah saw. bersabda:
Artinya: “Allah tidak akan menerima salat seseorang dari kamu jika berhadas, sehingga berwudu.” (HR. al Bukhari dan Muslim).
2. Macam-macam Hadas
Hadas dibagi menjadi dua yaitu hadas kecil dan hadas besar.
a. Hadas kecil: hadas yang cara menghilangkannya dengan bewudu atau tayamum
b. Hadas besar: hadas yang cara menghilangkannya dengan mandi wajib atau janabah.
3. Hal-hal yang termasuk hadas kecil
Hal-hal yang termasuk hadas kecil antara lain:
a) sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur, meskipun hanya angin,
b) bersentuhan langsung antara kulit laki-laki dengan perempuan yang sudah balig dan bukan muhrimnya,
c) menyentuh kemaluan dengan telapak tangan,
d) tidur dalam keadaan tidak tetap, dan
e) hilang akalnya, seperti mabuk, gila, atau pingsan walaupun hanya sesaat.
4. TAYAMUM
Ø Syarat dan Rukun Tayamum
14
#LATSAT UR
a. Dibolehkannya tayamum dengan syarat:
1. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu.
2. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit yang apabila menggunakan air akan kambuh sakitnya.
3. Telah masuk waktu shalat.
4. Dengan debu yang suci.
b. Rukun atau Fardhu Tayamum
1. Niat
2. Mengusap muka dengan debu tanah
3. Mengusap dua belah tangan hingga siku-siku dengan debu tanah
4. Memindahkan debu kepada anggota yang diusap
5. Tertib
Ø Tatacara Tayamum
a. Meletakkan kedua tangan diatas debu yang bersih dan suci.
b. Mengusap muka dengan debu tanah, dengan dua kali usapan sambil mengucapkan niat. Niat (untuk diperbolehkan mengerjakan shalat)
Lafadz niat:
وَىَيْتُ التَّيَمُّمَ لِِِسْتِبَاحَتِ الصَّلََةِ فَرْضًا لِِلََِّ تَعَا لَي
Nawaitut-tayammuma li istibaahatish-shalaati fardhal lillahi ta’ala
Artinya: aku niat bertayamum untuk dapat mengerjakan shalat fardhu karena Allah
15
#LATSAT UR
c. Meletakkan dua belah tangan diatas debu yang berbeda untuk diusapkan ke dua belah tangan sampai siku-siku.
5. WUDHU
Ø Syarat dan Rukun Wudhu
a. Syarat wudhu:
1. Islam
2. Tamyiz, yakni dapat membedakan baik buruknya sesuatu
3. Tidak berhadas besar
4. Dengan air suci dan mensucikan
5. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air sampai ke anggota wudhu, misalnya getah, cat, minyak dan sebagainya.
6. Mengetahui mana yang wajib (fardhu) dan yang sunnah
b. Rukun (Fardhu) wudhu:
1. Niat: ketika membasuh muka
2. Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu, dan telinga kanan hingga telinga kiri)
3. Membasuh kedua tangan hingga siku
4. Membasuh sebagian rambut kepala
5. Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki
6. Tertib (berturut-turut), artinya mendahulukan mana yang harus dahulu, dan mengakhirkan mana yang harus di akhirkan.
16
#LATSAT UR
Ø Tatacara wudhu
Sebelum berwudhu kita harus membersihkan dahulu najis-najis yang ada di badan, kalau memang ada najis.
Cara mengerjakan wudhu:
a. Membaca ― Bismillahir-rahmanir-rakhim‖, sampai mencuci kedua belah tangan sampai pergelangan tangan dengan bersih.
b. Selesai membersihkan tangan terus berkumur-kumur tiga kali, sambil membersihkan gigi.
c. Selesai berkumur terus menyela-nyela lubang hidung tida kali.
d. Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu, dan telinga kanan hingga telinga kiri). Sambil niat wudhu sebagai berikut:
نَوَيْتُ الوُضُوْءَلِرَفْعِ الحَدَثِ الَْْصْغَرِ فَرْضًا هِ لِلَِ تَعَا لَي
Nawaitul wudhuu’a li raf’il-hadatsil-ashghari fardhal lillahi ta’alaa
Artinya: aku berwudhu untuk menghilangkan hadas kecil. Fardhu karena Allah.
e. Membasuh kedua belah tangan hingga siku-siku sampai tiga kali
f. Mengusap sebagian rambut kepala sampai tiga kali
g. Mengusap kedua belah telinga hingga tiga kali
h. Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki hingga tiga kali.
i. Dalam mengerjakan rukun wudhu wajib dikerjakan dengan berturut-turut (tertib)
17
#LATSAT UR
C. Hadas Besar dan Tatacara Thaharahnya
1. Hal-hal yang termasuk hadas besar antara lain:
• bertemunya alat kelamin laki-laki dan wanita, baik keluar mani maupun tidak,
• keluarnya darah haid, nifas, wiladah dan istihadah.
• keluar air mani, baik ada sebabnya maupun tidak seperti mimpi, dan
• orang yang mati.
2. MANDI BESAR
Ø Sebab-Sebab Mandi Wajib
a. Bertemunya dua khitan (bersetubuh)
b. Keluar mani disebabkan bersetubuh atau dengan lain-lain sebab.
c. Mati, dan matinya itu bukan mati syahid
d. Setelah selesai nifas (melahirkan: setelah selesai berhentinya keluar darah sesudah melahirkan)
e. Karena wiladah (setelah melahirkan)
f. Setelah selesai haidh.
Ø Rukun Mandi Wajib
a. Niat
b. Membasuh seluruh badan dengan air, yakni meratakan air ke semua rambut dan kulit
c. Menghilangkan najis
Ø Sunnah-Sunnah Mandi Wajib
18
#LATSAT UR
a. Mendahulukan membasuh segala kotoran dan najis di seluruh badan.
b. Membaca basmalah pada permulaan mandi
c. Menghadap kiblat pada saat mandi dan mendahulukan bagian kanan daripada kiri
d. Membasuh badan sampai tiga kali
e. Membaca doa sebagaimana membaca doa sesudah wudhu
f. Mendahulukan mengambil air wudhu, yakni sebelum disunahkan berwudhu lebih dahulu.
g. Beriringan, artinya tidak lama waktu antara membasuh sebagian anggota yang satu dengan yang lain.
Ø Larangan Bagi Orang yang Sedang Junub
Bagi mereka yang sedang berjunub, yakni mereka masih berhadats besar tidak boleh melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Melaksanakan shalat
b. Melakukan thawaf di Baitullah
c. Memegang Kitab Suci Al-Qur‘an
d. Membawa/mengangkat Kitab Al-Qur‘an
e. Membaca Kitab Suci Al-Qur‘an
f. Berdiam di masjid
Ø Larangan Bagi Orang yang Sedang Haidh
Mereka yang sedang haidh dilarang melakukan seperti tersebut di atas, dan ditambah larangan sebagai berikut:
19
#LATSAT UR
a. Bersenang-senang dengan apa yang diantara pusar dan lutut.
b. Berpuasa, baik sunnah maupun wajib
c. Dijatuhi thalaq (cerai).
Ø Tatacara Mandi Wajib
Setelah mengetahui sebab, rukun, dan sunah mandi wajib maka pelaksanaannya sebagai berikut:
1. Membasuh kedua tangan dengan niat yang ikhlas karena Allah
2. Membersihkan kotoran yang ada pada badan
3. Berwudhu
4. Menyirami rambut dengan sambil menggosok atau menyilanginya dengan jari
5. Menyirami seluruh badan dengan mendahulukan anggota badan sebelah kanan dan menggosoknya dengan rata.
6. Apabila dianggap telah rata dan bersih, maka selesailah mandi kita.
MATERI 4
PENTINGNYA SHALAT
Shalat adalah rukun kedua dari rangkaian lima rukun-rukun Islam, dan shalat adalah rukun yang paling ditekankan setelah dua kalimat syahadat.
Shalat adalah washilah (media) antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Nabi Shallallahu‟alaihi Wasallam telah bersabda,
إِ أَحَدَمُ إِذَا صَيَّ يُ اَْجِي زَبَّهُ …
―Sesungguhnya apabila seorang hamba mengerjakan shalat, maka ia sedang bermunajat kepada Rabb-nya…‖2
Dan Allah berfirman dalam hadits Qudsi:
قَسَ تَُْ اىصَّلاَةَ بَيْ وَبَيْ عَبْدِي صِّْفَيْ وَىِعَبْدِي اٍَ سَأَهَ فَإِذَا قَاهَ اىْعَبْدُ ( اىْحَ دَُْ لِِلََِّ زَبِّ اىْعَاىَ يَِ ). قَاهَ اللََُّّ تَعَاىَ حَ دََِ عَبْدِي وَإِذَا قَاهَ ( اىسَّحْ اىسَّحِي ). قَاهَ اللََُّّ تَعَاىَ أَثْ عَيَ عَبْدِي . وَإِذَا قَاهَ ( اٍَىِلِ يَىْ اىدِّيِِ ). قَاهَ جٍََّدَ عَبْدِي – وَقَاهَ
سٍََّةً فَىَّضَ إِىَ عَبْدِي – فَإِذَا قَاهَ ( إِيَّاكَ عَّْبُدُ وَإِيَّاكَ سَّْتَعِي ). قَاهَ هَرَا بَيْ وَبَيْ عَبْدِي وَىِعَبْدِي اٍَ سَأَهَ . فَإِذَا قَاهَ ( اهْدِ اَّ
ي اَِ ىصِّسَاطَ اىْ سَُْتَقِي صِسَاطَ اىَّرِي أَ عَّْ تََْ عَيَيْهِ غَيْسِ اىْ غََْضُىبِ عَيَيْهِ وَلاَ اىضَّاهِّ ). قَاهَ هَرَا ىِعَبْدِي وَىِعَبْدِي اٍَ سَأَهَ
―Aku membagi ash-Shalat (surat Al-Fatihah) antara Diri-Ku dan diri hamba-Ku menjadi dua bagian, dan bagi hamba-Ku adalah apa yang dipintanya. Apabila hamba tersebut membaca, „Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam,‟ maka Allah Ta‟ala berfirman, „Hamba-Ku telah memuji-Ku.‟ Jika ia mengucapkan, „Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang,‟ maka Allah berfirman, „Hamba-Ku telah memujiku.‟ Jika ia mengucapkan, „Yang Menguasai hari Pembalasan,‟ maka Allah berfirman, „Hamba-Ku telah memuliakan-Ku.‟ Jika ia mengucapkan, „Hanya kepada-Nya kami menyembah, dan hanya kepada-Nya kami memohon,‟ maka Allah berfirman, „Inilah bagian bagi Diri-Ku dan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku dalah apa yang dia minta.‟ Dan jika ia mengucpakan, „Berilah petunjuk kepda kami atas jalan yang lurus, yaitu jalan yang telah Engkau beri
21
#LATSAT UR
kenikmatan bagi yang mengikutinya, bukan jalan-jalan yang Engkau murkai dan bukan pula yang Kau sesatkan,‟ maka Allah berfirman, „Ini hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya.‖‘3
Shalat adalah latihan atas beragam bentuk peribadahan dalam serangkaian ritual shalat (yang tersusun) dari setiap pasangan yang indah. Takbir yang dengannya ibadah shalat dibuka, berdiri yang di dalamnya kalamullah (Al-Qur‘an) dibacakan oleh para pelaku shalat, ruku‘ yang di dalamnya Rabb diagungkan, berdiri dari ruku‘(i‘tidal) yang dipenuhi dengan pujian kepada Allah, sujud yang padanya Allah Ta‘ala disucikan dengan ke-Mahatinggian-Nya, hadirnya sepenuh hati padanya do‘a, lalu duduk untuk memohon dan memuliakan, serta diakhiri dengan salam.
Shalat adalah permohonan atas perkara-perkara yang penting dan pencegahan dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Allah Ta‘ala berfirman:
وَاسْتَعِي ىُْا بِاىصَّبْسِ وَاىصَّلَاةِ
―Dan mohonlah kalian dengan kesabaran dan shalat.‖ (QS. Al-Baqarah: 45).
Juga firman-Nya:
نََُْسِ اتْوُ اٍَ أُوحِيَ إِىَيْلَ اىْنِتَابِ وَأَقِ اىصَّلَاةَ إِ اىصَّلَاةَ تَ هَْْ عَ اىْفَحْشَاءِ وَاىْ
―Raihlah apa-apa yang diwahyukan kepadamu dari Al-Kitab dan tegakkanlah shalat. Sesungguhnya shalat melarang dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar.‖ (QS. Al-Ankabuut: 45).
Shalat adalah cahaya di dalam hati-hati kaum Mukminin dan yang melapangkan (dada-dada) mereka. Nabi Shallallahu‟alaihi Wasallam bersabda,
اىصَّلَاةُ ىُّْزٌ .
―Shalat adalah cahaya.‖4
Juga sabda beliau:
حَافَظَ عَيَيْهَا مَا تَّْ ىَهُ ىُّْزًا وَبُسْهَا اًّ وَ جََّاةً يَىْ اىْقِيَا تٍَِ .
22
#LATSAT UR
―Barangsiapa yang menjaga shalat, dijadikan baginya cahaya, petunjuk dan keselamatan di hari kiamat.‖5
Shalat adalah kebahagiaan jiwa kaum Mukminin dan keindahan pandangan-pandangan mereka. Nabi Shallallahu‟alaihi Wasallam bersabda, ―Dijadikanlah indah dalam pandanganku ketika shalat.‖6
Shalat adalah penyebab dihapuskannya kesalahan dan penolak beragam keburukan. Nabi Shallallahu‟alaihi Wasallam bersabda, ―Bagaimana menurut kalian apabila ada sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi lima kali sehari padanya. Masihkan tertinggal kotoran walapun sedikit?” Para Sahabat menjawab, “Tidaklah ada kotoran yang tertinggla sedikit pun.” Beliau melanjutkan, “Demikianlah perumpamaan shalat yang lima waktu. Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan dengannya.‖7
Juga sabda beliau Shallallahu‟alaihi Wasallam, ―Shalat yang lima waktu dan shalat Jumat hingga hari Jumat berikutnya sebagai penebus atas apa yang ada di antaranya, selama tidak melakukan dosa-dosa besar.‖8
Shalat berjamaah lebih utama 70 derajat dari pada shalat sendirian. (Riwayat Ibnu ‗Umar dari Nabi Shallallahu‟alaihi Wasallam).
Ibnu Mas‘ud radhiyallahu „anhu mengatakan, ―Barangsiapa ingin dimudahkan untuk bertemu dengan Allah di kemudian hari dalam keadaan Muslim, maka hendaklah ia menjaga seluruh shalat-shalat yang lima waktu dimana saja ada seruan adzan. Sesungguhnya Allah Ta‘ala mensyari‘atkan bagi Nabi kalian sunnah-sunnah agama. Dan sesungguhnya kesemuanya itu termasuk sunnah-sunnah agama. Maka sekiranya kalian mengerjakan shalat-shalat tersebut di rumah-rumah kalian sebagaimana shalatnya orang yang lalai di rumahnya, maka sungguh kalian telah meninggalkan Sunnah Nabi kalian. Dan apabila kalian meninggalkan Sunnah Nabi kalian, maka sungguh kalian akan sesat. Tidaklah seorang laki-laki besuci(berwudhu‘) dan membaguskan wudhu‘nya, kemudian ia berangkat ke masjid dari masjid-masjid yang ada ini, melainkan Allah akan menuliskan (menetapkan) baginya satu kebaikan pada ayunan langkahnya, dan mengangkat satu derajatnya, serta menghapuskan satu kesalahan(dosa)nya. Sungguh kami telah melihat bahwa tiada seorang pun yang meninggalkannya melainkan dia seorang munafiq yang
23
#LATSAT UR
telah jelas kemunafiqkannya. Dan sungguh ada seseorang yang menunaikankannya dengan dipapah pada kedua kakinya hingga ia berdiri pada barisannya.‖9
Khusyu’ dalam shalat adalah adanya kehadiran hati, dan penjagaan terhadapnya termasuk dari sebab-sebab masuk surga. Allah Ta‟ala berfirman (yang artinya), ―Sesungguhnya beuntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)orang-orang yang khusyu‟ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat(yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.‖ (QS. Al-Mukminuun 1-11).
Ikhlas hanya kepada Allah Ta‟ala dalam shalat dan melaksanakannya sebagaimana yang telah dijelaskan dalam As-Sunnah merupakan dua syarat asasi bagi diterimanya ibadah shalat. Nabi Shallallahu‟alaihi Wasallam bersabda,
إِ اَََّّ الأَعْ اََهُ بِاى يَِّّْتِ وَىِنُوِّ ا سٍِْئٍ اٍَ ىََّي .
―Sesungguhnya amal itu bergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang adalah apa yang diniatkannya.‖10
Juga sebagaimana sabda beliau Shallallahu‟alaihi Wasallam,
صَيُّىْا مَ اََ زَأَيْتُ ىَُْ يِّْ أُصَيًِّ
―Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.
MATERI 5
AKHLAK ISLAMI
Tujuan Materi
Megetahui akhlaq seorang muslim
Mengerti dan mengamalkan akhlaq islami dalam segala aspek kehidupan
Rincian Materi
DEFINISI AKHLAQ ISLAMI
Akhlaq adalah ciri khas seorang muslim yang membedakan dirinya dengan yang lain. Akhlaq Islam yang tinggi dan mulia akan menjadikan generasi yang terbaik dalam peradaban manusia. Sehingga setiap muslim hendaknya menyadari ada perbedaan antara akhlaq dirinya dengan orang lain yang bukan muslim karena salah satu tugas Rasul di muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlaq manusia (QS.2:111,68:4,33:21). Akhlaq pula yang mengidentifikasikan manusia sebagai makhluk yang berbeda dengan binatang (QS.7:179) sehingga manusia yang dalam dirinya tidak terdapat akhlaq yang selayaknya dimiliki oleh manusia.
Akhlaq yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang diyakini seseorang. Buruknya akhlaq merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang terhadap aqidah dan syariah . Akhlaq juga merupakan buah dari ibadah (QS.29:45, 2:197).
“Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling luhur,aqidahnya.”(H.R.Tirmidzi)
“Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam dan sesungguhnya sebaik-baik keislaman manusia adalah yang paling baik akhlaqnya.” (H.R.Thabrani,
“Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi keluhuran akhlaqnya.”(H.R.Tirmidzi) “Seburuk-buruk umatku adalah orang yang banyak omong, bermulut besar dan berlagak pandai. Dan sebaik-baik umatku adalah mereka yang paling baik akhlaqnya.” (H.R. Bukhari)
A.Ciri Pribadi Muslim BeCrtaqwa sebagai Realisasi Akhlaq yang sempurna
1. Mencintai Alloh diatas segala kecintaan dan menjadikan cinta ini sebagai dasar untuk mencintai yang lain seperti Rasulullah, orang tua, dsb (QS.9:24)
2. Takut akan kemurkaan Alloh
3. Senantiasa mengharap Ridho Alloh SWT
4. Senantiasa merasa disertai Alloh dimanapun kita berada
5. Senantiasa mendekatkan diri kepada Alloh dalam berbagai keadaan
a.Contoh Akhlaq Seorang Muslim
1. Selalu memperkuat hubungan dengan Alloh
2. Menjaga diri dari hal yang sybhat (samar-samar/meragukan)
3. Menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan (QS. 24:30)
4. Istiqomah dalam kebenaran (QS.11:113)
5. Lemah lembut dan suka memaafkan (QS. 20:44)
6. Penuh cinta dan kasih sayang (QS. 9:128)
7. Benar, jujur dan tegas (QS. 33:70)
8. Tawadhu/rendah hati (QS. 26:215)
9. Jiwa yang siap berkorban (QS. 49:15)
10. Menyimpan rahasia
11. Menutupi aib orang lain
12. Menghormati yang tua dan menyayangi yang muda
13. Memenuhi janji
14. Tidak berteman dengan orang-orang yang buruk / ikut-ikutan
15. Tidak ghibah
b.Tata Krama yang berlaku umum untuk lelaki dan perempuan
1. Komunikasi antara keduanya harus dalam batas ucapan yang baik, tidak mengandung kemunkaran, tidak mengandung hal yang tidak bermanfaat,dsb (QS.33:12)
2. Menundukkan pandangan (QS.24:30-31) kecuali dalam hal pendidikan, kesehatan/kedokteran, jual beli, dan meminang.
3. Menghindari percampuran antat lawan jenis (ikhtilat)
4. Tidak berkhalwat / berduaan antara lawan jenis
5. Menghindari posisi syubhat yang memungkinkan munculnya pandangan negatif dari orang lain.
c. Tata Krama Khusus Wanita
1. Komitmen dengan pakaian syar’i / menutup aurat (QS. 24:31, 33:59)
2. Serius dalam berbicara / tidak mendayu-dayu (QS.33:32)
3. Wajar dalam melakukan gerak-gerik
Catatan untuk Tentor :
Permasalahan mengenai interaksi antara lawan jenis kadangkala menjadi hal yang dilematis terkait dengan relitas di lapangan. Maka dari itu, setiap tentor harus bijak dalam menjelaskan permaslahan ini, jangan sampai peserta mentoring merasa tertekan dan sebagainya. Bangun motivasi mereka untuk melakukan hal ini. Jelaskasn bahwa ketika kita mengaku sebagai seorang muslim dan mnyetakan diri kita sebagai orang yang beriman, maka mau tidak mau, konsekuensinya, kita harus melakukan aturan islam secara kaffah/sempurna. Tidak mengambil yang enaknya saja, dan meninggalkan yang lain. Jelaskan pula bahwa permasalahan-permasalahan yang ada sebenarnya ujian dari Alloh untuk menguji keistiqomahan keimanan kita kepada Alloh. Dan selama kita bisa menjaga prinsip yang kita miliki yang sesuai dengan Islam, Insya Alloh, Allo0h akan memberi balasan yang besar kepada kita.
Cara Mencapai Akhlaq Mulia
Menjadikan iman sebagai pondasi dan sumber. Iman artinya percaya yaitu percaya bahwa Alloh selalu melihat segala perbuatan manusia. Bila melakukan perbuatan baik, balasannya akan menyenangkan. Bila perbuatan jahat maka balasan pedih siap menanti. Hal ini akan melibatkan iman kepada hari akhir. Akhlaq yang baik akan dibalas dengan surga dan kenikmatan (QS.55:12-37). Begitu pula dengan akhlaq yang buruk akan disiksa di neraka (QS. 22:19-22).
Pendekatan secara langsung
Artinya melalui Al-Qur’an. Sebagai seorang muslim harus menerima Al-Qur’an secara mutlak dan menyeluruh. Jadi, apa pun yang tertera di dalamnya wajib diikuti. Misalnya, Al-Qur’an melarang untuk saling berburuk sangka (QS.49:12), menyuruh memenuhi janji (QS.23:18),dan sebagainya.
Pendekatan tidak secara langsung
Yaitu dengan upaya mempelajari pengalaman masa lalu, yakni agar kejadian-kejadian malapetaka yang telah terjadi tak akan terulangi lagi di masa kini dan yang akan datang. Dari hal di atas, intinya adalah latihan dan kesungguhan. Latihan artinya berusaha mengulang-ulang perbuatan yang akan dijadikan kebiasaan. Kemudian bersungguh-sungguh berkaitan dengan motivasi. Motivasi yang terbaik dan paling potensial adalah karena ingin memenuhi perintah Alloh dan siksa-Nya.
Daftar Pustaka:
Novi Hardian & Tim ILNA Learning Center. Super Mentoring
Kaderisasi UKKI UNSOED 2002. Silabus Materi PPAI UNSOED 2002
Abbas, Ziyad (ed.) , Pilihan Hadits Politik, Ekonomi dan Sosial, Pustaka Panjimas
Ali Hasyimi, Muhammad, Dr., Apakah Anda Berkepribadian Muslim? Hal 24-28, GIP
Yakan, Muna Hadad., Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, hal 38-40, GIP
Isnet „Urgensi Akhlak 1“
MATERI 6
UKHUWAH ISLAMIYAH
Tujuan Materi
Setelah mendapatkan materi ini maka peserta asistensi akan mampu :
Mengetahui makna, hakekat dan buah dari ukhuwah islamiyah
Menjalin ukhuwah islamiyah sesama peserta khususnya dan umat islam pada umumnya
Merasakan penderitaan saudara-saudaranya di negeri-negeri islam yang sedang tertindas oleh musuh-musuh islam.
Rincian Materi
Ikatan persaudaraan antara sesama muslim merupakan model persaudaraan yang paling berharga dan hubungan paling mulia yang mungkin terbentuk antara sesama manusia.
Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (QS. 15:47)
Persaudaraan antar mukmin lebih unggul dari hubungan persaudaraan dengan saudara kandung sendiri karena ikatan aqidah lebih kokoh dari ikatan keturunan. Hal ini dapat dilihat dari dialog Nuh as,
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan Sesungguhnya janji Engkau Itulah yang benar. dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya." (QS.11 : 46)
Lalu Allah SWT menjawab :
Allah berfirman: "Hai Nuh, Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), Sesungguhnya (perbuatan)nya[722] perbuatan yang tidak baik. sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." (QS 11 : 46)
Makna Ukhuwah Islamiyah
Kata ukhuwah berasal dari kata kerja akha, missal dalam kalimat “akha fulanun shalihan” (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna ukhuwah menurut Hasan Al Banna adalah katerkaitan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.
Hakekat Ukhuwah Islamiyah
Persaudaraan yang terjalin antar kaum mukmin pada hakekatnya merupakan :
Nikmat Allah
Persaudaraan yang terjalin antara kaum mukmin merupakan anugerah nikmat yang besar dari Allah SWT,
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.(QS Ali Imran : 103)
Seperti Tali Tasbih
Ukhuwah yang dijalin oleh orang-orang yang beriman tidak memandang status keduniaan tapi berdasarkan aqidah. Ukhuwah laksana tili tasbih yang menyatukan manik-manik sehingga menjadi satu kesatuan. Jika tali putus maka bercerai-berailah semuanya. Ukhuwah islamiyah ini adalah sifat kaum mukmin dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.(QS 43 : 67)
3. Arahan Rabbani
Ikatan persaudaraan orang-orang yang beriman merupakan arahan dari Allah SWT karena ia terbina karena Allah dan merupakan tali iman yang paling kuat .
Dan jika mereka bermaksud menipumu, Maka Sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin, Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman)[622]. walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah Telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Anfal: 62-63)
4. Cermin Kekuatan Iman
Hanya orang-orang yang berimanlah yang akan merasakan indahnya hidup dalam persaudaraan islam,
Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al Hujarat :10)
C. Perbedaan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Jahiliyah
Perbedaan ukhuwah islamiyah dan ukhuwah jahiliyah adalah :
Ukhuwah islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan akidah dan syari’at islam.
Ukhuwah Jahiliyah bersifat temporer (terbatas waktu dan tempat), yaitu ikatan selain ikatan akidah (misal : ikatan keturunan orang tua – anak, perkawinan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan dan kepentingan pribadi).
D. Peringkat-Peringkat Ukhuwah
Ta’aruf, berarti saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara kaum muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT.
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujarat :13)
Ta’aluf, berarti bersatunya seorang muslim dengan muslim yang lainnya. Ta’aluf berasal dari kata ilf artinya persatuan. Kata ulfah juga serupa dengan kata ilf yang bermakna kecintaan Allah SWT kepada orang yang beriman, yang mana Allah telah mempersatukan hati mereka (QS.3:103 dan QS.8:63)
Tafahum, berarti saling memahami.
Ri’ayah dan tafaqud adalah hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta, karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan. Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw beliau bersabda, “Barang siapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat, Allah selalu menolong hamba selama ia menolong saudaranya.”(HR. Muslim)
Ta’awun, berarti saling membantu tentu saja dalam kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.
Tanashur, adalah jenis ta’awun tetapi memiliki pengertian yang lebih dalam, lebih luas dan lebih menggambarkan makna loyalitas dan cinta. Tanashur merupakan terjemahan nyata dari ukhuwah dalam islam. Orang-orang yang berukhuwah dan bertanashur dalam kebenaran yang dibawanya. Allah SWT telah menjelaskan bahwa Dia pasti akan menolong siapa saja yang menolong agama-Nya dalam firman-Nya,
(yaitu) orang-orang yang Telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali Karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah Telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (QS. Al Hajj:40)
E. Hal-hal yang Menguatkan Ukhuwah Islamiyah
Hal-hal yang menguatkan ukhuwah islamiyah adalah:
Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai.
Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda: “Ada seseorang yang berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu di depannya. Orang yang di samping Rasulullah tadi berkata: ‘Aku mencintai dia ya Rasulullah’, Lalu Nabi menjawab ‘Apakah kamu telah memberi tahukan padanya?’ Orang tersebut menjawab ‘Belum’. Kemudian Rasulullah bersabda ‘Beritahukan kepadanya’ Lalu orang itu memberituhukan kepadanya seraya berkata ‘Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.’ Kemudian orang yang dicintainya itu menjawab : ‘Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.”
Memohon dido’akan bila berpisah
“Tidak seorang hamba mukmin berdo’a untuk saudaranya dari kejauhan melainkan malaikat berkata : Dan bagimu juga seperti itu” (HR. Muslim).
menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa.
“Janganlah kamu meremehkan kebaikan (apa saja yang datang dari saudaramu) dan jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka beerikan dia senyuman kegembiraan. (HR.Muslim)
Berjabatan tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim)
“Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah” (HR. abu Daud dari Barra’).
Saling bersilaturrahim (mengunjungi saudara)
Imam Malik meriwayatkan : Berkata Nabi bahwa Allah berfirman : “Pasti akan mendapatkan cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, di mana keduanya saling berkunjung karena Aku dan saling memberi karena Aku.”
menberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
“Hendaknya kalian saling memberi hadiah karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati.” (HR. imam Dailami dari Anas)
Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
”Siapa yang meringankan beban penderitaan seorang mukmin di dunia psti Allah akan meringankan beban penderitaannya di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang dalam keadaan susah pasti Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutup aib seorang muslim pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudara-Nya.” (HR. Muslim)
Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
“Hak seorang muslim atas muslim ada enam, yaitu jika bertemu maka ucapkan salam padanya, jika diundang maka penuhilah, jika dinasehati maka nasehati pulalah dia, jika bersin maka do’akanlah, jika sakit kunjungilah dan jika meninggal maka antarkanlah ke kubur.” (HR. Muslim dan Abu Hurairah)
Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilannya
“Barang siapa mengucapkan selamat kepada saudaranya ketika saudaranya mendapat kebahagiaan niscaya Allah mengembirakannya pada hari kiamat.” (HR. Thabrani)
Buah Ukhuwah Islamiyah
Adapun buah dari ukhuwah Islamiyah adalah :
Merasakan lezatnya iman
”Tiga perkara yang barang siapa terdapat padanya tiga perkara tersebut maka ia akan merasakan lezatnya iman, yaitu : jika ia mencintai Allah dan rasul-Nya lebih dari mencintai yang lain, merasa cinta karena Allah dan benci karena Allah, lebih menyukai api neraka yang menyala-nyala daripada harus berbuat syirik kepada Allah.” (HR. Muslim)
Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi)
“Allah berfirman pada hari kiamat : “di mana orang-orang yang menjalin rasa cintakarena Aku? Hari ini pada saat tidak ada lagi naungan apapun kecuali naungan-Ku.
Ada sebanyak 7 kelompok dari mereka itu yang mendapat perlindungan-Nya,sebagaimana diriwayatkan Asy-Syaikhani bahwa diantara yang 7 kelompok itu adalah dua orang yang menjalin cinta karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah juga.” (HR. Ibnu Hibban dan Hakim dari Anas ra.)
Mendapatkan tempat khusus disurga
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman[801]". Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya. (QS.Al Hijr :45-48)
“Sesungguhnya di sekitar Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya, yang di atasnya terdapat suatu kaum yang menggunakan pakaian cahaya. Wajah mereka bercahaya dan mereka itu bukan Nabi dan syuhada tertegun (merasa iri) kepada mereka sehingga berkata : ‘Hai Rasulullah tolong beritahu siapa gerangan mereka itu?’ Beliau menjawab :’Mereka adalah orang yang menjalin cinta karena Allah dan saling bermajelis (duduk memikirkan sesuatu) karena Allah dan saling mengunjungi karena Allah semata.” (HR. Nasa’i).
MATERI 7
MANAJEMEN WAKTU
Tujuan Materi
Dapat memanajemen waktu dengan baik
I . Waktu Dalam Al Qur’an dan Sunnah
Dalam banyak ayat Allah bersumpah dengan waktu, seperti dalam firman-Nya :
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian ( Qs Al Ashr : 12 )
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى
Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang, ( Qs Al Lail : 1-2 )
وَالضُّحَى وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى
Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap ( Qs Ad Duha : 1-2 )
Ayat-ayat di atas menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia ini, karena Allah tidak bersumpah terhadap sesuatu di dalam Al Qur’an kecuali untuk menunjukkan kelebihan yang dimilikinya.
Bahkan dalam ayat lain Allah menegaskan bahwa dengan menggunakan waktu tersebut seorang hamba bisa mengambil pelajaran dan bersyukur, sebagaiman yang tersebut dalam firman Allah swt :
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا
Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. ( Al Furqan : 62 )
Tadzakkur berarti mengingat Allah, mengingat nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada kita, mengingat bahwa seorang muslim dalam hidupnya ini mempunyai tujuan yaitu beribadat kepada Allah swt dan memakmurkan dunia ini dengan nilai-nilai yang diletakkan oleh Allah swt, mengingat bahwa kematian adalah sesuatu yang benar-benar akan terjadi pada diri setiap manusia, sehingga dia harus mempersiapkan segalanya untuk menyambutnya. Dengan demikian tadzakkur berarti juga kesempatan untuk mengembangkan diri di dalam kehidupan ini untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi manusia, negara, bangsa dan ummat, serta di akherat nanti menjadi pendamping para nabi , syhuhada siddiqun serta sholihun di syurga .
Syukur berarti mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita, mensyukuri kesempatan yang diberikan Allah kepada kita, mensyukuri potensi yang diletakkan Allah dalam diri kita , untuk kemudian kita gali, kita kembangkan dan kita aktualisasikan untuk kepentingan masyarakat dan umat.
Bahkan Allah telah menyatakan bahwa Ulul Albab adalah orang –orang yang mampu memanfaatkan waktunya untuk ketaatan. Allah berfirman :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ
” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ” (Qs Ali Imran : 190)
Ayat di atas menunjukkan bahwa Ulul Albab ( para cerdik cendikia ) bukanlah orang yang mampu menghafal kata-kata maupun sususan huruf yang tertulis di dalam buku atau mampu menjawab soal-soal ujian di suatu sekolah, akan tetapi Ulul Albab adalah orang yang mampu melihat kejadian yang ada disekitarnya dan memanfaatkan waktu yang ada, selanjutnya diramu menjadi bekal di dalam kehidupan ini, untuk kemudian diteruskan dengan mengerjakan hal-hal yang bermanfaat bagi kepentingan manusia.
Karena pentingnya waktu yang ada, sehingga Allah akan meminta pertanggungjawaban dari setiap manusia untuk apa saja waktu yang diberikan Allah selama hidup ini. Dalam suatu hadist disebutkan :
لن تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن أربع : عن عمره فيما أفناه ، وعن شبابه فيما أبلاه ، وعن علمه ماذا عمل به ، وعن ماله من أين أخذه وفيما أنفقه ”
“ Tidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan empat hal :
Umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan
Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja
Hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya
Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak ” ( Hadist Hasan, HR. Tirmidzi )
Kalau kita perhatikan hadist di atas, kita dapatkan bahwa 4 unsur kekuatan yang ada dalam diri manusia, jika ia mau memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, niscaya akan berhasil di dunia dan akherat. ( kesempatan + kesehatan + harta + ilmu ) .
Hal ini dikuatkan dengan hadist lain yang menyatakan :
نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس : الصحة والفراغ
” Dua nikmat yang kebanyakan manusia rugi di dalamnya : Kesehatan + Kesempatan ” ( HR Bukhari )
II. Langkah –Langkah Efektif Dalam Mengatur Waktu
Banyak diantara kita yang mempunyai keinginan yang kuat untuk memanfaat waktunya dengan sebaik-baiknya dalam hal-hal yang positif, akan tetapi tidak sedikit dari mereka yang belum mempunyai gambaran utuh tentang langkah -langkah yang harus ditempuh untuk mencapai cita-citanya. Berikut ini beberapa tawaran singkat tentang langkah-langkah pengaturan waktu :
Langkah Pertama : Isi waku kosong dengan kegiatan yang bermanfaat .
Ada sebuah hikmah mengatakan :
إن الفراغ والشباب والجدة مفسدة للمرأة أي مفسدة
” Kekosongan jika melanda para pemuda yang mempunyai uang , maka akan mengakibatkan kerusakan yang lur biasa .”
Ini dikuatkan dengan hikmah lainnya :
الفراغ للرجال غفلة ، وللنساء غلمة
” Pengangguran bagi laki-laki adalah sebuah kelalaian dan bagi perempuan akan menjerumus kepada hal-hal yang negatife ( syahwat ). ”
- Bukankah Istri pejabat yang merayu nabi Yusuf as. disebabkan karena kekosongan dan kesepian yang menyelimutinya.
- Para dokter menyatakan bahwa 50 % kebahagian hidup bisa di dapat dengan mengisi waktu kosong dengan kegiatan yang bermanfaat. Betapa kita lihat para pekerja kasar di jalan-jalan, para kuli bangunan, para petani di sawah-sawah , para pedagang asongan di terminal-terminal, merasa lebih tenang dan bahagia dibanding dengan anda yang melamun dan tergeletak di atas kasur akibat pengangguran. ()
- Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sebagian orang yang sudah lanjut usia didapatkan masih kelihatan energik dan jarang merasa lesu atau malas, hal itu dikarenakan mereka selalu menyibukkan diri mereka dengan pekerjaan-pekerjaan yang bisa mengembangkan syaraf mereka. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan mereka saja, akan tetapi lebih dari itu, menjaga kesehatan otak mereka juga. ()
Langkah Kedua : Menggunakan satu waktu untuk banyak kegiatan
- Sebuah pepatah mengatakan : ” Sambil menyelam minum air ” , ” Sekali dayung dua atau tiga pulau terlampaui.”
- Para ulama dahulu telah memberikan contoh kepada kita bagaimana memanfaatkan waktu yang terbatas untuk mengerjakan lebih dari satu kegiatan :
Diriwayatkan bahwa Khatib Al Baghdadi salah seorang ulama hadist yang sangat terkenal, jika ia berjalan mesti ditangannya ada sebuah buku yang dibacanya ”
Imam Sulaim Ar Razi , salah seorang ulama Syafi’ah yang meninggal tahun 447 H, selalu mengisi waktu-waktunya dengan pekerjaan yang bermanfaat. Berkata Ibnu Asakir : ” Saya pernah diceritakan oleh guruku : Abu Farj Al Isfirayini bahwa beliau pada suatu saat keluar dari rumahnya untuk suatu keperluan, kemudian tidak berapa lama datang lagi sambil berkata : ” Saya telah membaca satu juz dari al Qur’an selama saya di jalan ” . Berkata Abu Faraj : ” Saya pernah diceritakan oleh Muammil bin Hasan bahwa pada suatu hari ia melihat pena Sulaim Ar Razi rusak dan tumpul, ketika ia memperbaiki penanya tersebut terlihat ia menggerak-gerakkan mulutnya , setelah diselidiki ternyata di membaca Al Qur’an di sela-sela memperbaiki penanya, dengan tujuan agar tidak terbuang begitu saja waktunya dengan sia-sia. ” ()
Abu Al Wafa’ Ibnu Uqail, salah satu tokoh dalam Madzhab Hambali mampu menyingkat waktu makan dengan memilih makan yang praktis, beliau bisa memanfaat perbedaan waktu makan roti kering dengan roti yang diberi air , untuk membaca 50 ayat Al Qur’an. ()
Abu Al Barakat, kakek Ibnu Taimiyah, jika ia masuk kamar mandi atau WC , ia menyuruh saudaranya untuk membacakan sebuah buku dengan suara keras agar dia bisa mendengarnya. ()
Untuk saat ini, apa yang dikerjakan oleh para ulama tersebut bisa kita tiru dengan sarana yang lebih mudah, seperti tape, komputer, bahkan USB/Mp3 jauh lebih praktis untuk bisa mendengar ceramah ataupun bacaan Al Qur’an sambil berjalan.
Jepang berhasil menjadi sejajar dengan negara-negara maju lainnya dalam kurun waktu yang relatif singkat, setelah kejatuhan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, hal itu disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah : hobi membaca yang sudah membudaya di negara tersebut, hal ini di dukung dengan menyebarnya jalur kereta listrik ke berbagai pelosok sejak 1950-an yang secara tidak langsung ikut juga memperkuat kecenderungan masyarakat untuk membaca. Orang dapat menghabiskan waktu beberapa jam setiap hari dalam perjalanan dengan kereta. ()
Kita sebagai mahasiswa dan pelajar Indonesia di Kairo bisa membudayakan hobi membaca dalam sarana-sarana trasnportasi, seperti altramco, bis mini dan metro bawah tanah. Sebaiknya mencari sarana transportasi yang bisa mendukung ke arah itu, walaupun kadang-kadang agak lebih mahal sedikit .
Langkah Ketiga : Memilih waktu-waktu yang mempunyai keutamaan .
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa di dalam ajaran Islam terdapat waktu-waktu tertentu yang mempunyai keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki oleh waktu-waktu lainnya , seperti :
a. Keutamaan bulan Ramadlan, di dalamnya terdapat 10 malam terakhir yang di dalamnya ada satu malam, yaitu lailat qadr yang mempunyai kadar ibadah 1000 bulan pada malam-malam lainnya.
b. Keutamaan 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah, puncaknya ada pada tanggal 10 Dzulhijjah , Dalam suatu hadist disebutkan bahwa:
ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله منه في هذه الأيام العشر . قالوا : ولا الجهاد في سبيل الله !! قال : ولا الجهاد في سبيل الله ، إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذلك بشيء .
c. Hari Jum’at, merupakan sebaik-bak hari dalam seminggu, di dalamnya banyak keutamaan, yang jika seorang muslim mampu memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, niscaya akan mendapatkan pahala yang sangat banyak sekali. Di dalamnya ada satu jam yang jika seorang muslim berdoa, niscaya Allah akan mengabulkannya.
خير يوم طلعت عليه الشمس يوم الجمعة ( أخرجه مسلم )
فيها ساعة لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلى يسأل الله شيئا إلا أعطاه إياه ( متفق عليه )
d. Waktu sahur, tepatnya pada sepertiga terakhir malam hari.
ينزل الله كل ليلة إلى سماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الآخر فيقول : من يدعوني فأستجيب له ، ومن يسألني فأعطيه ، ومن يستغفرني فأغفر له ( أخرجه مسلم )
Oleh karena itu para salaf sholeh mengibaratkan sholat 5 waktu sebagai timbangan harian, hari Jum’at sebagai timbangan mingguan, bulan Ramadlan sebagai timbangan tahunan, sedangkan haji sebagai timbangan seumur hidup. Mereka sangat memperhatikan bagaimana hariannya bisa terjaga dengan baik, setelah berhasil, mereka berusaha menjaga mingguannya, setelah berhasil, mereka berusaha untuk menjaga tahunannya , setelah berhasil mereka menjaga umurnya, dan itulah misk khitam ( penutup yang baik ) Masalah ini, kalau kita kembangkan dalam kehidupan sehari-hari kita, maka kita sholat lima waktu sebagai barometer kegiatan kita sehari-hari, sebagai contoh : kegiatan menghafal atau mengulangi hafalan Al Qur’an. Ternyata dengan mengikuti jadwal sholat lima waktu terbukti kegiatan kita sangat efektif, karena seorang muslim tentunya tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu. Agar terasa lebih ringan, hendaknya setiap sholat dibagi menjadi dua bagian, sebelum sholat dan sesudahnya. Sebelum sholat , yaitu : sebelum adzan, dan waktu antara adzan dan iqamah . Apabila dia termasuk orang yang rajin ke masjid, sebaiknya pergi ke masjid sebelum adzan agar waktu untuk mengulangi hafalannya lebih panjang. Kemudian setelah sholat, yaitu setelah membaca dzikir ba’da sholat atau dzikir pagi pada sholat shubuh dan setelah dzikir sore setelah sholat Ashar. Seandainya saja, ia mampu mengulangi hafalannya sebelum sholat sebanyak seperempat juz dan sesudah sholat seperempat juz juga, maka dalam satu hari dia bisa mengulangi hafalannya sebanyak dua juz setengah. Kalau bisa istiqamah seperti ini, maka dia bisa menghatamkan hafalannya setiap dua belas hari, tanpa menyita waktunya sama sekali. Kalau dia bisa menyempurnakan setengah juz sisanya pada pada sholat malam atau sholat-sholat sunnah lainnya, berarti dia bisa menyelesaikan setiap harinya tiga juz, dan dengan demikian dia bisa menghatamkan Al Qur’an pada setiap sepuluh hari sekali. Banyak para ulama dahulu yang menghatamkan hafalannya setiap sepuluh hari sekali.
Langkah Ke-Empat : Membagi waktunya dalam berbagai kegiatan .
Sebagai seorang muslim, seyogyanya dia tidak hanya beramal dan bekerja pada satu bidang saja, akan tetapi hendaknya membagi waktu-waktunya untuk mengerjakan kewajibannya terhadap Allah swt dengan beribadat kepada-Nya, juga kewajibannya terhadap orang tua, saudara , anak dan istri, tetangga dan masyarakat sekitarnya.
Di dalam Lembaran Ibrahim as, disebutkan bahwa: ” Seyogyanya bagi orang yang berakal hendaknya mempunyai 4 waktu : waktu untuk bermunajat kepada Allah swt, waktu untuk intropeksi terhadap diri sendiri, waktu untuk bertafakkur serta merenungi ciptaan Allah, dan waktu untuk mengurusi kebutuhan hidupnya seperti makan dan minum ” ()
Dalam suatu hadits, Rosulullah saw pernah bersabda :
إن لربك عليك حقا, وإن لبدنك عليك حقا, وإن لأهلك عليك حقا وإن لزورك عليك حقا, فأعط كل ذي حق حقه.
” Sesungguhnya pada Rabb-mu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada dirimu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada diri keluargamu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada orang yang datang kepadamu ada hak yang harus anda tunaikan ,maka berilah setiap bagian akan haknya ( HR Bukhari dan Muslim )
إنما أنا أخشاكم لله وأتقاكم له ، ولكني أصلي وأنام, وأصوم وأفطر, وأتزوج النساء, ومن رغب عن سنتي فليس مني
” Sesungguhnya saya adalah orang yang paling takut dan paling bertaqwa kepada Allah swt, walaupun begitu, saya bangun malam dan kadang tidur juga, berpuasa dan berbuka, serta menikahi para wanita, dan barang siapa yang tidak mau mengikuti sunnahku, maka bukanlah ia dari golongan-ku “ ( HR Bukhari )
Para ulama dahulupun telah memberikan suri tauladan yang baik kepada generasi sesudahnya. Adalah Ibnu Jarir At Thobari, telah membagi satu harinya menjadi beberapa bagian, sebagaimana yang dikisahkan oleh Qadhi Abu Bakar Ahmad Kamil Al-Syajari, salah satu murid dekatnya : ” Setelah Ibnu Jarir makan dan tidur, kemudian beliau bangun untuk sholat dhuhur di rumahnya, setelah itu, beliau menulis untuk sebuh buku sampai datang waktu ashar, beliau kemudian keluar untuk melakukan sholat ashar dan mengajar para murid-muridnya sampai maghrib, kemudian setelah maghrib beliau mengajar fikih dan beberapa pelajaran lainnya hingga datang sholat Isya, kemudian beliau pulang ke rumahnya. Beliau benar-benar telah membagi waktu seharinya untuk : maslahat dirinya, agama dan masyarakat sekitarnya . ” ()
Langkah Ke-Lima : Ambillah waktu istirahat untuk mengumpulkan tenaga
Waktu istirahat mutlak diperlukan oleh semua makhluq yang hidup di dunia ini, bahkan benda matipun memerlukan waktu istirahat, seperti hal-nya mesin-mesin pembantu manusia, seperti mesin cuci, kipas angin, computer, radio, tape, mobil dan lain-lainnya. Istirahat bukan berarti berhenti kerja atu menganggur, akan tetapi berhenti untuk mengumpulkan kekuatan, mengisi bensin untuk meneruskan perjuangan, mengasah kapak agar lebih tajam atau mengambil strategis supaya pekerjaan yang dihadapinya bisa diselesaikan dengan lebih cepat dan baik.
Konon ada kisah seorang penebang kayu, karena dijanjikan oleh majikannya dengan gaji yang menggiurkan , maka ia bekerja mati-matian, siang malam tanpa berhenti untuk menebang banyak pohon akan tetapi ternyata semakin lama, tenaga semakin lemah dan semangat untuk menebang mulai luntur dan hasil yang di dapat mulai seikit dan tidak maksimal. Maunya memeluk gunung tapi apa daya tangan tak sampai, bukannya menyelsaikan pekerjaan akanteapi justru keletihan dan keputus asaan yang di dapat, kenapa ? Karena ada satu hal kecil yang tidak diperhatikan oleh si penebang kayu itu, yaitu istirahat untuk mengasah gergaji, agar bisa digunakan semaksimal mungkin. Maka, sesibuk apa pun an serajin apapun, kita harus meluangkan waktu untuk mengasah kapak kita, mengasah otak dan pikiran kita dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual agar kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Meminjam sitilah orang cina : “Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu” ( Istirahat bukan berarti berhenti.) Akan tetapi : ”Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu” ( Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi ) ()
Islam sendiri telah memberi ruang istirahat bagi seorang muslim, untuk mengendorkan urat dan meluruskan punggung, menambah perbekalan agar bisa melanjutkan perjalanan yang akan ditempuhnya lagi.
Dalam suatu hadist disebutkan :
خذوا من الأعمال ما تطيقون ، فإن الله لا يمل حتى تملوا ، وإن أحب الأعمال إلى الله أدمها وإن قل ( متفق عليه )
Begitu juga apa yang dipesankan Rosulullah saw kepada salah seorang sahabat-nya Handhalah yang mengeluh karena semangatnya turun ketika berkumpul dengan keluarganya :
يا حنظلة ، لو بقيتم على الحال التى تكونون عليها عندي ، لصافحتكم الملائكة في الطرقات ، ولكن يا حنظلة ساعة فساعة . ( أخرجه مسلم )
Berkata Imam Ali : hiburlah hati anda sesaat-saat, karena hati ini jika telah capai , tidak bisa memandang sesuatu dengan baik ”
Langkah Ke –Enam : Mengerjakan pekerjaan pada waktunya
Sebenarnya yang penting dalam kerja dan beramal bukanlah bekrja sebanyak-banyaknya, akan tetapi harus dilihat juga waktu dan tempatnya.
Dahulu dikatakan dalam hikmah :
لكل مقام مقال ولكل مقال مقام
Khalifah Abu Bakar As- Siddiq pernah berwasiat kepada Umar bin Khattab ketika mengangkatnya sebagai khalifah pengganti : ” Ketahuilah bahwa Allah telah menentukan suatu amalan siang yang apabila dikerjakan waktu malam,maka tidaklah akan diterimanya, dan menentukan amalan malam, yang jika dikerjakan pada waktu siang tidaklah akan diterimanya. Oleh karena itu, kita dapatkan Allah telah menentukan banyak ibadat pada waktu-waktu tertentu, tidak boleh dimajukan maupun dimundurkan, seperti waktu sholat, puasa, zakat , haji dan lain-lainnya. () Maka, kita dapatkan sebagain ulama menyatakan bahwa amalan paling utama adalah amalan yang dikerjakan menurut waktunya. Ketika datang waktu sholat, maka yang paling utama adalah melakukan sholat, ketika datang waktu Ramadlan, maka amalan yang paling utama dikerjakan adalah puasa, ketika datang waktu haji, maka yang paling utama dikerjakan adalah haji , dan ketika waktu ujian, maka amalan yang paling utama dikerjakan adalah beljar untuk menghadapi ujian.
Dalam hal ini seorang ulama yang hidup pada abad 8 H, Ibnu Rajab Al hambali ( w : 795 ) telah mengarang sebuah buku yang menerangkan tentang amalan-amalan berdasarkan urutan waktunya dan diberi nama : “ Lathoif Al Ma’arif fima li-Mawasim al Am min al Wadhaif ” ( Pengetahuan tentang amalan- amalan pada setiap musim ) .
Langkah Ke- Tujuh : Memilih amalan dan kegiatan yang bermanfaat bagi orang banyak .
Ajaran Islam diturunkan untuk membawa kemaslahatan dan manfaat bagi manusia. Oleh karenanya, sebagai insan muslim, hendaknya selalu memilih kegiatan dan amalan yang manfaatnya bisa dirasakan oleh orang banyak. Para ulama Islam telah menyinggung permasalahan ini secara tegas dan gamblang. Mereka menyatakan bahwa amalan yang bermanfaat bagi orang banyak jauh lebih utama dibanding dengan amalan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri. Salah satu fatwa ulama dalam masalah ini adalah fatwa yang menyebutkan bahwa At Tafaqquh fi Dien dan belajar agama jauh lebih utama dibanding dengan sholat malam atau puasa sunnah, karena manfaat ilmu bisa dirasakan oleh orang lain, sedang sholat malam dan puasa sunnah manfaatnya hanya terbatas pada pribadi. Alasan lain : bahwa ilmu pemimpin bagi amalan karena dengan ilmu amalan bisa diluruskan, lain halnya orang yang beramal tanpa ilmu, maka dia akan terus menerus tenggelam dalam ibadat yang salah, dan otomatis tidak akan diterima oleh Allah swt. ()
Sebenarnya banyak ayat dan hadist yang menyatakan bahwa disana ada sebagian amal perbuatan yang bermanfaat bagi orang banyak dan pahalanyapun mengalir sampai hari kiamat walaupun pemiliknya sudah meninggal dunia . Allah berfirman :
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh) ( Qs Yasin : 12 )
- عن أبي هريرة رضى الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم ( إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث : صدقة جارية ، أو علم ينتفع به ، أو ولد صالح يدعو له ) رواه مسلم
- ( من سن سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها إلى يوم القيامة ) رواه مسلم
Bahkan Al Mutanabi seorang penyair yang terkenal menyebutkan bahwa jasa-jasa orang yang sudah meninggal adalah umur keduanya, yang kemudian dikembangkan oleh Ahmad Syuqi dalam salah satu syi’irnya :
دقات قلب المرء قائلة له إن الحياة دقائق وثوان
فارفع لنفسك بعد موتك ذكرها فالذكر للإنسان عمر ثان
Salah satu amalan yang bisa bermanfaat bagi orang banyak, bahkan para generasi sesudahnya adalah mengajar ilmu baik secara lisan maupun dengan menyusun sebuah buku. Dalam hal ini para ulama dahulu telah menunjukkan semangat dan kebolehannya yang kesemuanya itu patut dicontoh oleh para generasi sesudahnya.
Adalah Al- Khatib Al Baghdadi pernah berkata : ” Saya mendengar dari Al-Simsi yang menceritakan bahwa Ibnu Jarir At Tobari selama 40 tahun, menulis setiap harinya 40 lembar . Bahkan salah seorang murid Ibnu Jarir yang bernama ” Al Farghani ” mengatakan bahwa para murid Ibnu Jarir telah mendata kehidupan beliau sejak baligh hingga meninggal dunia pada umur 86 tahun. Kemudian mereka mengumpulkan seluruh karya-karya beliau, dan jika dibandingkan dengan umur beliau, ternyata didapatkan bahwa beliau menulia setiap harinya 14 lembar. Dan ini tidak akan mampu dilakukan oleh seseorang kecuali atas inayah Allah swt. Dan jika dihitung-hitung lembaran karya tulisnya maka didapatkan jumlahnya sekitar 358.000 lembar.
Diriwayatkan juga bahwa Abu Al Wafa’ bin Uqail Al Hambali adalah seorang ulama dari madzhab hambali yang sangat ketat di dalam menjaga waktunya, jika mulut , lidah , dan matanya capai karena banyaknya yang dibaca, dia terdiam merenung dan merancang apa saja yang perlu ditulis, maka ketika ia duduk atau berbaring, keculai telah menghasilkan banyak hal-hal yang bisa dicatat dalam buku. Bahkan beliau memilih-milih makanan yang paling praktis dan cepat dimakan, untuk kemudian sisa waktunya digunakan untuk membaca dan menulis. Imam Ibnu Uqail ini seorang ulama yang selalu sibuk dengan ilmu , beliau mempunyai banyak karangan, dan yang paling besar adalah buku ” Al Funun ” yang mencakup berbagai disiplin keilmuan seperti tafsir, fiqh, ushul fiqh, aqidah , nahwu, adab dan sejarah. Berkata Imam Ad- Dzahabi pernah menyatakan bahwa : ” Belum ada buku di dunia ini yang lebih tebal dari buku ” Al Funun ” . Buku ini konon mencapai 800 jilid
Langkah Ke-Delapan : Menggunakan Waktu Yang Tersedia Untuk Menyelesaikan Sebuah Program .
Banyak orang yang gagal dalam menempuh cita-citanya hanya karena terjebak dalam empat kata : ”Saya tidak mempunyai waktu .” Sebaliknya, banyak orang yang sukses dalam bidang tertentu hanya karena dia mampu menyediakan waktu dan komitmen di dalamnya untuk menggapai cita-citanya.
Jika kita menyediakan waktu satu jam saja setiap hari untuk menjalankan suatu program, berarti kita telah mampu mengumpulkan waktu selama 365 jam setahun, atau sama dengan 45 hari bekerja secara sungguh dan terus menerus selama 8 jam sehari. Ini sama dengan juga menambahkan satu bulan setengah kehidupan produktif dalam hidup kita setiap tahun. Walaupun begitu, tidak banyak yang mampu mengerjakannya, kecuali orang-orang yang mempunyai tekad dan semangat yang kuat.
Sebagai contoh : Seorang pegawai perbaikan lift berkebangsan bangsa Itali bernama Nicholas Christofilos pada suatu ketika tertarik kepada ilmu pengetahuan modern. Apa yang harus ia lakukan ? Setiap hari sepulang dari kerja , sebelum dia duduk untuk makan malam, dia memperuntukkan waktu satu jam untuk membaca buku tentang energi nuklir. Setelah dia mulai memahami ilmu yang dipelajarnya dengan baik, gagasan pun timbul dalam fikirannya. Pada tahun 1948 M , dia membuat rancangan untuk akselerator partikel yang menurut fikirannya akan lebih murah dan lebih kuat daripada peralatan mana pun yang sudah ada. Dia mengirimkan rancangannya kepada Lembaga Tenaga Atom di Amerika Serikat untuk dilakukan uji layak. Setelah rancangan tersebut disempurnakan kembali, didapatkan bahwa alat hasil penemuannya ternyata bekerja begitu baik sehingga pemerintah Amerika Serikat mampu menghemat dana kira-kira 70 juta dolar. Akhirnya Christofilos menerima dua penghormatan : pertama mendapatkan uang tunai 10.000 dolar pada masa itu tentunya sangat banyak sekali dan yang kedua : mendapatkan kedudukan yang terhormat di Laboratorium Radiasi Universitas California.
Berikut ini hasil penelitian tentang waktu-waktu yang dibuang dan diremehkan oleh banyak orang, padahal kalau dimanfaatkan sebaik mungkin akan menghasilkan sesuatu yang besar dan luar biasa :
Kita ambil permitsalan salah seorang yang mempunyai umur 70 tahun, jika ia hanya menyia-nyiakan waktunya 5 menit saja tiap hari, berarti dia selama hidupnya telah menyia-nyiakan waktunya 3 bulan berturut-turut ( 88 hari ) . Kalau dia menyia-nyiakan 1 jam tiap harinya, berarti dia telah membuang waktunya selama 3 tahun berturut-turut. Hal ini nampak lebih jelas dalam daftar di bawah ini :
- 5 Menit = 3 bulan = 0,35 %
- 10 Menit = 6 bulan = 0, 71 %
- 20 menit = 1 tahun = 1,42 %
- 1 jam = 3 tahun = 4, 28 %
- 10 jam = 30 tahun = 42, 85 %
Data ini bisa berlaku bagi para pengganggur, dan sebaliknya juga bisa berlaku bagi orang yang mau memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk melaksanakan sebuah program hidup yang ber-orentasi pada hal-hal yang bermanfaat .
Jika orang yang berumur 72 tadi melakukan aktivitas sehari hari, maka bisa dilihat sebagai berikut :
- Tidur ( 8 jam sehari ) = 23 thn = 32 %
- Kerja ( 6-7 jam /hari) = 21, 5 thn = 21,5 %
- Makan, minum ( 1,5 jam/hari ) = 4,5 tahun = 6,4 %
- Urusan birokrasi ( 0,5 jam/ hari ) = 1,5 tahun = 2,14 %
- Pekerjaan rumah tangga, rihlah, piknik ( 1 jam/hari )=3 tahun = 4,24 %
- Ziarah, silaturahim, kumpul teman ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
- Transportasi dari satu tempat ke tempat lain ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
- Telpun , sms, chating dan lain-lain ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
Jumlah Total = 61 tahun = 87 %
Sisa 9 tahun = 12, 85 % —— > jika dikurangi masa kecil dan puber, kira-kira sisa waktu yang kita punyai untuk menyelesaikan program-program yang besar tinggal berapa ??? ()
Di sinilah, ditemukan salah satu jawaban sebuah pertanyaan yang selalu terngiang-ngiang di telinga kita : ” Kenapa Umat Islam mundur sedang yang lainnya maju ” ? yang kemudian menjadi sebuah judul buku yang sangat masyhur yang ditulis oleh Syakib Arselan .
Jadwal diatas, kalau kita terapkan pada kehidupan mahasiswa Al Azhar yang menempuh pendidikannya selama 4 tahun di S1, kira-kira apa yang didapat ? Bagaimana dengan mahasiswa yang kuliyah sambil bekerja ? Bagaimana dengan mahasiswa yang kuliyah sambil berkeluarga, apalagi mempunyai 2- 3 anak ? Mungkin salah satu jawabannya ada dalam bait syiir di bawah ini :
على قدر أهل العزم تأتي العزائمُ وتأتي على قدر الكرامِ مكارمُ
وتعظُمُ في عين الصغير صغارُها وتصغُر في عين العظيم عظائمُ
Langkah Ke –Sembilan : Jangan menangguhkan kesempatan di depan anda sampai hari esok
Kalau kita punyai rencana untuk melakukan sesuatu kerjaan, lakukan saat ini juga, jangan menunda-nunda pekerjaan sampai esok hari, karena kita tidak tahu apa yang terjadi pada hari besok. Seorang penyair pernah menulis bait-baitnya dalam masalah ini :
مضى أمسك الماضي شهيد معدلا وأعقبه يوم عليك جديد
فيومك إن أغنتيه عاد نفعـــه عليك وماضي الأمس ليس يعود
فأن كنت إقترفت إســــاءة فثَن بإحسان وأنت حميد
فلا تُرجِ فعل الخير يوما إلى غد لعل غدا يأتي وأنت فقيد
- Harimu kemarin telah berlalu sebagai saksi bagimu, kemudian datang hari baru untukmu..
- Hari ini adalah harimu, manfaatnya untuk kamu , sedang hari kemarin tidak akan kembali lagi ..
- Jika hari kemarin anda telah melakukan kesalahan, maka segera anda ikuti dengan perbuatn baik, sedang anda mensyukurinya…
- Maka janganlah anda sekali menangguhkan perbuatan baik sampai besok hari, barangkali besok hari tiba, sedang anda sudah tiada…
Langkah Ke –Sepuluh : Berkonsentrasi Pada Hasil.
Banyak mahasiswa sekarang bangga kalau mereka aktif dalam berbagai kegiatan, dari diskusi, menghadiri seminar, panitia bazaar, ikut rihlah dan piknik bersama, dan lain-lainnya. Mereka tidak tahu bahwa yang penting bukanlah banyaknya aktivitas, tapi hasil dari aktivitas itu sendiri. Aktivitas, terkadang dapat membebaskan dari tekanan jiwa , akan tetapi hal itu tidak cukup untuk mencapai tujuan anda. Maka disini, orientasi pada hasil sangat diperlukan .
Ary Ginanjar dalam bukunya : ESQ, telah membagi orang-orang yang sibuk menjalankan aktivitasnya menjadi tiga kelompok :
a. Kelompok Pertama adalah kelompok sibuk pengisi waktu
Kelompok ini sibuk melakukan kegiatan sepele yang memboroskan waktu tetapi tidak penting. Kegiatan ini biasanya tidak memiliki tujuan jangka panjang. Mereka tidak tahu kemana akan melangkah , dalam pikiran mereka mereka merasa sudah mencapai tujuan hidup, namun ibarat orang yang berjalan di tempat, mereka tidak ke mana-mana. Kelompok ini nampaknya selalu sibuk, namun pada hakekatnya mereka tidak produktif sama sekali.
b. Kelompok Kedua adalah Kelompok Pertengahan .
Kelompok ini adalah kelompok yang melawan gelombang lautan. Pekerjaan mereka terus-menerus hanya mengatasi krisis dari hari kehari . Pekerjaan ini biasanya lebih mudah, karena masalahnya sudah jelas di depan mata, tidak memerlukan visi. Lama kelamaan mereka akhirnya akan terperosok juga pada rutinitas pekerjaan yang kurang penting ,tetapi mendesak. Kelompok ini tidak cepat maju, karena tidak memiliki visi dan inisiatif. Mereka menjadi korban lingkungannya sendiri. Umumnya mereka mengeluh dengan hasil yang minim, padahal sudah bekerja keras.
c. Kelompok Ketiga adalah kelompok pencapai tujuan.
Adalah kelompok yang memiliki tujuan hidup yang jelas.Setiap langkah yang diambil adalah pengejawantahan dari visinya. Kelompok ini selalu merencanakan langkah-langkah yang dibuatnya secara sistimatis. Target jangka panjangnya telah dipecah-pecah menjadi tujuan-tujuan jangka pendek, yang bisa dicapai secara realistis, dalam jangka waktu tertentu. Kelompok ini mampu menentukan skala prioritas berdasarkan visi, prinsip, dan suara hati yang bijaksana. ()
Imam Ghozali di dalam bukunya Ihya Ulumuddin menyebutkan Peta Perjalan Manusia ,yang bisa diringkas sebagai berikut :
Terminal Pertama = Tempat lahir
Terminal Terakhir = Alam Kubur
Tujuan Terakhir = Syurga atau Neraka
Jarak Perjalanan = Umur
Bekal Perjalan = Ketaatan kepada Allah
Modal Perjalan = Waktu-waktu kosong
Copet dan Perampok = Syahwat dan Hawa nafsu
Keuntungannya = masuk syurga
Kerugiannya = masuk neraka ()
Sedang Imam Ibnu Qayyim menggambarkan orang yang cerdik adalah : orang yang memperhatikan setiap langkah yang dilaluinya, tidak banyak melamun dan berangan-angan, kalau dia mengetahui pendeknya jarak yang akan ditempuh, maka sangat ringan baginya untuk bekerja keras untuk mencari bekal dan oleh-oleh sebelum sampai tujuan.
PENYELENGGARAAN JENAZAH
Tujuan Materi :
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang Pentingnya mengetahui Penyelenggaraan Jenazah
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang cara penyelenggaraan jenazah bagi laki-laki maupun wanita
Mengerti dan mengamalkan cara penyelenggaraan jenazah dalam kehidupan sehari-hari
Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal
Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Meninggal adalah:
Menutup (memejamkan) matanya,
Doa menutup mata muslim yang baru saja meninggal :
ﺍﻠﻟﻬﻡﺍﻏﻓﺮﻠﻬﺫﺍﻠﻣﻳﺕﻮﺍﺭﻔﻊﺪﺭﺠﺗﻪﻔﻰﺍﻠﻣﻬﺪﻴﻳﻥﻮﺍﺨﻠﻓﻪﻔﻰﻋﻗﺑﻪﺍﻠﻐﺎﺒﺭﻴﻥﻮﺍﻏﻓﺭﻠﻧﺎﻮﻠﻪﻴﺎﺭﺏﺍﻠﻌﺎﻠﻣﻳﻥ
Menutup mulutnya,yaitu dengan mengikat dagu dan kepalanya,
Menutup badannya dengan kain agar auratnya tidak terlihat,
Diperbolehkan menciumnya sebagai tanda berduka cita,
Membayar utangnya,
Memberi tahu keluarga,kerabat,dan teman-temannya agar mereka segera mengurus,mendoakan dan menyhalatkannya,
Tidak melukainya,sebagaimana tidak melukai badan orang yang masih hidup,
Tidak mencelanya.
Pemandian Jenazah
Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati syahid, yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.
Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadits Nabi SAW yang berkenaan dengan sahabat yang meninggal karena jatuh dari ontanya:
”Dari Ibnu Abbas Ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari kendaraannya lalu ia meninggal, sabda Beliau: “Mandikanlah dia dengan air serta daun bidara” (atau dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti sabun).” (H.R Bukhari dan Muslim).
Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain yang masih hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka kewajiban itu sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah memandikan mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin
Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam keadaan junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang baik untuk kain kafan, ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan sunnah, lalu dimakamkan dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga.
Syarat Wajib Memandikan Jenazah.Syarat wajib mandi ialah:
Mayat orang Islam,
Ada tubuhnya walaupun sedikit, dan
Mayat itu bukan mati syahid.
Tahap-tahap memandikan jenazah
Letakkan mayat pada tempat yang tinggi,seperti bangku panjang,batabg pisang yang dijejerkan,dan lain-lain.
Gunakan tabir untuk melindungi tempat memandikan dari pandangan umum.
Ganti pakaian jenazah dengan pakaian basahan, seperi sarung agar lebih mudah memandikannya,tetapi auratnya tetap ditutup.
Sandarkan punggung jenazah dan urutlah perutnya agar kotoran di dalamnya keluar.
Basuhlah mulut,gigi,jari,kepala dan janggutnya.
Sisirlah rambutnya agar rapi.
Siramlah seluruh badan lalu bilas dengan sabun
Wudhukanlah jenazah.
Siram dengan air yang dicampur kapur barus,daun bidara,atau daun lain yang berbau harum.
Yang Berhak Memandikan Mayat
Jikalau mayat itu laki-laki, yang memandikannya laki-laki pula. Perempuan tidak boleh memandikan mayat laki-laki, kecuali istri dan mahramnya. Sebaliknya juga jika mayat itu adalah perempuan. Jika suami dan mahram sama-sama ada, maka istri lebih berhak memandikan suaminya.
Bila seorang perempuan meninggal dan di tempat itu tidak ada perempuan, suami atau mahramnya, maka mayat itu hendaklah “ditayammumkan” saja, tidak boleh dimandikan oleh laki-laki yang lain. Kecuali kalau mayat itu adalah anak-anak, maka laki-laki boleh memandikanya Begitu juga kalau yang meninggal adalah seorang laki-laki. Jika ada beberapa orang ayng berhak memandikan, maka yang lebih berhak ialah keluarga yang terdekat dengan si mayyit, dengan syarat ia mengetahui kewajiban mandi serta dapat dipercaya. Kalau tidak, berpindahlah hak itu kepadakeluarga jauh yang berpengetahuan serta amanah (dipecaya).
Rasulullah SAW bersabda :
”Dari ‘Aisyah Rasul bersabda: “Barang siapa memandikan mayat dan dijaganya kepercayaan, tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang dilihat pada mayat itu, maka bersihlah ia dari segala dosanya, seperti keadaannya sewaktu dilahirkan oleh ibunya”. Kata Beliau lagi: “Yang memimpinnya hendaklah keluarga yang terdekat kepada mayat jika ia pandai memandikan mayat. Jika ia tidak pandai, maka siapa saja yang dipandang berhak karena wara’nya atau karena amanahnya.” (H.R Ahmad)
Cara Memandikan Jenazah
Dalam memandikan jenazah sebaiknya mayat diletakkan di tempat yang tinggi, seperti ranjang atau balai-balai; di tempat yang sunyi, berarti tidak ada orang yang masuk ke tempat itu selain orang yang memandikan dan orang yang menolong mengurus keperluan yang bersangkutan. Pakaian mayat diganti dengan kain mandi atau basahan, sebaiknya kain sarung supaya auratnya tidak mudah terlihat.
Mula-mula jenazah didudukkan secara lemah lembut dengan posisi miring ke belakang, orang yang memandikan meletakkan tangan kanan di bahu jenazah dengan ibu jarinya pada lekukan tengkuk dan lututnya menahan punggung jenazah. Lalu perut jenazah diurut dengan tangan kiri untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin keluar. Kemudian jenazah ditelentangkan dan kedua kemaluannya dibersihkan dengan tangan kiri yang dibalut dengan perca. Setelah perca pembalut tangan diganti, mulut; gigi dan lubang hidungnya juga dibersihkan.
Berikutnya, jenazah diwudhukan seperti wudhu orang hidup. Setelah itu kepalanya, kemudian jenggotnya dibasuh dengan menggunakan sidr, dan dirapikan dengan sisir, dengan memperhatikan agar rambut yang gugur dikembalikan. Setelah itu dibasuh bagian kanan kemudian bagian kirinya badannya, lalu tubuhnya dibaringkan ke kiri dan dibasuh bagian belakang sebelah kanan. Kemudian dibaringkan ke sebelah kanan dan dibasuh pula bagian belakang badannya yang sebelah kiri. Untuk semua ini digunakan air bercampur sidr, setelah itu air bercampur sidr tadi dihilangkan dengan menyiraminya secara merata dengan air bersih. Kemudian sekali lagi disiram dengan air bercampur sedikit kapur.
Dengan melakukan rangkaian ini, berarti telah selesai satu kali mandi, namun masih disunnahkan melakukannya sampai tiga kali. Nabi Muhammad bersabda kepada para wanita yang memandikan putrinya Ummi Kulsum:
“Kamu mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih jika kamu pandang hal itu perlu, dengan air dan sidr; dan taruhlah kapur atau sedikit kapur pada yang terakhir. Mulailah dengan bagian sebelah kanan dan tempat-tempat wudhu’nya”. (H.R Bukhari)
Apabila ternyata setelah selesai dimandikan masih ada najis yang keluar, maka najis itu wajib dibersihkan.
Niat dalam pemandian jenazah :
a. Dewasa Laki-laki
ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺖﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ
b. Dewasa Perempuan
ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺘﺔﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ
c. Anak Laki-laki
ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺖﺍﻟﻄﻞﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ
d. Anak Perempuan
ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺘﺔﺍﻟﻄﻔﻠﺔﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ
Mengafani Jenazah
Setelah dimandikan,kewajiban yang harus kita lakukan adalah mengafani. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengafani jenazah yaitu sebagai berikut.
Kain kafan harus dalam keadaan baik,tetapi tidak boleh berlebihan. Tidak dari jenis yang mewah dan mahal harganya
Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan dengan lima lapis.
Orang yang meninggal dalam ihram,baik ihram haji maupun umrah,tidak boleh diberi wangi-wangian dan tutup kepala.
Cara mengafani jenazah :
Hamparkan kain sehelai demi sehelai,
Taburkan wangi-wangian tiap helai,
Letakkan jenazah di atas kafan dengan pelan-pelan,
Letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada,
Ikatlah dengan kuat yaitu dengan 3,5 atau 7 ikatan.
-Doa menyobek Kain Kafan
ﺍﻠﻠﻬﻡﺍﺠﻌﻝﻠﺑﺎﺴﻪﻋﻦﺍﻠﻛﺮﻴﻡﻮﺍﺩﺨﻟﻪﻴﺎﺍﷲﺘﻌﺎﻠﻰﺒﺭﺤﻣﺗﻚﺍﻠﺟﻧﺔﻴﺎﺍﺭﺤﻢﺍﻠﺭﺤﻣﻳﻦ
D. Menyhalati Jenazah
a. Syarat-syarat shalat jenazah
1. Jenazah sudah dimandikan dan dikafani
2. Letak jenazah sebelah kiblat dari orang yang menyembahyangi,kecuali bila shalat dilakukan di atas kuburan atau shalat gaib.
3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,yaitu harus : suci dari hadas dan najis,suci badan tempat dan pakaian,menutup auratnya,dan menghadap kiblat.
b. Rukun dan cara mengerjakan shalat jenazah
Shalat jenazah tidak dengan ruku’ dan sujud,tidak dengan adzan dan iqamat. Caranya sebagai berikut.
Sesudah berdiri seperti biasanya akan mengerjakan shalat, lalu mengerjakan :
1. Niat, sengaja mengerjakan shalat atas jenazah dengan 4 takbir, menghadap kiblat,karena Allah.
-Laki-laki Dewasa
ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﻫﺬﺍﻟﻣﻳﺕﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ
-Wanita Dewasa
ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﻫﺬﻩﺍﻟﻣﻳﺗﺔﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ
-Anak Laki-laki
ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﻫﺬﺍﻟﻣﻳﺕﺍﻟﻁﻓﻞﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ
-Anak Perempuan
ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﻫﺬﻩﺍﻟﻁﻟﺔﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ
-Mayit Gaib
ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﺍﻟﻤﻴﺖﺖﺍﻟﻐﺎﺋﺐﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ
2. Setelah membaca niat, talu takbiratul ikhram (mengucapkan “Allaahu Akbar),lalu meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri pada perut (sedekap),kemudian membaca surat Fatihah (tidak membaca surat yang lain),setelah membaca Fatihah lalu takbir kedua yaitu mengucapkan “Allaahu Akbar”.
3. Selesai takbir yang kedua, lalu membaca salawat atas Nabi Muhammad saw.
ﺍﻠﻟﻬﻡﺼﻞﻋﻟﻰﻤﺤﻣﺩﻮﻋﻟﻰﺍﻞﻤﺤﻣﺩﻜﻣﺎﺼﻟﻳﺕﺍﻠﻰﺍﺒﺭﺍﻫﻳﻡﻮﺍﻠﻰﺍﻞﺍﺒﺭﻫﻳﻡﻮﺒﺎﺭﻚﺍﻠﻰﻣﺤﻣﺩﻮﺍﻠﻰﺍﻞﻣﺤﻣﺩﻜﻣﺎﺒﺎﺭﻜﺕﺍﻠﻰﺍﺒﺭﺍﻫﻳﻡﻔﻰﺍﻠﻣﻳﻥﺍﻨﻙﺤﻣﻳﺩﻤﺟﻳﺩ
4. Setelah takbir yang ketiga, lalu membaca do’a setidak-tidaknya sebagai berikut.
ﺍﻠﻟﻬﻡﺍﻏﻓﺭﻠﮥ(ﻠﻬﺎ)ﻮﺍﺭﺤﻣﮥ(ﻫﺎ)ﻮﻋﺎﻔﮥﻮﺍﻋﻑﻋﻧﮥ
Supaya lebih sempurna bacalah doa sebagai berikut.
ﺍﻠﻟﻬﻡﺍﻏﻓﺭﻠﮥ (ﻠﻬﺎ) ﻮﺍﺭﺤﻣﮥ (ﻫﺎ) ﻮﻋﺎﻔﮥ (ﻫﺎ﴾ ﻮﺍﻋﻒﻋﻨﮥ ﴿ﻫﺎ﴾ﻮﺍﻛﺭﻢﻧﺰﻟﮥ﴿ﻫﺎ﴾ﻮﻮﺳﻊﻣﺪﺧﻠﮥ﴿ﻫﺎ﴾ﻮﺍﻏﺴﻠﮥ﴿ﻫﺎ﴾ﺑﺎﻟﻤﺎﺀﻮﺍﻟﺪﺝﻮﺍﻟﺒﺮﺩﻮﻧﻘﻪ﴿ﻫﺎ﴾ﻣﻦﺍﻟﺨﻄﺎﻱﻛﻤﺎﻳﻨﻘﻰﺍﻟﺜﻮﺏ ﺍﻻﺑﻴﺾﻣﻦﺍﻟﺪﻧﺲﻮﺍﺑﺪﻟﻪ﴿ﻫﺎ﴾ ﺩﺍﺭﺍﺧﻴﺮﺍﻣﻦﺯﻭﺟﻪ ﴿ﻫﺎ﴾ ﻭﻗﻪ ﴿ﻫﺎ﴾ ﻓﺘﻨﺔﺍﻟﻘﺒﺮﻭﻋﺬﺍﺏﺍﻟﻨﺎﺭ
Keterangan :
Bila mayat perempuan lafads “Lahaa” menjadi “Lahu” dan selanjutnya.
- Posisi imam untuk menshalati jenazah laki-laki adalah di samping kepala mayat.
- Posisi imam untuk menshalati jenazah perempuan adalah disamping perut mayat.
Bila mayat anak-anak,do’anya sebagai berikut.
ﺍﻟﻠﻬﻢﺍﺟﻌﻠﻪﻓﺭﻃﺎﻻﺑﻮﻳﻪﻭﺳﻠﻔﺎﻭﺫﺧﺮﺍﻭﻋﻅﺔﻭﺍﻋﺘﺒﺎﺭﺍﻭﺷﻔﻴﻌﺎﻭﺛﻘﻞﺑﻪﻣﻮﺍﺯﻳﻨﻬﻤﺎﻭﺍﻓﺮﻍﺍﻟﺼﺒﺮﻋﻠﻰﻗﻠﻮﺑﻬﻤﺎﻭﻻﺗﻔﺘﻨﻬﻤﺎﺑﻌﺪﻩﻭﻻﺗﺤﺮﻣﻨﺎﺍﺟﺮﻩ
5. Setelah selesai takbir keempat, lalu membaca doa sebagai berikut.
ﺍﻟﻠﻬﻢﻻﺗﺤﺮﻣﻨﺎﺍﺟﺮﻩﻭﻻﺗﻔﺘﻨﺎﺑﻌﺪﻩﻭﺍﻏﻔﺮﻟﻨﺎﻭﻟﻪ
Akan lebih sempurna dan lebih lengkap dengan membaca do’a:
ﺍﻟﻠﻬﻢﻻﺗﺤﺮﻣﻨﺎﺍﺟﺮﻩﻭﻻﺗﻔﺘﻨﺎﺑﻌﺪﻩﻭﺍﻏﻔﺮﻟﻨﺎﻭﻟﻪﻭﻻﺧﻮﺍﻧﻨﺎﺍﻟﺬﻳﻦﺳﺒﻘﻮﻧﺎﺑﺎﻻﻳﻤﺎﻥﻭﻻﺗﺠﻌﻞﻓﻰﻗﻠﻮﺑﻨﺎﻏﻼﻟﻠﺬﻳﻦﺍﻣﻨﻮﺍﺭﺑﻨﺎﺍﻧﻚﺭﯗﻑﺭﺣﻴﻢ
6. Kemudian memberi salam.
E. Menguburkan Jenazah
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah adalah :
a. Jenazah segera dikuburkan.
b. Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan dengan kedalaman kira-kira setinggi orang ditambah setengah lengan,lebar kira-kira 1 meter.
c. Liang lahat tidak dibongkar dengan binatang buas. Maksud menguburkan jenazah adalah untuk menjaga kehormatan mayat dan menjaga keehatan orang-orang disekitar makam dari bau busuk.
d. Mayat dipikul dari empat penjuru.
e. Setelah sampai di tempat pemakaman,jenazah dimasukkan ke liang lahat dengan posisi miring ke kanan dan dihadapkan ke kiblat. Ketika meletakkan jenazah di dalam kubur,kita membaca do’a:
ﺒﺳﻢﺍﷲﻮﻋﻟﻰﻤﻟﺔﺮﺴﻭﻝﷲ
Artinya : Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.(H.R.at-Tirmidzi)
f. Lepaskan tali-tali pengikat,lalu tutup dengan papan,kayu,atau bambu,dan timbun sampai galian liang kubur menjadi rata.
Doa Orek Kubur :
ﻤﻧﻬﺎﺨﻟﻗﻛﻢﻮﻤﻧﻬﺎﻨﻌﻳﺪﻜﻢﻮﻤﻧﻬﺎﻨﺧﺭﺠﻜﻢﺘﺎﺭﺓﺍﺧﺭﻯ
g. Mendoakan dan memohonkan ampun atas jenazah.
Tata Cara Menguburkan Jenazah :
Dalam penguburan jenazah, kita tidak boleh sembarangan. Kita harus mengetahui tata cara penguburannya. Tata cara tersebut adalah sebagai berikut.
a. Waktu Untuk Mengubur Mayat
Mengubur mayat boleh pada siang atau malam hari beberapa sahabat Rasulullah Saw dan keluarga beliau dikubur pada malam hari.
b. Memperdalam Galian Lubang Kubur
Maksud mengubur mayat ialah supaya tertutup, tidak nampak jasadnya dan tidak tercium baunya dan juga agar tidak mudah dimakan burung atau binatang lainnya. Oleh sebab itu, lubang kubur harus cukup dalam sehingga jasad mayat itu aman dari hal-hal di atas.
c. Tentang Liang Lahad
Cara menaruh mayat dalam kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah kiblat, kemudian di atasnya ditaruh semacam bata dengan posisi agak condong, supaya nantinya setelah ditimbun mayat tidak langsung tertimpa tanah. Cara ini dalam bahasa Arab disebut lahad.
Ada juga dengan menggali di tengah-tengah dasar lubang kubur, kemudian mayat diletakkan di dalamnya, lalu di atasnya diletakkan semacam bata dengan posisi mendatar untuk penahan tanah timbunan. Cara ini dalam bahasa Arab disebut syaqqu atau dlarhu.
Cara lain ialah menaruh mayat dalam peti dan menanam bersama peti tersebut ke dalam kubur. Atau peti tersebut terlebih dahulu diletakkan dalam keadaan kosong dan terbuka, kemudian setelah mayat dimasukkan ke dalam peti lalu peti itu ditutup lalu ditimbun dengan tanah.
d. Cara Memasukkan Mayat ke Dalam Lubang Kubur
Cara terbaik ialah dengan mendahulukan memasukkan kepala mayat dari arah kaki kubur, karena demikian menurut sunnah Rasulullah SAW.
e. Menghadapkan Mayat ke Arah Kiblat
Baik di dalam lahad, syaqqu maupun dikubur di dalam peti, mayat diletakkan miring ke kanan menghadap kea rah kiblat dengan menyandarkan bagian tubuh sebelah kiri ke dinding kubur atau dinding peti supaya tidak terlentang kembali.
f. Tentang Mengalas Dasar Kubur
Para ulama mazhab empat berpendapat makruh menaruh hamparan atau bantal di bawah mayat di dalam kubur. Bahkan para ulama menganjurkan supaya ditaruh tanah di bawah pipi mayat sebelah kanan setelah dibukakan kain kafannya dari pipi itu ditempelkan langsung ke tanah.
g. Berdo’a Waktu Menaruh Mayat Dalam Kubur
Pada waktu mayat dimasukkan ke dalam kubur maka dianjurkan supaya membaca do’a:
ﺒﺳﻢﺍﷲﻮﻋﻟﻰﻤﻟﺔﺮﺴﻭﻝﷲ
Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah”.
h. Menutupi Kubur Mayat Perempuan Pada Waktu Ia Dimasukkan Kedalamnya
Bagi mayat perempuan hendaknya dibentangkan kain dan sebagainya di atas kuburnya pada waktu ia dimasukkan kedalamnya.
i. Mencurah Kubur Dengan Tanah Tiga Kali
Sesudah mayat diletakkan dengan baik, maka masing-masing orang yang menyaksikan penguburan itu dianjurkan mencurahi lubang kubur itu dengan tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepalanya. Sesudah itu, dilanjutkan ditimbun dengan tanah galian kubur itu sampai cukup.
j. Sunat Menyapu Kubur Dengan Telapak Tangan
Disunnatkan bagi orang yang menyaksikan pemakaman mayat, menyapu kubur dari arah kepala mayat sebanyak tiga kali.
k. Sunat Berdo’a Untuk Mayat Seusai Pemakaman
Disunatkan memohon ampun bagi mayat dan minta dikuatkan pendiriannya seusai ia dimakamkan, karena pada saat itu ia sedang ditanya di dalam kubur.
Sumber :
Rahmani,Haidir Ali.Risalah Tuntunan Shalat Lengkap.Surabaya:Nuriah.S
DAFTAR PUSTAKA
DR. Aid Qarny, Hadaiq Dzata Bahjah, hlm : 123, 190
Majalah Al Manar edisi : 375
Abdul Fatah Abu Guddah, Qimat Al Zaman inda Al Ulama, hlm : 50- 51
DR. Nashir Sulain Al Umary , Al Futur, asbababuhu wa ilajuhu,( Kairo ; Maktabah Salsabila) , hlm : 96 .
Dzail Tabaqat Al Hanabilah , juz II, hlm : 249 .
Untuk melihat lebih jauh faktor-faktor yang menyebabkan negara Jepang menjadi negara maju bisa dirujuk di : Ahmad Zain An Najah, Al Qur’an dan Kehidupan, dalam tafsir surat Al Baqarah ayat 31 .
Ahmad Zain An Najah, 15 Langkah Efektif untuk mengahafal Al Qur’a, hlm ; 7 .
Mahmud Misri, Al Waqtu huwa Al hayat ” ,( Kairo, Muassah Qurtubah), 2003 hlm : 56
Dr. Sayid Husain Al Affani, Imarat Auqat bi amal As Sholihat , ( Kairo ; Dar Affani ) hlm 34-35
www.pembelajar.com
DR. Yusuf Qardhwi, Al Waqtu fi hayat muslim, ( Kairo : Maktabah Wahbah ) , 2004 hlm : 25
Ibnu Rajab Al Hambali , Lathoif Al Ma’arif fima li-Mawasim al Am min al Wadhaif ( Manshurah : Maktabat Al Iman ) , 1999 M , Cet : I.
An Nawawy, Majmu’ Syar Al Muhadzab , ( Beirut : Dar Al Fikr ) 1996 , Cet : I, Juz : I , hlm : 40 .
Dr. Sayid Husain Al Affani, Imarat Auqat bi amal As Sholihat , ( Kairo ; Dar Affani ) hlm 35, 39
Petikan dari buku siri motivasi ‘MEMBINA KETAHANAN DIRI’ oleh GEORGE LEONARD
http://portal.uum.edu.my/portalbm/ekaunseling/mkk/artikel.htm?id=14
Abdullah Ali Yusuf, Fann Idarat Al Waqti , dalam Majalah Al Bayan, edisi 86, Syawal 1415 H.
Ary Ginanjar Agustian, ESQ, ( Jakarta ; Penerbit Arga ) , 2001 Cet : III, hlm : 30
Imam Ghozali, Ihya Ulumuddin ,juz I , hlm : 391
Modul AAI
Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 61