Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
7 pages
1 file
Istilah metodologi tafsir terdiri atas dua terms, yaitu metodologi dan tafsir. Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodohos yang berarti cara atau jalan. Dalam bahasa inggris disebut method, sedang bangsa Arab menerjemahkannya dengan thariqat dan manhaj . Sedangkan kata logos berarti ilmu pengetahuan. Sehingga pembentukan dari kata-kata tersebut berarti ilmu tentang tata cara yang dipakai untuk mencapai tujuan (ilmu pengetahuan). Adapun Term tafsir , mempunyai dua pengertian, yaitu:
MAKALAH METODE TAFSIR AL-QUR'AN, 2018
Kajian terhadap tafsir al-Qur'an mengalami proses yang cukup panjang dalam sejarah perkembangan ilmu tafsir, dari masa formalisme Islam hingga kontemporer.Proses penafsiran pada setiap masa memiliki kecenderungan berbeda, sehingga akan menghasilkan produk tafsir yang berbeda pula. Perbedaan inilah yang kemudian menjadi obyek kajian tafsir sebagai suatu proses penafsiran dan tafsir sebagai suatu produk ekslempar kitab-kitab tafsir. Perbedaan Tafsir sebagai kajian terhadap proses dan produk penafsiran merupakan fungsi ilmu tafsir sebagai suatu disiplin keilmuan. Proses penafsiran tidak lepas dari perangkat metodologi yang digunakan untuk menafsirkan al-Qur'an. metodologi tafsir dalam perkembangannya tidak hanya melalui kacamata kaidah tafsir konvensional yang lebih menitikberatkan terhadap sumber riwayat dan ulum al-Qur'an, sebab kamajuan ilmu dan pengetahuan menjadikan tafsir dapat dikaji dalam multi interdisipliner secara proporsional. Metodologi penafsiran yang beragam mengindikasikan adanya proses dialektika metodologi tafsir, sehingga memunculkan produk yang beragam dari masa ke-masa. Sedangkan kajian terhadap produk tafsir berupa eksemplar kitab pada dasarnya merupakan sebuah kajian untuk memahami al-Qur'an melalui karya-karya ulama' tafsir terdahulu, sehingga dipungkiri atau tidak, kajian macam ini hanya mengulang sebuah penafsiran terdahulu tanpa memahami proses penafsiran melalui perangkat metodologi yang berkembang secara dinamis sesuai dengan semangat dan kecenderungan yang dibangun oleh mufassir. Perkembangan metodologi tafsir berjalan beriringan dengan semangat zamannya, sehingga memiliki kecenderungan beragam mulai dari sumber, metode hingga cara penyajian penafsiran yang beragam. Sumber penafsiran berdasarkan riwayat baik dari al-Qur'an itu sendiri atau riwayat dinukil dari hadist, isri'iliyat maupun pendapat sahabat, mengawali proses awal perkembangan tafsir yang menghasilkan produk tafsir bi al-ma'sur tanpa menghadirkan ijtihad seorang mufassir, seperti tafsir Jami' Al-Bayan fi Tafsir al-Qur'an (310 H) karya Ibnu Jarir at-tabari. Namun, seiring barjalannya waktu mulai bermunculan produk tafsir yang menggunakan ijtihad sebagai salah satu sumber penafsiran yang dikenal dengan sebutan tafsir bi al-ra'yi, seperti Tafsir Al-Kabir (606 H) karya Fahkruddin al-Razi. Model tafsir al-ma'tsur dan al-ra'y pada perkembangannya tidak hanya berupa gambaran dari bentuk tafsir sumber panafsiran, keduanya menjelma menjadi sebuah corak sebuah metode penafsiran, sedangkan metode tafsir merupakan tehnik atau cara menafsirkan dan menyajikan sebuah produk tafsir. Secara umum al-Farmawi membagi, metode tafsir terdiri atas metode Tahlily, Ijmali, Muqaran dan Maud'u'i mencakup berbagai corak dan kecenderungan mufassir. Meskipun sebelumnya pada abad 9 H sampai 13 H ulama' tafsir seperti halnya, Ali Ash-Shabuni dan Manna' al-Qattan hanya membagi metode tafsir menjadi ma'tsur, ra'y dan isyari. Metode tafsir tahlily hadir dengan bentuk penafsiran analitis yang mendetail dalam menjelaskan makna ayat-ayat al-Qur'an, baik dari aspek lughwiyah (bahasa) dan munasabah ayat, maupun aspek riwayat seperti asbab an
METODOLOGI TAFSIR MUQARAN, 2019
Ilmu tafsir sudah ada sejak nabi Muhammad SAW. Tipologi tafsir berkembang sedemikian pesat dari waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan dan konteks. Tipologi tafsir berkembang terus dari waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan dan konteks zaman, dimulai dari tafsir bi al-ma’tsur atau tafsir riwayat berkembang ke arah tafsir bi al-ra’yi.Tafsir bi al-ma’tsur menggunakan nash dalam menafsirkan Al-Qur’an, sementara tafsir bi al-ra’yi lebih mengandalkan ijtihad yang shahih. Berdasarkan metode terbagi menjadi tafsir tahlili, tafsir maudhu’i, tafsir kulli dan tafsir muqaran. Metode tafsir muqaran bisa juga disebut dengan metode tafsir komparatif. Metode ini menggunakan perbandingan, yaitu membandingkan ayat-ayat al-Qur’an yang memiliki permasalahan yang sama maupun yang berbeda. Pada makalah ini akan dibahas mengenai metode tafsir muqaran.
Abstrak Metodologi adalah ilmu cara yang digunakan untuk mempeloreh kebenaran menggunakan penulusuran dengan tatacara tertentu dalam menenukan kebenaran tergantung dari realitas yang sedang di kaji. Sejarah metodologi penafsiran al quran dan hadis di masa sekrang sangat lah sulit kaji bagi mahasiswa karna lemahnya mahasiswa sekrang dalam sejrah yang mana kebanyakan malas membuka sejarah. era modern ini menyeababkan terjadi kemunduran yang sangat jauh sekali dan pasti suatu saat nanti mudah bagi kaum non islam menyesatkan kaum islam itu sendiri.Ilmu tafsir bisa mendorong kita untuk mengetahui ilmu-ilmu Al Qur'an dan Hadits sedikit mendalam, serta mendorong kita untuk mengetahui hal-hal yang menunjang pemahaman Al Qur'an dan Hadits yang mulia ini, berupa usaha maksimal, kesungguhan yang optimal pembahasan mendalam. Kesemuanya itu harus dicurahkan dalam rangka studi al-Qur'an yang mulia .dari pembahasan diatas bahwa mempelajari ilmu tafsir sangat lah penting mempelajari ilmu tafsir kita tidak salah untuk memaknai alquran dan hadis. Kata kunci : metodologi,tafsif Al Quran dan Hadist. Abstrak Methodology is a science of the means used to obtain the truth using search with certain procedures in menenukan truth depends on the reality that is being examined. History of interpretation methodologies al quran and hadith in the present so is difficult to assess for the students because of weak students histin which most of the lazy opening history. This modern era menyeababkan setbacks were very far away and surely someday be easy for the non-Islamic mislead the Islam it self. Exegesis can encourage us to know the sciences of the Qur'an and hadits little depth, and encourages us to know the things that support the understanding of the Qur'an and hadits and noble cause, in the form of maximum effort, seriousness optimal discussion deep. All of them must be expended in order to study the Qur'an are noble .of the above discussion that the study of exegesis so is important to learn the science of interpretation we are not wrong to interpret the Quran and Hadith. Keywords: methodology tafsir and Al Quran and Hadith.
Abstrak Pada kajian ini menjelaskan tentang sejarah metodologi penafsiran Al Qur " an dan hadis pada masa klasik, moderen, dan kontemporer hingga pada saat ini. Dimana Metodologi merupakan seperangkat cara yang digunakan mufassir untuk mengungkapkan atau memahami Al Qur " an. Al Qur " an sebagai kitab petunjuk bagi manusia tidak bisa dipahami secara langsung tanpa melalui kaidah-kaidah penafsiran yang berlaku. Metode yang digunakan para ulama klasik pada saat itu ialah dengan perkataan atau qaul sahabat. Karena dengan perkataan sahabat atau orang yang bertemu dengan nabi pasti kaidah penafsirannya tidak banyak menyimpang. Kemudian para ulama moderen saat ini juga menggunakan metode moderen-kontemporer utuk mengetahui makna dari kandungan ayat-ayat Allah yang digunakan untuk pedoman umat islam baik tentang hukum, keyakinan, dan ajaran-ajaran yang dianjurkan oleh syariat islam dan ketentuan-ketentuan yang telah di tetapkan. Agar tidak terjadi perbedaan dan pemahaman dalam sebuah ayat. Rasulullah Saw merupakan seoarang ahli tafsir yang pertama kali pada masa sahabat,kemudian Sesudah generasi para sahabat lalu pada saat ini di teruskan oleh generasi tabiin yang belajar islam kepada sahabat-sahabat dari wilayah sendiri ataupun diwilayah yang lain. Ada tiga kota yang utama dalam proses pendidikan Al Qur " an yang masing-masing kota melahirkan madrasah atau madzhab sendiri yaitu di antaranya adalah, kota mekkah, Madinah, dan irak. Dan Seiring dengan perkembangan zaman telah banyak penafsiran ayat-ayat Al Qur " an yang terus berkembang dan pada saat ini. Untuk itu kita harus mengetahui penafsiran-penafsiran dari masa klasik hingga moderen-kontemporer dan dari masa sahabat hingga generasi tabiin. Kata Kunci: Tafsir Al Qur'an dan Al Hadis(klasik, moderen dan kontenporer) Abstract In this study describes the history methodology of interpretation of Qur'an and Hadith in the classical period, modern, and contemporary until today. Where methodology is a set of ways in which commentators to express or understand the Qur'an. Qur'an as a book of guidance for mankind can not be understood directly without going through the rules of interpretation applicable. The method used by the classical scholars at the time is in word or qaul friend. Because the words of friends or people who met with the rules of interpretation prophet certainly not much distorted. Then the scholars of modern today using modern-contemporary weeks to know the meaning of the content of the verses of Allah used to guide the Muslims good about the law, beliefs, and teachings advocated by the Islamic Shari'a and the provisions that have been set , To avoid differences and understanding in a paragraph. Prophet is seoarang Commentators first time during companions, then After the Companions generation ago today forwarded by generations of successors who studied Islam to the companions of his own territory or region to another. There are three major cities in the educational process Quran that each city gave birth to the madrasas or schools themselves which of them is, the city of Mecca, Medina, and Iraq. Along with the times and
This paper discusses one of the books of Indonesia Tafseer, namely Tafseer Al-Azhar by Hamka. This writing uses descriptive-analytical methods with historical-hermeneutical approach. Some important points to be disclosed about the Tafser Al-Azhar include: the first, Tafsir Al-Azhar methods and steps of compilation Tafser Al-Azhar is tahlili-mushafi with colors and indonesian shades very thick or better known as the term adabijtima'i. Second, Hamka is very keen to invite Muslims in voicing contextual interpretation, an interpretation that is in harmony with the circumstances and the development of the times. This is a reality, Hamka has actually applied hermeneutic effort in his work. Because after all, the concept of hermeneutics-in a narrow sense-is an attempt to recite the Qur'an which not only provides a textual meaning of a verse but provides a reproduction of a verse to the state (reality) in which the Qur'an is interpreted. With this method invites to a more contextual-universal understanding of the Qur'an.
Peradaban Islam dibangun atas peradaban teks. Al-Quran menjadi cermin peradaban umat Islam dalam menapaki langkah sejarah. Al-Quran telah menginspirasi para intelektual dan cendekiawan Muslim, sehingga dari teks-teks Al-Quran lahir berton-ton teks yang lainnya. Hal ini menjadi khasanah Islam sebagai salah satu peradaban besar dunia. Sekaligus menunjukan bahwa upaya penarikan makna teks Al-Quran belum dianggap final. Menganggap final sebuah penafsiran Al-Quran, secara filsafat telah menganggap bahwa makna Tuhan terbatas. Upaya rekonstruksi penafsiran terus dilakukan dengan berbagai metode dan pendekatan. Sakralitas terhadap kitab tafsir, mengisyaratkan pengkhianatan terhadap transendensi Tuhan dan ke Maha Kuasaan-Nya. Sebagaimana pendapat Abdul Mustaqim bahwa hakikat tafsir ialah sebagai proses dan produk yang kebenarannya sangat ditentukan dengan konteks ruang dan waktu. 1 Refleksi inilah yang kemudian menyebabkan berbagai intelektual Islam dan non-Islam berlomba-lomba dalam rangka menafsir teks Al-Quran. Wacana penafsiran Al-Quran dari zaman klasik hingga kontemporer menunjukan adanya pergeseran epistemologis yang jelas, baik berupa cara mendekati Al-Quran maupun anggapan terhadap teks Al-Quran. Perjalan tersebut telah membentuk imperium raksasa dan cerminan atas kebesaran peradaban Islam. Gamal Al-Banna berpendapat bahwa kecintaan umat Islam terhadap Al-Quran ikut mengalami pergeseran dari kecintaan terhadap Al-Quran kepada kecintaan terhadap penafsiran Al-Quran (bergerak menjauhi pusat, sentrifugal). Menurutnya pergeseran tersebut menunjukan ketergelinciran dan perbuhan orientasi dari yang asli menunju yang mewakili. 2 Pergeseran-pergeseran yang terjadi dalam dunia Qur'anic Studies, menggambarkan relativitas penafsiran teks Al-Quran, ditambah dengan berbagai tuntutan situasi kontemporer yang dirasa belum dialami oleh penafsir-penafsir klasik. Alasan inilah yang menyebabkan Bint Syathi seorang mufasir perempuan pertama abad 20 menggeluti dunia tafsir Al-Quran. Berbekal keilmuan sastra Arab, Bint Syathi mencoba mendekati teks-teks Al-Quran dengan metode semantik. Bint Syahti menganggap bahwa setiap bahasa memiliki kandungan keindahan di dalamnya, begitupun dengan Al-Quran. Setiap bahasa memiliki keindahan sastra yang mewakili cita rasa yang tinggi, asli, dan sempurna dalam seni tutur. Al-Quran menurutnya adlah kitab sastra Arab terbesar dengan mukjizat bayan-nya abadi, dan gagasan-gagasannya tinggi. Bagi 1
Al-Quran adalah sumber ajaran Islam. Laksana samudera yang keajaiban dan keunikannya tidak pernah sirna di telan masa, sehingga lahirlah bermacam-macam tafsir dengan metode yang beraneka ragam. Para ulama telah menulis dan mempersembahkan karya-karya mereka dibidang tafsir ini, dan menjelaskan metode-metode yang digunakan oleh masing-masing tokoh penafsir, metode-metode yang dimaksud adalah metode tahliliy, ijmali, muqaran, dan maudhui. 1 Metode-metode tersebut merupakan sebuah media yang harus ditempuh jika ingin ketujuan instruksional dari suatu penafsiran. Tujuan itu disebut corak penafsiran. Itu berarti, dengan bentuk apapun penafsiran itu dilakukan, Masur atau Rayi, niscaya tak akan pernah sampai ke suatu corak penafsiran tanpa memakai salah satu dari empat metode penafsiran tersebut. Untuk dapat menggunakan suatu metode tafsir, seseorang dituntut secara mutlak menguasai ilmu metode tersebut. Dengan demikian, metode penafsiran menduduki sisi yang sangat penting di dalam tatanan ilmu tafsir karena tak mungkin sampai kepada tujuan tanpa menempuh jalan menuju kesana. Melihat peran metode-metode penafsiran sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh para mufassir. Maka, melalui pengertian, contoh, dan kekurangan beserta kelebihan dari masing-masing metode akan dipaparkan dalam tulisan ini nantinya. Dengan demikian, tulisan ini nantinya diharapkan akan membantu menambah pengetahuan yang berkaitan dengan empat metode tersebut. B. PENGERTIAN METODE TAFSIR Kata metode berasal dari bahasa yunani methodos yang berarti cara atau jalan. Dalam bahasa Inggris kata ini ditulis method dan bahasa Arab menterjemahkannya dengan thariqat" dan manhaj. Sedangkan dalam pemakaian bahasa Indonesia kata tersebut mengandung arti: "cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya); cara kerja yang 1 Nashruddin Baidan, "Metodologi Penafsiran al-Qur'an" (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.3. 1 bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. 2 Kata tafsir berasal dari bahasa Arab, yaitu fassaara yufassiru tafsiran yang berarti penjelasan, pemahaman, dan perincian. Selain itu tafsir dapat pula berarti al idhah wa al tabiyin, yaitu penjelasan dan keterangan. Menurut Imam Al-Zarqhoni mengatakan bahwa tafsir adalah ilmu yang membahas kandungan Al-Quran baik dari segi pemahaman makna atau arti sesuai yang dikehendaki Allah SWT menurut kadar kesanggupan manusia. Selanjutnya Abu Hayan, sebagaimana dikutip Al-Sayuthi, mengatakan bahwa tafsir adalah ilmu yang didalamnya terdapat pembahasan mengenai cara mengucapkan lafal-lafal Al-Quran disertai makna serta hukum-hukum yang terkandung didalamnya. 3 Jadi yang dimaksud metode tafsir Al-Quran adalah suatu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai pemahaman yang benar tentang apa yang dimaksudkan Alla SWT didalam ayat-ayat Al-Quran. Sedangkan metodologi tafsir adalah sebuah ilmu yang mengajarkan kepada orang yang mempelajarinya untuk menggunakan metode tersebut dalam memahami ayat-ayat Al-Quran. 4 C. METODE-METODE TAFSIR 1. Metode Tahliliy (Analisis) Kata tahliliy adalah bahasa Arab yang berasal Hallala Yuhallilu Tahlilan yang berarti menganalisa atau mengurai. 5 Tafsir tahliliy ialah menafsirkan Al-Quran berdasarkan susunan ayat dan surah yang terdapat dalam mushaf. Seorang mufassir, dengan menggunakan metode ini menganalisis setiap kosa kata atau lafal dari aspek bahasa dan makna. Analisis dari aspek bahasa meliputi keindahan susunan kalimat ijasz, badi, maani, bayan, haqiat, majaz, kinayah, istiarah. Dan dari aspek makna meliputi sasaran yang dituju oleh ayat, hukum, aqidah, moral, perintah larangan, relevansi ayat sebelum dan sesudahnya, hikmah dan lain sebagainya. 6 Selanjutnya metode tahliliy merupakan metode tafsir Al-Quran yang dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran yang dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran dilakukan dengan cara urut dan tertib ayat dan
-- Inscription on ekamukha śivalinga of Mathura ca. 1st cent. BCE -- Merchants of copper and tin on Shu-ilishu cylinder seal -- Veneration of Rudra-śiva as a wealth-giver Plate LVIII ABC from ASI Report. An Indus Script inscription is found associated with ekamukha śivalinga on Pl. LVIIIA with Sign 190 -- four sprouts on a watery field. Signifies a merchant of furnace produce smithy. Sign 1 and Sign 134/135/136. Hypertext reads: mē̃ḍ 'body' rebus: mē̃ḍ ‘iron’ (Mu.) medho ‘merchant’+ musa ‘lid’ rebus: musa ‘crucible’ muha ‘furnace produce’. Translation of inscription. Merchant of smelted bar of metal (to forge) equipment from fire-altar. I submit that the Indus Script inscription found in the context of the ekamukha śivalinga of 1st cent. BCE at Mathura signifies veneration of merchants-artificers who created the wealth for the gaṇa, guilds.
Burbujas de Arte. Ayudas digitales para la docencia en Historia del Arte, 2024
Cenários da Saúde Brasileira: um olhar epidemiológico, 2024
Cities Alliance - IHS Rotterdam, 2017
Revista Lugar Comum, 2016
Economic and Political Weekly, 2022
The Encyclopaedia of Islam, Third Edition (Brill), 2014
Cuadernos de Historia Moderna
Jurnal ICT : Information Communication & Technology, 2021
Journal of Statistical Theory and Practice
PubMed, 2015
SGEM International Multidisciplinary Scientific GeoConference EXPO Proceedings, 2018
Atmospheric Research, 2009
The Journal of Military History, 2000