Academia.eduAcademia.edu

METODOLOGI TAFSIR AL-Quran

Istilah metodologi tafsir terdiri atas dua terms, yaitu metodologi dan tafsir. Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodohos yang berarti cara atau jalan. Dalam bahasa inggris disebut method, sedang bangsa Arab menerjemahkannya dengan thariqat dan manhaj . Sedangkan kata logos berarti ilmu pengetahuan. Sehingga pembentukan dari kata-kata tersebut berarti ilmu tentang tata cara yang dipakai untuk mencapai tujuan (ilmu pengetahuan). Adapun Term tafsir , mempunyai dua pengertian, yaitu:

METODOLOGI TAFSIR AL-QUR’AN A. pengertian Metodologi Tafsir Istilah metodologi tafsir terdiri atas dua terms, yaitu metodologi dan tafsir. Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodohos yang berarti cara atau jalan. Dalam bahasa inggris disebut method, sedang bangsa Arab menerjemahkannya dengan thariqat dan manhaj . Sedangkan kata logos berarti ilmu pengetahuan. Sehingga pembentukan dari kata-kata tersebut berarti ilmu tentang tata cara yang dipakai untuk mencapai tujuan (ilmu pengetahuan). Adapun Term tafsir , mempunyai dua pengertian, yaitu: Pertama Tafsir adalah pengetahuan atau ilmu yang berkenaan (berhubungan) dengan kandungan Al-Qur’an dan ilmu-ilmu yang dipergunakan untuk memperolehnya. Kedua Tafsir diartikan sebagai cara kerja ilmiah untuk mengeluarkan pengertian-pengertian, hukum-hukum, dan hikmah-hikmah yang terkandung dalam Al- Qur’an. Maka isitilah metodologi tafsir berarti kerangka, kaidah, atau cara yang dipakai oleh mufasir dalam menafsirkan kandungan al-Qur’an . B. Macam-macam Tafsir Berdasarkan Sumbernya Ada dua bentuk penafsiran yang dikenal sampai dengan saat ini yaitu al- ma’tsur (riwayat)dan al- ra’y (pemikiran). 1. Al-ma’tsur (riwayat) yaitu proses penafsiran yang menekankan pada data riwayat dari Nabi SAW. dan atau sahabat, sebagai variabel penting dalam proses penafsiran Al- Qur’an. 2. Al- ra’y (pemikiran), yaitu proses penafsiran yang menekankan pada hasil pemikiran atau ijtihad. C. Macam-macam Tafsir Berdasarkan Metodenya 1. Metode Ijmali (Global) Penafsiran Al- Qur’an suatu metoda tafsir yang menafsirkan ayat-ayat Al- Qur’an dengan cara mengemukakan makna global. Pengertian tersebut menjelaskan ayat-ayat Al- Qur’an secara ringkas tapi mencakup dengan bahasa yang populer, mudah dimengerti dan enak dibaca. istematika penulisannya menurut susunan ayat-ayat di dalam mushhaf. Di samping itu penyajiannya tidak terlalu jauh dari gaya bahasa AL- Qur’an sehingga pendengar dan pembacanya seakan-akan masih tetap mendengar Al-Qur’an padahal yang didengarnya itu tafsirnya. Dalam metode ijmali seorang mufasir angsung menafsirkan Al-Qur’an dari awal sampai akhir tanpa perbandingan dan penetapan judul. Kelebihannya a. Praktis mudah dipahami b. Bebas dari penafsiran Isra'iliyat. 1 c. Tafsir Al Qur’an dengan metode ini sangat membantu bagi mereka yang termasuk pada permulaan dalam mempelajari tafsir Kelemahan a. Tidak ada ruang untuk lebih mengkaji lebih dalam b. Menjadikan petunjuk al- Qur’an tidak parsial berhubungan) 2. Metode tahlili (Analisis) Secara terminologi metode Tahlily adalah menafsirkan ayat- ayat Al Qur’an dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan dengan menerangkan makna-makna yang tercakup di dalamnya sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufassir yang menafsirkan ayat-ayat terebut; ia menjelaskan dengan pengertian dan kandungan lafadz-lafadznya, hubungan ayat-ayatnya, hubungan surat-suratnya, asbabun nuzul nya hadis-hadis yang berhubungan dan pendapat para mufasir terdahulu yang diwarnai oleh latar belakang pendidikan dan keahliannya. 3. Metode muqarin (komparatif) Secara etimologis kata maqarin adalah merupakan bentuk isim al- fa’il dari kata qarana , maknannya adalah membandingkan antara dua hal. Jadi dapa dikatakan tafsir maqarin adalah tafsir perbandingan. Secara terminologis adalah menafsirkan sekelompok ayat Al Qur’an atau suatu surat tertentu dengan cara membandingkan antara ayat dengan ayat, atau atara ayat dengan hadis, atau antara pendapat ulama tafsir dengan menonjolkan aspek-aspek perbedaan tertentu dari obyek yang dibandingkan Dilihat dari aspek sasaran (objek) bahasa terdapat tiga aspek yang dikaji dalam perbandingan, yaitu : 1. Perbandingan ayat dengan ayat 2. Perbandingan ayat dengan hadis 3. Perbandingan para pendapat mufasir Adapun kelebihan metode maqarin adalah sebagai berikut : a. Memberikan wawasan yang luas b. Membuka diri untuk selalu bersikap toleran c. Dapat mengetahui berbagai penafsiran d. Membuat mufasir lebih berhati-hati 1 Israiliyat adalah berita yang dinukil dari orang Bani Israil, baik yang beragama Yahudi atau Nasrani. Dan umumnya berasal dari masyarakat Yahudi. Adapun kekurangan dari metode maqarin adalah sebagai berikut : a. Tidak cocok untuk pemula b. Kurang tepat untuk memecahkan masalah kontemporer c. enimbulkan kesan pengulangan pendapat para mufasir 4. Metode Mawdhu’iy (Tematik) Kata maudhu’iy ini dinisbahkan kepada kata al- mawdhu’i , artinya adalah topik atau materi suatu pembicaraan atau pembahasan secara semantik. Jadi tafsir mawdhu’i adalah tafsir ayat Al Qur’an berdasarkan tema atau topik tertentu. Jadi para mufasir mencari tema-tema atau topik-topik yang berada di tengah-tengah masyarakat atau berasal dari Al Qur’an itu sendiri atau dari yang lain-lain. Tafsir ayat Al Qur’an dengan metode ini memiliki dua bentuk : Menafsirkan satu surat dalam Al Qur’an secara menyeluruh dan utuh dengan menjelaskan tujuannya yang bersifat umum dan khusus, serta menjelaskan korelasi antara persoalan- persoalan yang beragam dalam surat terebut, sehingga satu surat tersebut dengan berbagai masalahnya merupakan satu kesatuan yang utuh. b. Menfasirkan dengan cara menghimpun ayat- ayat Al Qur’an yang membahas satu masalah tertentu dari berbagai ayat dan surat Al Qur’an yang diurut sesuai dengan urutan turunnya, kemudian menjelaskan pengertian secara menyeluruh dari ayat-ayat tersebut untuk menarik petunjuk AL Qur’an secara utuh tentang masalah yang akan dibahas. Dalam menafsirkan ayat Al Qur’an dengan metode Maudhu’i ada beberapa langkah yang harus dilewati oleh para mufasir, antara lain : Menghimpun ayat-ayat yang berkenaan dengan judul yang sesuai dengan kronologi urutan turunnya ayat tersebut. Langkah ini diperlukan guna mengetahui kemungkinan adanya ayat Al Qur’an yang mansukh. b. Menulusuri latar belakang turunnya ayat- ayat Al Qur’an yang telah dihimpun c. Meneliti dengan cermat semua kata atau kalimat yang dipakai dalam ayat tersebut, terutama adalah kosa kata yang menjadi pokok permasalahan pada ayat tersebut. Setelah itu ayat tersebut dikaji dari berbagai aspek yang masih berkaitan dengannya seperti bahasa, budaya, sejarah dan munasabat. d. Mengkaji pemahaman ayat-ayat dari pemahaman berbagai aliran dan pendapat para mufasir , baik yang klasik maupun yang kontemporer. e. Mengkaji semua ayat secara tuntas dan seksama dengan menggunakan penalaran yang objektif melalui kaidah- kaidah tafsir yang mu’tabar serta didukung oleh fakta -fakta sejarah yang ditemukan. Metode ini pun tak luput dari adanya kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya adalah sebagai berikut : a. Dapat menjawab semua persoalan masyarakat sesuai dengan kondisinya b. Lebih praktis dan sistematis c. Sangat dinamis d. Menafsirkannya lebih utuh Adapun kekurangannya adalah sebagai berikut : a. Memenggal ayat Al Qur’an b. Membatasi pemahaman ayat Ilmu-ilmu Yang Dibutuhkan Bagi Mufassir Seorang mufassir kitab Allah memerlukan beberapa macam ilmu pengetahuan yang harus dipenuhi sehingga is benar-benar ahli dalam bidang mufassir. Para ulama telah menyebutkan tentang macam-macam ilmu yang harus dipenuhi oleh seorang mufassir. Menurut As-Suyuthi sebagai berikut: 1. Mengetahui bahasa arab dan ketentuan-ketentuannya (ilmu nahwu, sharaf, etimologi). Hal ini sangat penting bagi seorang mufassir, sebab bagaimana mungkin memahami ayat, tanpa mengetahui perbedaan kata dan susunan kalimat. 2. Mengetahui ilmu balaghoh 2 sangat penting dan diperlukan bagi orang yang hendak menafsirkan Al- qur’an karena ia harus menjaga atau memelihara bentuk kemu’jiz atan. 3. Mengetahui ushul fiqih 3 juga diperlukan oleh seorang mufassir dalam memahami Al- qur’an supaya tidak kelirumemahaminya, serta tidak terpeleset oleh kebodohan karena tidak tahu tentang ilmu-ilmu yang penting itu. 4. Mengetahui asbabun nuzul. 5. Mengetahui tentang nasikh dan mansukh. 6. Mengetahui ilmu qiraat 4 7. Ilmu mauhibah, yaitu ilmu yang diberi oleh langsung dari Allah. Ilmu yang diwariskan ole Allah kepada seseorang yang mengamalkan sesuai dengan ilmunya, serta Allah membukakan hati orang tersebut untuk memahami rahasia-rahasianya. 2 Ilmu Balaghah berarti suatu kajian yang berisi teori-teori dan materi-materi yang berkaitan dengan cara-cara penyampaian ungkapan yang bernilai Balaghah itu sendiri 3 Ilmu hukum dalam Islam yang mempelajari kaidah-kaidah, teori-teori dan sumber-sumber secara terperinci dalam rangka menghasilkan hukum Islam yang diambil dari sumber-sumber tersebut 4 Ilmu tentang lafal-lafal bacaan al-q ur’an baik menyangkut huruf-hurufnya maupun cara pengucapan huruf-huruf tersebut • Job Board •