Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
8 pages
1 file
Jurusan Teknik Lingkungan FTSP UPN " Veteran " jawa Timur Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya, 60294. ABSTRAK Dampak dari peningkatan pembangunan fasilitas dan sarana utilitas di Balikpapan secara tidak langsung berdampak pada peningkatan kebutuhan lahan yang meningkat, mengakibatkan berkurangnya ruang terbuka hijau di Balikpapan. Salah satu kawasan yang mendapat perhatian berhubungan dengan berkurangnya luasan Ruang terbuka Hijau khususnya hutan mangrove adalah kawasan Sungai Wain Balikpapan. Untuk menindak lanjuti berkurangnya Ruang Terbuka Hijau maka perlu dilakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun strategi pengembangan dan pengolahan hutan mangrove di Sungai Wain Balikpapan melalui konsep ekowisata berdasarkan 3 (tiga) aspek yaitu : aspek teknis (jenis mangrove, pola dan teknik penanaman mangrove), aspek sosial (jumlah dan kepadatan penduduk, peran serta dan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove), aspek kelembagaan (dukungan Pemerintah Kota Balikpapan, dukungan Peraturan Perundangan, Partisipasi BLH, dan kalangan Perguruan Tinggi) dengan tujuan untuk membentuk suatu kepedulian masyarakat dan unsur ekowisata dalam upaya rehabilitasi mangrove. Berdasarkan hasil penelitian, kuisioner dari 30 responden diketahui bahwa Partisipasi BLH dan Kalangan Perguruan Tinggi memiliki pengaruh yang lebih besar yaitu 37.9% sehingga dapat mempengaruhi Kondisi Hutan Mangrove Sungai Wain Balikpapan sebagai kawasan ekowisata.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia mencapai 25 % dari total luas hutan mangrove di seluruh dunia (18 juta hektar) yaitu seluas 4,5 juta hektar atau sebanyak 3,8 % dari total luas hutan di Indonesia secara keseluruhan. Hal tersebutlah yang mendorong kawasan mangrove untuk dimanfaatkan sebagai ekowisata. Ekowisata merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan, baik alam yang alami maupun buatan serta budaya yang ada yang bersifat informatif dan partisipatif yang bertujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial-budaya. Metode yang digunakan adalah studi literatur. Hutan mangrove dapat dijadikan ekowisata apabila memenuhi kriteria penilaian seperti ketebalan dan kerapatan pohon, jenis flora atau fauna mangrove, dan kisaran pasang surut. Diketahui area ekowisata hutan mangrove yang telah dikembangkan di Indonesia, di antaranya Wisata Anyar Mangrove (WAM) dan Ekowisata Mangrove Wonorejo, Wisata Mangrove Probolinggo, Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Mangrove Forest Bali, dan lainnya. Produk-produk yang ditawarkan ekowisata hutan mangrove dapat beragam tergantung pada lokasi dan keadaan hutan mangrove yang akan dijadikan area ekowisata serta memiliki nilai edukasi, konservasi, dan estetika bagi wisatawan.
Logista, Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat , 2024
Wilayah hutan mangrove di Pesisir Selatan mencapai ±896,73 ha. Merupakan hutan mangrove urutan ke tiga terluas di Sumatera Barat yang dapat dikembangkan sebagai daerah eowisata.(Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pesisir Selatan, 2019), menjadi strategi Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan untuk dijadikan kawasan Pusat Wisata edukasi dibidang konservasi perairan pembudidayaan tanaman mangrove. Yang menjadi permasalahan dalam ha ini adalah tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat terhadap tanaman mangrove yang sangat terbatas. Berdasarkan hasil stigma motivasi belajar yang rendah membuat perkembangan literasi keilmuan magrove di Nagari Sungai Pinang perlu di bimbing. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah Menciptakan masyarakat yang cinta lingkungan serta sadar akan pentingnya membudidayakan tanaman mangrove serta menjadikan ekowisata mangrove sebagai wisata edukasi bagi wisatawan yang berkunjung ke Nagari Sungai Pinang. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan tentang wilayah pesisir hutan mangrove serta manfaat dan pengaruh terhadap ekonomi masyarakat pesisir. Pemberian edukasi berupa pengetahuan cara pembibitan dan penanaman pohon mangrove di kawasan pantai Nagari Sungai Pinang dengan masyarakat. Hasil dalam kegiatan ini adalah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan pemanfaatan Sumber daya hutan mangrove, dan memberikan kontribusi yang baik bagi lingkungan pesisir, kedepannya kegiatan ini untuk melestarikan habitat pohon Mangrove yang dapat dimanfaatkan sebagai ekowisata edukasi berkelanjutan bahari Nagari Sungai Pinang Kabupaten Pesisir Selatan.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki sekitar 17.500 pulau dengan panjang pantai sekitar 81.000 km, sehingga negara kita memiliki potensi sumber daya wilayah pesisir laut yang besar. Ekosistem pesisir laut merupakan sumber daya alam yang produktif sebagai penyedia energi bagi kehidupan komunitas di dalamnya. Ekosistem pesisir dan laut meliputi estuaria, hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang, ekosistem pantai dan ekosistem pulau-pulau kecil. Ekosistem hutan manggrove bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah, salinitas tanahnya yang tinggi, serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut.
Ummul Khairiyah, 2019
Tulisan ini membahas tentang Hutan Mangrove. Dimana Hutan mangrove merupakan ekosistem pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir dan lautan. Secara ekologis, hutan man-grove berfungsi sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan bagi berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin taufan dan tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut dan lain sebagainya. Secara ekonomis, hutan mangrove menghasilkan kayu, daun- daunan sebagai bahan baku obat dan lain sebagainya.
FUNGSI DAN PERANAN HUTAN MANGROVE DALAM EKOSISTEM , 2019
Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan hidup. Oleh karena adanya pengaruh laut dan daratan, dikawasan mangrove terjadi interaksi kompleks antara sifat fisika dan sifat biologi. Karena sifat fisiknya, mangrove mampu berperan sebagai penahan ombak serta penahan intrusi dan abrasi laut. Proses dekomposisi bakau atau mangrove yang terjadi mampu menunjang kehidupan makhluk hidup di dalamnya. Keunikan lainnya adalah fungsi serbaguna hutan mangrove sebagai penghasilan masyarakat desa di daerah pesisir, tempat berkembangnya biota laut tertentu dan flora-fauna pesisir, serta dapat juga dikembangkan sebagai wahana wisata untuk kepentingan pendidikan dan observasi/penelitian.
In recent decades, the utilization of mangrove ecosystem continues to increase, not only in terms of others uses, but also in terms of the utilization of mangrove trees, both traditional and commercial. Encroachment and conversion of mangrove land into farms, residential, industrial, and so on, as well as logging by people for various puposes, rsulting in disturbed mangrove ecosystems and natural habitats damaged. The role and function of mangroves is essential and accompained by increased use of destructive activity is accompanied by a decrease in mangrove area has been properly made efforts to improve the conservation and maintenance of the mangrove ecosystem. One of the efforts to improve the conversation and rehabilitation of mangrove ecosystems through the study of ecotourism. Several location on the East Coast of Aceh Province have been succesfully rehabilitated, for example, in the village of Kuala Langsa, District of West Langsa, Langsa. This study aims to asses the potential and feasibility of mangrove ecosystem for the development of ecotourism as a conservation of natural ecosystems and to plan management strategies in the area of mangrove ecotourism should be developed that is viewed from several aspects (mangrove vegetation, wildlife, facilities and infrastructure, stakeholder participation, institutional and legislation. The method used was a descriptive exploratory method with percentage and SWOT analysis. The results of the study indicated that the mangrove ecosystem in Kuala Langsa generally more prevalent types of Rhizophora mucronata, R. apiculata and Avicennia marina. Stakeholder participation in the mangrove rehabilitation program consisting of government, NGOs, private donors and the community. Community participation in the village of Kuala Langsa more active and has had a village rehabilitation strategy to mangrove rahabilitation efforts. Kuala Langsa produce 8 rehabilitation strategy.
salah satu kota tersibuk dan terpadat akan berbagai kegiatan yang ada di Indonesia. Di antara rimbunan hutan beton, antrean panjang kendaraan, udara pengap dan sungai penuh sampah, ternyata Kota Jakarta masih menyisakan sedikit ruang untuk perlindungan tetumbuhan dan satwa serta dipinggiran kota Jakarta ini masih terdapat hutan kota yang sangat indah. Berada di Pantai Indah Kapuk, inilah Kawasan Hutan Mangrove yang jadi destinasi murah meriah dan sehat. Hutan mangrove yang biasa disebut Hutan Mangrove Angke itu berada di daerah kawasan elit Pantai Indah Kapuk. Pada awalnya kawasan Hutan Mangrove Angke Kapuk didirikan oleh pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1936 seluas 1.114 Ha yang di kukuhkan sebagai kawasan cagar alam. Pada masa itu, kawasan ini sudah dirancang sebagai daerah penyangga lahan basah untuk menampung masa air pada saat pasang besar dan banjir. Namun saat ini, kawasannya sudah banyak berubah fungsi sebagai perumahan warga, jalan tol Cengkareng, lapangan glof Pantai Indah Kapuk, tempat wisata seperti Waterboom dan juga cafe-cafe.
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PENGABDIAN MASYARAKAT (SNH2PM) VOLUME 5 TAHUN 2022: "“SEMANGAT HILIRISASI KAUM MUDA: PENERAPAN IPTEKS DALAM PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT YANG BERKELANJUTAN”, 2023
Abstract: The existence of the mangrove forest in Kendari Bay is a special color for the people of Kendari City. With its ecological function, it can create local communities and outsiders to visit the area, including the Lahundape Mangrove forest. However, this condition is not supported by public awareness to preserve the mangrove forest as an ecotourism area. This is due to the lack of public understanding of the function of the existence of the mangrove ecosystem. Therefore, the socialization of the development of mangrove forests was carried out, followed by the planting of 200 mangrove seedlings and the creation of a mangrove nursery. This activity was attended by 30 community members who are members of the Community Empowerment and Youth Organization group of Lahundape Village. In addition, this activity was also attended by 40 students who are members of the Student Association of the Department of Forestry and Environmental Sciences, Halu Oleo University. The results obtained from this activity are: 1) The knowledge, perceptions, and attitudes of the people in the more advanced Lahundape Village approve the Lahundape Mangrove Forest Ecosystem to become an ecotourism area, 2) The existence of community service to clean the beach from organic waste will make the Lahundape Mangrove Forest area clean which of course it will be good for water and soil biota, 3) Planting mangrove seedlings in areas that are empty or rarely grow well, in the future will make mangrove forests denser which will increase the function of preventing seawater intrusion and abrasion, absorbing carbon, and supplying oxygen, 4)The establishment of a Mangrove Nursery will provide a supply of seeds for local and external needs which will have a positive impact on increasing community income.
Journal of Asian Finance, Economics and Business, 2021
Super-heróis e a tabela periódica dos elementos químicos (Atena Editora), 2024
Detecting and explaining technological innovation in prehistory. ISBN: 9789088908248 , 2020
Imperium et Barbaricum: взаимодействие цивилизаций : сборник статей в честь 70-летия Михаила Казанского. Симферополь : ООО «Антиква»., 2023
Türkiye Bilimler Akademisi Kültür Envanteri Dergisi
Boletim da Sociedade Paranaense de Matemática
Journal of Public Administration and Local Governance, 2017
Journal of Labelled Compounds and Radiopharmaceuticals, 2011
International Journal of Primatology, 2019
The Journal of Immunology, 2006
The European Physical Journal C, 2019
Echocardiography (Mount Kisco, N.Y.), 2014
Revista Médica de Minas Gerais, 2019
European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology, 2018