Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
13 pages
1 file
Abstrak The perspective of culture considers food not only as a physiological and biological aspect of human but also includes it in a food culture system. Food culture system includes how food is produced, distributed and consumed. It also implicitly tells how the people tries to fulfill their need of food, social and cultural aspect in order to preserve their life, as a family and society. The culinary tradition which based on local food is a form of local genius as a description of how people lives in many patterns. These patterns present collective identity in concepting food as social function. Abstrak Perspektif budaya memandang makanan bukanlah sesuatu yang dipandang semata-mata berhubungan dengan aspek fisiologis dan biologis manusia melainkan secara menyeluruh terserap dalam suatu sistem budaya pangan. Sistem budaya pangan (makanan) mencakup kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi makanan yang di dalamnya tersirat pemenuhan kebutuhan manusia-primer, sosial, dan budaya dalam rangka melangsungkan kehidupan dan meningkatkan kesejahteraan diri, keluarga, dan masyarakatnya. Tradisi kuliner berbasis pangan lokal merupakan bentuk kearifan local sebagai gambaran pola-pola hidup masyarakat yang mampu menghadirkan identitas kolektivitas dan representasi sosial budaya dalam mengkonsepkan makanan, fungsi sosial makanan.
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia
Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi sumber daya perikanan air tawar yang melimpah. Angka konsumsi ikan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2022 yaitu 46,04 kilogram per kapita per tahun masih kesulitan dalam mengejar target konsumsi ikan secara nasional 56,48 kilogram per kapita per tahun. Makanan olahan terbuat dari ikan yang dapat diawetkan menjadi cara meningkatkan angka konsumsi ikan. Salah satu cara tradisional pengawetan ikan di pedesan dilakukan dengan cara pengasapan. Metode pengasapan ikan telah menjadi bagian dari kearifan lokal yang diturunkan secara turun-temurun di banyak masyarakat pedesaan.Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan segelurung sebagai produk kearifan lokal dapat menjadi sebuah inovasi untuk mendukung kebijakan ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini menggunakan tiga pendekatan, yaitu studi literatur, survei, dan wawancara mendalam. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam kepada masyarakat Kabupaten PALI, Sumatera...
Praktek pengelolaan hutan oleh masyarakat lokal ini sebenarnya bukalah dijalankan atas naluri kearifan alam (noble savage) untuk hidup harmonis dan saling bergantung dengan ekosistem sekitarnya. Juga bukanlah dengan semangat eksploitasi yang egois untuk mencari keuntungan jangka pendek sebesar-besarnya. Melainkan, para pengelola sistem kerakyatan yang berhasil adalah individu-individu yang rasional yang biasanya punya peran menentukan pada masyarakatnya dan berpikiran strategis yang dapat menilai kondisi lingkungannya dan berbuat yang terbaik menurut kepentingan komunitasnya.
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Jumlah penduduk miskin di Kota Tasikmalaya naik dari 86,13 ribu jiwa pada tahun 2020 menjadi 89,46 ribu jiwa pada 2021. Kemiskinan memerlukan tindakan pemberdayaan, proses pemberdayaan menjadi bagian pentitng dalam pembangunan alternatif dan dituangkan dalam aksi nyata bertujuan meningkatkan derajat hidup dan kesejahteraan masyarakat di berbagai segi kehidupan. Kegiatan pemberdayaan pangan lokal dalam konteks Diversifikasi Pangan untuk Ketahanan pangan dapat dilakukan pada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang dibentuk, tumbuh, dan berkembang atas prakarsanya dalam melaksanakan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial keluarga maupun di kelembagaan masyarakat diantaranya PKK. Implementasi diversifikasi pangan olahan masih banyak terkendala, sehingga diperlukan upaya alternatif diantaranya dengan memberdayakan ibu-ibu PKK dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kaireina sebagai mitra dalam Pengabdian bagi Masyarakat Ketahanan Pangan (PbM-KP) UNSIL...
Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya
Looking at the historical series, especially in he 21st century with the very swift currents of globalization that have implication for the cultural context in Indonesia tradition of experiencing a shift in old cultural values, giving birth to new cultural values, direct or indirect flow of foreign cultural globalization. Directly affects the behavior patterns of individual life, and the order of community life in the socio-cultural environment especially the cultural of the Bugis Bone community at micro, national and global levels. This paper aims to reflect on the values of national culture through strengthening the local culture of Bugis Bone, national and global as well as steps that must be taken towards the direction of changing these cultural values, so that we can maintan the existence of national culture by harmonizing local wisdom culture amids the threat of globalization, and changing times. So that in the axiological dimension the changes in cultural values will continue...
“Oleh-oleh”has become an important thing to buy. “Oleh-oleh” package with prominent characteristic of the local culture can be found in a small number of “oleh-oleh” shops or stalls. This characteristic might be hard to find in other areas. Nowadays, the number of such packaging is still limited. With its various cultures, Indonesia should have become a great source of inspiration to develop packaging design”oleh-oleh”. This background triggered the idea that “oleh-oleh” packaging design has great potential to be developed. Such “oleholeh” packaging can be considered to have a unique position for several reasons. In addition to its design, its existence in the area of tourism activities and cultural environment has been continually living side by side with the identity where it is marketed. “Oleh-oleh” packaging will be deeply assessed by using a combination method of qualitative and quantitative approaches. Qualitative approach is used to identify the physical and graphic of it. The theory underlining this study is a packaging design theory and theories related to the form of culture. To identify the character of the packaging, theory associated with uniqueness, exotics and emotions are employed. Making use of questionnaire, consumer perceptions of the design are collated. To identify the average opinion of the respondents, a quantitative approach with Semantic Differential assessment method is adopted. The study of the food “oleh-oleh” packaging which can be useful source in design planning, shows that: (1) form, materials and how to package are the aspects influencing the construction of the package; (2) cultural context viewed at the packaging is cultural context seen as exotics, nostalgic experience, visual experience, (3) recognition from consumers is needed to show evidence of physical experience to the place visited and the desire to collect (4) aspects of culture on the packaging can be considered as an opportunity to increase sales; (5) the efforts of food manufacturers in decorating the package is considered quite successful in highlighting the uniqueness and the attractiveness of the appearance.
2020
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang diakibatkan rendahnya dukungan sosial untuk melakukan perilaku sehat. Dukungan soasial tersebut dapat dilakukan melalui edukasi yang disampaikan oleh kader. Tujuan pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader untuk mendampingi pasien DM di masyarakat dalam mengendalikan glukosa darah. Metode yang digunakan adalah pelatihan kader dan diskusi kelompok. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2020. Pelatihan diikuti oleh 29 kader yang mewakili setiap dusun di Desa Sidokarto. Kader diberi buku pemantauan kencing manis atau diabetes mellitus (DM) sebagai buku panduan. Materi yang diberikan tentang manajemen DM dan cara komunikasi yang baik. Materi ini disampaikan oleh dokter layanan primer. Hasil evaluasi menunjukkan nilai skor rata-rata adalah 27.71 (15 kader memiliki skor di atas rata-rata dan seluruh kader memiliki lebih dari 75% jawaban benar). Sebagian besar kader memberika...
Journal of Development and Social Change, 2020
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kearifan lokal dalam sistem produksi pertanian dalam membangun ketahanan pangan petani di Desa Pascarejo. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem produksi pertanian yang dilakukan oleh petani merupakan hasil dari adaptasi lingkungan alam serta pengalaman bertani yang telah dilakukan bertahun- tahun lamanya. Melalui kearifan lokalnya, petani memiliki strategi-strategi yang dilakukan untuk membangun ketahanan pangan keluarga. Faktor pendukung adanya kelompok tani sebagai wadah pemberdayaan petani dalam membahas masalah pertanian, sedangkan faktor penghambat adalah terbatasnya ketersediaan air. Melalui kearifan lokalnya, petani di Desa Pacarejo dapat membangun ketahanan pangan keluarga.
Antusiasme untuk mengembangan pemerintahan desa berbasis budaya lokal di satu sisi memberikan harapan bagi penyelenggaraan di level grass-roots yang tepat guna, namun masih akan terancam oleh arogansi teknokrasi. Pemerintahan supra-desa, utamanya pemerintah nasional, akan selalu mengulah kesalahan di masa lalu, ketika membayangkan bahwa perannya adalah mendisain ulang, bukan saling belajar untuk menemukan formula yang tepat guna untuk menjawab beragamnya konteks mikro-lokal di negeri bhinneka tunggal ika ini. Sense of mission yang dirumuskan secara sepihak menjadikan otoritas supra-desa insensitive terhadap kontens dan budaya lokal merasa memiliki kewenangan untuk menentukan nasib desa. Aktualisasi budaya lokal yang beragam akan membenturkan otoritas supra-desa pada dua persoalan pelik, yakni (1) mengadministrasikan keragaman dan dualisme hukum, (2) mensinergikan hukum positive dengan living law (hukum yang hidup dalam masyarakat, termasuk hukum adat).
Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies)
When the COVID-19 pandemic came to Bali, many people lost their jobs and had difficulty getting food. This article discusses strategy to increase food security in Badung Regency, Bali, during the COVID-19 pandemic through strengthening local wisdom. The research method used is descriptive qualitative. The research results indicate the role of stakeholders in food security in Badung Regency before and after the COVID-19 pandemic to build synergy between large and small food producers, seek supporting regulations and work on capital assistance, as well as strategies to increase food security in Badung Regency through strengthening local wisdom by seeking expansion of agricultural land involving the customary villages (desa pakraman) and farmer organization (subak); socialization to the working society who caused COVID-19 to switch professions to the agricultural sector. This article contributes in providing input for formulating a strategy to increase food security in Badung Regency d...
Religion, State and Society, 2003
Historia 396, 2024
Journal of Loss Prevention in the Process Industries, 2019
Cartagine. Studi e Ricerche, 2017
Public Administration Review, 2011
A Companion to the Anthropology of Religion, 2013
Proyecto Qhapaq Ñan - Sede Nacional, 2021
SPY Rivista Storica, Coop. Giornalisti Storici, Roma, 1996
Journal of Marital and Family Therapy, 1991
Sleep Science, 2015
Accounting, 2020
Psychoneuroendocrinology, 2014
Jurnal Akuntansi AKTIVA
International Journal of Morphology, 2020
Frontiers in Pharmacology, 2021
Journal of Climate, 1991
Metabolic brain disease, 2017
International Journal of Medicine and Medical Sciences, 2018
Annals of Anatomy - Anatomischer Anzeiger, 1995