Academia.eduAcademia.edu

RANCANGAN FORMULA INJEKSI

Rancangan formula

RANCANGAN FORMULA INJEKSI FORMULA ASLI : Amikacin Sulphate Injection MASTER FORMULA Nama Produk : Mikafam® Jumlah produk : 500 Vial @ 2 mL Tanggal Produk : 2 Februari 2016 No. Reg : DKL 1610200143 No. Batch : P1601600 RANCANGAN FORMULA Each 2 ml vial contains : Amikacin Sulphate 500 mg Sodium Metabisulfite 1 % Sulfuric Acid BP/USP Q.S to Adjust pH 3,5 and 5,5 water for injection ad 2 ml BP/USP No. Kode Bahan Nama Bahan Fungsi Kadar / dosis/jumlah 1. 2. 3. 4. ACS 01 SMB 02 SFA 03 PW 04 Amikacin Sulphate Sodium Metabisulfite Sulfuric Acid Purified water Zat Aktif Antioksidan Pengatur pH Pelarut 500 mg 1 % Q.S to Adjust pH 3,5-5,5 ad 2 ml DASAR FORMULA Dasar Pembuatan Sediaan Steril ( Wadah Dosis Vial ) Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa kebagian dalam tubuh. Karena sediaan mengelakkan garis pertahanan pertama dari tubuh yang paling efisien, yakni membran kulit dan mukosa, sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari komponen toksik dan harus mempunyai tingkat kemurniaan tinggi dan luar biasa. Semua komponen dan proses yang terlibat dalam penyediaan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi secara fisik, kimia atau mikrobiologi. (Lachman, hal 1292). Produk steril termasuk sediaan parentral, mata dan irigasi. Preparat parental bisa diberikan dengan berbagai rute. Lima yang paling umum adalah intravena, intramuskular, subkutan, intrakutan dan intraspinal. Pada umumnya pemberian secara parenteral dilakukan bila diinginkan kerja obat yang lebih cepat, seperti pada keadaan gawat, bila penderita tidak dapat diajak bekerjasama dengan baik, tidak sadar, tidak dapat atau tidak tahan menerima pengobatan secara oral atau bila obat tersebut tidak efektif dengan cara pemberian yang lain. Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan, atau mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut, atau dengan mengisikan sejumlah obat ke dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda. Injeksi intramuskular dilakukan dengan memasukkan kedalam otot rangka. Tempat suntikan sebaiknya sejauh mungkin dari saraf-saraf utama atau pembuluh-pembuluh darah utama. Pada orang dewasa tempat yang paling sering digunakan untuk suntikan intramuskular adalah seperempat bagian atas luar otot gluteus maksimus. Sedangkan pada bayi, tempat penyuntikkan melalui intra muskular sebaiknya dibatasi paling banyak 5 ml, bila disuntikkan kedaerah gluteal, dan 2 ml bila di deltoid. Injeksi intravena memberikan beberapa keuntungan : 1. efek terapi lebih cepat didapat; 2. dapat memastikan obat sampai pada tempat yang diinginkan ; 3. cocok untuk keadaan darurat; 4. Untuk obat-obat yang rusak oleh cairan lambung. Vial adalah salah satu wadah dari bentuk sediaan steril yang umumnya digunakan pada dosis ganda dan memiliki kapasitas atau volume 0,5-100 ml. Vial dapat berupa takaran tunggal atau ganda. Digunakan untuk mewadahi serbuk bahan obat, larutan atau suspensi dengan volume sebanyak 5 mL atau lebih besar. Bila diperdagangan, botol ini ditutup dengan sejenis logam yang dapat dirobek atau ditembus oleh jarum injeksi untuk menghisap cairan injeksi. (R. Voight hal 464). Namun ada kelebihan bentuk pemberian injeksi intravena yang digunakan dalam wadah dosis tunggal ampul tidak perlu ditambahkan pengawet karena sediaan dalam wadah dosis tunggal (Handbook Of Injectable). Sediaan Amikacin Sulphate dibuat dalam bentuk vial karena sediaan ampul riskan terhadap pecahan kaca. Hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan injeksi dalam wadah vial (takaran ganda): Perlu pengawet karena digunakan berulang kali sehingga kemungkinan adanya kontak dengan lingkungan luar yang ada mikroorganismenya Tidak perlu isotonis, kecuali untuk subkutan dan intravena harus dihitung isotonis (0,6% – 0,2%) (FI IV hal. 13) Perlu dapar sesuai pH stabilitasnya Zat pengawet (FI IV hal 17) keculai dinyatakan lain, adalah zat pengawet yang cocok yang dapat ditambahkan ke dalam injeksi yang diisikan dalam wadah ganda/injeksi yang dibuat secara aseptik, dan untuk zat yang mepunyai bakterisida tidak perlu ditambahkan pengawet. 2. Dasar Pemilihan Zat Aktif (Amikacin Sulphate) Amikacin sulfat 50 mg/ml Dalam 1 ml mengandung Amikacin Sulphate 50 mg Amikasin sulfat 100 mg/2 ml Dalam 2 ml mengandung Amiakcin Sulphate 100 mg/ml (Yang ada sudah diprodusi/ ada dipasaran 250 mg dan 500 mg) Cara kerja obat Amikacin diabsorpsi dengan cepat sesudah pemberian intramuskuler. pada orang dewasa normal intramuskuler 250 mg (3,7 mg/kg) dan 500 mg (7,5mg/kg), kadar puncak dalam serum mencapai masing - masing 12 µg/ml dan 23 µg/ml dalam waktu satu jam. sesudah sepuluh jam kadar serum mencapai 0,3 µg/ml dan 2,1 µg/ml. Dosis tunggal 500 mg (7,5 mg/kg) dengan cara pemberian intravena infus selama periode diatas 30 menit mencapai kadar puncak dalam serum 38 µg/ml pada waktu berakhirnya penginfusan, dan kadar mencapai 24, 18 dan 0,75 µg/ml pada 30 menit, 1 jam, dan 10 jam setelah penginfusan. ikatan dengan serum protein 1 - 11% dan kadar dalam serum tetap bertahan selama 10 - 12 jam. Amikacin ditemui didalam cairan serebrospinalis, cairan pleural dan dalam rongga selaput dingding perut. kadar didalam cairan spinal pada bayi normal sekitar 10 - 20% dari kadar didalam serum, dan mencapai 50% jika ada peradangan selaput otak (meningitis). juga menembus barier plasenta dan kadar puncak dalam serum janin sekitar 16% dari kadar puncak dalam serum ibunya. waktu paruh pada orang dewasa diatas 2 jam dan pada janin sekitar 3,7 jam. Amikacin diekresikan dalam urin tanpa dirubah terutama melalui filtrasi glomerulus. dengan fungsi ginjal normal, sekitar 91,9% dosis i.m diekresikan dalam urin tanpa dirubah, pada 8 jam pertama dan 98.2 % dalam waktu 24 jam. rata - rata kadar dalam urin selama 6 jam pertama sekitar 560 µg/ml dan 830 µg/ml setelah diberikan dosis tunggal i.m 250 mg dan 500 mg. dapat diberikan selama 10 hari dan tidak menyebabkan akumulasi obat jika diberikan sesuai dosis yang dianjurkan. Indikasi Bakterimai, septikemia, infeksi sal nafas, tulang dan sendi berat, infeksi SSP, kulit, intraabdominal, luka bakar terinfeksi, infeksi pasca operasi, ISK dengan komplikasi dan ISK berulang (A to Z drug). Pengobatan jangka pendek untuk infeksi - infeksi berikut ini : septikemia bacterial, termasuk sepsis neonatal. infeksi berat pada saluran napas, tulang dan sendi, jaringan lunak susunan saraf pusan termasuk meningitis. infeksi intra abdominal termasuk peritonitis. infeksi pada luka bakar. infeksi paska bedah, termasuk infeksi paska bedah vaskuler. infeksi saluran kemih berat dan rekuren yang disebabkan oleh bakteri gram negatif yang sensitif terhadap amikacin, termasuk yang disebabkan oleh Pseodomonas spp, Escherichia coli, Preteus spp. (indo positif maupun indo negatif), Enterobacterioceae (Klebsiella spp, Enterobacter spp, Serratia spp), Providencia spp, dan Acinetobacter spp. Amikacin juga efektif untuk infeksi yang disebabkan oleh strain bakteri gram negatif yang resister terhadap gentamicin dan atau tobramicin, khususnya Proteus reetgeri, Providencia stuarii, Serattia marcescens dan Pseodomonas aeruginosa. Keputusan untuk menerima pengobatan dengan obat ini harus berdasarkan hasil tes sensitifitas, keparahan penyakit dan respon pasien. (PT. Makam Beta Farma) TAMBAHAN PENJELASAN Mikrobiologi Gram negatif Amikasin aktif in vitro terhadap spesies Pseudomonas, Escherichia coli, spesies Proteus, spesies Providencia, spesies Klebsiella-Enterobacter-Serratia, Acinetobacter (sebelumnya Mima-Herelle) spesies (indole-positif dan indole-negatif) dan Citrobacter freundii. Ketika strain dari organisme di atas ditemukan resisten terhadap aminoglikosida lainnya, termasuk gentamisin, tobramycin dan kanamisin, banyak rentan terhadap amikasin in vitro. Gram positif Amikasin sulfat aktif in vitro terhadap penisilinase dan spesies Staphylococcus non-penghasil penisilinase, termasuk strain yang resisten methicillin. Namun, aminoglikosida secara umum memiliki urutan rendah aktivitas terhadap organisme Gram-positif lainnya, yaitu, Streptococcus pyogenes, enterococci dan Streptococcus pneumoniae (sebelumnya Diplococcus pneumoniae). Amikasin tahan degradasi oleh sebagian aminoglikosida menonaktifkan enzim yang diketahui mempengaruhi gentamisin, tobramycin dan kanamisin. In vitro penelitian telah menunjukkan bahwa amikasin sulfat dikombinasikan dengan tindakan antibiotik beta-laktam sinergis terhadap organisme Gram-negatif yang signifikan secara klinis (http://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/archives/fdaDrugInfo.cfm?archiveid=15918) Kontraindikasi Penderita yang hipersensitif terhadap amikasin dan antibiotik golongan aminoglikosida lain, karena terdapat sensitivitas silang (A to Z drug). Interaksi obat Penggunaan bersamaan dengan substansi - substansi obat lain yang berpotensi nefrotoksik atau ototolsik harus dihindari. jika hal ini tidak memungkinkan, lakukan pengawasan dengan seksama. resiko ototoksitas meningkat ketika amikacin digunakan dengan obat - obat diuretik yang bekerja dengan cepat, khususnya ketika memberikan obat diuretik secara intravena. beberapa zat yang mengandung furosemid dan ethacrynic, yang merupakan zat ototoksik, dapat mengakibatkan ketulian yang irreversible Penggunaan Amikacin secara intraperitonial tidak direkomndasikan pada pasien dalam pengaruh anatesi atau obat - obat yang mengurangi ketegangan masa otot, dikarnakan dapat terjadi blokade neuromuskuler dan defresi pernapasan. indometasin dapat meningkatkan konsentrasi plasma amikasin pada neonates Hindari penggunaan bersamaan dengan obat-obat diuretik kerja cepat terutama pemberian secara IV (asam etakrinat dan furosemid) karena dapat meningkatkan risiko ototoksisitas. Efek Samping Reaksi hipersensitivitas terhadap amikasin termasuk ruam kulit, urtikaria, stomatitis, pruritis, rasa terbakar, demam dan eosinofilia. Ototoksisitas: Gejala-gejala vestibular, seperti pusing, nistagmus, vertigo dan ataksia, dan/atau gejala auditorik, seperti tinitus dan gangguan pendengaran sampai tuli. Nefrotoksisitas: Gangguan pada urin akibat iritasi ginjal (albumin, casts, sel darah putih dan merah), azotemia dan oliguria pernah dilaporkan. Neurotoksisitas: Sakit kepala, parestesia, dan tremor. Lain-lain: Nausea, vomitus, demam dan anemia. (http://www.dexa-medica.com/our-product/prescriptions/ogb/Amikacin) Dosis dan cara pemberian Lama pengobatan biasanya 7-10 hari. Total dosis sehari tidak boleh melebihi 15 mg/kg/hari atau 1,5 g/hari. Pemberian intramuskular: Neonatus: Dosis awal 10 mg/kgBB/hari yang diikuti dengan 7,5 mg/kgBB setiap 12 jam. Dewasa, anak-anak dan bayi dengan fungsi ginjal normal: 15 mg/kgBB/hari terbagi 2-3 kali pemberian (pada orang dewasa sebesar 500 mg dua kali sehari). Pemberian intravena: Dewasa: 500 mg amikasin ke dalam 100-200 ml NaCl 0,9% atau Dekstrosa 5% dan diinfuskan selama 30-60 menit. Anak-anak: volume infus tergantung kebutuhan , periode infus 30-60 menit. Bayi: volume infus tergantung pada kebutuhan, periode infus 1-2 jam. Infeksi yang mengancam kehidupan dan atau disebabkan pseudomonas dosis amikasin dapat diberikan 500 mg setiap 8 jam. Dosis maksimum 1,5 g/hari dan pemberian tidak boleh lebih dari 10 hari. Dosis total maksimum untuk dewasa: 15 g. Pada pasien dengan fungsi ginjal terganggu : Dosis harian dikurangi atau interval dosis diperpanjang untuk menghindari akumulasi obat. Dosis awal 7,5 mg/kgBB. Metoda yang dianjurkan untuk memperkirakan dosis pada pasien yang diketahui atau diduga menderita gangguan fungsi ginjal adalah dengan cara mengalikan kadar kreatinin serum (dalam mg/100 ml) dengan 9 dan hasilnya adalah interval dosis dalam jam. Fungsi ginjal dapat mengalami perubahan yang cukup besar selama terapi, maka kreatinin serum sebaiknya sering diperiksa dan dosis dimodifikasi bila perlu ( http://www.dexa-medica.com/our-product/prescriptions/ogb/Amikacin). Farmakokinetik Pemberian amikasin melalui IM Amikasin diabsorpsi secara cepat sesudah injeksi IM. Pada relawan dewasa normal, konsentrasi serum puncak rata-rata sekitar 12, 16, dan 21 mcg/ml diperoleh dalam waktu 1 jam setelah pemberian IM 250 mg (3,7 mg/kg), 375 mg (5 mg/kg), 500 mg (7,5 mg/kg) dosis tunggal, berturut-turut. Pada titik 10 jam setelah pemberian, kadar serum masing-masing sekitar 0,3 mcg/ml; 1,2 mcg/ml; dan 2,1 mcg/ml. Studi toleransi pada relawan normal, menyatakan amikasin ditoleransi baik secara lokal setelah pemberian IM berulang, dan jika diberikan pada dosis maksimal yang direkomendasikan, tidak menyebabkan ototoksisitas atau nefrotoksisitas. Juga tidak terjadi akumulasi obat dengan pemberian berulang selama 10 hari jika diberikan sesuai dosis anjuran. Pada fungsi ginjal normal, sekitar 91,9% diekskresi dalam bentuk utuh melalui urin dalam 8 jam pertama dan 98,2% dalam waktu 24 jam. Konsentrasi dalam urin setelah 6 jam 563 mcg/ml pada pemberian dosis 250 mg, 697 mcg/ml pada pemberian dosis 375 mg dan 832 mcg/ml pada pemberian dosis 500 mg. Studi pemberian secara IM pada bayi yang baru lahir dengan berat badan yang berbeda-beda (kurang dari 1,5 kg; 1,5-2 kg, lebih dari 2 kg) pada dosis 7,5 mg/kg, seperti aminoglikosida lainnya, memperlihatkan nilai waktu paruh serum yang memiliki korelasi berbanding terbalik dengan usia post-natal dan bersihan ginjal dari amikasin. Penggulangan pemberian setiap 12 jam pada kelompok di atas tidak menunjukkan akumulasi setelah 5 hari. Pemberian amikasin melalui IV Pemberian amikasin 500 mg sebagai dosis tunggal kepada orang dewasa normal secara infus intravena, selama periode 30 menit menghasilkan konsentrasi serum puncak rata-rata 38 mcg/ml pada akhir pemberian infus dan kadar 24 mcg/ml; 18 mcg/ml; dan 0,75 mcg/ml pada 30 menit, 1 jam dan 10 jam setelah pemberian infus, berturut-turut. Delapan puluh empat persen dari dosis diekskresikan melalui urin dalam waktu 9 jam dan sekitar 94% dalam waktu 24 jam. Pengulangan pemberian infus 7,5 mg/kg setiap 12 jam ditoleransi secara baik dan tidak menghasilkan akumulasi obat. Umum Studi farmakokinetik pada subyek dewasa normal memperlihatkan waktu paruh serum lebih dari 2 jam dengan volume distribusi total rata-rata sebesar 24 L (28% dari berat badan). Dengan teknik ultrafiltrasi dilaporkan ikatan protein serum berkisar 0-11%. Laju bersihan serum rata-rata sekitar 100 ml/menit dan laju bersihan ginjal 94 ml/menit pada subyek dengan fungsi ginjal normal. Amikasin diekskresikan terutama oleh filtrasi glomerulus. Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau tekanan filtrasi glomerulus yang berkurang, ekskresi obat menjadi lebih lambat (efektif memperpanjang waktu paruh serum). Oleh karena itu, fungsi ginjal harus dimonitor dengan seksama dan dilakukan penyesuaian dosis. Amikasin dengan kadar terapeutik ditemukan pada cairan serebrospinal, cairan pleural, cairan amniotik, kavitas peritoneal, tulang, jantung, kandung empedu dan jaringan paru-paru setelah pemberian secara parenteral. Konsentrasi yang signifikan terdapat dalam urin, cairan empedu, sputum, sekresi bronkial, cairan interstisial, pleural dan sinovial. Kadar dalam cairan spinal pada bayi normal mencapai 10-20% dari konsentrasi serum dan dapat mencapai 50% ketika selaput otak mengalami inflamasi. Amikasin menembus sawar darah-plasenta, sehingga terdapat dalam cairan amniotik dalam kadar yang bermakna. Amikasi dengan mudah terdifusi melalui cairan ekstraselular dan diekskresikan dalam bentuk utuh melalui urin oleh filtrasi glomerulus. Cmax serum fetal sekitar 16% dari Cmax serum maternal, dan nilai waktu paruh serum fetal sekitar 3,7 jam, sedangkan nilai waktu paruh serum maternal sekitar 2 jam. Farmakodinamik Amikasin sulfat adalah antibiotik golongan aminoglikosida yang mempunyai spektrum luas yang aktif terhadap bakteri gram negatif termasuk Pseudomonas spp, Escherichia coli, Proteus spp indol-positif dan indol-negatif, Klebsiella-Enterobacter-Serratia spp, Salmonella, Shigella, Acinetobacter (Minea-Herellae), Citrobacter Freundii dan Providencia spp. Beberapa strain bakteri gram negatif yang resisten terhadap gentamisin, tobramisin dan kanamisin menunjukkan sensitivitas terhadap amikasin secara in vitro.Bakteri gram positif yang sensitif terhadap amikasin adalah Staphylococcus spp, baik yang menghasilkan penisilinase maupun tidak, termasuk strain yang resisten terhadap metisilin. Amikasin mempunyai aktivitas melawan bakteri gram positif lain, termasuk strain Streptococcus pyogenes, Enterococci dan Diplococcus pneumoniae (Streptococcus pneumoniae). Amikasin bersifat bakterisid dengan cara menghambat sintesis protein pada bakteri sensitif oleh adanya pengikatan yang irreversible terhadap subunit ribosomal 30S. Penyimpanan Simpan Pada Suhu Di Bawah 30°C, Terlindung Dari Cahaya (Farmakope Indonesia Ed. III). Kemasan Dan Nomor Registrasi: Amikacin Injeksi 125 Mg/Ml; Kotak, 1 Vial @ 2 Ml; No. Reg. Gkl0305035843a1 Amikacin Injeksi 250 Mg/Ml; Kotak, 1 Vial @ 2 Ml; No. Reg. Gkl0305035843b1 3. Dasar Pemilihan Zat Tambahan Sodium metabisulfit Sodium metabisulfit digunakan sebagai antioksidan karena zat aktif yang digunakan (Amikacin Sulphate) mudah teroksidasi oleh cahaya (FI ed. III). Natrium metabisulfit digunakan sebagai antioksidan dalam mulut, parenteral, dan formulasi farmasi topikal, pada konsentrasi 0,01-1,0% w / v, dan pada konsentrasi sekitar 27% b / v dalam persiapan injeksi intramuscular (Excipients ed. 6th hal. 654). Inkompatibilatas : Natrium metabisulfit bereaksi dengan simpatomimetik dan lainnya obat yang orto atau para-hydroxybenzyl turunan alcohol untuk membentuk turunan asam sulfonat memiliki sedikit atau tidak ada aktivitas farmakologi. Obat yang paling penting diinaktivasi adalah epinefrin (adrenalin) dan turunannya. Selain itu, natrium metabisulfit tidak sesuai dengan kloramfenikol karena reaksi yang lebih kompleks; juga menginaktivasi cisplatin dalam larutan (Excipients ed. 6th hal. 655) Sulfuric acid Asam sulfat digunakan sebagai agen pengasam dalam berbagai sediaan farmasi dan makanan. Dalam sediaan ini digunakan untuk mengatur pH 3,5-5,5. Selain digunakan sebagai eksipien, memiliki beberapa penggunaan terapi untuk pengobatan hyperacidity lambung, sebagai zat diare, atau untuk merangsang nafsu makan. asam sulfat telah digunakan dalam formulasi parenteral, oral, topikal, dan sediaan farmasi tetes mata (Excipients ed. 5th hal. 758). Inkompatibilats : Hindari penyimpanan di dekat air, yang paling umum logam, bahan organik, agen pereduksi kuat, bahan mudah terbakar, basa kuat, karbonat, sulfida, sianida, Oksidator kuat, dan karbida. Asam sulfat merupakan oksidator kuat dan dapat menyala atau meledak bila kontak dengan banyak bahan. Oksida sulfur dan hidrogen dapat dihasilkan selama reaksi. Harus hati-hati dilakukan ketika pencampuran dengan cairan lainnya (Excipients ed. 5th hal. 758). Purified Water Air banyak digunakan sebagai bahan baku, bahan dan pelarut dalam pengolahan, formulasi dan pembuatan farmasi produk, bahan aktif farmasi (API) dan intermediet, dan reagen analitis. nilai spesifik dari air yang digunakan untuk aplikasi tertentu dalam konsentrasi hingga 100%; lihat Tabel I. (Excipients ed. 6th hal. 766). Tabel I: Aplikasi yang umum untuk nilai tertentu air. Jenis Kegunaan Air bakteriostatik untuk injeksi Air minum Air steril untuk inhalasi Air steril untuk injeksi Air steril untuk irigasi Air untuk injeksi dalam jumlah besar Pelarut untuk tetes mata dan beberapa dosis injeksi pasokan cocok untuk air minum Masyarakat, kemurnian yang tidak mungkin cocok untuk digunakan dalam pembuatan obat-obatan. Pelarut untuk produk terapi inhalasi. Pelarut untuk injeksi Pelarut untuk produk terapi irigasi internal. Air untuk persiapan sebagian besar obat-obatan untuk pemberian parenteral. URAIAN BAHAN Amikacin Sulphate (A to Z) Nama resmi : Amikacin Sulphate Sinonim : Amikin BM/RM : 585.6025/C22H43N5O13 Pemerian dan kelarutan : Serbuk berwarna putih atau hampir putih, larut sebagian dalam air, praktis tidak larut dalam alkohol dan aseton, sedikit larut dalam metil alkohol. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan terhindar dari sinar matahari. Khasiat : Kelas terapi aminoglikosida (Lebih detail http://obat-drug.blogspot.co.id/2016/01/amikacin-amikasin-bagian-1.html) Sodium metabisulfit (Excipients ed. 6th hal. 654) Nama Resmi : Sodium Metabisulfit Sinonim : Disodium disulfite; disodium pyrosulfite; disulfurous acid, disodium salt; E223; natrii disulfis; natrii metabisulfis; sodium acid sulfite. BM/RM : 104,07 / NaHSO3 Pemerian : Kristal bubuk putih Stabilitas : stabil pada 1 dalam 3,5 bagian air 200C; 1 dalam 2 bagian air 1000C; dan 1 dalam 70 bagian etanol (95%). Khasiat : Sebagai zat tambahan (antioksidan) Penyimanan : Dalam wadah tertutup baik. Sulfurid Acid ( ( WFI OLAHAN SENDIRI ATAU DARI PABRIK LAIN ) PERHITUNGAN BAHAN Perhitungan Dosis Perhitungan Bahan CARA KERJA ETIKET BROSUR