PENGARUH STIMULASI MASSAGE TERHADAP PENURUNAN KADAR BILIRUBIN PADA NEONATUS DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
Adnan Faris Naufal
J 120 120 004
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
HALAMAN PERSETUJUAN
NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH STIMULASI MASSAGE TERHADAP PENURUNAN KADAR BILIRUBIN PADA NEONATUS DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA
Oleh :
Nama : Adnan Faris Naufal
NIM : J120120004
Telah membaca dan mencermati naskah publikasi karya ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi (Tugas Akhir) dari mahasiswa tersebut
Surakarta, 16 Februari 2016
Menyetujui
Pembimbing Utama,
Agus Widodo, SST.FT., M.Fis
NIK : 11018
ABSTRAK
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ADNAN FARIS NAUFAL/J 120 120 004
“PENGARUH STIMULASI MASSAGE TERHADAP PENURUNAN KADAR BILIRUBIN PADA NEONATUS DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA”
(Dibimbing Oleh Agus Widodo, S.Fis, M.Fis., Edi Waspada. S.Fis, M Kes)
Latar Belakang: Bilirubin merupakan salah satu indikator kesehatan yang di lihat dari fungsi organ terutama hepar pada neonatus. Peningkatan bilirubin secara fisiologis terjadi pada neonatus usia 3-10 hari dengan kadar tidak lebih dari 10 mg/dl. Apabila terjadi peningkatan kadar bilirubin melebihi batas fisiologis akan mengakibatkan encephalopathy bilirubin bahkan kematian. Salah satu stimulasi yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin adalah dengan stimulasi massage
Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh stimulasi massage terhadap penurunan kadar bilirubin pada neonatus.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan desain pre dan post test one control group design, yaitu sempel yang di gunakan hanya menggunakan satu kelompok perlakuan yang diberikan stimulasi massage dengan durasi waktu 15 menit menggunakan metode field. Pengukuran kadar bilirubin dilakukan dengan pengambilan data hasil laboratorium kadar total bilirubin. Teknik analisa data dibuat dalam bentuk data deskripsi, yaitu berupa hasil jumlah kadar Total Bilirubin yang akan di ukur dengan menggunakan hasil laboratorium, disajikan dalam bentuk grafik yang akan di ukur pada awal dan akhir penelitian untuk masing-masing sampel.
Hasil Penelitian: Ada pengaruh penurunan kadar bilirubin pada neonatus dengan kondisi hiperbilirubin setelah di berikan stimulasi massage
Kesimpulan: Ada pengaruh stimulasi massage terhadap penurunan kadar bilirubin pada neonates. Intervensi berupa stimulasi massage efektif untuk menurunkan kadar bilirubin pada neonatus dengan hiperbilirubinemia. Setelah penelitian ini selesai dilakukan, diharapkan pihak rumah sakit khususnya bangsal neonatus untuk dapat memberikan stimulasi massage secara intensif dan berkelanjutan sebagai tindakan kuratif untuk masalah hiperbilirubinemia pada neonatus. (kalo abstrak itu harus ada next goal nya)
Kata kunci: Bilirubin, neonatus, massage, field
ABSTRACT
STUDY PROGRAM S1 PHYSIOTHERAPY
HEALTH FACULTY
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA
THESIS, JANUARY 2016
ADNAN FARIS NAUFAL/J 120 120 004
“EFFECT STIMULATION MASSAGE ON THE DECREASE BILIRUBIN LEVELS IN NEONATES IN HOSPITAL Dr MOEWARDI SURAKARTA”
(Dibimbing Oleh Agus Widodo, S.Fis, M.Fis., Edi Waspada. S.Fis, M Kes
Background: Bilirubin is one indicator of the health of the views of organs, especially the liver function in neonates. Increased bilirubin is physiologically occur in neonates aged 3-10 days with a concentration of no more than 10 mg / dl. In the event of an increase in bilirubin levels exceeding the physiological limits will result in bilirubin encephalopathy and even death. One of the stimulation can be used to reduce bilirubin levels is by stimulating massage
Objective: Knowing the effect of massage stimulation to decreased levels of bilirubin in neonates.
Methods: The research is a qualitative design with pre and post test one control group design, the sample of which is used only use one group was given stimulation massage treatment with duration of 15 minutes using the field. Measurement of the bilirubin level is done with the data retrieval laboratory results levels of total bilirubin. The data analysis was made in the form of data description, which is the form of the number of Total Bilirubin levels will be measured using laboratory results, are presented in graphical form which will be measured at the beginning and end of the study for each sample.
Results: There is the effect of a decrease in bilirubin levels in neonates with conditions given Hiperbilirubin after stimulation massage
Conclusion: There is the effect of a Decrease in bilirubin levels in neonates with hyperbilirubinemia given conditions after stimulation massage
Keywords: Bilirubin, neonatus, massage, field
PENDAHULUAN
Neonatus dengan usia dibawah 10 hari memiliki fase dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin atau hiperbilirubin. Kematangan fungsi sistem organ merupakan syarat untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan diluar kandungan. Hal ini disebabkan faktor kematangan hepar sehingga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna (Surasmi dkk, 2003). Jika tingkat bilirubin tidak dikendalikan dapat mengakibatkan disfungsi sistem saraf pusat dan kemungkinan kematian (Steffensrud, 2004).
Beberapa referensi telah membuktikan secara ilmiah tentang terapi sentuhan pada bayi mempunyai banyak manfaat terhadap perubahan fisiologis. Bentuk stimulasi sentuhan yang selama ini dikenal masyarakat adalah dengan pijat atau massage (Widyastuti & Widyani, 2009).
Dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di RSUD Dr Moewardi Surakarta yang digunakan peneliti sebagai tempat penelitian. Neonatus yang memiliki kadar terindikasi hiperbilirubin patologis mendapatkan stimulasi sentuhan atau massage yang bertujuan untuk menurunkan kadar bilirubin ke angka normal.
Berdasarkan latar belakang diatas dan efek stimuaslasi massage untuk menurunkan kadar bilirubin, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Stimulasi Massage Terhadap Penurunan Kadar Bilirubin pada Neonatus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta”.
LANDASAN TEORI
Merawat anak merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan setiap orangtuanya agar dapat membuat buah hatinya menjadi generadi masa depan yang sehat. Merawat anak telah tertuang dalam Al-Quran surat Albaqarah ayat 233 yang berbunyi “Allah memerintahkan para ibu untuk menyusui anaknya selama 2 tahun penuh, Jika ingin menyapih sebelum 2 tahun, harus bermusyawarah dulu dan harus saling rela”.
Neonatus adalah fase dimana bayi dengan usia 0-28 hari setelah kelahiran (WebMD, 2010). Pada fase ini sistem organ bayi masih dalam proses pembentukan dan penyempurnaan, sehingga mereka masih sangat memerlukan perawatan khusus dari orang tua maupun medis (Paembonan, 2014).
Survei Kesehatan Demografi Indonesia (SKDI) menyebutkan, di Indonesia angka kematian neonatus pada tahun 2014 mencapai 32/1000 kelahiran hidup. Masih jauh dari target dalam Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2020 yaitu 24/1000 kelairan hidup. Angka tersebut dipengaruhi oleh kondisi bayi yang mengalami BBLR 26%, ikterus 9%, hipoglikemi 0,8% dan infeksi neonatorum 1,8% (KEMENKES RI, 2015).
Terdapat hubungan antara kondisi hiperbilirubin pada anak neonates dengan perubahan fisiologis pada tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan warna kuning pada kulit bayi yang disebut ikterus. Kadar normal serum total bilirubin pada bayi baru lahir ialah 0,3-1 mg/dl (Angraini, 2014). Kematangan fungsi sistem organ merupakan syarat untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan diluar kandungan. Hal ini disebabkan faktor kematangan hepar sehingga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna (Surasmi dkk, 2003). Jika tingkat bilirubin tidak dikendalikan dapat mengakibatkan disfungsi sistem saraf pusat dan kemungkinan kematian (Steffensrud, 2004).
Sentuhan dalam massage merupakan salah satu jenis stimulasi yang dapat merangsang kerja sistem organ untuk bekerja lebih optimal. Beberapa referensi telah membuktikan secara ilmiah tentang terapi sentuhan pada bayi mempunyai banyak manfaat terhadap perubahan fisiologis. Bentuk stimulasi sentuhan yang selama ini dikenal masyarakat adalah dengan pijat atau massage (Widyastuti & Widyani, 2009).
Roesli (2008) menjelaskan bahwa massage memiliki efek biokimia dan dampak klinis yang positif, sehingga dapat merangsang fungsi pencernaan dan meningkatkan metabolisme dalam tubuh. Mojtaba Kianmehr, dkk (2014) dalam penelitiannya menambahkan, massage dengan metode field dapat menurunkan kadar bilirubin yang berlebih pada naonatus. Hal tersebut disebabkan karena stimulasi tersebut dapat merangsang metabolisme sehingga racun dalam tubuh dapat dengan mudah terurai dan di keluarkan melalui fases dan urine.
Metode massage field adalah massage pada bayi atau neonates yang memfokuskan pemberian stimulasi pada area dada dan perut. Field dkk (dalam Kianmehr, 2014) menyebutkan bahwa massage ini dapat meningkatkan kerja organ-organ pencernaan dan proses menelan pada neonatus sehingga terjadi peningkatan metabolism dalam tubuh.
Dosis atau pergerakan stimulasi yang di gunakan mengacu kepada penelitian Kianmehr dkk (2014), ia menjelaskan bahwa perbedaan massage dengan metode field dengan massage pada umumnya terdapat pada area yang diberikan stimulasi. Pada massage field lebih memberikan stimulasi pada area wajah, perut dan dada. Hal tersebut bertujuan mengaktifasi nervus vagus untuk peningkatan metabolism agar fungsi organ pencernaan dapat bekerja lebih baik.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif analitik dan desain penelitian yang digunakan one group pre and post design. Penelitian ini bertempat di RSUD Dr Moewardi Surakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November – Desember 2015. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 8 bayi yang semuanya digunakan sebagai kelompok perlakuan.
Independent variable dalam penelitian ini adalah Stimulasi massage. Sedangkan dependent variable adalah penuruan kadar bilirubin.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan metode one group pre and post design. Responden berjumlah 8 orang yang masuk dalam satu kelompok control. Penelitian ini dilakukan di RSUD Moewardi Surakarta pada bulan November-Desember 2015. Responden merupakan neonatus dengan kadar bilirubin total melebihi 10 mg/dl. Rata-rata usia neonatus dalam penelitian ini dimulai dari 5 hari. Pengumpulan data dilakukan dalam satu bulan, sedangkan untuk perlakuan pada setiap responden diberikan 1-2 hari setelah neonatus didiagnosa hiperbilirubin oleh dokter.
Pengambilan data pertama ialah mengelompokan responden yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Setelah itu orang tua responden mengisi informed concent. Peneliti hanya mengelompokan responden dalam satu kelompok. Dalam kelompok ini responden akan diukur kadar bilirubin sebelum di berian perlakuan (pre test) sebelum diberikan stimulasi massage. Pada akhir penelitian responden akan di akur kembali kadar bilirubin untuk mengetahui perubahan yang terjadi terhadap kadar bilirubin (post test).
Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan berat badan lahir
No
Variabel
(Berat Badan Lahir)
Kelompok Perlakuan
Frekuensi
Prosentase
1.
< 2500 gr
5
62,5%
2.
2500 – 4000 gr
3
37,5%
3.
> 4000 gr
0
0%
Dalam penelitian ini didapatkan bahwa teori yang menyatakan bahwa berat badan lahir rendah (BBLR) dapat mempengaruhi peningkatan kadar bilirubin pada neonatus terbukti benar adanya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kadar bilirubin yaitu berat badan lahir rendah, ketuban pecah dini, bayi yang mendapat ASI, infeksi neonatal, komsumsi obato-batan saat konsepsi, penggunaan alat-alat bantu persalinan, dan riwayat perdarahan pada trimester pertama kelahiran (Lubis, 2013). Usia paling beresiko terjadinya peningkatan kadar bilirubin menjadi hiperbilirubin patologis dalam penelitian ini terjadi pada usia rata-rata 5 hari.
Stimulasi massage pada area dada dan perut akan merangsang nervus vagus, saraf ini dapat meningkatkan produksi enzim pencernaan sehingga penyerapan makanan maksimal. Hal inilah yang dapat menurunkan kadar bilirubin kearah normal. Semakin sering stimulasi massage diberikan kepada bayi, akan mempengaruhi proses pencernaan menjadi baik, hal ini juga akan membuat metabolisme meningkat.
No.
Nama
Jenis
Kelamin
Usia
(hari)
BBL
(gr)
BB (gram)
BL (mg/dl)
H1
H2
Selisih
H1
H2
Selisih
1.
By A
P
6
1750
1790
1550
-240
15,66
9,70
-5,96
2.
By B
P
4
2830
2730
2820
+90
16,50
2,83
-3.67
3.
By C
P
4
2000
1980
1850
-130
16,00
12,10
-3.90
4.
By D
L
4
2500
2550
2560
+10
12,60
7,36
-5,24
5.
By E
L
5
1900
2880
2800
-80
21,80
15,51
-6.29
6.
By F
P
5
2700
2910
2800
-110
12,85
7,21
-5.64
7.
By G
L
7
2200
2020
2050
+30
19,80
12,05
-7.75
8.
By H
P
4
2380
2460
2330
-130
15,50
10,31
-5.19
4,9
2282
2415
2345
-70
16,33
10,88
-5,48
Tabel 2. Hasil selisih berat badan dan kadar bilirubin setelah diberikan stimulasi massage
Penurunan kadar bilirubin untuk semua responden sebesar 5,48 mg/dl. Anak dengan kadar bilirubin 10-15 mg/dl atau kategori hiperbilirubin patologis sedang memiliki penurunan kadar bilirubin sebesar 5,13 mg/dl, angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan anak yang memiliki kadar bilirubin 15-20 mg/dl atau kondisi patologis berat, yaitu sebesar 5,13 mg/dl.
Grafik 1. Penurunan Kadar Bilirubin Setelah pemberian Stimulasi Massage
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada seluruh responden dengan kondisi hiperbilirubin di RSUD Moewardi Surakarta pada bulan November-Desember 2015, di dapatkan hasil berupa kadar tertinggi bilirubin pada responden sebesar 21,80 mg/dl, sedangkan kadar bilirubin terendah sebesar 12,60 mg/dl. Untuk penurunan kadar bilirubin terbesar setelah responden diberikan perlakuan sebesar 7,75 mg/dl dan penurunan terkecil sebesar 3,67 mg/dl.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil deskriptif dan analisa dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh stimulasi massage terhadap penurunan kadar bilirubin pada neonates dengan kondisi hiperbilirubin.
Saran
Bagi Orang Tua Bayi
Agar orang tua melakukan stimulasi tumbuh massage setiap hari di rumah setelah mandi atau sebelum tidur, dengan tujuan untuk meningkatkan metabolism pada anak dan meninhgkatkan kedaekatan antara orang tua dan anak.
Bagi Fisioterapis dan instansi kesehatan
Pada saat memberikan stimulasi pada bayi dengan kondisi hiperbilirubin agar fisioterapis memiliki catatan tersendiri untuk evaluasi dihari beriktnya.
Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini menjadi evidence based theory untuk stimulasi tumbuh kembang bayi dan pengembangan keilmuan fisioterapi pediatric.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Pada peneliti selanjutnya dapat menjadikan penelitian ini sebagai sumber reverensi dan dapan mengambangkannya menjadi lebih baik dengan menambahkan waktu penelitian, jumlah sampel, dan jumlah data yang diambil.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran
Field, T.M., Saul, M., Schanberg., Frank, S., Charles, R., Nitza, V.L., Robert, G., Jerome, N., & Cynthia. 1986. Tactile/Kinesthetic Stimulation Effects on Preterm Neonates. Diakses tanggal 20 September 2015. http://pediatrics.aappublications.org/content/pediatrics/77/5/654.full.pdf
Kementrian Kesehatan. 2015. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019. Diakses: 14 Oktober 2015. http://www.depkes.go.id/resources/download/info-publik/Renstra-2015.pdf
Kianmehr, M., Moslem, A., Moghadam, K.B., Naghavi, M., Noghabi, S.P., & Moghadam, M.B. 2014. The Effect of Massage on Serum Bilirubin Levels in Term Neonates with Hyperbilirubinemia Undergoing Phototherapy. Nautilus. Vol 108, no 1. 459-465.
Lubis, B.M., Rasyidah., Syofiani, B., Sianturi, P., Azlin, E., & Tjipta, G.D. 2013. Rasio Bilirubin Albumin pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia. Sari Pediatri. Vol 14, No 5. 292-297.
Paembonan, N. 2014. Thesis. “Faktor Risiko Kejadian Kelahiran Prematur Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar”. Makasar. Universitas Hasanuddin.
Roesli, U. 2008. Pedoman Pijat Bayi Prematur dan Bayi Usia 0-3 bulan. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Surasmi, A., Haryani, S., Kusuma, H.N. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.
WebMD. 2010. Kamus Kedokteran Webster’s New World. Jakarta: PT Indeks.
Widyastuti, D & Widyani, R. 2009. Panduan perkembangan anak 0-1 tahun. Jakarta: Puspa Swara.