TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG DIARE DI DESA
PELANGKIDUL KEDUNGGALAR NGAWI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Widia Lutfiana
NIM B12 162
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
HALAMAN PER SETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG DIARE DI DESA
PELANGKIDUL KEDUNGGALAR NGAWI
TAHUN 2015
Diajukan Oleh :
Widia Lutfiana
NIM B12 162
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal 25 Juni 2015
Pembimbing
Kartika Dian Listyaningsih, SST., M.Sc
NIK. 200884032
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG DIARE DI DESA
PELANGKIDUL KEDUNGGALAR NGAWI
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh:
Widia Lutfiana
NIM B12 162
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal
Juli 2015
Penguji I
Penguji II
Anis Nurhidayati, SST., M.Kes
NIK. 200685025
Kartika Dian Listyaningsih, SST., M.Sc
NIK. 200884032
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui
Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari,S.ST
NIK. 200985034
KATA PENGANTAR
iii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare Di Desa
Pelangkidul Kedunggalar Ngawi”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud
untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi
D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari,S.ST, Selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta
3. Ibu Kartika Dian Listyaningsih, SST., M.Sc, selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Bapak Manto, selaku Kepala Desa Pelangkidul, yang telah bersedia
memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di Desa
Pelangkidul.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang diberikan.
6. Seluruh responden yang telah bersedia diambil datanya guna penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juni 2015
Penulis
iv
Prodi DIII Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Widia Lutfiana
B12 162
TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG DIARE DI DESA
PELANGKIDUL KEDUNGGALAR NGAWI
TAHUN 2015
xiii + 49 Halaman + 15 Lampiran + 8 Tabel + 2 Gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair.
Buangan air besar yng tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi
lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare apabila mengalami buang air besar
lebih dari 3 kali sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 13 November 2014 dari 10
ibu yang memiliki anak balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi di dapatkan
3 ibu bisa menjawab 3 pertanyaan, 3 ibu menjawab pertanyaan dan 4 ibu hanya
dapat menjawab 1 pertanyaan.
Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di desa
pelangkidul kedunggalar Ngawi
Metode Penelitian : Jenis penelitan diskriptif kuantitatif. Lokasi penelitan di Desa
Pelangkidul Kedunggalar Ngawi, lama penelitian 1 bulan. Jumlah sampel sebanyak
45 ibu yang mempunyai balita dengan teknik pengambilan sampel sampling jenuh,
alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data
adalan analisis univariat dengan program SPSS.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di desa Pelangkidul
Kedunggalar Ngawi. Di dapatkan hasil ibu berpengetahuan baik 11 responden
(24,44 %), pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (57,78 %), pengetahuan
kurang sebanyak 8 responden (17,78 %).
Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa Pelangkidul
Kedunggalar Ngawi sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 26
responden (57,78 %).
Kata Kunci
Kepustakaan
: Pengetahuan, ibu balita, Diare
: 20 literatur (Tahun 2005 s/d 2014)
v
MOTTO
!
“Kesulitan terberat adalah ketika kita berjuang melawan diri sendiri”
!
“Semangat sebetulnya adalah kepingan-kepingan bara kemauan yang kita
sisipkan pada setiap celah dalam kerja keras kita, untuk mencegah masuknya
kemalasan dan penundaan”
PERSEMBAHAN
" Alah SWT yang telah memberikan jalan, petunjuk serta
kemudahan dalam menyelesaikan karya tulis ini.
" Ibu dan bapak tercinta, yang selalu mendukungku dari belakang.
Terimakasih atas doa dan perhatiannya selama ini
" Ibu Kartika Dian Listyaningsih, terimakasih atas bekal dan
bimbingan yang diberikan, terimakasih atas nasihat dan
semangatnya selama ini. We Love You.
" Adikku tercinta Kurnia Ahmad Affandi
" Kedua kesayanganku yang tak bisa aku sebutkan, terimakasih telah
merelakan semuanya untukku semua ini aku persembahkan
sepenuhnya untuk kalian.
" Heris Ardi Astanto, terimakasih atas dukungan dan semangatnya
selama ini
" Untuk temanku semua angkatan tahun 2012 kelas A, B, C dan
sahabatku (Mella, Connecting 2, Dayana, Pipit, Luky, Lina, Titik,
Novita Arinia, yuliyanti dan seluruh kos ijo) yang selalu memberi
canda tawa dan masukkan dalam hidupku
vi
CURICULUM VITAE
3 x4
DATA DIRI
Nama
: Widia Lutfiana
Tempat / Tanggal Lahir
: Ngawi, 26 September 1994
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Gebung, Pelangkidul, Kedunggalar Ngawi
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD N Pelangkidul 3
LULUS TAHUN 2006
2. SMP N 3 Kedunggalar
LULUS TAHUN 2009
3. SMK N 1 Ngawi
LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan Tahun 2012
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
ABSTRAK .........................................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
CURICULUM VITAE
.................................................................. viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Perumusan Masalah ....................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
4
E. Keaslian Penelitian .....................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ............................................................................
7
B. Kerangka Teori ........................................................................... 26
C. Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................... 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 29
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 29
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 30
viii
E. Definisi Operasional .................................................................... 30
F. Instrumen Penelitian .................................................................... 31
G. Teknik Pengumpulan data ........................................................... 34
H. Metode Pengolahan dan Analisi Data ......................................... 35
I.
Etika Penelitian ............................................................................ 38
J.
Jadwal Penelitian ......................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .......................................... 40
B. Hasil Penelitian ............................................................................ 40
C. Pembahasan ................................................................................. 44
D. Keterbatasan ................................................................................ 47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 49
B. Saran ............................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Teori ............................................................................. 26
Gambar 2.2. Kerangka Konsep .......................................................................... 27
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi Operasional ........................................................................ 31
Tabel 3.2. Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Tentang Diare Pada Balita ......... 32
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ...................... 41
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan ............. 41
Tabel 4.3. Mean dan Standar Deviasi .............................................................. 42
Tabel 4.4. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di
Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015 ........................................... 43
Tabel 4.5 Krostab Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa
Pelangkidul Kedunggalar Ngawi Berdasarkan Umur ........................................ 43
Tabel 4.6 Krostab Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa
Pelangkidul Kedunggalar Ngawi Berdasarkan Pendidikan ............................... 44
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 8. Kuesioner Penelitian
Lampiran 9. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 10. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 11. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 12. Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 13. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 15. Lembar Konsultasi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan data United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan
World Health Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab
kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi
segala umur. Data UNICEF memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal
dunia setiap tahunnya karena diare. Menurut SDKI tahun 2012, menunjukan
secara nasional Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran
hidup. Target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015 target AKB
adalah 23/1000 KH. Menurut Riskesda (2007) penyebab kematian balita usia
0 – 59 bulan yaitu diare 22,5%, pneumonia 15,5%, NEC 10,7%, meningitis
8,8%, DBD 6,8%, campak 5,8%, tenggelam 4,9%, lain – lain 9,7%.
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair dengan
frekuensi yang lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah
lebih dari 3x buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah
lebih dari 4x buang air besar (Sudarti, 2010).
Tanda dan gejala diare adalah muntah, badan lesu dan lemah, panas,
tidak nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran, cengeng, gelisah, suhu
meningkat, tinja cair dan lendir terkadang bercampur darah lama kelamaan
tinja berwarna hijau asam, anus lecet, dehidrasi, berat badan turun turgor kulit
1
2
menurun, mata dan ubun – ubun cekung, mulut dan kulit menjadi kering (Putra,
2012).
Penyebab utama diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu faktor
infeksi: infeksi bakteri, infeksi virus. Faktor malabsorbsi: malabsorbsi
karbohidrat. Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi
laktrosi, malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein. Faktor makanan: makanan
basi, beracun, alergi terhadap makanan. Faktor psikologis: rasa takut dan
cemas. Walaupun jarang, dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang
lebih besar (Rukiyah dan Yuliyanti, 2013).
Diare membutuhkan penanganan yang cepat dan adekuat, karena itulah
pengetahuan keluarga khususnya ibu sangat penting. Pengetahuan merupakan
hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Pengindraan ini terjadi melalui panca indra manusia, yaitu
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).
Peran ibu dalam melakukan penatalaksanaan terhadap diare sangat
penting terutama ibu dapat mengetahui secara cepat bagaimana penanganan
awal diare pada anak yaitu dengan mencegah dan mengatasi keadaan dehidrasi.
Pemberian cairan pengganti (cairan dehidrasi) baik yang di berikan secara oral
(diminumkan) maupun parentral (melalui infuse) telah berhasil menurunkan
angka kematian akibat dehidrasi pada ribuan anak yang menderita diare
(Notoatmodjo, 2012).
3
Pada saat dilakukan wawancara pada tanggal 13 November 2014 di
Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi di peroleh data jumlah ibu yang
memiliki balita sebanyak 38 orang, dengan 3 pertanyaan yaitu pengertian diare,
penyebab diare dan apabila terjadi diare bagaimana tindakan yang akan segera
dilakukan. Dari 10 ibu yang memiliki anak balita di Desa Pelangkidul
Kedunggalar Ngawi ternyata di dapatkan 3 ibu bisa menjawab 3 pertanyaan, 3
ibu dapat menjawab 2 pertanyaan dan sebanyak 4 ibu hanya dapat menjawab 1
pertanyaan.
Berdasarkan data di atas masih banyak ibu yang mempunyai
pengetahuan kurang tentang diare, apabila diare tidak segera di tangani akan
menyebabkan dehidrasi dan jika pemberian cairan dehidrasi itu gagal dapat
menyebabkan kematian. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang ” Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang Diare di Desa Pelangkidul
Kedunggalar Ngawi”
B. Perumusan Masalah
“Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa
Pelangkidul Kedunggalar Ngawi?”
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa
Pelangkidul Kedunggalar Ngawi.
4
2.
Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa
Pelangkidul Kedunggalar Ngawi pada tingkat pengetahuan baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa
Pelangkidul Kedunggalar Ngawi pada tingkat pengetahuan cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa
Pelangkidul Kedunggalar Ngawi pada tingkat pengetahuan kurang.
d. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat tingkat pengetahuan
ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.
Ilmu Pengetahuan
Sebagai sarana perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian
selanjutnya tentang diare pada balita.
2.
Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan dalam melaksanakan penelitian
tentang tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare.
3.
Institusi Pendidikan
Sebagai sumber referensi mahasiswa kebidanan untuk melakukan
penelitian selanjutnya khususnya tentang diare pada balita.
5
E. Keaslian Penelitian
1.
Maristuti Dwi (2012) Universitas Muhamadiyah Ponorogo, dengan judul
“Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Anak Usia 1-5 Tahun di
Wilayah Kerja Puskesmas Ponorogo Utara”. Penelitian ini merupakan
jenis deskriptif. Penelitian dilakukan di wilayah kerja ponorogo utara
dengan jumlah 754 ibu. Populasi dalam penelitian ini 75 ibu yang memiliki
balita usia 1-5 tahun. Pengambilan sampel dengan tekhnik consecutive
sampling. Hasil penelitian di dapatkan bahwa 50 responden (66,66%)
memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang diare pada balita usia 1-5
tahun dan 25 responden (33,34%), mempunyai pengetahuan cukup, dan
tidak ada responden (0%) berpengetahuan kurang.
2.
Wijayanti Ririn (2014) STIKES PKU Muhamadiyah Surakarta, dengan
judul ”Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Diare Pada
Anak Usia Balita” penelitian ini merupakan jenis deskriptif. Penelitian
dilakukan di Desa Mangurejo Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali
pada bulan april 2014. Populasi dalam penelitian ini 68 orang.
Pengambilan sampel dengan tekhnik total sampling. Berdasarkan
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Balita Di
Boyolali dapat dikategorikan (67,6%) responden memiliki pengetahuan
sedang, selebihnya responden memiliki pengetahuan baik (22,1%), dan
responden memiliki pengetahuan buruk (10,3%).
6
Perbedaan dengan penelitian ini adalah waktu, tempat penelitian, jumlah
responden, serta tekhnik pengambilan sampel. Sedangkan persamaan
dengan penelitian ini adalah pada jenis penelitian yaitu deskriptif
kuantitaif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengertian adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia
yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan
sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi
terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo dari Wawan, 2011).
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent beha vior).
Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang di dasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak di
dasari oleh pengetahuan. Pengetahuan mempunyai 6 tingkat, antara
lain:
1) Tahu (Know)
Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di
pelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini
7
8
adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dan
seluruh bahan yang di pelajari rangsangan yang di terima.
Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan
mengidentifikasikan, menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk mnjelaskan
secara benar tetang obyek yang di ketahui dan dimana dapat
menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham
terhadap
obyek
menyebutkan
atau
contoh,
materi
terus
menyimpulkan,
dapat
menjelaskan,
meramalkan
dan
sebagainya terhadap suatu obyek yang di pelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah di pelajari pada situasi ataupun kondisi riil
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat di artikan aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, metode, prinsip dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau
suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam
9
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama
lain.
5) Sintesis (Syntetis)
Sintesis yang di maksut menunjukan pada suatu kemampuan
untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di
dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis
adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
Penilaian-penilaian itu bedasarkan suatu kriteria yang di tentukan
sendiri tau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seorang
terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita
tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan
mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan. Pendidikan di perlukan untuk mendapat
informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan
10
sehingga dapat meningkatan kualitas hidup (Notoatmodjo
dari Wawan, 2011).
pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga
perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam
memotifasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan,
pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin
mudah menerima informasi (Nursalam dari Wawan, 2011).
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus di lakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan khidupan keluarga.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,
berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja
umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja
bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
keluarga (Nursalam dari Wawan, 2011).
c) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat seseorang yang lebih dewasa di percaya
dari orang yang belum tinggi kedewasaanya. Hal ini akan
11
sebagai
dari
pengalaman
dan
kematangan
jiwa.
(Nursalam dari Wawan, 2011).
2) Faktor eksternal
a) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar
manusia Dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Nursalam
dari Wawan, 2011).
b) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi
(Nursalam dari Wawan, 2011).
d. Cara pengukuran pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2013), digunakan perhitungan sebagai berikut :
1) Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean +1 SD
2) Cukup : Bila nilai responden mean -1SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
3) Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x)< mean – 1 SD
2. Balita
a. Pengertian Balita
Batita adalah di bawah tiga tahun, maka pengertian balita adalah di
bawah lima tahun (Putra, 2012).
12
Balita atau Bawah Lima Tahun adalah semua anak termasuk bayi baru
lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan,
29 hari) (Maryunani, 2010).
b. Pertumbuhan dan Perkembangan pada balita
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya di
seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, seperti tinggi
badan, berat badan, dan lingkar kepala (Muslihatun, 2010).
Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang
dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar, terdiri dari
kemampuan gerak kasar dan halus, pendengaran, penglihatan,
komunikasi, bicara, emosi-sosial, kemandirian, intelegensia, dan
perkembangan moral (Muslihatun, 2010).
Terdapat beberapa pola pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
1) Cepalocaudal/head to tail direction
Dimulai dari kepala, meliputi perubahan ukuran, berkembangnya
kemampuan, diawali dari menggerakan atau menggelengkan kepala
hingga kemampuan menggerakan ekstremitas.
2) Proximodistal/near to far direction
Dimulai dari menggerakkan anggota gerak paling dekat dengan
sumbu tubuh hingga menggerakan anggota gerak yang lebih jauh
atau lebih tepi.
13
3) Mass to specific/mass to complex
Dimulai dari menggerakan daerah yang lebih umum hingga
menggerakkan daerah yang lebih kompleks (Muslihatun, 2010).
c. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita
Agar tumbuh dan berkembang secara optimal, selain nutrisi
yang baik dan kasih sayang yang cukup, bayi dan balita juga
membutuhkan stimulasi yang tepat. Stimulasi adalah perangsangan
yang datangnya dari lingukungan diluar individu anak. Pemberian
stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan keutuhankebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangan dan tugas
perkembangan anak. Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul
pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang, keberhasilan
pencapaian tugas perkembangan di masa lalu membuat seseorang
bahagia dan sukses melalui tahap perkembangan berikutnya. Terdapat
tujuh aspek perkembangan anak, yaitu sebagai berikut:
1) Perkembangan Gerak Motorik Kasar (MK/GK)
Merupakan aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan
sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga, karena dilakukan
oleh otot-otot tubuh yang lebih besar. Misalnya: menegakkan
kepala, tengkurap, merangkak, berjalan, berlari dan sebagainya.
2) Perkembangan Gerak Motorik Halus (MH/GH)
Merupakan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi diperlukan
14
koordinasi yang cermat. Misalnya: memegang benda kecil dengan
jari telunjuk dan ibu jari, menggambar, dan sebagainya.
3) Perkembangan Komuniasi Pasif (KP)
Merupakan kesanggupan mengerti dan melakukan apa yang
diperintahkan oleh orang lain.
4) Perkembangan Komunikasi Aktif (KA)
Merupakan kemampuan untuk menyatakan perasaan dan
keinginannya melaui tangisan, gerakan tubuh, maupun dengan
kata-kata.
5) Perkembangan Kecerdasan (KC)
Merupakan kemampuan berfikir bayi/balita yang pada
awalnya berkembang melalui kelima inderanya, seperti melihat
warna, mendengar suara atau bunyi, mengenal rasa dan seterusnya.
Daya piker dan pengertian dimulai dengan apa yang dilihat,
dipegang atau dimainkan, dan seterusnya.
6) Perkembangan Kemampuan Monolog Diri Sendiri (MD)
Merupakan kemampuan anak untuk melakukan sendiri
berbgai hal, setelah sebelumnya anak masih bergantung pada orang
lain dalam hal pemenuhan kebutuhannya.
7) Perkembangan Tingkah Laku Sosial (TS)
Merupakan kemampuan anak berinterkasi dan bersosialisasi
dengan lingkungannya (Maryunani, 2010).
15
3. Penyakit Pada Balita
Berikut beberapa penyakit yang lazim terjadi pada balita :
a. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah suatu kelompok
penyakit yang menyerang saluran pernafasan (Maryunani, 2010).
b. Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit yang menyerang paru-paru dan ditandai
dengan batuk dan kesukaran bernafas (Maryunani, 2010).
c. Obstipasi
Obstipasi adalah penimbangan feces yang keras akibat adanya penyakit
atau adanya obstruksi pada saluran cerna atau biasa didefiniskan
sebagai tidak adanya pengeluaran tinja selama 3 hari atau lebih
(Sudarti, 2010).
d. Milliarisis atau sudamina
Milliarisis atau sudamina adalah dermatosis yang disebabkan oleh
retensi
keringan
akibat
tersumbatnya
pori
kelenjar
keringat
(Sudarti, 2010).
e. Difteri
Difteri adalah suatu penyakit infeksi akut yang menyerang saluran
pencernaan bagian atas (Sudarti, 2010).
f. Pertusis
Pertusis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh
Basil Haemophilus Pertusis (Sudarti, 2010).
16
g. Typus Abdominalis
Typus Abdominalis adalah penyakit infeksi pada saluran pencernaan
tepatnya pada usus halus (Sudarti, 2010).
h. Demam Berdarah (Dengue Hemorrhagie Fever)
Suatau penyakit infeksi yang disebabkan virus dengan cirri-ciri demam
dan manifestasi perdarahan (Sudarti, 2010).
i. Varicela (Cacar Air)
Varicella adalah penyakit akut menular yang disebabkan oleh virus
(Sudarti, 2010).
j. KKKP (Kurang Kalori Protein)
KKP terbagi menjadi :
Marasmus yaitu anak jatuh dalam keadaan malnutrisi (kurang kalori
dan protein) (Sudarti, 2010).
h.
Diare
1) Definisi Diare
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair.
Buangan air besar yng tidak normal dan bentuk tinja yang cair
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare
apabila mengalami buang air besar lebih dari 3 kali sedangkan
neonatus
dikatakan
diare
bila
sudah
lebih
dari
4
kali
(Sudarti, 2012).
Diare adalah apabila penderita buang air mengalami
perubahan bentuk dan konsistensi tinja lembek sampai cair, dengan
17
frekuensi buang air besar lebih dari bisanya atau lebih dari 3 kali
dalam 24 jam (Maryunani, 2010).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa
perubahan, peningkatan volume, keenceran dan frekuensi dengan
atau tanpa lender darah, seperti lebih dari 3 kali/hari dan pada
neonatus lebih dari 4 kali/hari (Hidayat, 2011).
Menurut putra definisi diare adalah buang air besar dengan
frekuensi lebih sering (lebih dari 3 kali sehari), dan bentuk tinja lebih
cair dari biasanya. Bayi dikatakan diare jika sudah lebih dari 3 kali
bang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare jika sudah lebih
dari 4 kali buang air besar.
2) Tanda/gejala klinis
a) Ada beberapa tanda/gejala klinis yang timbul yaitu sebagai
berikut:
(1) Cengeng
(2) Gelisah
(3) Suhu Meningkat
(4) Warna tinja lama kelamaan berwarna hijau karena tercampur
empedu
(5) Tinja cair, lendir dan darah
(6) Nafsu makan menurun
(7) Anus lecet
18
(8) Tinja lama kelamaan menjadi asam (karena banyak asam
laktat yang keluar)
(9) Dehidrasi (kekurangan cairan), berat badan turun, turgor kulit
menurun, mata dan ubun-ubun cekung, selaput lendir dan
mulut juga kulit kering (Kristiyanasari, 2009)
3) Penyebab
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan diare antara lain :
a) Faktor infeksi
(1) Enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare, misalnya terjadi pada saat lahir karena
terinfeksi oleh organisme yang terdapat pada tinja ibu atau
infeksi terjadi setelah lahir akibat penyebaran organisme
yang berasal dari bayi lain yang terinfeksi.
(2) Parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang
dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
b) Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa
dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan
galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang
terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi
malabsorbsi lemak dan protein.
c) Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun
dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
19
d) Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan
cemas) (Sudarti, 2012).
4) Gambaran Klinik
Adapun gambaran klinik penyakit diare, yaitu :
(1) Diare tanpa dehidrasi yaitu diare < 4 x sehari muntah sedikit atau
tidak muntah, tidak haus, BAK normal, keadaan umumnya baik,
air mata ada, mata normal, bibir dan lidah basah, nafas normal,
kulit normal, nadi normal < 120x/menit, ubun - ubun normal,
berat badan tetap, taksiran kehilangan cairan tidak ada.
(2) Diare dengan dehidrasi sedang atau ringan, apabila ditemukan
tanda seperti diare 4 – 10 x sehari, muntah beberapa kali, BAK
sedikit warna kuning tua, keadaan umum lemah dan gelisah, air
mata tidak ada, mata cekung, bibir dan lidah kering, nafas cepat,
kulit kekenyalan kurang, nadi cepat < 120 – 140 x/menit, ubun –
ubun cekung, berat badan turun 25 – 100gr/kgBB, taksiran
kehilangan cairan 40 – 90m/kgBB
(3) Diare dengan dehidrasi berat ditandai dengan diare > 10x sehari,
muntah sering, tidak dapat minum, BAK anuria selama 6 jam,
keadaan umum lunglai tidak sadar, air mata tidak ada, mata sangat
cekung, bibir dan lidah sangat kering, nafas cepat atau kussmaul,
kulit kekenyalan sangat kurang, nadi sangat cepat, lemah/tidak
teraba > 140/menit, ubun – ubun sangat cekung, berat badan turun
20
> 100 gr/kgBB, taksiran kehilangan cairan 100 – 110ml/kgBB
(Maryunani, 2010).
5) Patogenesis Diare
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan diare adalah :
(1) Diare sekresi (secretory diarrhea)
Diare sekretorik diakibatkan oleh rangsangan tertentu, misalnya
oleh toksin pada dinding usus yang akan menyebabkan
peningkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan ke dalam
rongga usus, sehingga akan terjadi peningkatan-peningkatan isi
dari rongga usus yang akan merangsang pengeluaran isi dari
rongga usus sehingga timbul diare (Sudarti, 2010).
(2) Diare ostimotic (ostimotic diarrhea)
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
oleh tubuh akan menyebabkabn tekanan osmotic dalam rongga
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus
untuk mengeluarkan isi dari usus sehingga timbul diare
(Sudarti, 2010).
(3) Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan
bagi usus untuk menyerap makanan yang masuk, sehingga akan
timbul diare. Tetapi apabila terjadi keadaan yang sebaliknya akan
dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan di
21
dalam rongga usus sehingga akan menyebabkan diare juga
(Sudarti, 2010).
6) Pencegahan penyakit diare
(1) Teruskan pemberian ASI
(2) Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian
makanan pendamping ASI setelah bayi berusia 6 bulan.
(3) Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan atau
serangga, maka menjaga kebersihan dengan menjadikan
kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga.
Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakan makanan untuk
si kecil.
(4) Selalu ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau
minuman yang kita makan. Juga, kebersihan perabotan makan
ataupun alat bermain si kecil (Putra, 2012).
7) Penatalaksanaan
Prinsip perawatan diare adalah sebagai berikut :
(1) Pemberian cairan
(2) Diatetik
(3) Obat-obatan
Jumlah cairan diberikan tanpa dehidrasi adalah 100 ml/kg BB/hr
sebanyak 1x setiap 2 jam. Diberikan 50% dalam 4 jam sekali dan
sisanya adlibitum. Jika setiap kali diare dan umur anak < 2 tahun
maka diberikan ½ gelas, jika umur 2-6 tahun diberikan 1 gelas,
22
sedangkan bila anak berumur >6 tahun maka diberikan 400 cc
atau 2 gelas. Pada dehidrasi ringan dan diarenya 4 x sehari maka
diberikan cairan 25-100 ml/kg BB dalam sehari atau setiap jam 2
kali. Oralit diberikan pada kasus dehidrasi ringan – berat ± 100
ml/kg BB/4-6 jam (Sudarti, 2012).
Beberapa cara untuk membuat air RT (rumah tangga) antara lain :
(a) LGG (Larutan Gula Garam)
Gula pasir satu sendok teh penuh dicampur garam dapur halus ½
sendok teh dan air masak/ air teh hangat 1 gelas.
(b) Air tajin
(1) Cara tradisional
3 liter air ditambah 100 gram beras dimasak selama 45 -60
menit setelah masak air tajin diberi garam 5 gram.
(2) Cara biasa
2 liter air ditambah100 gram tepung beras dan 5 gram garam
dimasak hingga mendidih sehingga dapat menghasilkan air
tajin. Selain itu, pada bayi tetap harus diberikan ASI sesuai
kebutuhannya (Sudarti, 2012).
8) Pengobatan Diare
Adapun pengobatan untuk diare pada neonatus dan bayi adalah
sebagai berikut :
(1) Langkah yang paling penting dalam mengatasi diare adalah
menggatikan cairan atau elektrolit yang hilang.
23
(2) Jika bayi tampak sakit berat, cairan biasanya diberikan melalui
infuse. Jika penyakitnya ringan, bisa diberikan cairan yang
mengandung elektrolit melalui botol susu atau gelas.
(3) ASI tetap diberikan untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi
dan mempertahankan pembentukan ASI oleh ibu.
(4) Jika bayi tidak disusui oleh ibunya, sebaiknya segera setelah
dehidrasinya teratasi, diberikan susu formula yang tidak
mengandung laktosa. Susu formula yang biasa bisa diberikan
secara bertahap beberapa hari kemudian.
(5) Meskipun diare infeksius bisa disebabkan oleh bakteri, tetapi
tidak perlu diberikan antibiotic. Sebab, infeksi biasanya akan
mereda tanpa diberikan pengobatan.
(6) Memberikan obat untuk menghentikan diare sebenarnya bisa
membahayakan bayi. Sebab, obat ini bisa menghalangi usaha
tubuh untuk membuang organism penyebab infeksi melalui tinja
(Putra, 2012).
9) Komplikasi
Menurut Dewi (2012), komplikasi diare dibagi menjadi :
(1) Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau
hipertonik).
(2) Renjatan hipovolemik.
(3) Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
24
(4) Hipoglikemia.
(5) Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim
laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
(6) Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
(7) Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah,
penderita juga mengalami kelaparan.
4. Peran Orang Tua Terhadap Balita sakit
Setiap orang tua pasti akan merasa panik dan khawatir ketika buah hatinya
sakit. Tapi ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua agar bisa tenang
dan berdamai saat anak sakit diantaranya:
a.
Periksa gejala yang muncul pada anak dengan seksama, biasanya anak
tidak bisa menjelaskan gejala yang sebenarnya dialami. Untuk itu
periksa dengan seksama seperti demam dan rasa sakit yang muncul
b.
Tetaplah tenang dan jangan panik di depan anak
c.
Manjakan anak yang sedang sakit
d.
Sediakan obat – obat untuk penyakit yang umum dan ringan sebagai
bentuk pencegahan pertama
e.
Jangan suka menakuti anak anda dan berilah mereka ketenangan
f.
Jangan izinkan anak anda dikunjungi banyak tamu untuk menghindari
banyak percakapan
g. Tunjukan anak anda keindahan alam seperti tanama, binatang dan
bunga akan membantu anak yang sakit melupakan kondisinya yang
sedang sakit
25
h. Ceritakan sesuatu yang menggembirakan dan jangan cerita hal – hal
yang menyedihkan
i. Agar lebih betah di kamar sehingga ia tidak berkeliaran yang akhirnya
memperlambat proses kesembuhannya (sitompul, 2014).
26
B. KerangkaTeori
Pengetahuan
Balita
1. Definisi
Pengetahuan
2. Tingkat
Pengetahuan
3. Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan
4. Cara
Pengukuran
Pengetahuan
1. Pengertian Balita
2. Pertumbuhan dan
perkembangan
pada balita
3. Stimulasi
Tumbuh
Kembang balita
Diare
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : (Notoadmodjo dari Wawan, 2011)
Definisi Diare
Tanda/gejala
Penyebab
Gambaran
klinik
Pathogenesis
diare
Pencegahan
penyakit diare
Penatalaksanaa
n
Pengobatan
diare
komplikasi
27
C. Kerangka Konsep
Baik
Tingkat pengetahuan
ibu
balita
tentang
Cukup
diare.
Kurang
Faktor
yang
mempengaruhi
Pengetahuan :
1. Definisi pengetahuan
2. Tingkat pengetahuan
3. Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan
4. Cara pengukuran pengetahuan
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Sumber : (Notoadmodjo dari Wawan, 2011)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian atau desain penelitian yang digunakan adalah jenis
penelitian deksriptif kuantitatif. Deksriptif yaitu metode penelitian yang
bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang
terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial,
ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain
(Hidayat, 2007).
Deksriptif
kuantitatif
apabila
dalam
mendeskripsikan,
peneliti
menggunakan angka-angka dengan analisis univariat berupa persentase dan
ukuran tendesi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Saryono, 2011).
Penelitian ini menggunakan pendekatan waktu secara cross sectional.
Penelitian cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan melakukan
pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara faktor
resiko (Hidayat, 2007).
Penelitian yang dilakukan menggambarkan tingkat pengetahuan ibu balita di
Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi.
28
29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1.
Lokasi Penelitian
Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2012) .
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi.
2.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan peneliti untuk
memperoleh data penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Waktu
penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1.
Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai
Balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi berjumlah 45 orang.
2.
Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2013). Jumlah
sampel yang diambil jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil
semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% -15% atau
30
20% -25% atau lebih (Arikunto, 2006). Jadi sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita berjumlah 45 orang.
3.
Teknik pengambilan sampel
Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Total
sampling adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel (Hidayat, 2007). Jadi, sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita berjumlah 45 orang.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain
(Notoatmojo, 2010). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel
tunggal yaitu pengetahuan Ibu balita tentang diare.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau
fenomena (Hidayat, 2007)
31
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi
Indikator
Operasional
Tingkat
Segala
a. Definisi diare
Pengetah sesuatu
b. Tanda atau gejala
uan ibu yang
klinis diare
balita
diketahui
c. Penyebab diare
tentang
oleh ibu
d. Gambaran klinik
e. Patogenesis diare
diare
balita
f. Pencegahan
tentang
diare
penyakit diare
g. Penatalaksanaan
diare
h. Pengobatan diare
i. Komplikasi diare
Alat Ukur
Kuesioner
Skala
Hasil Ukur
Ukur
Ordinal 1) Baik: bila skor
X > mean + 1 SD
2) Cukup: apabila skor
mean - 1SD < x <
mean + 1 SD
3) Kurang:
apabila
skor
x < mean - 1 SD
(Riwidikdo, 2013)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen penelitian yang digunakan
berupa kuesioner yaitu alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa
pertanyaan (Hidayat, 2007).
Kuesioner yang digunakan dalam bentuk pernyataan tertutup (closed
ended) yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan jawaban responden
dan mudah diolah (Notoatmodjo, 2012) . Menurut Hidayat (2007), kuesioner
tertutup adalah kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden
hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada.
Dalam
penelitian
ini
ada
dua
pernyataan
yaitu
favorable
(pernyataan positif) dan un favorable (pernyataan negatif). Untuk pernyataan
favorable (pernyataan positif) jika responden memilih jawaban benar diberi
nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0 sedangkan untuk pernyataan un
32
favorable (pernyataan negatif) jika responden memilih jawaban benar diberi
nilai 0 dan jawaban salah diberi nilai 1.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Tentang Diare Pada Balita
Pernyataan
Variabel
Indikator
Jumlah
Favorable Unfavorable
Tingkat
a. Definisi diare
1, 2
3*, 4
4
pengetahuan b. Tanda atau
5*, 6*, 9
7, 8
5
ibu balita
gejala klinis
tentang diare
diare
c. Penyebab diare
10, 11
12, 13
4
d. Gambaran
15, 17
14, 16*
4
klinik
e. Patogenesis
18, 31
22*, 32
4
diare
f. Pencegahan
19*, 20*,
25, 26, 28*
11
penyakit diare
21, 23, 24,
25*,29, 30
33, 34
35, 36
4
g. Penatalaksanaan
h. Pengobatan
37, 39
4
38, 40
43, 44
41, 42*
4
i. Komplikasi
Jumlah
Keterangan : * item yang tidak valid.
1.
25
19
44
Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Sebuah instrumen
dikatakan valid sejauh mana mampu mengukur instrumen ini. Penelitian
ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan
bantuan program komputer SPSS for Windows. Instrumen dikatakan valid
jika
rhitung>rtabel
p < 0,05.
(0,361)
pada
taraf
signifikan
nilai
33
Menurut Riwidikdo (2013), rumus product moment adalah:
Keterangan:
rxy
: Koefisien korelasi pearson product moment
N
: Jumlah responden
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total pertanyaan
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Setelah dilakukan di Desa Kedunggalar Ngawi dengan jumlah 38
responden karena menurut riwidikdo (2013) minimal pengambilan 30
responden. Dari 44 soal hasilnya 34 soal dinyatakan valid dan 10 soal
dinyatakan tidak valid yaitu nomor 3, 5, 6, 16, 19, 20, 22, 28, 25, 42.
Pernyataan yang tidak valid sebanyak 10 pernyataan di keluarkan
karena menurut Riwidikdo (2013) pernyataan valid sudah memenuhi
kriteria kisi-kisi kuesioner.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
atau instrumen pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan
(Notoatmodjo, 2012).
Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.
Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha (α)
minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013).
34
Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
Keterangan:
ri
: Reliabilitas Instrument
k
: Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ si 2
: Jumlah varian butir
st 2
: Varians total
Instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas lebih besar dari
koefisien pembanding (0,7). Berdasarkan uji reliabilitas untuk pengetahuan
responden didapatkan r Alpha Chronbach sebesar 0,928 karena lebih besar
dari rtabel yaitu 0,7 maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner untuk
responden terbukti reliabilitasnya.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah Merupakan cara penelitian untuk
mengumpukan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Sebelum
melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar
dapat memperoleh hasil penelitian (Hidayat, 2007).
Menurut Riwidikdo (2013), cara memperoleh data dibagi menjadi 2 yaitu
data primer dan data sekunder;
1.
Data primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari
subjek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
35
Riwidikdo (2013). Data primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan
ibu balita tentang diare yang didapat dari pengisian kuesioner oleh
responden.
2.
Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak dengan berbagai cara metode baik secara
komersial maupun nonkomersial (Riwidikdo 2013). Dalam penelitian ini
data yang digunakan diperoleh dari data yang dimiliki bidan desa
mengenai berapa jumlah ibu yang memiliki balita yang bertempat di Desa
Pelangkidul Kedunggalar Ngawi.
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1.
Metode Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2012), proses pengolahan
data ada 4 yaitu:
a.
Editing
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan
isian formulir atau kuesioner. Kegiatan ini dilakukan dengan cara
memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan
kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah
terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di tempat penelitian
36
sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera
dilengkapi.
b.
Coding
Coding merupakan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan.
c.
Memasukkan data (processing)
Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk ‘kode’ (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program SPSS
17.
d.
Pembersihan data (cleaning)
Semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan
dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
2.
Analisis Data
Analisis data penelitian merupakan media untuk menarik
kesimpulan dari seperangkat data hasil pengumpulan (Saryono, 2011).
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan analisis univariat. Analisis univariat adalah
menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk
menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2012).
37
Menurut Riwidikdo (2013), untuk membuat 3 kategori yaitu baik,
cukup dan kurang maka menggunakan parameter:
a. Baik, bila nilai responden (x) > Mean + 1 SD
b. Cukup, bila nilai responden Mean -1 SD ≤ x ≤ Mean + 1 SD
c. Kurang, bila nilai responden (x) < Mean -1 SD
Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari rata-rata diperoleh
dengan rumus:
Keterangan :
X
: Rata – rata (mean)
Ɖx : Jumlah seluruh jawaban responden
n
: Jumlah data
Hasil perhitungan manual penelitian mencari rata-rata di dapatkan
23,96.
Menurut Riwidikdo (2013), simpangan baku (standart deviation)
adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran
nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya.
Keterangan :
SD
: Simpangan Baku ( Standart Deviation )
Xi
: Nilai responden
n
: Jumlah data
38
Prosentase diperoleh dengan rumus :
Besar prosentase =
Keterangan :
: jumlah atau distribusi frekuensi
: jumlah responden
(Riwidikdo, 2013)
Hasil perhitungan manual penelitian mencari simpangan baku (Standart
Deviation) di dapatkan hasil 4,039.
I. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika dalam penelitian harus diperhatikan
(Hidayat, 2007). Untuk penelitian ini menekankan pada masalah etika yang
meliputi :
1.
Informed Consent
Infomed consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed
consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Pemberian informed consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud
dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia,
maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika
responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan
39
tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar
persetujuan (Hidayat, 2007).
2.
Anonymity (Tanpa Nama)
Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2007).
3.
Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset (Hidayat, 2007)
J. Jadwal Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal sampai dengan penulisan laporan proposal, beserta waktu
berlangsungnya setiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal
penelitian ini sudah terlampir.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi adalah sebuah desa di wilayah
kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Provisinsi Jawa Timur. Sebelah
selatan berbatasan dengan desa katikan, sebelah barat berbatasan dengan desa
kedunggalar, sebelah utara berbatasan dengan desa wonokerto, sedangkan
sebelah timur berbatasan dengan kecamatan paron. Secara umum, keadaan
lingkungan di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi terlihat bersih dan rapi,
dengan luas wilayah ±300000m2. Pada bulan Desember 2013 sampai dengan
Desember 2014 terdapat 45 ibu yang memiliki balita..
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Pada penelitian ini karakteristik responden dibagi menjadi 2, yakni :
a. Umur
Berdasarkan umur responden dibagi menjadi 3 kategori, yaitu : umur
10-20 tahun, umur 21-30 tahun, dan umur 31-40 tahun. Berikut ini tabel
distribusi frekuensi responden tingkat pengetahuan ibu balita tentang
diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi berdasarkan umur pada
tahun 2015.
41
Tabel 4.1.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur.
No.
Kategori Umur
Jumlah
Prosentase (%)
1
10-20 tahun
2
4.44
2
21-30 tahun
39
86.67
3
31-40 tahun
4
8.89
Total
45
100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.1. diketahui sebanyak 2 responden (4,44%) pada
kategori umur 10-20 tahun, 39 responden (86,67%) berada pada
kategori umur 20-30 tahun, 4 responden (8,89%) pada kategori umur
31-40 tahun.
b. Pendidikan
Pendidikan responden dibagi menjadi 4 kategori, yakni : SD, SMP,
SMA dan Perguruan Tinggi. Tabel distribusi frekuensi responden
berdasarkan pendidikan sebagai berikut :
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
No
Kategori Pendidikan
Jumlah
Prosentase (%)
1
SD
4
8.89
2
SMP
16
35.56
3
SMA
19
42.22
4
PERGURUAN TINGGI
6
13.33
Total
45
100
Sumber : Data Primer
Menurut tabel 4.2. dapat diketahui bahwa 4 responden (8,89%)
berpendidikan SD, 16 responden (35,56%) berpendidikan SMP, 19
responden (42,22%) berpendidikan SMA dan 6 responden (13,33%)
berpendidikan Perguruan Tinggi.
42
2. Analisis Data
Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita di Desa
Pelangkidul Kedunggalar Ngawi dengan jumlah 45 responden. Untuk
memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program
SPSS versi 17.
Tabel 4.3. Mean dan Standar Deviasi
Variable
tingkat pengetahuan ibu balita tentang
diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar
Ngawi tahun 2015
Sumber : Data primer
Mean
23,96
Berikut ini perhitungan kategori pengetahuan responden :
a. Baik, bila nilai yang diperoleh :
(x) > mean + 1 SD
(x) > 23,96 + 1 x 4,039
(x) > 27,999
(x) > 27,9
b. Cukup, bila nilai yang diperoleh :
mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
23,96 – 1 x 4,039 ≤ x ≤
23,96 + 1 x 4,039
19,9 ≤ x ≤ 27,999
19,9 ≤ x ≤ 27,9
Standar deviasi
4,039
43
c. Kurang, bila nilai yang diperoleh :
(x) < mean – 1 SD
(x) < 23,96 – 1 x 4,039
(x) < 19,921
(x) < 19,9
Di bawah ini tabel distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu balita
tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015.
Tabel 4.4. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare
di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015.
No
Tingkat Pengetahuan
Jumlah
Prosentase (%)
1
Baik
11
24.44
2
Cukup
26
57.78
3
Kurang
8
17.78
total
45
100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang
diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015, yang
berpengetahuan baik sebanyak 11 responden (24,44%), berpengetahuan
cukup 26 responden (57,78%) dan yang berpengetahuan kurang 8 responden
(17,78%).
Tabel 4.5 Krostab Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa
Pelangkidul Kedunggalar Ngawi Berdasarkan Umur
Tingkat Pengetahuan
Umur
Baik
Cukup
Kurang
10 – 20 th
0
0
1
21 – 30 th
11
24
8
31 – 40 th
0
1
0
Sumber : Data Primer
44
Berdasarkan tabel krostab 4.5 dapat diketahui bahwa responden usia
10-20 tahun memiliki pengetahuan baik 0, cukup 0, dan kurang 1, responden
usia 21-30 tahun memiliki pengetahuan baik 11, cukup 24 dan kurang 8,
responden usia 31-40 tahun memiliki pengetahuan baik 0, cukup 1, dan
buruk 0.
Tabel 4.6 Krostab Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa
Pelangkidul Kedunggalar Ngawi Berdasarkan Pendidikan
Tingkat pengetahan
Pendidikan
Baik
Cukup
Kurang
SD
0
0
4
SMP
1
11
4
SMA
5
14
0
PT
5
1
0
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel krostab 4.6 dapat diketahui bahwa responden
yang berpendidikan SD mempunyai pengetahuan baik 0, cukup, 0 dan
kurang 4. Responden yang berpendidikan SMP mempunyai pengetahuan
baik 1, cukup 11, kurang 4. Responden yang berpendidikan SMA
mempunyai pengetahuan baik 5, cukup 14, kurang 0. Dan responden yang
berpendidikan perguruan tinggi mempunyai pengetahuan baik 5, cukup 1,
dan kurang 0.
C. Pembahasan
Berdasarkan
data
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
tingkat
pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi
terbanyak pada kategori cukup yaitu 26 responden (57,78%), kemudian pada
kategori baik yakni 11 responden (24,44%) dan paling sedikit pada kategori
kurang sebanyak 8 responden (17,78%).
45
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh mulai mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Menurut Notoatmojo (2007) Tingkat pengetahuan ibu balita tentang
diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015 dipengaruhi oleh
faktor pendidikan dan umur. Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah
menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut.
Pendidikan yang lebih tinggi berarti mempunyai wawasan dan pengalaman
yang lebih luas, lebih mudah memahami informasi yang diterima.
Menurut Nursalam dari Wawan (2011) Usia adalah umur individu yang
terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa di
percaya dari orang yang belum tinggi kedewasaanya. Hal ini akan sebagai dari
pengalaman dan kematangan jiwa.
46
Menurut Notoatmojo dari Wawan (2011) Pendidikan berarti bimbingan
yang diberikan seorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah citacita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan
untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan di perlukan untuk
mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat
meningkatan kualitas hidup.
Menurut Notoatmojo (2007) pengalaman sebagai sumber pengetahuan
adalah cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dengan
cara memecahkan masalah yang dihadapi.
Menurut Sudarti (2012) Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak
normal dan cair. Buangan air besar yng tidak normal dan bentuk tinja yang cair
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare apabila
mengalami buang air besar lebih dari 3 kali sedangkan neonatus dikatakan diare
bila sudah lebih dari 4 kali.
Berdasarkan dari hasil penelitian di dapatkan hasil tingkat pengetahuan
ibu balita tentang diare mayoritas berkategori cukup yaitu umur 21-30 tahun
sebanyak 24 responden, pendidikan SMA sebanyak 14 responden. Kategori
pengetahuan kurang umur 21-30 tahun sebanyak 8 responden, pendidikan SD
sebanyak 11 responden.
Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa “Tingkat Pengetahuan
ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi dalam kategori
cukup. Hal ini dikarenakan selain masih banyak ibu yang memiliki balita belum
memahami tentang pengertian, penyebab, tanda gejala dan cara pengobatan
47
disebabkan karena para ibu belum mendapatkan penyuluhan tentang diare pada
balita.
Dari hasil penelitian sebelumnya yaitu Mariastuti Dwi (2012)
penelitian dilakukan di wilayah kerja ponorogo utara dengan jumlah 754 ibu.
Merupakan jenis deskriptif, populasi dalam penelitian ini 75 ibu yang memiliki
balita usia 1-5 tahun. Pengambilan sampel dengan tekhnik consecutive
sampling. Hasil penelitian di dapatkan bahwa 50 responden (66,66%) memiliki
tingkat pengetahuan yang baik tentang diare pada balita usia 1-5 tahun dan 25
responden
(33,34%),
mempunyai
pengetahuan cukup, dan tidak ada responden (0%) berpengetahuan kurang.
Sedangkan penelitian yang dilakukan di desa pelangkidul kedunggalar ngawi
dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare dengan 45
responden menggunakan metode total sampling di peroleh hasil mayoritas ibu
dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (57,78%), tingkat
pengetahuan baik sebanyak 11 responden (24,44%), dan tingkat pengetahuan
kurang sebanyak 8 responden (17,78%).
D. Keterbatasan
Dalam penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu ;
1. Dalam penelitian ini ada kelemahan dalam menyusun alat (kuesioner) yang
menggunakan
jawaban
tertutup
sehingga
responden
tidak
dapat
menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.
2. Dalam penelitian ini hanya menggambarkan pengetahuan ibu balita tentang
diare tanpa adanya tindak lanjut terhadap hasil penelitian.
BAB V
PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk
mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar
Ngawi tahun 2015 maka peneliti mengambil sampel 45 responden, dari hasil
penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Balita di Desa Pelangkidul
Kedunggalar Ngawi tahun 2015 dapat disimpulkan bahwa :
1.
Tingkat Pengetahuan Ibu Balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi
tahun 2015 termasuk dalam kategori baik yaitu 11 responden (24,44%).
2.
Tingkat Pengetahuan Ibu Balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi
tahun 2015 termasuk dalam kategori cukup yaitu 26 responden (57,78%).
3.
Tingkat Pengetahuan Ibu Balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi
tahun 2015 termasuk dalam kategori kurang yaitu 8 responden (17,78%).
4.
Faktor pendukung dan penghambat Tingkat Pengetahuan Ibu balita
tentang diare di desa pelangkidul Kedunggalar Ngawi faktor pendukung
(umur dalam kategori cukup sebanyak 24 responden dan pendidikan dalam
kategori cukup 14 responden) faktor penghambat (lingkungan, sosial
budaya, pengalaman).
48
49
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu balita
tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi, maka saran yang dapat
penulis sampaikan adalah ;
1.
Bagi Responden
Diharapkan menambah informasi tentang diare yang terjadi pada balita,
supaya lebih siap dalam menghadapi balita yang mengalami diare.
2.
Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang lebih lanjut dan
menambah referensi mengenai pengetahuan ibu balita tentang diare.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan
variabel penelitian, kuesioner dan sampel penelitian lebih banyak tentang
pengetahuan ibu balita tentang diare.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
_ . 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Dewi, V.N.L. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika.
Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data. Jakarta
: Salemba Medika
. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Kristiyanasari, W. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha
Media
Maryunani, 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info
Media
Muslihatun, N.W. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya
Notoatmodjo, S. 2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
PKU, W.R. 2014. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Diare
Pada Anak Usia Balita Di Desa Mangurejo Kecamatan Nogosari Kabupaten
Boyolali. PKU Muhammadiyah Surakarta
Putra, S.R. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita Untuk Keperawatan Dan
Kebidanan. Yogyakarta : D-Medika
Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : CV. Rihama-Rohima
Rukiyah, L.Y. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. jakarta : Trans Info Media
Saryono, 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, dan S2. Jakarta : Nuha
Medika
SDKI. 2012. http://www.infodokterku.com/component/content/article/16-kumpulanartikel/data/data/92-kondisi-angka-kematian-neonatal-akn-angka-kematianbayi-akb-angka-kematian-balita-akbal-angka-kematian-ibu-aki-danpenyebabnya-di-indonesia.html
Sitompul, M.E. 2014. Kesalahan Orang Tua Ketika Anak Sakit. Jakarta : Serambi
Semesta
Sudarti, 2010. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika
. 2012. Buku Ajar : Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.
Yogyakarta : Nuha medika.
UMP, M.D. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Balita Usia 1-5
Tahun. Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Wawan, A. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha
Medika