LATAR BELAKANG MASALAH
Menurut Prof.PJA.Adriani pajak adalah iuran kepada Megara yang dapat dipaksakan yang terhutanng oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Pajak sendiri dapat dipandang sebagai pengalihan sebuak kekayaan dari satu pihak kepihak lain yaitu dari rakyat kepada pemerintah. Makadengan sendirinya tentu ada pihak yang melakukan pemungutan atau menerima peralihan kekayaan itu yang dalam hal ini adalaj pemerintah.
Selain itu juga dapat dipandang sebagai pengalihan sebuak kekayaan dari satu pihak kepihak lain yaitu dari rakyat kepada pemerintah. Maka dengan sendirinya tentu ada pihak yang melakukan pemungutan atau menerima peralihan kekayaan itu yang dalam hal ini adalah pemerintah.
Sejatinya pajak melekat pada semua hasil barang produksi mulai dari kebutuhan pokok, sekunder maupun tersier, selain itu juga melekat pada bidang jasa dari masyarakat. Masyarakat dalam hal ini harus ada untuk timbulnya pajak karena pajak diadakan guna memenuhi kebutuhan bersama/khalayak umum. Tanpa adanya masyarakat tentu tidak akan adanya yang namanya pajak, sedangkan masyarakat dipandang sebagai timbulnya pajak. Maka dari itu pertumbuhan ekonomi yang melesat pada masyarakat akan meningkatkan pendapatan Negara dalam sector pajak.
Masyarakat khususnya Indonesia diperbolehkan mengelola dan memanfaatkan berbagai bidang namun tentu pemerintah menjatuhkan pajak pada setiap bentuk pengelolaan dan pemanfaatan. Salah satu yang dapat dikelola yaitu pemanfaatan lahan dibumu berserta bangunannya. Hal ini merupakan kewajiban bagi penemilik bangunan dan lahan tersebut untuk membayar pajak bumi dan bangunan/PBB.
Pajak bumi dan bangungan (PBB) adalah pajak yang dipungut atas tanah dan bangunan karena adanya kedudukan social ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan hukum yang mempunya suatu hakaatasnya atau memperoleh manfaat dari pajak. Dasar pengenaan pajak dalam PBB adalah nilai jual objek pajak (NJOP). Yang mana NJOP ditentukan berdasar harga pasar perwilayah dan ditetapkan dari tahun ke tahun oleh menteri keuangan.
Maka dari latar belakang tersebut penulis mengambil permasalahan mengenai “
rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di atas, maka rumusan permasalahan yang ingin dipecahkan adalah :
Apa sajakah dampak dan faktor yang menyebabkan tawuran antar pelajar?
Bagaimanakah solusi yang tepat atas semua permasalahan-permasalahan yang terjadi pada tawuran pelajar ini?
TUJUAN
1. Mengetahui dampak dan faktor yang menyebabkan tawuran antar pelajar.
2. Mengetahui solusi yang tepat atas semua permasalahan-permasalahan yang terjadi pada tawuran pelajar ini
PEMBAHASAN
Tentang Nilai-Nilai Pancasila Di Perguruan Tinggi
Pendidikan Pancasila Pancasila merupakan dasar Filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi tercantum di dalam pembukaan UUD 1945 dan ditetapkanolehPPKI tanggal 18 Agustus 1945. Oleh karena itu setiap warga negara indonesia perlu mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai pancaila dikehidupan sehari-hari. Pendidikan pancasila sudah mulai diberikan sejak anak-anak duduk di bangku Sekolah Dasar hingga di Perguruan Tinggi yang lebih dilaksanakan dengan nama “Perkuliahan Pancasila”. Pendidikan Pancasila itu sendiri telah di atur dalam peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 31 ayat (1) : serta Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan Pendidikan Nasional dalam suatu sistempengajaran nasional yang diatur dalam Undang-Undang Ayat(2) : Terutama tujuan Negara yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa pemerintah negara Indonesia bertujuan “… mencerdaskan kehidupanbangsa (alinea IV).
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Dalam Pelaksanaanya pendidikan nasionlal diatur dalam Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1989 tengtang sistem pendidikan nasionlah Indonesia. Dalam Undang – Undang tersebut dinyatakan bahwa: …”Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”. Pasal 1 ayat (2)
Ketetapan No. II/MPR/1978
Bahwa Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa dan Negara Republik Indonesia perlu dihayati dan diamalkan secara nyata untuk menjaga kelestarian dan terwujudnya tujuan Nasional serta cita-cita Bangsa seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Dari petikan peraturan perundang-undangan diatas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Nasional atau pendidikan pancasila perlu diberikan di setiap pengajaran. Sehingga setiap mahasiswa bisa menghayati dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dikehidupan sehari-hari serta memenuhi tujuan Negara Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu pendidikan pancasila sebaiknya memang dilaksanakan oleh setiap lembaga pendidikan di Indonesia.
2. Tujuan dan manfaat perkuliahan Pancasila di Perguruan Tinggi Pendikan Pancasila memiliki suatu tujuan yang tercantum dalam GBHN 1993 yaitu tertuang dalam Ketetapan Nomor II/MPR/1993, tentang Pendidikan Nasional serta Pendidikan mental Pancasila, yang berbunyi “… Pendidikan Pancasilatermasuk pendidikan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa serta unsur – unsur yang dapat meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan khususnya nilai-nilai 1945 kepada generasi muda, dilanjutkan dan makin ditingkatkan disemua jenis dan jengajang pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta”. Oleh karena itu perkuliahan Pancasila perlu dilaksanakan di semua Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta. Dalam perkuliahan Pancasila bisa melalui dua macam sistem yaitu lewat penataran dan dalam bentuk perkuliahan di dalam kelas. Sistem penataran untuk mengembangkan dalam hal pengamalan sedangkan sistem perkuliahan untuk mengembangkan bidang pengetahuan secara ilmiah. Dengan dua metode ini, diharapkan seluruh mahasiswa yang mengikuti perkuliahan pancasila dapat menghayati betul maksud dari pancasila secara teoritis serta dapat dipraktikkan di kehidupan sehari-hari.Dari perkuliahan Pancasila inilah kita belajar untuk menjalankan fungsi dari Pancasila tersebut. Mengingat Kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia atau dalam pengertian ini jugasering disebut Way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup. Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Dengan kata lain : Pancasila digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan di dalam segala bidang. Ini berarti, bahwa semua perilaku dan tindakan setiap masyarakat Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila. Karena sesungguhnya Pancasila mengandung nilai-nilai kebaikan serta mengajarkan hal yang baik. Manfaat lain yang di dapatkan dari perkuliahan Pancasila yaitu sebagai ruang bagi mahasiswa untuk bisa mengemukakan pendapat mereka khususnya tentang penghayatan pancasila di Indonesia. Dengan sistem perkuliahan secara penataran disini Mahasiswa bisa mengeluarkan pendapat mereka untuk menjelaskan apa yang mereka ketahui atau yang telah mereka terapkan tengtang Pancasila. Hal ini bisa membangun rasa percaya diri pada Mahasiswa.
3. Faktor yang menjadikan seringnya tawuran pelajar ini bukan hanya dilihat dari satu sisi, melainkan banyak hal yang harus diperhatikan dalam menentukan faktor tersebut, diantaranya yaitu faktor psikologis, budaya, sosiologis dan rambu-rambu dalam sekolah.
Pelajar sudah masuk dalam kategori remaja, dan di kategori remaja inilah psikologi mereka sangat melonjak tajam, kenakalan remaja terlalu sering diperbincangkan, memang seperti itu. emosi yang sering meledak-ledak, rasa ingin hidup bebas, dan lain-lain. faktor psikologi inilah yang menjadi faktor utama terjadinya perkelahian atau tawuran pelajar. ditambah lagi faktor budaya di kalangan pelajar, hedonisme sudah menjadi budaya anak muda dan remaja, gaya ingin menikmati hidup dengan berfoya-foya dan melakukan hal yang melanggar hukum dan agama sekalipun demi terpuaskannya nafsu mereka. selanjutnya adalah pembentukan komunitas, kelompok atau geng untuk memperkuat pencitraan dan proteksi diri.
Faktor lainnya seperti faktor internal, keluarga, ekonomi dan faktor lingkungan juga andil dalam mempengaruhi diri pelajar. pelajar yang tidak bisa menahan kesabaran mereka karena selalu diolok dari keluarga si miskin, akhirnya mereka berusaha mencari sesuatu yang bisa menjadikan tameng atau tempat berlindung, disinilah geng atau komunitas bergerak, berusaha melindungi anggota geng mereka. lingkungan tempat tinggal mereka juga mempengaruhi kepribadian, pelajar yang hidup di lingkungan agamis, cenderung jauh dari tawuran pelajar, sedangkan pelajar yang hidup di lingkungan texas atau lingkungan preman, maka kekerasan adalah hal biasa untuk mereka.
Satu lagi yaitu faktor sekolah, sekolah jangan dijadikan sebagai tempat pencekokan teori-teori, untuk menjadikan pelajar bisa meraih jabatan di pekerjaannya kelak, demi eksistensi dan pencitraan sekolah tersebut, melainkan menjadi tempat belajar yang kondusif dengan menekankan pada proses, bukan pada hasil. Karena, kemampuan pelajar untuk menyerap ilmu itu relatif atau berbeda tiap individu. Sekolah juga harus memiliki tata tertib yang tegas, tidak loyo. Karena tata tertib atau peraturan inilah yang akan membuat pelajar disiplin, jangan lupa pula tingkatkan pendidikan akhlak mereka karena tanpa AKHLAK, semua akan sia-sia.
Tak jarang tauran pelajar disebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya.
Dampak karena tawuran pelajar:
a. Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian
b. Masyarakat sekitar juga dirugikan. Contohnya : rusaknya rumah warga apabila pelajar yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga
c. Terganggunya proses belajar mengajar
d. Menurunnya moralitas para pelajar
e. Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai
Meskipun masih banyak mahasiswa yang tidak mengamalkan nilai pancasila dengan baik dan benar, namun ada banyak usaha yang bisa dilakukan mahasiswa untuk membangkitkan jiwa pancasila di diri mereka. Hal yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
a. berpikir integralistik
meresapi kembalicita-cita yang terkandung dalam pancasila yang dapat diwujudkan dengan berpikir khas pancasila, yaitu berpikir integralistik atau kekeluargaan, dalam arti berpikir dalam hubungan dan kesatuan serta keutuhan seluruh bangsa, bukan berpikir liberal atau materialisme dialektik
b. meningkatkan permasyarakatan dan pembudayaan pancasila
meningkatkan permasyarakatan dan pembudayaan sampai pada lapisan terbawah dengan ara yang mudah dipahami sesuai dengan suasana lingkungan masing-masing. Pengamalan pancasila secara bulat dan utuh; kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang, serta persatuan dan kesatuan. Setiap warga negara, terutama para pemimpin dan para penyelenggara Negara wajib berusaha untuk mewujudkan nilai-nilai pancasila dalam sikap dan perilaku sehari – hari dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan pergaulan internasional.
c. membina kerukunan umat beragama
mengingatkan umat beragama khususnya di lingkungan Mahasiswa agar percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran agama yang diperlukannya serta kepercayaan yang diyakininya dan tidak terpancing untuk mempertentangkannya dengan pancasila serta berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. meningkatkan ketaatan pada hukum, moral, dan agama
menyadarkan Mahasiswa bahwa pengamalan pancasila akan terwujud dengan baik, apabila setiap pribadi meningkatkan ketaatannya, baik ketaatan hukum, moral, keagamaan, maupun sosial. Dengan ketaatan ini, Mahasiswa harus mempunyai pendirian yang kukuh dan tidak munafik. Serta sikap yang benar-benar menunjukkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
e. meningkatkan kemampuan berpikir rasional dan kritis, serta berwawasan luas
meningkatkan kemampuan berpikir rasional dan kritis, serta berwawasan luas sehingga tidak berombang-ambing oleh nafsu emosional dan mampu bersikap terbuka, serta siap dengan dialog dan musyawarah.
f. meningkatkan patriotisme dan kesetia kawanan sosial
meningkatkan Patriotisme, kesetiakawanan sosial secara nasional dan kesadaran kebangsaan yang serasi perlu dituangkan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, baik sosial politik maupun sosial ekonomi.
Penjelasan di atas merupakan beberapa cara untuk menyadarkan Mahasiswa terhadap Nilai Pancasila baik secara Internal maupun Eksternal. Namun bagaimanapun juga, nilai Pancasila tidak akan timbul didalam diri Mahasiswa tanpa kesadaran meraka sendiri. Jika seluruh Mahasiswa bisa melakukan dan mengamalkan Pancasila dikehidupan sehari-hari, maka Negara Indonesia akan memiliki para penerus bangsa yang berbidi luhur dan dapat mengangkat derajat Indonesia di mata Internasional.
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan atau perkuiahan pancasila merupakan perkuliahan wajib disetiap perguruan tinggi baik suasta ataupun negeri. Perkuliahan ini bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai pancasila disetiap diri mahasiswa.namun kurangnya perhatian mahasiswa terhadap nilai pancasila, menyebabkan tujuan utama perkuliahan pancasila tidak terlaksana dengan baik. Salah satu masalah yang timbul adalah tawuran mahasiswa yang mempunyai dampak buruk dan disebabkan oleh banyak faktor diantaranya faktor lingkungan dan keluarga. Tawuran mahasiswa bisa dihindari dengan meningkatkan patriotisme dan kesetia kawanan sosial, meningkatkan kemampuan berpikir rasional dan kritis, serta berwawasan luas, meningkatkan ketaatan pada hukum, moral, dan agama, membina kerukunan umat beragama, meningkatkan permasyarakatan dan pembudayaan pancasila, berpikir integralistik.
Saran
Kita adalah pelajar Indonesia, sudah seharusnya berusaha untuk menggapai cita-cita, berusaha membahagiakan orang tua yang sudah banting tulang membiayai pendidikan kita. jangan sampai image Tawuran adalah Realita Pelajar Indonesia melekat pada diri kita, pelajar Indonesia harus mampu membuktikan bahwa kalian bisa, singkirkan sifat egois dan emosi tinggi, demi tercapainya cita-cita.
Daftar pustaka
http://daimabadi.blogdetik.com/2010/04/27/tawuran-pelajar/comment-page-1/
Kaelan, 1996.Pendidikan Pancasila. Yuridis Kenegaraan, Paradigma;Yogyakarta, 2004.Pendidikan Pancasila. Edisi Reformasi, Paradigma;Yogyakarta
Pangeran Alhaj S.T.S Drs., Surya Partia Usman Drs., 1995.Materi Pokok Pendekatan Pancasila,Universitas Terbuka Depdikbud ;Jakarta
http://yakubus.wordpress.com/2009/02/25/makalah-sosiologi/
http://www.mail-archive.com/
[email protected]/msg03171.html
Hartono, Agung., 2006,Perkembangan Peserta Didik, Rineka Cipta Jakarta., Jakarta
8