Academia.eduAcademia.edu

Haji dan Umrah

Abstract

Agama Islam bertugas mendidik dhahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah kita akan menjadi orang yang beruntung.Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji adalah salah satunya, yang merupakan rukun iman yang kelima. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan harta. Dalam mengerjakan haji, kita menempuh jarak yang demikian jauh untuk mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani. Untuk memperdalam pengetahuan kita, penulis mencoba memberi penjelasan secara singkat mengenai pengertisn haji dan umrah, tujuan yang ingin kita capai dalam haji dan umrah, dasar hukum perintah haji dan umrah, syarat, rukun dan wajib haji dan umrah serta hal-hal yang dapat membatalkan haji dan umrah.

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAJI DAN UMRAH

Asal mula arti haji menurut lughah atau arti bahasa (etimologi) adalah "al-qashdu" atau "menyengaja". Sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah (terminology) berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka'bah) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara', semata-mata mencari ridho Allah.

Adapun umrah menurut bahasa bermakna 'ziarah'.

Sedangkan menurut syara' umrah ialah menziarahi ka'bah, melakukan tawaf di sekelilingnya, bersa'i antara Shafa dan Marwah dan mencukur atau menggunting rambut dengan cara tertentu dan dapat dilaksanakan setiap waktu.

Allah SWT telah menjadikan baitullah suatu tempat yang dituju manusia pada setiap tahun.

Wajib Haji dan Umrah

Wajib haji dan umrah adalah ketentuan-ketentuan yang wajib dikerjakan dalam ibadah haji dan umrah tetapi jika tidak dikerjakan haji dan umrah tetap sah namun harus mambayar dam atau denda.  Miqat makany (batas yang berkaitan dengan tempat) untuk dimulainya niat haji bagi hak orang yang bermukim (menetap) di negeri makkah, ialah kota makkah itu sendiri. Baik orang itu penduduk asli makkah, atau orang perantauan. Adapun bagi orang yang tidak menetap di negeri makkah, maka : a. Orang yang (datang) dari arah kota Madinah as-syarifah, maka miqatnya ialah berada di (daerah) "Dzul Halifah". b. Orang yang (datang) dari arah negeri Syam (syiria), Mesir dan Maghribi, maka miqatnya ialah di (daerah) "Juhfah". c. Orang yang (datang) dari arah Thihamatil Yaman, maka miqatnya berada di daerah "Yulamlam". d. Orang yang (datang) dari arah daerah dataran tinggi Hijaz dan daerah dataran tinggi Yaman, maka miqatnya ialah berada di bukit "Qaarn". e. Orang yang (datang) dari arah negeri Masyrik, maka miqatnya berada di desa "Dzatu "Irq". (Fath-Hul Qarib, 1991 :

35)

 Ketentuan tempat (tempat makani) : a. Makkah, miqat (tempat ihram) orang yang tinggal di makkah, berarti orang yang tinggal di makkah hendaklah ihram dari rumah masing-masing. b. Zul-hulaifah, miqat (tempat ihram) yang datang dari pihak madinah dan negeri-negeri sejajar dengan madinah. c. Juhfah, miqat (tempat ihram) orang yang datang dari sebelah syam, mesir, dan negeri-negeri yang sejajar dengan negerinegeri tersebut. Juhfah nama suatu kampung di antara makkah dan madinah, kampung itu sekarang telah rusak (roboh), kampung yang dekat kepadanya ialah : "Rabigh". d. Yalamlam (nama suatu bukit dari beberapa bukit tuhamah).

Bukit ini, miqat orang yang datang dari sebelah yaman, india, indonesia, dan negeri-negeri yang sejalan dengan negerinegeri tersebut. e. Qarnu (nama sebuah bukit, jauh dari makkah kira-kira 80,640 km). Bukit ini, miqat orang yang datang dari sebelah Najdil-Yaman dan Najdil-hijaz dan orang-orang yang datang dari negeri-negeri yang sejalan dengan itu. f. Zatu'irqain (nama kampung yang jauhnya dari makkah kirakira 80,640 km). Kampung ini, miqat orang yang datang dari iraq dan negeri-negeri yang sejalan dengan itu. g. Adapun bagi penduduk negeri-negeri yang diantara makkah dan miqat-miqat tersebut maka mikat mereka negeri masingmasing. (Fiqih Islam, 1954 : 204-205)