Academia.eduAcademia.edu

Monev Mitigasi Bencana

Mitigasi Bencana Kec. Tobadak Kab. mamuju tengah Provinsi Sulawesi Barat

LAPORAN PERJALANAN DINAS DASAR PELAKSANAAN DPA Perubahan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Barat Tahun Anggaran 2015. Surat Tugas Perjalanan Dinas yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Barat Nomor: 283/ST/ESDM tanggal 10 November 2015. UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Permen ESDM No. 15 tahun 2011 tentang Pedoman Mitigasi Bencana Gunung Api, Gerakan Tanah, Gempa Bumi, dan Tsunami. MAKSUD Maksud kegiatan perjalanan ini adalah untuk melakukan Monitoring potensi bencana alam dalan rangka kegiatan Monitoring dan Evaluasi Potensi Bencana Alam Geologi di Kab. Mamuju Tengah. TUJUAN Tujuan dari pelaksanaan perjalanan dinas ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis daerah-daerah yang diperkirakan secara sosial, fisik dan lingkungan memiliki kerentanan tinggi terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam geologi di Kec. Tobadak – Kab. Mamuju Tengah. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Kegiatan perjalanan ini dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, mulai tanggal 10 s/d 12 November 2015, bertempat di Desa Batuparigi dan Dusun Benteng, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah. PETUGAS PELAKSANA Petugas pelaksana dalam kegiatan ini sesuai dengan surat tugas : NO NAMA PANGKAT/NIP JABATAN 1 Nurhidayat Arifin, SE Penata Muda Tk. I/IIIb 198207242010012010 Staf 2 Alfian Bangngabua’, ST Penata Muda /IIIa 198904132014031006 Staf HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN Hasil Monitoring dan Evaluasi Bencana Dusun Benteng Kec. Tobadak Kabupaten Mamuju Tengah dapat dijabarkan sebagai berikut: Koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah. Sebelum melakukan monitoring dan evaluasi terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Pemkab Mamuju Tengah dalam hal ini melalui Dinas ESDM Kabupaten. Koordinasi ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai titik-titik potensi terjadinya gerakan tanah di wilayah Mamuju Tengah secara khusus di Kecamatan Tobadak. Selain itu koordinasi yang dilakukan sebagai bentuk permintaan izin kepada Pemda setempat untuk melakukan monitoring dan evaluasi bencana geologi di wilayah Kab. Mamuju Tengah. Longsoran (Debris Slide) Desa Batuparigi dan Jalur Trans Tobadak Gerakan tanah jenis longsoran (slide) terjadi pada daerah bermorfologi perbukitan, yang merupakan akses jalan Trans Tobadak - Mamuju Tengah yang baru dirintis. Jenis material yang bergerak berupa campuran(debris) antara tanah (berukuran lempung – pasir) dan batuan, pada lereng dengan kemiringan berkisar 45o – 65o . Daerah ini merupakan bagian dari Formasi Lariang yang berbatasan langsung dengan Formasi Talaya. Batuan penyusun daerah ini berupa batupasir gampingan, mikaan, batulempung bersisipan kalkarenit, konglomerat dan tufa). Tanah hasil pelapukan batuan tersebut memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir dan bersifat subur, serta kedap air. Pada musim kemarau tanah hasil lapukan batuan tersebut mudah retak dan menjadi zona lemah masuknya air pada saat musim hujan. Foto 1. Potensi gerakan tanah pada jalan Lokal Tobadak Foto 2. Pemotongan lereng yang terlalu curam pada pembukaan Jalan-Trans Kec. Tobadak Analisis Penyebab Longsoran Berdasarkan pengamatan di lapangan, faktor penyebab terjadinya longsoran disebabkan oleh hal-hal berikut: Tataan Geologi: Komposisi penyusun litologi daerah Batuparigi merupakan Formasi Lariang yang terdiri dari batu gamping pasiran, lempung dan batuan tufa. Hal ini menyebabkan resapan air mudah menembus lapisan tanah sehingga menyebabkan bobot massa tanah akan bertambah mengakibatkan berkurangnya kuat geser lapisan tanah di sekitar lokasi longsoran. Curah Hujan: Gerakan tanah pada suatu daerah yang dipengaruhi oleh curah hujan sangat bergantung pada jumlah volume air hujan yang meresap masuk ke dalam tanah. Hal ini sangat dipengaruhi oleh intensitas hujan (jumlah hujan dibagi dengan waktu) setempat. Intensitas curah hujan di sekitar lokasi longsoran cukup tinggi. Hal ini akan memperbesar kemungkinan terjadinya gerakan tanah yang berpotensi menyebabkan longsoran. Longsoran berpotensi terjadi di titik lain yang memiliki sifat fisik tanah mirip dengan titik longsoran sekarang. Aktivitas Manusia: Faktor ini juga sangat berpengaruh terhadap potensi terjadinya gerakan tanah. Aktivitas manusia di sekitar lereng dapat mengganggu kestabilan lereng tersebut. Aktivitas yang dimaksud berupa penebangan pohon dan pembakaran lahan secara ilegal, pemotongan (cutting) lereng untuk pembuatan jalan yang dilakukan dengan sudut yang hampir tegak (70o – 80o). Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi kestabilan lereng dan berpotensi mengakibatkan terjadinya longsoran. Jatuhan (Rock Falls) di Dusun Benteng Kec. Tobadak Jenis gerakan tanah yang terjadi di Dusun Benteng yaitu longsoran rock slide dimana massa tanah dan batuan yang terdapat di lokasi bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. Dari hasil montoring terlihat dengan jelas gerakan tanah yang terjadi di daerah ini disertai dengan longsoran batuan penyusun litologi daerah tersebut. Litologi daerah ini disusun oleh Formasi Gunung Api Talaya (tmtv). Dimana batuan penyusunnya berupa batu breksi, lava, breksi tuf, tuf lapili, batupasir karbonan, andesit dan basal. Ditinjau dari data litologi penyusun daerah setempat, dapat diketahui bahwa tingkat kekompakan antara masing-masing lapisan tanah dan batuan rendah sehingga rentan terjadinya gerakan tanah. Jenis litologi daerah setempat memiliki tingkat permeabilitas (daya resapan) air hujan yang cukup tinggi dan sangat mudah mengalami pelapukan. Hal ini tentu memperbesar kemungkinan terjadinya longsor dan gerakan tanah di daerah tersebut. Kemungkinan potensi longsor di daerah Benteng diperparah oleh aktivitas penambangan ilegal bahan galian C (tambang batuan) yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Analisis Penyebab Longsoran Berdasarkan pengamatan di lapangan, faktor penyebab terjadinya longsoran disebabkan oleh hal-hal berikut: Tataan Geologi: Adanya perbedaan sifat fisik tanah pelapukan endapan gunung api Talaya (Tmtv) yang mudah lulus air (permeabilitas tinggi) dengan batuan dasar yang sulit lulus air (permeabilitas rendah) karena segmentasi yang kuat berupa breksi, lava, batupasir dan tufa pasiran. Tanah pelapukan dari endapan gunung api Talaya (Tmtv) yang umumnya terdiri dari batupasir (grewake) yang banyak mengandung kerakal maupun boulder batuan breksi. Kedua hal ini tentunya menyebabkan resapan air sangat mudah menembus lapisan tanah sehingga menyebabkan bobot massa tanah akan bertambah serta mengurangi kuat geser lapisan tanah di sekitar lokasi longsoran. Curah Hujan: Gerakan tanah pada suatu daerah yang dipengaruhi oleh curah hujan sangat bergantung pada jumlah volume air hujan yang meresap masuk ke dalam tanah. Hal ini sangat dipengaruhi oleh intensitas hujan (jumlah hujan dibagi dengan waktu) setempat. Intensitas curah hujan di sekitar lokasi longsoran cukup tinggi. Hal ini akan memperbesar kemungkinan terjadinya gerakan tanah yang berpotensi menyebabkan longsoran. Longsoran berpotensi terjadi di titik lain yang memiliki sifat fisik tanah mirip dengan titik longsoran sekarang. Aktivitas Manusia: Faktor ini juga sangat berpengaruh terhadap potensi terjadinya gerakan tanah. Aktivitas manusia di sekitar lereng dapat mengganggu kestabilan lereng tersebut. Aktivitas yang dimaksud berupa penambangan ilegal, penggundulan lereng, ataupun pengalihan fungsi lahan di sekitar lereng. Penggalian di bawah kaki lereng akan mengganggu kestabilan lereng tersebut. Foto 3. Lokasi titik longsor di daerah Benteng Kec. Tobadak Foto 4. Titik longsor berdekatan dengan permukiman penduduk Kesimpulan Dari hasil kegiatan monitoring dan evaluasi Bencana di Dusun Benteng Kecamatan Tobadak Kab. Mamuju Tengah diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Desa Batuparigi dan Dusun Benteng termasuk dalam wilayah rawan longsor dengan tingkat kerentanan yang cukup tinggi. Penyebab utama terjadinya gerakan tanah di wilayah Desa Batuparigi yaitu kondisi litologi formasi Lariang yang memiliki daya dukung geologi yang lemah dan rentan terhadap terjadinya gerakan tanah. Penyebab utama terjadinya gerakan tanah di wilayah Dusun Benteng dan sekitarnya yaitu adanya perbedaan sifat fisik tanah pelapukan endapan gunung api Talaya (Tmtv) yang mudah lulus air (permeabilitas tinggi) dengan batuan dasar yang sulit lulus air (permeabilitas rendah) karena segmentasi yang kuat berupa breksi, lava, batupasir dan tufa pasiran. Aktivitas manusia seperti penambangan ilegal bahan galian C di sekitar lereng dan pemotongan lereng untuk pembuatan jalan yang terlalu terjal turut mempebesar resiko terjadinya gerakan tanah. Rekomendasi Mitigasi Bencana Kegiatan Pra Bencana, meliputi : Pemetaan zona kerentanan dan zona risiko bencana gerakan tanah daerah Sulawei Barat Pemantauan dan penyelidikan gerakan tanah Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat untuk senantiasa bersikap waspada terhadap segala bentuk gerakan tanah yang terjadi di sekitar lokasi potensi longsor (daerah bawah tebing). Berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mengenai langkah antisipatif apabila terjadi gerakan tanah yang berpotensi membahayakan masyarakat di sekitar lokasi tebing Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana. Memperketat izin maupun pengawasan terhadap segala aktivitas penambangan batuan, terutama pada daerah-daerah yang berdekatan dengan permukiman masyarakat. Kegiatan Pasca Bencana, meliputi : Perbaikan drainase lereng/tanah Modifikasi lereng, berupa pengurangan sudut lereng dan pembuatan tera sering pada tebing-tebing lereng. Penghijauan kembali lereng Pembuatan penahan lereng/Retaining Wall (misalnya tembok penahan, bronjong) Sosialisasi mitigasi bencana geologi khususnya longsor kepada masyarakat setempat. BIAYA Sumber dana yang digunakan dalam kegiatan perjalan dinas ini berasal dari APBD Perubahan Provinsi Sulawesi Barat Tahun Anggaran 2015. PENUTUP Demikian laporan perjalanan dinas ini kami sampaikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Mamuju, 16 November 2015 Yang Melaksanakan Tugas, Nurhidayat Arifin, SE Pangkat : Penata Muda Tk. I/IIIb NIP : 198207242010012010 Alfian Bangngabua, ST Pangkat : Penata Muda III/a NIP : 198904132014031006 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Alamat : Kompleks Perkantoran Gubernur Sulawesi Barat Jl. H. Abd. Malik Pattana Endeng - Rangas, Mamuju 81511 Tlp./Fax (0426) 2325357 Email: [email protected] website: www.edm.sulbarprov.go.id Page 9 Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Potensi bencana Alam Geologi Kec. Tobadak - Kab. Mamuju Tengah