Academia.eduAcademia.edu

Ipi320638

Kecerdasan emosional, perilaku belajar, dan budaya berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Kecerdasan emosional diukur dengan lima komponen yaitu (pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial), sedangkan perilaku belajar meliputi (kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan keperpustakaan, dan kebiasaan mengikuti ujian), selanjutnya variabel budaya menggunakan budaya jawa dan selain jawa. Penelitian ini juga meneliti pengaruh kepercayaan diri sebagai variabel moderating terhadap hubungan kecerdasan emosional, perilaku belajar, dan budaya dengan tingkat pemahaman akuntansi. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi Unika Widya Mandala Madiun dan Universitas Merdeka Madiun dan jumlah kuesioner yang dapat diolah adalah sebanyak 35 eksemplar. Hasil analisis menunjukkan pengaruh kecerdasan emosional, perilaku belajar, budaya dan kepercayaan diri secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Berdasarkan uji perdimensi dari variabel kecerdasan emosional tidak ada yang berpengaruh, pengendalian diri dan empati terbukti berpengaruh, sedangkan dimensi pengenalan diri, motivasi dan ketrampilan sosial tidak berpengaruh. Untuk variabel perilaku belajar hanya dimensi kunjungan keperpustakaan yang berpengaruh signifikan secara negatif, sedangkan kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku dan kebiasaan mengikuti ujian tidak ada yang berpengaruh.

Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi Vol. 02 No. 01, Februari 2014 Hal: 25 - 34 ISSN Online: 2338-6576 Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar dan Budaya terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Kepercayaan Diri sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Swasta Kota Madiun) Putri Galih Widyawati Intan Immanuela Dwi Handayani Progam Studi Akuntansi, Universitas Katolik Widya Mandala Madiun ABSTRAKSI Kecerdasan emosional, perilaku belajar, dan budaya berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Kecerdasan emosional diukur dengan lima komponen yaitu (pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial), sedangkan perilaku belajar meliputi (kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan keperpustakaan, dan kebiasaan mengikuti ujian), selanjutnya variabel budaya menggunakan budaya jawa dan selain jawa. Penelitian ini juga meneliti pengaruh kepercayaan diri sebagai variabel moderating terhadap hubungan kecerdasan emosional, perilaku belajar, dan budaya dengan tingkat pemahaman akuntansi. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi Unika Widya Mandala Madiun dan Universitas Merdeka Madiun dan jumlah kuesioner yang dapat diolah adalah sebanyak 35 eksemplar. Hasil analisis menunjukkan pengaruh kecerdasan emosional, perilaku belajar, budaya dan kepercayaan diri secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Berdasarkan uji perdimensi dari variabel kecerdasan emosional tidak ada yang berpengaruh, pengendalian diri dan empati terbukti berpengaruh, sedangkan dimensi pengenalan diri, motivasi dan ketrampilan sosial tidak berpengaruh. Untuk variabel perilaku belajar hanya dimensi kunjungan keperpustakaan yang berpengaruh signifikan secara negatif, sedangkan kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku dan kebiasaan mengikuti ujian tidak ada yang berpengaruh. Kata Kunci : Kecerdasan emosional, perilaku belajar, budaya, percaya diri, tingkat pemahaman akuntansi PENDAHULUAN Menurut Goleman (2000) dalam Septian dan Edy (2011) bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan merasakan, memahami secara efektif dalam penerapan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi, dengan kemampuan tersebut maka mahasiswa akan mampu mengenal siapa dirinya, mengendalikan dirinya, memotivasi dirinya, berempati terhadap lingkungan sekitarnya dan memiliki ketrampilan bersosialisasi dengan didasarkan kemampuan mahasiswa itu sendiri untuk meningkatkan kualitas pemahaman mereka tentang akuntansi. Selain faktor kecerdasan emosional, perilaku belajar mahasiswa yang terdiri dari kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi ujian pun amat sangat penting peranannya dalam mendukung progam development country (Septian dan Edy, 2011). Lingkup demografi pun diempiriskan sesuai 25 Widyawati, Immanuela, Handayani: Pengaruh Kecerdasan Emosional........ dasar penelitian (Septian dan Edy 2011) yang menyebutkan bahwa ternyata faktor budaya merupakan salah satu dimensi dari demografi mampu mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi yang menyatakan bahwa ada banyak perbedaan mengenai budaya dalam berperilaku, namun sama-sama berlaku, cara berpikir, memahami, dan berperilaku budaya. Penelitian ini akan menguji kembali pengaruh kecerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan variabel moderating yaitu kepercayaan diri. Menurut Melady dan Azziza (2006) kepercayaan diri sebagai variabel moderating karena secara teoritis kemampuan seseorang untuk percaya akan kemampuan yang dimiliki dirinya akan mempengaruhi kecerdasan emosional orang tersebut, sehingga kepercayaan diri akan menjadi variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara kecerdasan emosional dengan tingkat pemahaman akuntansi. Penelitian ini menguji ada tidaknya pengaruh kecerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya terhadap pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderating, khususnya pada Mahasiswa Akuntansi Perguruan tinggi swasta di Kota Madiun. Dari uraian tersebut di atas maka penulis tertarik dalam memilih judul : Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar Dan Budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Mahasiwa di Perguruan Tinggi Swasta Kota Madiun) Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris empiris Kecerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya mahasiswa akuntansi di Perguruan Tinggi Swasta Kota Madiun berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi dan menguji pengaruh variabel moderating kepercayaan diri yang mempengaruhi hubungan variabel kecerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa (Goleman, 1999). Kemampuan ini saling berbeda dan saling melengkapi dengan kemampuan akademik murni yang diukur dengan IQ. Kecerdasan emosional yang baik dapat dilihat dari kemampuan mengenal diri sendiri, mengendalikan diri, memotivasi diri, berempati, dan kemampuan sosial. Oleh karena itu, mahasiswa yang memiliki ketrampilan emosi yang baik akan berhasil di dalam kehidupan dan memiliki motivasi untuk terus belajar. Sedangkan, mahasiswa yang memiliki ketrampilan emosi yang kurang baik, akan kurang memiliki motivasi untuk belajar, sehingga dapat merusak kemampuannya untuk memusatkan perhatian pada tugas-tugas individu tersebut sebagai mahasiswa. Sehingga dengan demikian hipotesis penelitian dirumuskan, sebagai berikut: Ha1: Kecerdasan emosional (pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, keterampilan sosial) berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Menurut Suwardjono (2004) menyatakan terdapat aspek dalam belajar diperguruan tinggi, yakni : makna kuliah, pengalaman belajar atau nilai, konsepsi dosen, kemandirian dalam belajar, konsep memiliki buku, dan kemampuan berbahasa. Dalam semua aspek ini, pengukuran prestasi akademik merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai mahasiswa dalam belajar. Ini sesuai dengan pendapat Wingkel (1987) dalam Septian dan Edy (2011) yang mengartikan bahwa prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang tercapai. Jadi, jika prestasi akademik mahasiswa baik, maka dikatakan bahwa mahasiswa tersebut telah memperoleh hasil yang baik dari serangkaian proses belajar yang ditempuhnya. Dengan demikian hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: Ha2: Perilaku belajar mahasiswa akuntansi (kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, kebiasaan menghadapi ujian) berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi. 26 JRMA Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi Vol. 02 No. 01, Februari 2014 Pengaruh Budaya terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Berbicara budaya adalah berbicara pada ranah sosial sekaligus ranah individual. Dari kehidupan bersama selanjutnya diadakanlah aturan-aturan, nilai, nilai, kebiasaan-kebiasaan hingga kadang sampai pada kepercayaan-kepercayaan transedental yang kesemuanya berpengaruh sekaligus menjadi rerangka perilaku dari individu-individu yang masuk dalam kehidupan bersama (Tri dan Salis, 2003). Budaya yang didalamnya mengandung cara hidup yang meliputi cara berpikir, bertindak setiap individu dalam suatu komunitas tertentu sehingga mambedakan komunitas satu dengan komunitas yang lainnya (Septian dan Edy, 2011). Kebiasaaan yang dibawa dari asalnya, cara berpikir setiap indivudu yang sudah terprogam dari lingkungannya akan mempengaruhi cara berpikir untuk memahami suatu mata kuliah yang dipelajarinya. Dengan demikian hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: Ha3: Budaya berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Pengaruh Kecerdasaan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Kepercayaan Diri sebagai variabel pemoderasi Menurut Gea et al. (2002) dalam Melady dan Azziza (2006) menyatakan ada beberapa cara untuk mengembangkan kekuatan dan kelemahan dalam pengenalan diri yaitu intropeksi diri, mengendalikan diri, membangun kepercayan diri, mengenal dan mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh teladan, dan berfikir positif dan optimis tentang diri sendiri. Dari beberapa cara untuk mengembangkan pengenalan diri diatas dapat diketahui bahwa kepercayaan diri merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi bagaimana mahasiswa mengenal dirinya. Kepercayaan diri mahasiswa akan mempengaruhi kemampuan untuk mengendalikan dirinya. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri kuat maka akan lebih percaya terhadap kemampuan dirinya sendiri, dan mampu mengendalikan segala emosinya sehingga dalam memahami suatu pelajaran akan lebih terfokus dan mampu mengendalikan dirinya untuk melakukan pekerjaan yang membawa manfaat baginya dan dapat memotivasi dirinya sendiri untuk lebih memahami suatu pelajaran. Dengan demikian hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: Ha4: Kepercayaan diri mahasiswa akuntansi memiliki pengaruh sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi. Pengaruh Perilaku Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Kepercayaan Diri sebagai variabel pemoderasi Ahli belajar modern mengemukakan dan merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut : belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perolehan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan sikap, kebiasaan-kebiasaaan, keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat-sifat sosial, emosional dan pertumbuhan jasmaniah (Hamalik, 1983). Menurut Rini (2002) dalam Melady dan Aziza (2006) kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Dengan kemampuan mengembangkan penilaian positif terhadap dirinya maupun terhadap lingkungan dan juga situasi yang dihadapinya. Maka seorang individu akan yakin terhadap kemampuan dirinya sendiri dan dapat menumbuhkan semangat yang tinggi dalam dirinya sendiri dalam berperilaku, sehingga yakin dengan berperilaku belajar yang baik dapat meningkatkan pemahamannya terhadap suatu pelajaran. dengan demikian hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: 27 Widyawati, Immanuela, Handayani: Pengaruh Kecerdasan Emosional........ Ha5: Kepercayaan diri mahasiswa akuntansi memiliki pengaruh sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi. Pengaruh Budaya terhadap tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Kepercayaan Diri sebagai Variabel pemoderasi Lingkungan mempengaruhi terbentuknya kebudayaan salah satunya tingkah laku sosial. Dengan demikian terdapat hubungan antara kebudayaan dengan tingkah laku sosial (Triandis, 1994 dalam Maryam, 2009). Secara sederhana kebudayaan berarti semua cara hidup (way of life) yang telah diperkembangkan oleh anggota-anggota suatu masyarakat. Menurut Yeni (2008) kepercayaan diri adalah perasaaan yakin atas kemampuan sendiri, sehingga individu dapat memilih hal-hal yang disukainya, tidak terlalu cemas dalam melakukan tindakak-tindakannya dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Dengan begitu maka individupun yakin akan kebiasaan-kebiasaan yang dibawanya sendiri, misalnya kebiasaan belajar yang dibawa dari asal tempat tinggalnya adalah suatu kebiasaan yang baik karena pola pikir yang tertanam didalam dirinya dan sudah merasa nyaman dengan kebiasaanya sendiri dapat mempermudahnya dalam memahamami suatu pelajaran. Dengan demikian hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: Ha6: kepercayaan diri mahasiswa akuntansi memiliki pengaruh sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan budaya terhadap tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi. Kerangka Konseptual Secara sistematis, kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar I. Kerangka Konseptual Kecerdasan emosional Tingkat Pemahaman Auntannsi Perilaku Belajar Budaya Kepercayaan Diri METODE PENELITIAN Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian mahasiswa akuntansi perguruan tinggi swasta di Kota Madiun. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling yaitu sampel yang memiliki kriteria-kriteria tertentu, yaitu mahasiswa yang telah menempuh 120 sks dan telah menempuh mata kuliah Pengantar Akuntansi 1, Pengantar Akuntansi 2, Akuntansi Keuangan Menengah 1, Akuntansi Keuangan Menengah 2, Akuntansi Lanjutan 1, Akuntansi Lanjutan 2, Auditing 1, Auditing 2, dan Teori Akuntansi. Variabel penelitian kecerdasan emosional, perilaku belajar, budaya, kepercayaan diri dan tingkat pemahaman akuntansi: Kecerdasan emosional: Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain (Filai Rachmi, 2010). Kecerdasan emosional diukur dengan 5 dimensi yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, empati, motivasi dan ketrampilan sosial. Perilaku belajar: Perilaku belajar sering juga disebut kebiasaan belajar, merupakan dimensi belajar yang dilakukan individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis dan spontan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel perilaku belajar adalah dengan menggunakan kuisioner yang diadopsi dari Septian dan Edy (2011), yang dikembangkan 28 JRMA Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi Vol. 02 No. 01, Februari 2014 menjadi 4 dimensi, yaitu: kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustaakaan, kebiasaan menghadapi ujian. Budaya: Budaya dapat didefinisikan sebagai "pemrograman kolektif dari pikiran yang membedakan anggota satu kelompok manusia dari yang lain (Hofstede, 1980 dalam Septian dan Edy, 2011). Tingkat pemahaman Akuntansi: Pemahaman akuntansi yaitu merupakan tingkat kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengerti tentang akuntansi. Untuk mengukur tingkat pemahaman akuntansi menggunakan rata-rata nilai mata kuliah yang berkaitan dengan akuntansi yaitu Pengantar Akuntansi 1, Pengantar Akuntansi 2, Akuntansi Keuangan Menengah 1, Akuntansi Keuangan Menengah 2, Akuntasi Keuangan Lanjutan 1, Akuntansi Keuangan Lanjutan 2, Auditing 1, Auditing 2 dan Teori Akuntansi. Kepercayaan Diri: Sobur (1997) dalam Paramitta (2009) percaya diri adalah penilaian terhadap individu dan tingkah laku yang membawa individu pada suasana yang menyenangkan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menguji beberapa tahap , yaitu uji statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik terdiri terdiri dari normalitas data, uji autokorelasi, Uji multikolinieritas, uji heteroskesdastisitas. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari kuesioner yang disebarkan pada mahasiswa akuntansi tingkat akhir pada Universitas Katolik Widya Mandala Madiun dan Universitas Merdeka Madiun yaitu angkatan 2007, 2008 dan 2009. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan sampel yang memiliki kriteria-kriteria tertentu. Dalam analisis deskriptif ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan deviasi standart dari tiap item pernyataan penelitian. Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Mean Kecerdasan Emosional Tertinggi item no 2 sebesar 4,23 Terendah item no 26 sebesar 2,77 Perilaku Belajar Tertinggi item no 5 dan 7 sebesar 3,89 Terendah item no 13 sebesar 2,66 Budaya Mean sebesar 0,94 Kepercayaan diri Tertinggi item no 6 sebesar 4,31 Terendah item no 14 sebesar 2,60 Pemahaman Akuntansi Tingkat rata – rata 3,41 dengan frekuensi total responden diatas rata-rata 18 dan dibawah rata-rata 17 Hasil uji validitas kecerdasan emosional 0,409 – 0,849, perilaku belajar 0,344 - 0,737 dan kepercayaan diri 0, 549 – 0, 785. Hasil Uji Reliabilitas kecerdasan emosinal 0,940, perilaku belajar 0,881 dan kepercayaan diri 0, 901 Uji Asumsi Klasik Ke-1 Berdasarkan grafik P-P plot pada gambar terlihat garis menyebar mengikuti arah garis diagonal sehingga kesimpulannya model regresi layak digunakan. 29 Widyawati, Immanuela, Handayani: Pengaruh Kecerdasan Emosional........ Gambar 2. Uji Normalitas Data Tabel 2. Uji Multikolinearitas Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B 1 2.092 .003 .584 .004 3.583 .153 .767 .001 .449 .696 1.438 .004 .009 .091 .419 .678 .581 1.720 .539 .320 .332 1.686 .102 .718 1.394 (Constant) Kecerdasan Emosional Perilaku Belajar Budaya Std. Error Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF Dependent Variable: Pemahaman Akuntansi Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel independen kecerdasan emosional memilki nilai sig > 0,05 yaitu sebesar 0,449, perilaku belajar memilki nilai sig > 0,05 yaitu sebesar 0,678 dan budaya memilki nilai sig > 0,05 yaitu sebesar 0,102 dapat diambil kesimpulan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi, karena itu tidak dapat dilakukan uji interaksi dengan variabel moderating. Selanjutnya variabel moderating kepercayaan diri dijadikan variabel independen dan dilakukan regresi berganda ulang. Dengan penurunan hipotesis H2.1:Pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi H2.2: Pengaruh perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi H2.3: Pengaruh Budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi H2.4: Pengaruh Kepercayaan diri terhaddap tingkat pemahaman akuntansi Uji Asumsi Klasik Ke-2 Berdasarkan grafik P-P plot pada gambar terlihat garis menyebar mengikuti arah garis diagonal sehingga kesimpulannya model regresi layak digunakan. 30 JRMA Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi Vol. 02 No. 01, Februari 2014 Gambar 3. Uji Normalitas Data II Tabel 3. Uji Multikolinearitas Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.079 .605 .003 .004 .527 .002 .007 .010 .341 .013 Kecerdasan Emosional Perilaku Belajar Budaya Kepercayaan Diri .123 .102 .324 .036 t Sig. 3.439 .002 .369 .424 1.545 .113 .714 .675 .133 .910 Collinearity Statistics Tolerance VIF .258 .494 .650 .292 3.879 2.022 1.538 3.425 Dependent Variable: Pemahaman Akuntansi Uji Hipotesis dan Pembahasan Hipotesis 2.1 yaitu Kecerdasan Emosional berpengaruh Positif terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Hasil output SPSS pada tabel 3 menunjukkan t hitung sebesar 0, 369 dengan tingkat signifikansi 0,714 (ρ>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa H2.1 ditolak. Hal ini berarti variabel kecerdasan emosional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Hasil yang tidak signifikan ini dikarenakan kecerdasan emosional seseorang tidak selalu mendorong dan meningkatkan tingkat pemahaman akuntansi karena adanya faktor-faktor lainnya. Walaupun nilai statistik deskriptif untuk kecerdasan emosional sebagai variabel independen kebanyakan responden menjawab lebih dari 3 tetapi nilai statistik deskriptif untuk tingkat pemahaman akuntansi sebagai variabel dependen jumlah mahasiswa yang tingkat pemahamannya diatas rata-rata dengan jumlah mahasiswa yang tingkat pemahamannya dibawah rata-rata sama, hal ini membuktikan bahwa kecerdasan emosional tidak sepenuhnya mampu meningkatkan tingkat pemahaman akuntansi. Pada pernyataan no 17 dan 26 menunjukkan bahwa mahasiswa kurang sabar dalam menghadapi situasi dan tidak dapat 31 Widyawati, Immanuela, Handayani: Pengaruh Kecerdasan Emosional........ memotivasi dirinya sendiri sehingga tidak mendukung tingkat pemahamannya. Hal ini dikarenakan kecerdasan emosional tidak akan mendorong mahasiswa untuk meningkatkan tingkat pemahaman tanpa didukung dengan faktor-faktor lainnya misalnya lingkungan belajar, fasilitas belajar. Berdasarkan uji menurut dimensi dari kecerdasan emosional (pengenalan diri, pengendalian diri, empati, motivasi dan keterampilan sosial) tidak ada yang signifikan dengan pada tingkat 5%, jika tingkat signifikan 10% maka dimensi pengendalian diri sebesar 0,054 dan empati sebesar 0,064 berpengaruh secara marginal (Tabel 4). Tabel 4: Hasil Uji Regresi Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) B Standardized Coefficients Std. Error Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF 2.840 .555 Pengenalan diri .008 .025 .098 .305 .762 .266 3.757 Pengendalian diri .047 .024 .566 2.004 .054 .341 2.936 Motivasi -.024 .024 -.378 -1.033 .310 .203 4.920 Empati -.046 .024 -.356 -1.922 .064 .794 1.259 .490 2.039 Ketrampilan Sosial .019 .023 a. Dependent Variable: Pemahaman Akuntansi 5.119 .000 .198 .840 .408 Hipotesis 2.2 yaitu Perilaku Belajar berpengaruh Positif terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Hasil output SPSS pada tabel 3 menunjukkan t hitung sebesar 0,424 dengan tingkat signifikansi 0,675 (ρ>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa H2.2 ditolak. Hal ini berarti variabel perilaku belajar berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Dari nilai statistik deskriptif dapat disimpulkan bahwa mahasiswa kurang memanfaatkan waktu luangnya untuk keperpustakaan, kebiasaan keperpustakaan untuk meminjam bukunya kurang, serta hanya belajar pada saat akan dilakukan ujian. Berdasarkan uji menurut dimensi dari perilaku belajar (kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasan membaca buku, kunjungan keperpustakaan, kebiasaan menghadapi ujian) terbukti ada yang signifikan dengan tingkat signifikan 5% yaitu dimensi kunjungan keperpustkaan sebesar 0,034 yang berpengaruh secara negatif, untuk dimensi yang lain tidak ada yang signifikan kebiasaan mengikuti pelajaran sebesar 0,892, kebiasaan membaca buku 0,855 sedangkan kebiasaan menghadapi ujian 0,581. Tabel 5. Uji regresi per dimensi Model 1(Constant) belajar2 baca buku Perpustakaan2 Ujian3 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 3.487 -.008 .005 -.056 .025 .431 .058 .030 .025 .042 -.037 .046 -.447 .127 t 8.095 -.137 .184 -2.216 .584 Sig. .000 .892 .855 .034 .563 Collinearity Statistics Tolerance VIF .383 .447 .675 .581 2.612 2.235 1.481 1.720 Dependent Variable: Pemahaman Akuntansi Hipotesis 2.3 yaitu Budaya berpengaruh Positif terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Berdasarkan tabel 3 variabel budaya menghasilkan thitung 1, 545 dan nilai sig. sebesar 0,133 (p > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa H2.3 ditolak.. Hal tersebut menunjukkan 32 JRMA Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi Vol. 02 No. 01, Februari 2014 bahwa variabel budaya tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi (rata-rata nilai akuntansi). Variabel budaya yang indikatornya terdiri dari etnis jawa dan selain jawa kurang tepat untuk pengukurannya terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Budaya tidak terbukti berpengaruh terhadap tingkat pemahaman seorang mahasiswa hal ini dikarenakan pola pikir, kebiasaan belajar dan cara belajar mahasiswa belum tentu sama antara mahasiswa yang satu dengan yang lainnya yang dapat mempengaruhi tingkat pemahamannya, dan juga cara belajar tersebut belum tentu baik dan sesuai dengan cara belajar yang baik. Mahasiswa juga belum tentu dapat mengimplementasikan cara belajar yang dibawa dalam sukunya dalam upaya menigkatkan tingkat pemahamannya. Hipotesis 2.4 yaitu Kepercayaan diri berpengaruh Positif terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Hasil output SPSS pada tabel 3 menunjukkan t hitung sebesar 0,113 dengan tingkat signifikansi 0,910 (ρ>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa H2.4 ditolak. Hal ini berarti variabel kepercayaan diri berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Hal ini dibuktikan dengan nilai statistik deskriptif untuk nilai rata-rata item pernyataan no 3, 9, 11, 17, 20, 23 memiliki nilai rata-rata lebih dari 3. Dari nilai statistik deskriptif tersebut dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri mahasiswa rendah sehingga tidak mendukung tingkat pemahamannya. Dari item 3, 9, dan 11, dapat dikatakan bahwa mahasiswa selalu berpikir negatif, selalu merasa dirinya tidak berguna, dan sulit bergaul dengan orang lain. Sedangkan pada pernyataan 17, 20 dan 23 dapat dikatakan bahwa mahasiswa juga sulit bergaul dengan temannya, mudah putus asa jika mengalami kegagalan, jika terjadi masalah sulit untuk mengatasi karena kurang percaya diri sehingga kurang mendukung tingkat pemahamannya. Hasil statistik deskriptif untuk nilai rata-rata item pernyataan no 5 dan 6 memilki nialai rata-rata lebih dari 4, dari hasil ini disimpulkan bahwa mahasiswa kurang percaya terhadap dirinya sendiri sehingga tidak yakin akan kemampuannya sendiri sehingga tidak mampu mendukung tingkat pemahamannya. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kecerdasan emosional memiliki nilai signifikan sebesar 0,369 (p>0,05) nilai koofisien sebesar 0,003 sehingga dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Perilaku belajar memiliki nilai signifikan sebesar 0,675 (p>0,05) nilai koofisien sebesar 0,004 sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Budaya memiliki nilai signifikan sebesar 0,133 (p>0,05) nilai koofisien sebesar 0,527 sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Kepercayaan diri memiliki nilai signifikan sebesar 0,910 (p>0,05) nilai koofisien sebesar 0,002 sehingga dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Keterbatasan Penelitian ini hanya menggunakan variabel kecerdasan emosional, perilaku belajar, budaya dan kepercayaan diri terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Penelitian ini hanya menggunakan mahasiswa tingkat akhir jurusan akuntansi semester VII dan VIII pada Universitas Widya Mandala Madiun dan Universitas Merdeka Madiun. Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder dari kuesioner untuk mengukur tingkat pemahaman. Penelitian ini hanya menggunakan pengukuruan variabel budaya yang indikatornya terdiri dari etnis Jawa dan selain Jawa. Saran Penelitian mendatang hendaknya menggunakan faktor lain selain kecerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya seperti kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, lingkungan 33 Widyawati, Immanuela, Handayani: Pengaruh Kecerdasan Emosional........ pergaulan, lingkungan belajar, sistem pendidikan, kebijakan dosen. Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk menggunakan sampel dari beberapa wilayah di luar Madiun dan berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta. Penelitian mendatang hendaknya menggunakan data sekunder untuk mengetahui nilai dari variabel tingkat pemahaman akuntansi yang diperoleh dari bagian Biro Administrasi Akedemik dan kemahasiswaaan (BAK). Penelitian mendatang tidak disarankan menggunakan pengukuran variabel dummy yang terdiri dari etnis jawa dan etnis bukan jawa, tetapi menggunakan kuesioner yang pengukurannya lebih tepat. DAFTAR PUSTAKA Gainau B. Maryam. 2009. Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Siswa dalam Perspektif Budaya dan Implikasi bagi Konseling. Widya Warta. No. 01. Hal. 95-112. Goleman, Daniel. 1999. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: Gramedian Pustaka Utama. Hamalik, O. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. Hanifah dan Syukry Abdullah. 2001. Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Vol 1. No. 3. 63-86. Melady, Rissyo dan Nurna Aziza. 2006. “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi”. Simposium Nasional Akuntansi 9 padang. Paramita Widyarini. 2009. Pengaruh Kepercayaan Diri Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Kepercayaan Kecerdasan Emosional. Skripsi Progam Strata-1 Fakultas Bimbingan Konseling Universitas Widya Mandala Madiun. (tidak dipublikasikan). Septian Hariyoga dan Edy Suprianto. 2011. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, dan Budaya terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi”. Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh. Suwardjono. 2004. Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi. www.Suwardjono.com. Maret 3, 2012. Tiyas Safitri Yeni. 2008. Hubungan antara Persepsi Komunikasi Interpersonal Orang Tua Anak dengan Kepercayaan Diri pada Remaja DI SMA PGRI 1 Maospati. Skripsi Progam Strata-1 Fakultas Psikologi Universitas Widya Mandala Madiun. (tidak dipublikasikan). Yuardi Salis dan Tri Dayakisni. 2004. Psikologi Lintas Budaya. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Yunani Anggun. 2010. Pengaruh Kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Skripsi Progam Strata-1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. (tidak dipublikasikan). __________________________ Hak Kopi (copy right) atas Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi ada pada penerbit dengan demikian isinya tidak diperkenankan untuk dikopi atau di-email secara masal atau dipasang diberbagai situs tanpa ijin tertulis dari penerbit. Namun demikian dokumen ini dapat diprint diunduh, atau di-email untuk kepentingan atau secara individual. 34