BAB 7
MANAJEMEN PRODUKSI
I. PENGERTIAN PRODUKSI
Produksi adalah kegiatan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dari bahanbahan atau sumber-sumber faktor produksi dengan tujuan untuk dijual lagi. Pengertian
produksi tersebut memberikan arti lebih jauh lagi mengenai peranan manajer produksi.
Tanggung jawab produksi sangat berkaitan erat dan secara langsung memberikan dampak yang besar bagi perusahaan. Oleh karena itu tanggung jawab manajer adalah
memutuskan keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber-sumber ekonomi
menjadi hasil yang dapat dijual.
Kalau diperinci lebih lanjut keputusan manajer produksi ada dua macam:
a. Keputusan yang berhubungan dengan desain dari sistem produksi manufaktur.
b. Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian sistem tersebut baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Keputusan yang pertama adalah menyangkut penentuan desain produk barang yang
sedang diproses, kemudian peralatannya, pembagian tugas, lokasi produksi dan fasilitas
yang diperlukan maupun lay out fasilitas tersebut bagaimana agar tercapai proses
produksi bisa berlangsung secara efisien.
Kemudian kalau kita menyoroti keputusan yang kedua, menyangkut proses pengolahan
barang itu sendiri sampai bagaimana mengendalikan proses pengolahan, persediaan,
kualitas maupun biayanya.
Adapun proses produksi menurut pembagian yang macam-macam digolongkan menjadi
4 golongan:
1. Sifat produk.
2. Tipe proses produksi ( jangka waktu produksi).
3. Berdasarkan manfaat yang diciptakan.
4. Teknik (sifat ) proses produksi.
1.1. Sifat Produk
Sifat produk menjadikan suatu proses produksi dari suatu produk tertentu akan lain
dengan sifat produk yang berbeda. Hal ini biasanya dibedakan apakah produk yang
akan diproduksikan mencerminkan sifat khusus dari konsumsi pembeli (spesifik)
ataukah produk yang akan diproduksi merupakan produk standar yang didasarkan pada
keputusan perusahaan.
a. Produk spesifik.
Kalau pembeli menginginkan adanya spesitikasi tertentu dari produk yang
diinginkan sedangkan jumlahnya hanya terbatas maka proses produksi yang dipakai
adalah proses produksi pesanan. Contohnya: Produk meuble, pakaian, sepatu dan
sebagainya.
66
b. Produk standar
Produk standar yang menjadi keputusan perusahaan akan mengakibatkan proses
produksi yang dipakai akan berbeda dengan proses produksi untuk produk pesanan,
karena perusahaan yang membuat produk standar berarti perusahaan tersebut
membuat produk yang ukurannya standar ( sama ) dan jumlahnya sangat banyak
karena bertujuan untuk persediaan maupun dikirimkan kepada pembeli atau
penyalur. Contohnya: Televisi, almari es, sikat gigi, pakaian bayi dan sebagainya.
Kalau proses produksi yang dipilih perusahaan adalah proses produksi standar maka
mengharuskan perusahaan untuk menyediakan dana yang besar untuk
penyimpanan, penanggungan resiko turunnya harga
1.2. Tipe proses produksi
Tipe proses produksi ditinjau dari arus bahan mentah sanipai menjadi barang jadi dapat
dibagi menjadi 2 tipe yaitu:
a. Tipe proses produksi terus-menerus (Continuous Process).
Proses produksi yang terus menerus akan terjadi jika perusahaan yang berproduksi
membutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan pcralatan atau mesin dan
jenis mesin tersebut hanya bervariasi sedikit saja karena biasanya sudah ditentukan
pola dan jenisnya yang khusus untuk menghasilkan produk secara besar-besaran
dari bahan mentah sampai dengan menjadi barang jadi dengan pola urutan yang
pasti juga dan kegiatan tersebut akan berjalan terus dalam jangka waktu yang lama
dan kualitas maupun biaya pemcliharaan yang cukup besar.
Tipe proses produksi terus menerus ini biasanya terjadi pada industri-industri yang
hanya mempunyai satu shift operasi maupun kegiatan tersebut tidak terhenti dalam
jangka waktu yang lama serta barang yang dihasilkan hampir mempunyai bentuk
yang hampir sama. Contohnya; perusahaan semen, tekstil, mobil dan sebagainya.
b. Tipe proses produksi terputus-putus (intermitent).
Pola produksi yang terputus-putus ini terjadi karena sering terhentinya mesin atau
alat produksi untuk menyesuaikan dengan keinginan produk akhir yang akan
diciptakan. Tentu saja tidak seluruh proses produksi akan mempunyai proses produksi yang berbeda sama sekali, kadang untuk tiga bagian atau dua bagian proses
produksi sebelum menghasilkan barang akhir mempunyai pola urutan yang sama
juga. Jadi yang membedakan adalah saat proses produksi dari bahan mentah sampai
menjadi produk akhir (hasil proses produksi) selalu mempunyai pola urutan yang
berbeda-beda sesuai dengan hasil produk akhir yang diinginkan konsumen.
Tipe ini digunakan pada perusahaan-perusahaan yang produksinya berdasarkan
pesanan dari konsumen (pembeli yang akan membeli). Misalnya: meubel,
pengecoran logam, pakaian dan sebagainya.
67
1.3. Manfaat yang diciptakan
Berdasarkan manfaat yang diciptkan proses produksi bisa dilakukan dengan cara yang
berbeda-beda tergantung manfaat yang diciptakan. Berdasarkan hal tersebut diatas,
kegiatan atau manfaat dapat dibagi menjadi 5 manfaat yaitu: manfaat dasar, manfaat
bentuk, manfaat waktu, manfaat millik maupun manfaat tempat.
a. Manfaat dasar (primary utility)
Manfaat dasar akan terjadi jika kegiatan yang dilakukan perusahaan merupakan
kegiatan yang bergerak dalam bidang pengambilan dan penyediaan barang-barang
atau hasil-hasil dari sumber yang sudah tersedia oleh alam. Misalnya; perusahaan
tambang, perikanan dan lain-lain.
b. Manfaat bentuk (form utility)
Proses produksi yang menciptakan manfaat bentuk adalah meubel. Proses produksi
ini terjadi setelah manfaat dasar dilakukan kemudian baru dilakukan proses selanjutnya untuk menciptakan manfaat yang lebih baik lagi.
c. Manfaat waktu (time utility)
Manfaat waktu dihubungkan dengan kenaikan nilai barang yang mempunyai selisih
waktu misalnya; disimpan di pergudangan (bulog) setelah harga-harga naik maka
beras yang tidak habis dalam masa turunnya harga karena waktu berjalan terus
menyebabkan nilai beras tersebut bertambah.
d. Manfaat tempat (place utility)
Manfaat tempat dapat kita lihat pada perusahaan transportasi. Perusahaan apakah itu
kereta api, kendaraan, truk maupun pesawat udara akan menyebabkan
bertambahnya manfaat barang yang dipindahkan tersebut. Contoh: hasil-hasil
pertanian yang diangkut ke kota.
e. Manfaat milik (Ownership utility)
Manfaat milik adalah usaha untuk memindahkan barang bari hak milik orang yang
satu ke orang yang lain. Contohnya: pedagang, toko, dealer, distributor, pengecer
dan sebagainya.
1.4. Teknik proses produksi
Penggolongan proses produksi menurut teknik atau sifat proses produksi akan
menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam proses produksi. Berdasarkan
tekniknya, dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
a. Proses Ekstraktif
Proses produksi yang dijalankan dengan mengambil langsung dari sumber alarn
yang telah tersedia. Misalnya: proses penambangan, perusahaan pcrikanan, perkebunan dan sebagainya.
68
b. Proses Analitis
Proses Analitis adalah proses untuk menguraikan atau memisahkan dari suatu bahan
mentah tertentu menjadi beberapa macam bcntuk yang mcnyerupai jenis aslinya.
Contohnya; Pertamina.
c. Proses Fabrikasi.
Seperti proses analitis tetapi dal.uu nienggunakan alat seperti mcsin, gcrgalinya
menjadikan bentuk baru beberapa macaiu tanpa harus sc_jcnis aslinya. Contohnya;
pakaian, proses penibuatan sepatu dan scbagainya.
d. Proses sintesis.
Proses mcngkombinasikan beberapa bahan (pcrscnyawaan /,at) dalam suatu bcntuk
produk. Contohnya; perusahaan kimia, obat-obatan, gclas, kaca dan scbagainya.
e. Proses Assembling.
Proses asembling berarti merangkaikan beberapa produk jadi atau sctcngah jadi
menjadi produk baru ( barang baru ) tanpa mcrubah bcnluk tisik susunan kimiawinya. Contoh: pcrusahaan karoscri mobil, IPTN, pcrusahaan alat listrik dan
sebagainya.
2. KEGIATAN PRODUKSI
Kegiatan produksi adalah salah satu bagian dari beberapa kegiatan perusahaan
disamping kegiatan personalia, keuangan dan pemasaran. Keempat kegiatan perusahaan
tersebut tidak bisa dipisah-pisahkan karena merupakan satu kesatuan yang menjadikan
perusahaan berhasil, maju dan berkemibang. Kcgiatan produksi atau fungsi produksi,
pelaksanaan maupun pencapaian tujuan bagi produksi mcnjadi tanggung jawab manajer
produksi. Pada fungsi produksi di sini, seorang manajer produksi akan mcnghadapi
masalah-masalah yang berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan dan harus diatasinya.
Masalah-masalah di bagian produksi diantaranya:
1. Perencanaan produksi.
2. Perencanaan fasilitas fisik produksi.
3. Pengendalian produksi.
4. Pengendalian persediaan dan kualitas produksi.
5. Pemeliharaan peralatan.
2.1. Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi adalah proses kegiatan penelitian dan pengembangan produk
baru maupun produk lama yang nanti akan dan telah diproduksi perusahaan. Penelitian
ini mengenai produk apa yang digemari, bagaimana kemasannya yang menarik, dan
produk apa saja yang disukai, sedangkan kalau pengembangan adalah kegiatan per69
usahaan untuk mengembangkan produk lama agar lebih menarik lagi dan mempunyai
kegunaan yang bertambah dari produk semula. Tujuan perencanaan produk berarti
secara garis besar merencanakan bagaimana tindakan yang akan dilakukan untuk
memproduksikan produk baru yang laku dijual dan bagaimana kalau produk lama
sudah mencapai tahap kejenuhan sehingga perlu di kaji lebih lanjut agar laku dijual di
pasar.
Perencanaan produk dilakukan di 2 tempat yaitu perencanaan produk yang dilakukan
dengan meneliti lapangan ( survai pasar dan konsumen ) baru kemudian perencanaan
produk tersebut dimatangkan di laboratorium. Dengan meneliti lapangan diharapkan
perusahaan sudah menggunakan secara kasar tentang keadaan pasar, segmen pasar,
manfaat produk, bentuknya, kualitas, wama yang disukai konsumen. Kemudian dari
data-data yang diperoleh di lapangan diteliti dan dikembangkan dilaboratorium
perusahaan sehingga tercipta produk baru.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan produk adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat produk bagi konsumen.
2. Permintaan pasar.
3. Potensi pasar.
4. Kemungkinan pengembangan produk di masa yang akan datang.
5. Kekuatan persaingan, dan sebagainya.
Adapun keputusan-keputusan yang menyangkut kegiatan produksi berkaitan dengan
masalah-masalah pokok yang meliputi:
Jenis barang yang akan dibuat, misalnya; desain, metode pembuatan, pembuatan
barang.
Jumlah barang yang akan dibuat.
Penentuan peralatan yang akan dipakai.
2.2. Perencanaan Fasilitas Fisik Produksi
Perencanaan fasilitas fisik produk adalah merupakan suatu proses integrasi di mana
semua aspek produktifitas harus dipertimbangkan dengan masak. Fasilitas fisik perusahaan misalnya; gedung, tempat bekerja, mesin dan sebagainya. Fasilitas fisik
perusahaan tersebut termasuk perencanaan fasilitas fisik perusahaan.
Kalau diperinci lebih lanjut, aspek-aspek perencanaan fasilitas fisik perusahaan terdiri
dari;
a. Penentuan lokasi perusahaan.
b. Bangunan.
c. Perencanaan tata letak fasilitas produk
d. Perencanaan lingkungan kerja.
70
a. Penentuan lokasi perusahaan
Penentuan lokasi perusahaan adalah kegiatan perusahaan untuk menentukan lokasi
perusahaan dimana kegiatan kerja atau proses produksi akan dilakukan. Lokasi perusahaan mempunyai dampak penting bagi pencapaian laba perusahaan, di mana kalau
penentuan lokasi perusahaan benar-benar strategis maka dalam arti ekonomis berrati
lokasi perusahaan tersebut dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dan biaya
produksi per unitnya akan kecil dan harga jual produk tersebut dapat bersaing di
pasar.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan lokasi perusahaan yang harus
diperhatikan pengelola perusahaan adalah sebagai berikut;
1. Letak sumber bahan mentah.
Merupakan faktor penting yang berkaitan dengan perhitungan biaya produksi.
Kalau letak sumber bahan mentah jauh menyebabkan biaya produksi tinggi maka
letak pabrik lebih baik dekat lokasi bahan mentah.
2. Tenaga Kerja.
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang secara langsung memberikan
sumbangan baik fisik maupun non fisik terhadap proses hasil produksi. Kalau
tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan merupakan tenaga kerja yang lebih
mengutamakan skill dan keahlian yang baik terhadap peralatan modem maka
berarti perusahaan sebaiknya berada di daerah perkotaan.
3. Pasar.
Pasar juga merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan karena
menyangkut besar kecilnya pengeluaran dana untuk biaya transportasi dari lokasi
pabrik sampai di tangan konsumen. Jenis transportasi yang digunakan apakah
lewat darat, udara, maupun laut tergantung pada transportasi yang mana yang
paling menguntungkan perusahaan.
4. Sikap masyarakat sctcmpat.
5. Biaya tanah dan perpajakan, dan scbagainya.
b. Bangunan
Bangunan merupakan tempat untuk melindungi berlangsungnya proses produksi
agar berjalan dengan lancar baik perlindungan terhadap tenaga kerja maupun jenis
produksi yang dihasilkan perusahaan.
Dengan adanya bangunan dapat mengurangi kemacetan dalam proses produksi,
menghindarkan yang kurang penting, mempertinggi efektifitas kerja karyawan
karena karyawan merasa aman dan maupun gangguan pencurian.
Dalam perencanaan bangunan perlu mempertimbangkan faktor-faktor scbagai
berikut:
71
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jumlah atau luas bangunan.
Bentuk bangunan.
Jenis bangunan.
Model bangunan.
Kemungkinan pcrluasan bangunan.
Areal taman dan parkir.
Fasilitas bagikaryawan; wc, karnar mandi dan kantin.
c. Perencanaan tata letak fasilitas produksi
Perencanaan tata letak fasilitas produksi atau lay out fasilitas produksi mcrupal:an
salah satu kegiatan perencanaan lokasi pabrik yang tidak dapat dipisah-pisahkan
karcna perencanaan bangunan juga harus secara sekaligus mempertimbangkan lay
out fasilitas produksi. Dengan mengambil keputusan lay out fasilitas produksi
dcngan baik maka tujuan arah mencapai produktilitas yang tinggi dengan
mengeluarkan biaya yang rendah bisa tercapai.
Secara garis besar pengertian lay out fasilitas pabrik adalah sebagai berikut:
Lay out fasilitas produksi adalah pcrcncanaan sccara optimum tentang pengatur-an
dan penempatan mesin-mesin, peralatan pabrik,tempat kerja, tempat penyimpan-an
dan kegiatan-kegiatan lain dalam proses produksi bersama-sama dengan
perencanaan dan penentuan jenis dan bentuk bangunan gedung perusahaan (pabrik).
Lalu bagaimana caranya agar layout fasilitas produksi benar-benar efisien? Untuk
mencapainya maka perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai
berikut:
1. Jarak angkut yang minimum tersebut meliputi jarak angkut dari bahan mentah,
bahan setengah jadi dan barang jadi yang dipindahkan dari tempat terakhir
proses produksi ke tempat penyimpanan (pergudangan) dan dari tempat
penyimpanan sampai ke pasar. Jarak dari bahan mentah sampai tiba di pasar
harus benar-benar seminimum mungkin.
2. Fleksibelitas ruangan dan layout.
Berhubung dengan perubahan teknologi yang terjadi dengan adanya perubahan
teknologi yang tidak terlalu drastis seharusnya letak ruangan dan layoutnya
dapat diatur kembali sehingga perniintaan pasar yang berubah sedikit dapat
diatasi.
3. Kemungkianan perluasan di waktu yang akan datang.
Untuk menjaga kemungkinan terjadinya ekspansi perusahaan yang secara
sekaligus perlu memperluas usaha, pabrik tanpa terkecuali perluasan lay out
fasilitas produksi.
72
4. Pemaksimumam ruangan dan layout.
Pembangunan yang telah dilaksanakan berdasarkan perencanaan bangunan
maupun layoutnya harus benar-benar mencerminkan penggunaan ruangan yang
maksimal sehingga tidak terdapat mesin-mesin yang menganggur maupun
ruangan yang sudah terpakai.
5. Keselamatan barang yang diangkut bahan mentah, bahan penolong dan barang
jadi. Jenis atau macam layout dibagi menjadi tiga :
a. Tata letak produks/garis (Product/Line Lay Out)
Produk lay out adalah tata letak mesin-mesin atau pengaturan mesin maupun
peralatan produksi disusun berdasarkan urutan proses produksi yang
diperluakan bagi produk yang dibuat. Lay out ini biasanya digunakan untuk
perusahaan yang menghasilkan atau memproduksi satu jenis produk saja
sehingga urutan proses produk akan berlangsung secara terus-menerus
dalam jangka waktu yang lama, sehingga jarang merubah susunan mesin
dan peralatannya.
Produk layout ini akan berhasil secara teknis dan ekonomis pada perusahaan
yang memproduksi satu jenis saja jika :
- Volume produk sesuai dengan kapasitas pemakaian mesin dan peralatan.
- Permintaan barang yang diproduksi relatif stabil.
- Penyediaan bahan mentah cukup teratur, dsb.
b. Tata letak proses atau fungsional (Proses/Fungsional Lay Out)
Tata letak proses adalah tata letak penempatan mesin-mesin dan peralatan
produksi yang mempunyai fungsi sama dikelompokkan ke dalam ruangan
tertentu. Lay out ini sering dipakai pada perusahaan yang membuat produk
lebih dari satu jenis yang mempunyai bentuk, kualitas maupun jumlah yang
berbeda dan biasanya tergantung pada pesanan konsumen.
c. Tata letak kelompok (Group Lay Out)
Tata letak kelompok adalah lay out kelompok dengan jalan menempatkan
mesinmesin dan peralatan produksi dipisahkan tempatnya serta sekelompok
mesin yang membuat seperangkat komponen yang memerlukan pemrosesan
yang sama.
Jadi lay out ini merupakan kombinasi antara a dan b di mana lay out bentuk ini
biasa dipakai perusahaan besar yang memproduksi beberapa jenis barang yang
jumlahnya sangat banyak.
d. Perencanaan Lingkungan Kerja
Perencanaan lingkungan kerja adalah perencanaan terhadap pengaturan berbagai
fasilitas pelayanan, masalah kondisi kerja dan hubungan kerja sedemikian rupa
73
sehingga mendukung
keseluruhan.
peningkatan
produktifitas
kerja
perusahaan
secara
Fasilitas pelayanan bisa dengan cara menyediakan ruangan untuk kantin bagi
mereka pada jam istirahat ingin makan dan minum, pelayanan kesehatan dengan
jalan dalam jangka waktu tertentu perusahaan menyediakan dokter dari luar perusahaan yang mengelola karyawan secara part timer (tidak tetap). Dan yang penting
jangan sampai ketinggalan untuk menyediakan fasilitas mushola bagi yang
beragama Islam demikian juga tempat berwudhu beserta kamar kecil maupun
kamar mandi.
Kondisi kerja juga mempengaruhi tingkat produktifitas karyawan. Oleh karena itu
kondisi kerja yang wajar perlu dipenuhi misalnya: penerangan, suhu ruangan, warna
dinding, keselamatan kerja, dll.
Aspek yang terakhir adalah hubungan antar sesama karyawan ini juga mempengaruhi tingkat produktifitas karyawan. Karena hubungan antar sesama karywan
merupakan motivasi untuk bekerja sama secara suka rela dan terkoordinir dengan
baik dapat mendukung berhasilnya tingkat produktifitas karyawan yang
mernuaskan. Dari sinilah pimpinan harus benar-benar tahu saat kapan memotivasi
dan mendorong mereka agar hubungan antar sesama karyawan yang terjalin dapat
menciptakan iklim kerja yang harmonis dan sehat sesuai dengan keinginan seluruh
karyawan perusahaan.
2.3. Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan dan metoda yang digunakan oleh
manajemen perusahaan untuk mengelola, mengatur, mengkoordinir dan mengarahkan
proses produksi (peralatan, bahan baku, mesin dan tenaga kerja) ke dalam suatu arus
aliran yang memberikan hasil dengan jumlah biaya yang seminimum mungkin dan
waktu yang secepat mungkin.
Pengendalian produksi yang dilaksanakan pada perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain akan berbeda-beda tergantung pada sistern dan kebijaksanaan
perusahaan yang digunakan. Pengendalian produksi dapat dilakukan:
a. Order Control: Perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan dari konsumen
sehingga kegiatan operasionalnya juga tergantung pada pesanan tsb.
b. Flow control Perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan produk standar
sehingga sebagian produk merupakan produk untuk persediaan dalam jumlah yang
besar.
Pengendalian keduanya bertujuan sama bagaimana jangka waktu arus material
apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan demikian juga bagaimana
transportasi dari pabrik (proses produksi) ke gudang dan dari gudang ke tempat
penyimpanan.
74
Tahap dalam pengendalian produksi (fungsinya):
a. Production Forecasting.
Production forecasting adalah peramalan produksi untuk mengetahui jumlah dan
manfaat produksi yang akan dibuat di masa yang akan datang, sehingga kalau terjadi
penyimpangan akan cepat diadakan penyesuaian produksi di masa yang akan datang.
Dengan melaksanakan peramalan produksi, perusahaan dapat menyusun anggaran
operasionalnya untuk pedoman kerja, penggunaan kapasitas produksi seoptimal
mungkin, menstabilisasi kesempatan kerja karena terdapatnya kestabilan dan kepastian
jumlah produksi di masa yang akan datang.
b. Routing.
Routing adalah kegiatan untuk menentukan urut-urutan proses dan penggunaan alat
produksinya dari bahan mentah sampai menjadi produk akhir, sehingga sebelum
produksi dimulai masalah sudah tercantum pada rout sheet.
c. Schedulling.
Schedulling adalah kegiatan untuk membuat jadwal proses produksi sebagai satu
kesatuan dari awal proses sampai selesainya proses produksi. Schedulling ini
dilaksanakan untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan setiap tahap pemrosesan
sesuai dengan urut-urutan routenya. Oleh karena itu untuk membantu keberhasilan
tahap ini lebih baik melakukan "time and motion study" sehingga dapat ditentukan
standar hasil kerjanya.
d. Dipatching.
Dipatching adalah suatu proses untuk pemberian perintah untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan routing dan schedulling yang dibuat.
e. Follow up.
Follow up adalah kegiatan untuk menghilangkan terjadinya penundaan/ keterlambatan
kerja dan mendorong terkoordinasi pelaksanaan kerja.
2.4. Pengendalian Persediaan dan Kualitas
2.4.1. Pengendalian Persediaan bahan baku
Bahan baku merupakan salah satu faktor pembentuk terjadinya barang jadi sehingga
segala sesuatu yang menyangkut bahan baku harus benar-benar diperhatikan. Masalah
tersebut diantaranya;
- Bagaimana jumlah bahan baku yang tersedia tidak kurang karena akan mengganggu
jalannya proses produksi.
-
Bagaimana jumlah bahan baku agar jangan terlalu berlebih karena merupakan pemborosan kalau terlalu lama.
75
-
Bagaimana agar biaya ekstra yang digunakan untuk memesan bahan baku yang
kurang (karena mengejar target jumlah produksi dan kapasitas mesin yang terpakai)
tidak terlalu merugiakan dan sebagainya.
Dengan adanya pengendalian bahan baku maka perusahaan akan berusaha untuk
menyediakan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi sedemikian rupa agar
berjalan dengan lancar tanpa terjadi kekurangan persediaan atau kelebihan persediaan.
Ada suatu cara untuk menentukan berapa sebenamya jumlah bahan baku yang perlu
disediakan perusahaan dengan biaya yang paling minimum (dalam arti paling menguntungkan perusahaan). Caranya adalah menggunakan analisis EOQ (Economical
Order Quantity). Dengan kata lain perusahaan akan mempunyai persediaan yang paling
menguntungkan jika melakukan pemesanan yang ekonomis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi EOQ adalah sebagai berikut;
- Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun (B).
- Biaya pemesanan (BP)
- Biaya penyimpanan (BS)
- Harga bahan baku (H)
Kalau dijadikan dalam suatu rumus EOQ (Jumlah pemesanan ekonomis) adalah:
2.4.2. Pengendalian Kualitas (Quality Control)
Pengendalian kualitas merupakan suatu proses untuk menentukan barang-barang yang
rusak dan diusahakan dikurangi serta mempertahankan barang-barang yang sudah baik
kemudian mengontrol agar hasil produksi di waktu yang akan datang tidak lagi
mengalami penuruanan kualitas atau kerusakan.
Untuk menentukan apakah barang tersebut rusak atau lebih baik mutunya, perusahaan
biasanya menentukan produk standar. Dengan demikian pengendaliaan kualitas itu
dilakukan sejak awal proses, Barang dalam Proses sampai barang jadi sehingga sejak
awal perusahaan dapat menelusuri pada tahap proses yang mana yang menyebabkan
terjadinya kerusakan barang. Jika pengendalian proses baik maka perusahaan akan
beruntung karena kegiatan mempunyai andil dalam meminimumkan biaya proses
produksi secara keseluruhan.
Pengendalian kualitas baik untuk proses produksi yang berlangsung secara terusmenerus ataupun proses produksi yang terputus-putus relatif sama, di mana di
dalamnya mempunyai kegiatan sebagai berikut:
- Menentukan standar kualitas baik dalam hal ukuran, daya tahan, warna, bentuk,harga
dsb dengan memakai peralatan yang standar.
76
- Mencari pemeriksa atau controler yang mempunyai kecakapan yang dibutuhkan baik
mengenai pemakaian peralatannya maupun pemeliharaannya.
- Tujuan pengendalian kualitas adalah untuk meminimumkan biaya proses produksi
sehingga dananya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang lebih produktif.
2.5. Pengendaliaan Biaya dan Pemeliharaan
2.5.1. Pengendalian Biaya Produksi
Dengan meneliti lebih cermat biaya-biaya apa saja yang dibutuhkan dalam
proses produksi maka dapat dianalisa berapa volume penjualan yang terjual di
perusahaan tersebut beserta pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan tersebut.
Cara yang digunakan untuk menganalisis seluruh biaya yang diperlukan dan berupa
pendapatan yang diterima perusahaan beserta hasil keuntungan yang diperoleh
perusahaan dapat dipakai rumus sebagai berikut:
Dimana;
BEP (Q): jumlah unit yang dihasilkan (hasil pendapatan perusahaan hanya cukup untuk
menutup biaya keseluruhan)
FC: Biaya tetap (Fixed Cost)
V: Variabel Cost (biaya variabel)
P: Harga produk
Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak terpengaruh oleh jumlah barang
yang diproduksikan dan dapat berubah persatuan dalam batas range tertentu. Contoh;
Gaji tanaga kerja, biaya pemeliharaan gedung, depresiasi, bunga, sewa dll.
Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung oleh jumlah barang yang
diproduksikan perusahaan, secara keseluruhan jumlah totalnya berubah tetapi per
satuan unitnya tetap. Contoh; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
bahan penolong dsb.
77
Keadaan Break Even Point (BEP) dapat digambarkan sebagai berikut:
2.5.2. Pemeliharaan dan penggantian fasilitas produksi.
Pemeliharaan dan penggantian fasilitas produksi dilakukan dalam rangka mempertahankan tingkat produktivitas mesin dan peralatan lainnya. Untuk menunjang kegiatan
ini perlu disusun jadwal rutin mengenai saat pemeliharaan sesuai dengan kemampuan
tenaga kerja bagian servis tetapi jangan sampai baru diperiksa kalau sudah mengalami
kerusakan berat. Jadi pemeliharaan ini merupakan usaha pencegahan (prefentif), jangan
sampai suatu mesin sudah rusak berat pada saat dilakukan pemeriksaan.
Pemeliharaan dan penggantian fasilitas produksi membutuhkan dana yang besar karena
biasanya menyangkut mesin dan peralatan operasi kegiatan perusahaan di mana dana
yang diinvestasikan tersebut berjumlah besar dan jangka waktu pengembaliannya relatif
lama.
Kapan suatu mesin perlu diganti atau hanya cukup dipelihara saja, ini biasanya tergantung pada kerusakannya dan hasil kualitas produksi yang diproduksikan apakah
mempunyai standar kualitas yang sama atau tidak serta bagaimana dilihat dari sudut
untung ruginya (secara ekonomis) apakah lebih menguntungkan diperbaiki saja atau
harus diganti mesin / peralatan yang baru.
Jadi kegiatan perusahaan ini sangat tergantung pada pertimbangan-pertimbangan:
- Dana yang tersedia pada perusahaan.
- Kebijaksanaan yang diambil perusahaan.
- Standar kualitas produk.
- Kemampuan tenaga kerja bagian servis, dsb.
78