PENGARUH SERTIFIKASI FAIR TRADE TERHADAP KEMAJUAN
SEKTOR PERTANIAN KAKAO DI GHANA (2003-2008)
Oleh:
Amelia Ranti
Email :
[email protected]
Pembimbing: Yusnarida Eka Nizmi, S.IP, M.Si
Email :
[email protected]
Bibliografi : 16 Buku, 9 Jurnal, 33 Situs Internet
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional – Prodi Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Riau
Kampus bina widya jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293Telp/Fax. 0761-63277
ABSTRACT
The imbalance of cocoa market had led to a disastrous impact for
producer in the lowest level, the farmers. Ghanaian cocoa farmers the majority
have complex poverty problems. The low Cocoa prices trigger a variety of social
and economic problems. This study aims to determine the effect on the progress of
Fair Trade certification of cocoa farming sector in Ghana, and role of Kuapa
Kokoo in addressing this problem.
Method applied in doing this research is description with aim to depict a
phenomenon in this case writer tries explains events relating to effect of
certificate Fair Trade on Organisation Farmer Kuapa Kokoo in overcoming
unfair trading cocoa of affecting at Ghana cocoa farmer.
Considering its strategy on the support for fair trade program for cocoa
farmers, Kuapa Kokoo farmers' role as the company in providing security against
various aspects of the Ghanaian cocoa trade. Kuapa Kokoo also cooperate in
other public companies in shaping their chocolate company Divine Chocolate is.
Implementation of fair trade and programs to farmers by Kuapa Kokoo cocoa
Ghana also faced with constraints that are not small. The main obstacle faced is
the lack of support for the Kuapa Kokoo to run kaako trade in Ghana and the
small volume of fair trade market is causing not all farmers can participate in it.
Keywords: Effects of Fair Trade Certification, Kuapa Kokoo’s Role, Ghana
Cocoa Farmer
Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional angkatan 2010
Jom FISIP Volume 2 No. 1- Oktober 2014
1
Pendahuluan
Penelitian ini merupakan sebuah
kajian yang membahas tentang Pengaruh
sertifikasi fair trade terhadap kemajuan
sektor pertanian kakao di ghana (20032008). Pengaruh sertifikasi fair trade
pada komoditas tanaman kakao di Ghana
ini telah menyebabkan perubahan dalam
kehidupan para petani. Oleh karena itu,
yang menjadi fokus penelitian ini adalah
perubahan apa yang terjadi terhadap
sektor pertanian kakao serta kehidupan
petani kakao di Ghana.
Sistem perdagangan internasional
saat ini telah menciptakan ketimpangan
yang besar antara standar hidup
masyarakat di negara-negara industri dan
non-industri. Di satu sisi, kemajuan dan
kesejahteraan hidup telah berkembang
pesat di negara-negara utara. Di sisi lain,
penduduk negara-negara Dunia Ketiga
mengalami kemiskinan dan kekurangan
pangan. Perdagangan internasional pada
hakikatnya bertujuan meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
dan
menghapuskan kemiskinan, baik di
negara maju maupun di negara
berkembang. Upaya negara untuk
menyingkapi struktur perdagangan dunia
yang mengandung unsur ketidaksetaraan
agar dapat memperoleh keuntungan
semaksimal mungkin dari transaksi
internasional,
dilakukan
dengan
mengeluarkan
kebijakan-kebijakan
seperti perdagangan bebas.
Free trade dalam praktek
menjelma dalam bentuk korporasikorporasi raksasa atau investor dari
negara-negara kaya/maju. Kehadirannya
kerap mengatas namakan pembangunan
sehingga
mendapat
restu
dari
pemerintah,
maupun
tokoh-tokoh
masyarakat. Dampak free trade bisa
dilihat di beberapa daerah yang kaya
dengan sumber daya alam. Terjadinya
Jom FISIP Volume 2 No. 1- Oktober 2014
perusakan lingkungan dan pemiskinan
rakyat/penduduk lokal1. Menyikapi
keberadaan rejim pasar bebas, sejumlah
kalangan telah mengambil inisiatif
dengan membuat wacana alternatif yang
dikenal dengan fair trade (perdagangan
yang adil). Fair trade menjadi sikap
yang dalam praktek bisnis atau profitnya
sangat mempertimbangkan nilai-nilai
etik kemasyarakatan. fair trade adalah
model perdagangan yang berdasarkan
pada dialog, ketebukaan dan saling
menghormati, yang bertujuan untuk
menciptakan keadilan, pembangunan
kesinambungan melalui penciptaan
kondisi perdagangan yang lebih fair dan
memihak hak-hak kelompok produsen
dan pekerja yang terpinggirkan terutama
di
negara-negara
Selatan
yang
diakibatkan oleh praktek dan kebijakan
perdagangan internasional2.
Kondisi perdagangan kakao di
Ghana secara umum kurang dapat
dikatakan adil. Hal itu dapat dilihat dari
umumnya hanya ada salah satu pihak
dalam proses perdagangan
yang
mengalami keuntungan sementara pihak
lain dirugikan. Para individu yang
memiliki kekuasaan untuk memainkan
harga pasar, terus berusaha menekan
petani kecil agar individu tersebut dapat
membeli barang dengan harga yang
murah tanpa memikirkan kerugian yang
diderita petani kecil. Kondisi tersebut
apabila terus dibiarkan tentu akan
membuat pengusaha besar semakin
berkembang sementara pengusaha kecil
akan terabaikan.
Kondisi ini terjadi pada saat
sebelum di terapkan liberalisasi pasar di
Ghana, masing-masing petani menjual
1
“Fair
Trade
dan
Free
Trade”,
http://www.organicindonesia.org/files/edition_96
b7eff1993fbd68dc73ff4f29f768b7126c84d0.pdf,
diakses tanggal 29 Mei 20013.
2
“Fair Trade dan Free Trade”, Ibid.
2
hasil panen kakao mereka ke tengkulak.
Dalam menjual hasil panen kakao ke
tengkulak, para petani sering ditipu dan
mereka hanya menerima kurang dari
40% dari harga pasar dunia. Para petani
kakao di Ghana berada dalam kondisi
yang sulit, mereka kekurangan uang
untuk membayar banyak hal penting
seperti peralatan untuk pertanian mereka,
biaya sekolah, obat-obatan, biaya dokter,
transportasi dan pakaian.
Fair trade sebagai model bisnis,
menyangkut
persoalan
anggota
mewujudkan prinsip-prinsip fair trade
seperti yang dilontarkan oleh IFAT,
beberapa butir dari prinsip itu yang
penting untuk dijadikan pedoman dalam
praktek fair trade, antara lain : dalam
kegiatan bisnis harus ada unsur aktif
memerangi kemiskinan, pembayaran
yang
layak
dan
benar,
tidak
memperkerjakan tenaga kerja anak,
menghormati lingkungan, kesetaraan
perempuan atau gender, hubungan bisnis
yang berkesinambungan dan ada unsur
partnership yang saling menguntungkan.
Jadi yang menjadi perhatian para pelaku
fair trade adalah kegiatan bisnis atau
usaha, lebih mengacu pada norma-norma
kemanusiaan. Dalam memproduksi
barang, sangat diupayakan menghindari
terjadinya eksploitasi baik terhadap
sumber daya manusia maupun sumber
daya alam. Profit yang diperoleh bukan
melulu untuk memenuhi hasrat atau
memiliki melainkan di investasikan lagi
ke dalam program yang mensejahterakan
produsen dan masyarakat. 3
Dalam sektor kakao fair trade
juga
berperan
mendukung
pengembangan yang berkelanjutan di
mana petani mampu untuk membangun
kehidupan yang lebih baik untuk diri
mereka sendiri, keluarga dan masyarakat
3
“Fair Trade dan Free Trade”, Ibid.
Jom FISIP Volume 2 No. 1- Oktober 2014
melalui kemampuan pasokan kakao dan
hubungan perdagangan jangka panjang
yang menguntungkan. fair trade adalah
satu-satunya skema sertifikasi yang
Tujuan utama adalah untuk mengatasi
kemiskinan
dan
memberdayakan
produsen di negara-negara berkembang.
Sistem perdagangan fair trade bagi para
produsen (petani kakao) menawarkan
kesempatan untuk membuat hidup yang
lebih baik.
Berikut standar fair trade untuk
kakao, diantaranya 4 :
1. Produsen (petani kakao) kecil
terorganisir dalam suatu koperasi
atau asosiasi/kelompok usaha
bersama.
2. Harga minimum fair trade
dibayarkan
langsung
ke
organisasi produsen. Ketika
harga pasar dunia naik di atas
harga minimum fair trade, harga
pasar dibayar dan ditambah harga
premium fair trade.
3. Sebuah premium fair trade
dibayar di atas harga pembelian
dan digunakan oleh organisasi
produsen untuk investasi sosial
dan ekonomi.
4. Standar lingkungan membatasi
penggunaan
bahan
kimia
pertanian dan mendorong sistem
pertanian yang berkelanjutan.
5. Pra-panen jalur kredit akan
diberikan kepada koperasi, jika
diminta, hingga 60% dari harga
pembelian.
4
Commodity Briefing Fairtrade Foundation,
Fairtrade and Cocoa, Agustus 2011. Diaskes
melalui
http://www.fairtrade.org.uk/includes/documents/
cm_docs/2011/C/Cocoa%20Briefing%20FINAL
%208Sept11.pdf . Pada 17 Januari 2014. Pukul
15.00
3
6. Tidak ada kerja paksa dalam
bentuk apapun, termasuk pekerja
anak.
Semenjak dibentuknya Kuapa
Kokoo pada tahun 1993 dan disertifikasi
sebagai organisasi produsen fair trade
pada tahun 1995, dalam hubungannya
dengan sektor pertanian di Ghana
memberikan kontribusi besar dalam
meningkatkan pendapatan petani kakao
di Ghana dengan menghilangkan
perantara dalam rantai pasokan industri
kakao. Sebagian besar petani di Ghana
berada pada garis kemiskinan dan fair
trade memastikan bahwa petani di
Ghana, dan negara-negara berkembang
lainnya, menerima upah dan hidup yang
layak dari pekerjaan mereka. Fair trade
telah menunjukkan secara substansial
dapat meningkatkan kehidupan para
petani kakao. Dengan menjual hasil
panen ke pasar fair trade, maka petani
kakao akan menerima harga minimum
dari harga internasional, ini bertujuan
untuk menutupi biaya rata-rata produksi
yang berkelanjutan. Sertifikasi fair trade
kakao
telah
memberikan
petani
kehidupan yang lebih baik.
Dalam memahami Perdagangan
adil, Zulian Yamit menyatakan bahwa
adil merupakan hal yang harus
diterapkan
dalam
perdagangan.
Perdagangan adil menurut Yamit adalah
perdagangan yang dilakukan dengan
adanya upaya saling menguntungkan dan
pemberian kesempatan kepada usaha
kecil untuk mengembangkan dirinya. 5
Rangkaian kondisi sulit yang dialami
oleh
petani
kakao
di
Ghana
menunjukkan
bahwa
perdagangan
internasional tidak lebih dari kancah
5
Zulian Yamit, Manajemen Kualitas Produk
dan Jasa, Ekonisia, Yogyakarta, 2001. Hal.22.
Jom FISIP Volume 2 No. 1- Oktober 2014
kapitalisasi bagi negara-negara besar
untuk mengambil keuntungan dari
negara-negara miskin. Dan, jika kondisi
ini terus dibiarkan maka kemiskinan,
kelaparan,
ketidaksamaan
dan
ketidakadilan pembayaran akan terus
terjadi di Ghana. Untuk itu, perlu
dilaksanakan fair trade yang dapat
membantu petani dan perkebunan kecil
di Ghana.
Dalam
menganalisa
permasalahan yang penulis angkat
tentang Bagaimana pengaruh sertifikasi
Fair Trade terhadap kemajuan sektor
pertanian kakao di Ghana (2003-2008),
Perspektif Ekonomi Politik Internasional
Normatif dan Teori Keunggulan
Komparatif akan menjadi alat analisa
penulis dalam menjelaskannya.
Perspektif Ekonomi Politik
Internasional
Normatif,
Konteks
ketimpangan
ekonomi
global
berpengaruh terhadap aneka dimensi
kehidupan umat manusia yang lainnya,
inilah yang menjadi pemicu munculnya
gagasan dan gerakan fair trade
(perdagangan yang adil) pada tahun
1943 oleh para aktivis di Amerika
Serikat dan Guatemala6. Sementara di
Belanda gerakan serupa dipicu oleh
nasib buruh yang selalu diperlakukan
tidak adil, sehingga memuncak pada
munculnya gerakan partai buruh di sana.
Di tingkat global gerakan masyarakat
sipil global yang mengusung nilai-nilai
fair trade ditandai dengan munculnya
World Fair Trade Organizations
(WFTO) dengan jumlah anggota 320
organisasi bisnis berbasis fair trade yang
tersebar di 70 negara di dunia. Di Eropa,
6
Kocken, Marlike. 2003. Fifty years of fair trade
: a brief history of the fair trade movement.
Diakses
melalui
www.gepa3.de/download/gepa_Fair_Trade_histo
ry__en.pdf . pada 15 Februari 2014. Pukul :
00.00
4
Oxfam diciptakan setelah Perang Dunia
II untuk bantuan makan untuk
pengungsi. Oxfam Perdagangan mulai
beroperasi pada tahun 1964 dan
kemudian menjadi cabang Fair Trade
dari LSM ini.
Teori Keunggulan Komparatif,
Landasan
tentang
perdagangan
internasional yang melatarbelakangi
terjadinya liberalisasi antara lain Teori
Keunggulan Komparatif. Menurut J,S.
Mill, Teori Keunggulan Komparatif
adalah bahwa suatu negara akan
mengkhususkan diri pada ekspor barang
tertentu bila negara tersebut memiliki
keunggulan komparatif (comparatif
advantage)
terbesar,
dan
akan
mengkhususkan diri pada impor barang
bila negara tersebut memiliki kerugian
komparatif (comparatif disadvantage).
Atau, suatu negara akan melakukan
ekspor barang, bila barang itu dapat
diproduksi dengan biaya lebih rendah,
dan akan melakukan impor barang, bila
barang itu dapat diproduksi sendiri akan
memerlukan biaya lebih tinggi.
Pembahasan
Di dalam masyarakat modern,
negara berfungsi untuk melindungi,
memberikan jaminan keamanan dan
mengatur aktivitas dan kehidupan
warganya. Tugas menyediakan mata
pencaharian
dan
menciptakan
kesejahteraan
bagi
masyarakat
dijalankan oleh pasar. Namun pada
kenyataannya, pemerintah dan pasar
tidak selalu berhasil melaksanakan
tugasnya. Kenyataan tersebutlah yang
menjadi alasan kemunculan Lembaga,
dengan wakilnya yaitu Organisasi. Pada
bab sebelumnya telah dibahas tentang
alasan-alasan
apa
saja
yang
melatarbelakangi kemunculan koperasi
ini. Pada bab ini akan dibahas lebih
Jom FISIP Volume 2 No. 1- Oktober 2014
spesifik
tentang
latar
belakang
kemunculan Kuapa Kokoo sebagai
koperasi bagi para petani kakao yang
keberadaannya telah diakui di hampir
seluruh dunia. Di bab ini juga akan
dibahas mengenai fair trade dan
perkembangannya dalam menerapkan
perdagangan kakao yang adil di Ghana.
Kakao memegang posisi yang
unik dalam perekonomian Ghana. Kakao
telah lama memainkan peranan penting
dalam pengembangan ekonomi di Ghana
dan tetap menjadi sumber penting bagi
para pekerja di pedesaan. Tanaman ini
menghasilkan sekitar 2 Miliar Dollar
dalam valuta asing setiap tahun dan
merupakan
kontributor
utama
Pendapatan Pemerintah dan PDB.
Produksi kakao sangat penting bagi
ekonomi negara-negara Sub Sahara
Afrika seperti Ghana. Sektor kakao di
sebagian besar negara-negara ini telah
memainkan peran penting dalam
pengembangan sosial ekonomi dari masa
pemerintahan kolonial sampai saat ini.
Di sebagian besar negara-negara ini
sektor ini mempekerjakan sekitar 60-70
% dari angkatan kerja pertanian. Ini
adalah sumber utama mata pencaharian
bagi sebagian besar orang di Sub Sahara
Afrika 7.
Sejak kakao dibawa ke Afrika
oleh Amerika pada zaman kolonial,
Ghana telah menjadi produsen global
terkemuka dari biji kakao untuk pasar
dunia. Kakao telah tumbuh dan diekspor
dari Ghana sejak akhir abad ke-19.
Sampai tahun 1976, Ghana adalah
produsen kakao terkemuka di dunia,
yang memberikan kontribusi antara 30 40 % dari total output dunia. Saat ini ada
sekitar 1,6 juta orang yang terlibat dalam
7
Shashi Kolavalli and Marcella Vigneri, Cocoa
in Ghana: Shaping the Success of an Economy,
Chapter
12,
Department
of
Economics,University of Oxford. 2009. Hal 15
5
pertanian kakao dan industri terkait8.
Pentingnya kakao di Ghana dapat dilihat
baik dari segi pengaruhnya terhadap
mata pencaharian mayoritas penduduk
yang benar-benar tergantung pada hasil
kakao sebagai sumber utama pendapatan
dan ekonomi Ghana secara keseluruhan.
Ghana adalah produsen kakao
terbesar kedua di dunia setelah Pantai
Gading. Pendapatan yang berasal dari
kakao adalah sumber terbesar kedua
Ghana pendapatan ekspor di Ghana
setelah emas yang mencapai 30 % dari
total ekspor. Dengan kata lain, kakao
telah digambarkan sebagai tulang
punggung perekonomian Ghana yang
memberikan kontribusi 16 persen dari
pasokan global. Ghana tergantung pada
sektor kakao. Kakao merupakan andalan
ekonomi negara itu, dan kakao Ghana
dianggap sebagai kakao terbaik di dunia.
IMF mengatakan ekonomi Ghana telah
terbukti relatif tahan terhadap Krisis
Keuangan Global karena tingginya harga
kakao dan emas9.
Serupa dengan negara-negara
lain penghasil kakao di dunia, lebih dari
90 persen kakao Ghana ditanam dan
diproduksi di pertanian kecil seluas 3-4
hektar. Produksi kakao Ghana terdapat
di kawasan hutan negara yaitu di
wilayah selatan negara itu di antaranya
Ashanti, Brong Ahafo, Timur, Volta,
wilayah Tengah dan Barat. Kakao sangat
berkontribusi terhadap perekonomian
dan telah menjadi andalan ekonomi
Ghana sejak pembentukan dewan
8
Wolter, D. Ghana: Agriculture is becoming a
Business. OECD publications “Business for
Development”,
2008.
Diakses
melalui
www.oecd.org/
dev/publications/businessfordevelopment. Pada
18 Januari 2014. Pukul 18.00.
9
Bulírˇ, A. 2002. “Can Price Incentive to
Smuggle Explain the Contraction of the Cocoa
Supply in Ghana?” Journal of African
Economies 11 (3): 413–39.
Jom FISIP Volume 2 No. 1- Oktober 2014
pemasaran untuk mengawasi jalannya
industri.
a. Kondisi petani kakao di Ghana
Di Ghana, kakao sangat penting,
terutama bagi 720.000 petani pribumi
yang tinggal di wilayah Produksi kakao
di Ghana yaitu di kawasan hutan negara
di antaranya Ashanti, Brong Ahafo,
Timur, Volta, wilayah Tengah dan
Barat10. Di Ghana, sampai sekarang
kakao merupakan salah satu pemasukan
luar negeri terpenting dari sektor
agrikultur. Selama hampir satu abad,
Ghana telah memainkan peran sentral
dalam industri kakao. Ghana adalah
negara Afrika Barat yang mulai
mengekspor kakao pada akhir abad ke19 dan menjabat sebagai
produsen
kakao terkemuka di dunia. Ada banyak
mata rantai antara Tanaman kakao,
cokelat bar dan petani kakao. Di Ghana,
setiap petani menjual kakao mereka
kepada
LBCs,
yang
kemudian
menjualnya ke Cocobod, pemerintah
Ghana adalah papan.pemasaran kakao.
Hal ini kemudian dijual ke pembeli
internasional,
seperti
produsen
komoditas coklat dan broker, pada harga
yang ditetapkan pada bursa komoditas,
yang memediasi antara pembeli dan
penjual kakao di seluruh dunia11.
Meskipun kakao adalah bagian
utama dari ekonomi Ghana, tetapi
banyak petani kecil di Ghana dan di
Afrika Barat sedang berjuang untuk
10
Supply Chain Risk Assessment Cocoa In
Ghana, Agriculture and Rural Development
(ARD),
2011.
Diakses
melalui
https://www.agriskmanagementforum.org, pada
17 Desember 2013. Pukul 01.00
11
What Are The Problems Faced by Cocoa
farmers?, Pa Pa Paa Fair Trade and Chocolate,
2011.
diakses
melalui
http://www.papapaa.org/pdf/info.pdf, Pada 12
Januaru 2014. Pukul 15.00
6
memenuhi kebutuhan hidupnya karena
deregulasi pertanian dan liberalisasi
pasar yang memungkinkan harga kakao
jatuh dan berfluktuasi. Krisis yang
memukul petani kakao Ghana telah
menyebabkan banyak masalah kompleks
yang muncul di tingkat petani secara
individual dan komunitasnya. Petani dan
keluarganya
dihadapkan
pada
kemiskinan, yang berdampak pada
malnutrisi, ketidaksanggupan memenuhi
biaya kesehatan, tempat tinggal yang
layak, dan berkurangnya akses terhadap
pendidikan.
Sementara
penjualan
kakao
sangat penting bagi perekonomian
nasional, produksi kakao sebagian besar
merupakan kegiatan informal. Produksi
kakao di Ghana sepenuhnya industri
keluarga, tidak ada perkebunan dan lebih
dari 700.000 petani skala kecil individu
dengan lahan hanya 2-3 hektar. Baik pria
maupun wanita aktif dalam pertanian
kakao. Negara memegang kendali penuh
pada sistem pemasaran kakao dan
menetapkan harga minimum pada setiap
awal musim berdasarkan proyeksi
pendapatan penjualan yang dikurangi
biaya. Hal ini membuat biaya dukungan
negara untuk sektor sangat penting
terlebih dihabiskan untuk pegawai
pemerintah, kurang berpihak kepada
petani. Pada saat ini, petani telah
menerima kurang dari 30 persen dari
harga ekspor, dengan sisanya untuk
pemerintah. Petani sebagian besar tidak
berdaya
untuk
mempengaruhi
pemerintah atas masalah penting ini.
Petani tidak memiliki kesempatan untuk
melihat apa yang terjadi pada kakao di
pasar akhir, atau untuk terlibat langsung
dalam ekspor. Banyak petani ditipu di
tangan agen-agen pemerintah yang
ketetapan timbangan dan penundaan
pembayaran.
Jom FISIP Volume 2 No. 1- Oktober 2014
Masalah petani kakao Ghana
dalam menghadapi pasar global dan
lokal sering mendorong pendapatan
mereka di bawah garis kemiskinan.
Kehidupan petani kakao di Ghana
mengalami
kesulitan,
mereka
membutuhkan uang untuk membayar
banyak hal penting seperti input untuk
pertanian mereka, biaya sekolah, obatobatan, biaya dokter, transportasi dan
pakaian. Sebagai bagian dari rantai
produksi
cokelat,
petani
kakao
menghadapi sejumlah masalah lain juga:
Harga kakao di pasar dunia terus
berfluktuasi naik dan turun.
Ini berarti Petani kakao tidak
memiliki kepastian harga dalam
jangka panjang, dan dalam
beberapa situasi, bahkan tidak
bisa menutupi biaya pertanian
mereka.
Petani
seringkali
hanya
menerima sebagian kecil dari
harga kakao yang mereka jual
kepasar dunia, karena ada
beberapa individu yang harus
dilewati. Pada awal 1990-an,
petani
kakao
mendapatkan
kurang dari setengah dari apa
yang
pembeli
internasional
12
bayar .
Hal-hal yang perlu petani beli,
karena mereka tidak dapat
menanam tanpa alat-alat, pupuk
dan pestisida yang harganya
mahal.
Petani sering dibayar oleh
pembeli kakao lokal dengan
menggunakan cek atau voucher,
dimana petani kemudian tidak
bisa mencairkan uang tersebut.
12
Pauline Tiffen, The Story of Kuapa Kokoo,
published in 2000. Di akses melalui
http://www.andrewbibby.com/pdf/making%20a
%20difference.pdf. Pada 17 Desember 2013.
Pukul 03.00.
7
Petani sering ditipu oleh pembeli
lokal, ketika petani menyetor
kakao kepada pembeli lokal,
kemudian
kakao
ditimbang
dengan menggunakan timbangan
yang
telah
diatur
untuk
menunjukkan takaran timbangan
lebih rendah daripada berat
kakao yang sebenarnya.
Bahkan dalam keadaan sulit,
tidak mudah bagi petani untuk
beralih ke tanaman lain, yang
mungkin memakan waktu untuk
tumbuh dan perlu keterampilan
baru dalam pertanian.
Pengalaman petani kakao Ghana
mencerminkan bahwa banyak produsen
komoditas primer di seluruh dunia,
terperangkap dalam sistem perdagangan
yang tidak berpihak pada produsen kecil
dan lebih menguntungkan pihak yang
berkuasa dan perusahaan-perusahaan
multinasional yang berbasis di negaranegara kaya.
b. Pengaruh
Sertifikasi
Fair
Trade dalam Kehidupan Petani
Kakao Ghana
Pasar kakao internasional saat ini
tidak diatur dan tunduk pada fluktuasi
harga berdasarkan faktor-faktor umum
yaitu : saham, proyeksi panen, hama
penyakit
dalam produksi
kakao,
permintaan dan masalah pasokan13.
Volatilitas dari harga yang diperoleh
untuk kunci ekspor komoditas Ghana
(emas
dan
kakao)
benar-benar
13
An international ‘quota’ and stock
management system was in place in the 1970s
and 1980s and was mediated between producing
and consuming countries under the auspices of
the ICCO. Dalam Chains of Fortune: Linking
Women Producers and Workers with Global
Markets.
Jom FISIP Volume 2 No. 1- Oktober 2014
mempengaruhi pendapatan petani di
seluruh wilayah negara. Pengolahan biji
untuk berbagai macam produk makanan
olahan membuat rantai pemasaran yang
panjang dan rumit.
Pada pemilik sektor cokelat non
multinasional atau disebut sektor cokelat
independen, beberapa yang petani kecil,
niche atau spesialis merek bertahan pada
identitasnya dan kualitas yang unik.
Perdagangan yang adil dan sertifikasi
organik komoditas seperti kopi, teh dan
kakao telah memberikan beberapa
independen kehidupan baru. Produk
berbasis kakao jarang diidentifikasi
menurut
asal
negara,
wilayah,
perkebunan
atau
pertanian.
Jadi
perusahaan spesialis, yang sedang
membangun sebuah pasar baru di mana
produsen
diidentifikasi
dan
asal
transparan diidentifikasi, sering menjadi
sasaran untuk pengambilan alih setelah
mereka sukses. Kecenderungan ini
memberikan
pemikiran
di
balik
pembentukan Perusahaan cokelat Kuapa
Kokoo di Inggris, yang dibentuk pada
tahun 1997 Karakteristik perusahaan
meliputi:
Harga biji kakao yang adil:
Perusahaan Divine Chocolate,
menghormati kebutuhan petani
dengan harga biji kakao yang
menguntungkan dan kakao yang
dibeli dari Kuapa Kokoo dengan
persyaratan yang ditetapkan oleh
standar sertifikasi Fair Trade
untuk perdagangan kakao.
Bagi
hasil
dan
ekuitas:
Perusahaan mengakui dalam
struktur sejumlah fenomena pasar
yang dijelaskan di atas, termasuk
devaluasi bahan baku dan
invisibility dari petani kakao.
Kuapa Kokoo di Ghana memiliki
ekuitas di perusahaan Inggris.
Sebagai pemilik dan pemegang
8
saham, petani Kuapa Kokoo
berbagi dalam keuntungan dari
semua coklat yang dijual.
Investasi sosial: Sebuah retribusi
kecil pada masing-masing produk
Divine dan Dubble bars yang
dijual dikembalikan ke Kuapa
Kokoo
untuk
melanjutkan
peningkatan dukungan untuk
proyek-proyek dan pelatihan di
desa-desa.
Visibilitas:
Pusat
untuk
pemasaran publik Produk Divine
dan Dubble chocolate adalah
adalah identitas budaya petani
kakao di desa-desa Kuapa
Kokoo. Melalui perusahaan
cokelat mereka, mereka secara
aktif bergabung dalam promosi
dan material, hubungan dan
sumber
daya
pendidikan;
pekerjaan humas perusahaan
difokuskan pada mewakili dan
berkomunikasi secara positif
pada kepentingan petani, cara
hidup dan aspirasi14.
Sejak tahun 1999, pendekatan
untuk
pemasaran
kakao
telah
dikembangkan. Dua hal yang menonjol
dari pendekatan ini yaitu dalam
mengatasi dua masalah sistemik serius
dalam produksi kakao : kerusakan
lingkungan primer dan hutan, dan
perbudakan anak.
Lingkungan
Di Afrika Barat, Program Tanam
Pohon Berkelanjutan telah diluncurkan
14
FAIRTRADE FOUNDATION, FAIRTRADE
AND COCOA, Commodity Briefing August,
2011.
Diakses
melalui
http://www.fairtrade.net/fileadmin/user_upload/c
ontent/2009/resources/2011_Fairtrade_and_coco
a_briefing.pdf. Pada 7 Maret 2013. Pukul 12.15
Jom FISIP Volume 2 No. 1- Oktober 2014
oleh Federasi perdagangan Kakao dan
sejumlah
lembaga
pembangunan
internasional seperti USAID. Program
ini mencakup pada komoditas kakao,
mete dan kopi. Program ini meliputi
metode
pengelolaan
hama,
pengembangan sistem tanam pohon
berkelanjutan
dan
meningkatkan
produktivitas
sambil
melestarikan
keanekaragaman hayati.
Pekerja Anak
200.000 anak-anak terlibat dalam
pekerjaan berbahaya di pertanian kakao
pada tahun 2002. Anak laki-laki dari
Ghana diperdagangkan untuk kerja
paksa di perkebunan pertanian termasuk
pertanian kakao15. Pekerja anak terus
meluas di sektor kakao dengan
seperempat dari anak usia antara 5 dan
17 terlibat dalam produksi kakao,
terutama pada pertanian keluarga atau
bekerja dengan orang tua16. Penyebab
utama dari penggunaan tenaga kerja
anak ini adalah kemiskinan, petani
menerima harga yang rendah dari hasil
produksi kakao mereka, ini berarti
bahwa mereka tidak mampu membayar
sewa pekerja, dan juga ketidakberdayaan
petani untuk menyekolahkan anak
mereka menambah kuat alasan anakanak bekerja pada pertanian kakao.
Sebagian besar anak-anak ini berpotensi
terkena kondisi berbahaya seperti dalam
15 15
Marilyn Carr, Chains of Fortune: Linking
Women Producers and Workers with Global
Markets, 2004, hal 28. diakses melalui
http://wiego.org/sites/wiego.org/files/publication
s/files/Carr ChainsofFortune.pdf.
Pada 12
Januari 2014. Pukul 16.00.
16
FAIRTRADE FOUNDATION, FAIRTRADE
AND COCOA, Commodity Briefing August,
2011.
Diakses
melalui
http://www.fairtrade.net/fileadmin/user_upload/c
ontent/2009/resources/2011_Fairtrade_and_coco
a_briefing.pdf. Pada 7 Maret 2013. Pukul 12.15
9
menggunakan alat berbahaya dalam
produksi pertanian dan membawa beban
berat. Standar Fairtrade melarang anakanak digunakan dalam pekerjaan ilegal
atau berbahaya. Audit reguler dirancang
untuk mendeteksi kasus pekerja anak
dan pelanggaran utama standar Fairtrade
terhadap bentuk terburuk dari pekerja
anak. Yang paling penting Fairtrade
membantu mengatasi akar dari pekerja
anak dengan memberdayakan dan
memperkuat posisi petani dalam rantai
pasokan
internasional,
membantu
mereka untuk menjadi terorganisir dalam
masyarakat
mereka,
serta
memungkinkan
mereka
untuk
mendapatkan kesepakatan yang lebih
baik dari penjualan produk mereka.
Banyak
produsen
secara
aktif
menanggulangi pekerja anak dan
penyebabnya. Sertifikasi Fair Trade
Kuapa Kokoo Fairtrade di Ghana, telah
mendirikan Program Pekerja Anak yang
di danai dari premium Fairtrade, itu
termasuk
melakukan
pemeriksaan
internal pada pertanian dan melatih
anggota untuk mengidentifikasi anakanak beresiko, serta mengorganisir
Camps Kids untuk mengajar anak-anak
tentang hak-hak mereka .
Pengaruh fair trade di Ghana
sangat berdampak baik bagi petani
disegala bidang, oleh karenanya, fair
trade telah menjadi gantungan bagi
banyak produsen kakao. Penjualan kakao
fair trade tidak saja memberikan
keuntungan pada penjualnya, namun
juga memperoleh tujuan fair trade untuk
meningkatkan taraf hidup petani yang
produknya
mereka
jual. Mereka
menjalankan prinsip utama fair trade,
yaitu komitmen untuk membayar petani
dengan harga yang adil (fair price), yang
menutupi biaya produksi, dan stabil.
Dengan
penekanan
pada
manajemen kerjasama dan struktur
Jom FISIP Volume 2 No. 1- Oktober 2014
organisasional, fair trade menuntut aktor
di dalam rantai suplai kakao yang
bekerja secara transparan, jaminan akan
proses produksi dalam kondisi yang
layak, dan pada waktu yang sama
menunjukkan hambatan-hambatan utama
yang menghambat akses petani miskin
ke pasar. Demi memenuhi tuntutan
tersebut, strategi yang diterapkan antara
lain penanganan finasial sebelum
pemesanan produk, untuk menghindari
kejatuhan organisasi petani kecil ke
dalam hutang; pembuatan perjanjian
pembayaran produk premium yang
saling menguntungkan, kontrak yang
memungkinkan
petani
dapat
merencanakan produksi jangka panjang;
dan jaminan pemenuhan kondisi sosial
dan lingkungan kerja menurut standar
konvensi ILO (International Labour
Organisation).
Program kakao fair trade di
Ghana yang diimplementasikan oleh
organisasi lokal Kuapa Kokoo cukup
banyak memberikan dampak positif bagi
petani kakao. Dampak positif ini
menjadi keberhasilan Kuapa Kokoo
dalam membantu petani kakao Ghana.
Dampak positif tersebut antara lain harga
yang lebih baik yang diperoleh petani
kakao dari penjualan kakao fair trade,
akses yang lebih besar terhadap kredit,
peningkatan perekonomian dan stabilitas
sosial dalam komunitas petani partisipan
fair trade, akses terhadap pelatihan dan
peningkatan
keterampilan
untuk
meningkatkan
kualitas
kakao,
pembangunan jaringan-jaringan dan
kontak baru di antara partisipan,
peningkatan kepercayaan diri petani
pribumi, dan konservasi lingkungan.
Program kakao fair trade ini bukannya
tidak ada hambatan. Masalah utama
yang menghambat fair trade menjadi
program yang dapat menjawab masalah
perdagangan kakao adalah kecilnya
10
volume pasar fair trade dan kesulitan
untuk
memperluas
partisipan
di
dalamnya.
Simpulan
Sistem perdagangan kakao di
Ghana yang selama ini di kuasai oleh
pemerintah telah memicu berbagai
masalah yang berdampak paling buruk
bagi kelompok petani. Kondisi petani
kakao ini antara lain disebabkan oleh
sistem pemasaran kakao yang kurang
berpihak kepada petani, dominasi
teknologi dan teknik perusahaanperusahaan kakao multinasional baik
dalam hal pembelian, pemrosesan dan
penjualan, kebijakan lembaga donor
yang tidak berpihak pada sektor
pertanian, serta khusus pada kasus
Ghana, kebijakan pemerintah yang
memegang kendali penuh terhadap
sektor pertanian termasuk kakao.
Dampak krisis ini sangat terasa
oleh petani kakao yang tinggal di
wilayah paling miskin di Ghana. Petani
di pedesaan Ghana yang mayoritasnya
berada di wilayah selatan Ghana,
mengalami masalah yang kompleks
karena tingginya tingkat kemiskinan dan
kesenjangan sosial-ekonomi, kontras
dengan penduduk yang tinggal di
wilayah perkotaan. Masalah yang
muncul antara lain malnutrisi, hilangnya
akses terhadap pendidikan, minimnya
fasilitas kesehatan dan tempat yang
layak, meningkatnya urbanisasi dan
imigrasi kaum pria ke wilayah
perkotaan, peningkatan jumlah petani
perempuan yang tidak terampil di
pedesaan.
Untuk membela kepentingan para
petani kakao di Ghana, fair trade
menunjukkan perannya pada saat
pemerintah Ghana dan mekanisme pasar
tidak memihak kepada produsen kecil.
Jom FISIP Volume 2 No. 1- Oktober 2014
Strategi Kuapa Kokoo dalam membantu
mengatasi masalah ini mempunyai fokus
pada advokasi untuk mempengaruhi
kebijakan publik, peningkatan kualitas
produksi kakao fair trade, dan perbaikan
di beberapa aspek sosial dan lingkungan.
Tiga Strategi ini dipilih berdasarkan
masalah yang di hadapi di wilayah
termiskin sekaligus wilayah produksi
kakao terbesar di Ghana.
Pemerintahan
Ghana
yang
memegang monopoli atas ekspor kakao
Ghana melatarbelakangi strategi Kuapa
Kokoo yang pertama, yaitu advokasi
untuk mempengaruhi kebijakan publik.
Di sini Kuapa Kokoo berperan sebagai
pemberi advokasi bagi petani. Salah satu
yang dialami oleh petani kakao Ghana
adalah tidak adanya jalur komunikasi
yang baik yang dapat menyuarakan
keinginan petani demi diterapkannya
kebijakan publik yang sesuai. Kuapa
Kokoo melihat bahwa petani di wilayah
pedesaan Ghana menderita karena tidak
adanya kebijakan publik yang benarbenar mendukung sektor pertanian,
termasuk kakao. Sebagai Organisasi
milik petani kakao lokal Kuapa Kokoo
memiliki tujuan agar petani dapat
berevolusi menjadi sebuah kekuatan
dalam
menghadapi
berbagai
kemungkinan
ternuruk
dalam
perdagangan kakao.
Strategi Kuapa Kokoo yang
kedua dilatarbelakangi oleh kondisi
petani di negara bagian selatan yang
mempunyai masalah yang sama. Kondisi
rendahnya harga kakao memicu tingkat
kemiskinan yang tinggi dari keluarga
petani, yang menyebabkan para petani
mengalami berbagai kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakao
Ghana merupakan salah satu kakao
terbaik di dunia namun hal ini tidak
memberikan dampak mengembirakan
bagi para petani, para petani Ghana
11
sering di tipu oleh pembeli lokal dengan
berbagai modus yang menyesatkan
petani. Strategi Kuapa Kokoo dalam
mengatasi masalah ini antara lain
menjadi LBCs bagi petani agar petani
mendapatkan harga yang layak atas
produksi kakaonya, Kuapa Kokoo juga
menetapkan standar fair trade bagi
perusahaan yang ingin membeli kakao
dari Kuapa Kokoo, juga menjalin
kerjasama internasional untuk membuat
suatu inovasi merk cokelat fair trade
yaitu Divine Chocolate yang merupakan
perusahaan milik petani Kuapa Kokoo
bersama
perusahaan
Internasional
lainnya.
Strategi yang ketiga yaitu
perbaikan di beberapa aspek sosial dan
lingkungan, Petani kakao dinilai sebagai
orang-orang
termiskin
di
antara
masyarakat Ghana, kebanyakan dari
mereka tinggal di desa-desa dengan
pelayanan sosial yang minim. Kuapa
Kokoo melalui Kuapa Kokoo Farmer
Trust, telah memberikan dampak yang
signifikan
terhadap
perbaikan
DAFTAR PUSTAKA
Buku
A.D
Nasution,
Konsep
Politik
Internasional,
Erlangga:
Jakarta, 1983.
Alan M. Rugman, Internasional
Business,
Form
and
Environment, Mc Graw Hill
Book, New York, 1985.
Bob S. Hadiwinata.
Politik Bisnis
Internsional.
Yogyakarta:
Kanisius, 2002.
Drs. Yanuar Ikbar, M.A, Ekonomi
Politik Internasional : Konsep
dan Teori, Refika Aditama,
Bandung, 2006.
Jom FISIP Volume 2 No. 1- Oktober 2014
infrastruktur desa dan pelayanan sosial.
Secara signifikan, melalui penyediaan
sumur bor di beberapa komunitas,
peningkatan pendidikan, pendapatan
perempuan dan kesehatan.
Program kakao fair trade ini juga
dihadapkan
pada
tantangan
dan
hambatan. Masalah utama yang dihadapi
fair trade sebagai tandingan dari free
trade, adalah kecilnya volume pasar fair
trade, dan kesulitan untuk memperluas
partisipan di dalamnya. Ini menyebabkan
tidak seluruh petani dapat berpartisipasi
dalam fair trade. Selain itu Kuapa
Kokoo yang berperan penting dalam
penyelenggaraan fair trade di Ghana
juga dihadapkan dengan berbagai
kendala dalam memulai perdagangan
yang adil yaitu tidak adanya dukungan
tidak adanya dukungan bagi Kuapa
Kokoo untuk menjalankan perdagangan
kakao di Ghana Fair trade adalah
sebuah jawaban, namun tidak bagi
semuanya.
Holsti, K.J., Politik Internasional dalam
Kerangka Analisis, Pedoman
Ilmu Jaya: Jakarta, 1987.
John Bowes, The Fair Trade Revolution,
Pluto Press, New York, USA, 2011.
John Madeley, Trade and the Poor : the
Impact of International Trade
on Developing Countries, St.
Martin Press, New York, 1992.
John Rawls, A Theory of Justice,
Harvard
University
Press,
Harvard, MA 1971.
Ransom, David, The No-Nonsense:
Guide to Fair Trade. Oxford:
New
Internationalist
Publication, 2001.
Raynolds, L.T., Murray, D., Wilkinson,
J., Fair trade: the challenges of
transforming
globalization,
Routeledge, New York, 2007.
12
Shashi Kolavalli, Vigneri. Cocoa in
Ghana: Shaping the Success of
an Economy, Chapter 12,
Department
of
Economics,University
of
Oxford. 2009.
Tallontire, Anne, The Guide to
Developing
Agricultural
Markets and Agro-Enterprises:
Fair Trade and Development,
Natural Resources Institute,
Natural Resources and Ethical
Trade Programme. London.
2001.
Todaro,
Michael
P,
Economic
Development, Sixth Edition,
Logman, London, 1995.
Vigneri, M. Paulo Santos, Ghana and
the cocoa marketing dilemma:
What has liberalization without
price competition achieved?
ODI Project Briefing, No 3.
2007.
Warrier, M , The Politics of Fair Trade:
A Survey, Routeledge, New
York, 2011.
Zulian Yamit, Manajemen Kualitas
Produk dan Jasa, Ekonisia,
Yogyakarta, 2001.
Jurnal
AKRICH, M., CALLON, M. &
LATOUR, B. 2002 ‘The Key to
Success in Innovation Part I:
The Art of Interessement’ in
International
Journal
of
Innovation Management 6(2):
187-206.
Anang, B. T., Adusei, K., and Ebenezer
Mintah
2011.
“Farmers’
Assessment of Benefits and
Constraints of Ghana’s Cocoa
Sector
Reform.”
Current
Jom FISIP Volume 2 No. 1- Oktober 2014
Research Journal of Social
Sciences 3(4): 358-363.
Barrientos, S. and K. Asenso-Okyere
(2009). "Cocoa Value Chain:
Challenges facing Ghana in a
changing global confectionary
market."
Journal
Fur
Entwicklungspolitik (Austrian
Journal
of
Development
Studies) XXV (2): 88-107.
Boahene, K., T. A. B. Snijders, and H.
Folmer, (1999), "An Integrated
Socio Economic Analysis of
Innovation Adoption: The Case
of Hybrid Cocoa in Ghana."
Journal of Policy Modelling,
21:2, pp. 167-84.
Bulíř, A., (2002), "Can price incentive to
smuggle explain the contraction
of the cocoa supply in Ghana?"
Journal of African Economies,
11:3, pp. 413-39.
Chamlee, Emily (1993) “Indigenous
African Institutions,” The Cato
Journal 13 (1):79–99.
Fold, N. (2001), “Restructuring of the
European chocolate industry
and its impact on cocoa
production in West Africa”,
Journal
of
Economic
Geography, 1, pp. 405-420.
Fold, N. (2002), “Lead firms and
competition
in
‘bi-polar’
commodity chains: grinders and
processors in the global cocoachocolate industry”, Journal of
Agrarian Change, 2 (2), pp.228247.
Nicholls, Alexander James. (2002).
“Strategic Options in Fair Trade
Retailing”.
International
Journal of Retail & Distribution
Management, Volume 30, No.
1, pp. 6-17.
13
Relevant Websites
“Fair Trade dan Free Trade”, diakses
melalui
http://www.organicindonesia.or
g/files/edition_96b7eff1993fbd
68dc73ff4f29f768b7126c84d0.p
df, pada 29 Mei 2013. Pukul :
14.00.
“Hambatan dan Tantangan Fair Trade
di
Negara
Berkembang”,
diakses
melalui
http://www.scribd.com/doc/139
21571/Politik-BisnisInternasional, pada 29 Mei
2009. Pukul : 13.00.
Cooperative, Ghana, Market Access
Parables, Oxfam, Oxford, 2002.
Diakses
dari
http://www.oxfam.org.nz/imgs/
whatwedo/fairtrade/KuapaKoko
o%20producer%20profile.pdf.
Pada 12 Februari 2014. Pukul
15.00
CSR The Body Shop, diakses melalui
http://www.thebodyshopusa.com/beauty/communitytrade. pada 19 Maret 2013.
Pukul : 14.00.
DIVINE CHOCOLATE COMPANY
2012 From Bean to Bar.
London: Divine Chocolate
Company Ltd. Diakses melalui:
http://www.divinechocolate.co
m/about/bean-tobar. pada 17
maret 2013. Pukul 12.00.
Fair Trade Memperjuangkan Petani
Peroleh Harga Adil, diakses
melalui
http://bitra.or.id/2012/2012/10/
11/fair-trade-memperjuangkanpetani-peroleh-harga-adil/.
pada 18 Maret 2013. Pukul :
13.00.
Fairtrade Foundation, ‘Facts and figures
on Fairtrade’, di akses melalui
Jom FISIP Volume 2 No. 1- Oktober 2014
www.fairtrade.org.uk/what_is_f
airtrade/facts_and_figures.aspx.
Pada 17 Juli 2013. Pukul 14.00.
FAIRTRADE
FOUNDATION,
FAIRTRADE AND COCOA,
Commodity Briefing August,
2011.
Diakses
melalui
http://www.fairtrade.net/filead
min/user_upload/content/2009/r
esources/2011_Fairtrade_and_c
ocoa_briefing.pdf. Pada 7 Maret
2013. Pukul 12.15.
FLO,
2004.
Diakses
melalui
http://www.fairtrade.net, pada
14 april 2013. 01.00.
http://www.divinechocolate.com/.
Diakses pada 12 Maret 2013.
Pukul : 13.00
http://www.divinechocolate.com/.
Diakses pada 12 Maret 2013.
Pukul : 13.00.
http://www.kuapakokoo.com/. Diakses
pada 12 Maret 2013. Pukul :
13.00
Khor, Martin (2000-01-28). “Rethinking
Liberalization And Reforming”.
Third World Network. Di akses
melaui
http://www.twnside.org.sg/title/
davos2-cn.htm. pada 12 Maret.
Pukul : 11.00.
Kocken, Marlike. 2003. Fifty years of
fair trade : a brief history of the
fair trade movement. Diakses
melalui
www.gepa3.de/download/gepa_
Fair_Trade_history__en.pdf .
pada 15 Februari 2014. Pukul :
00.00.
Kuapa Kokoo Union : Cocoa Growers'
Co-operative, Ghana” The Fair
Trade
Foundation
(2011).
Retrieved. Diakses
melalui
http://www.fairtrade.org.uk/pro
ducers/cacao/kuapa_kokoo_uni
14
on.aspx. pada 13 Maret 2013.
Pukul 18.00.
Kyei Nimako, Default Risk Management
in The Internal Marketing of
Cocoa in Ghana: A Case Study
of Kuapa Kokoo Limited, 2011.
diakses
melalui
http://dspace.knust.edu.gh:8080
/jspui/bitstream/123456789/467
0/1/KYEI%20NIMAKO%20RI
CHARD.pdf. Pada 12 maret.
Pukul 16.00
Kyei Nimako, Cocoa In Ghana: A Case
Study Of Kuapa Kokoo Limited,
2011,
diakses:
http://dspace.knust.edu.gh:8080
/jspui/bitstream/123456789/467
0/1/KYEI%20NIMAKO%20RI
CHARD.pdf
.
Pada
17
September 2012. Pukul 15.00.
Lundstedt H, Et al. Cocoa is ghana,
ghana is cocoa: Evaluating
reforms of the ghanaian cocoa
sector. 2009. Di akses melalui
https://liveatlund.lu.se/intranets/
LUSEM/NEK/mfs/MFS/198.pd
f.. Pada 15 Maret. Pukul 14.00
Marilyn Carr, Chains of Fortune:
Linking Women Producers and
Workers with Global Markets,
2004,
diakses
melalui
http://wiego.org/sites/wiego.org
/files/publications/files/Carr
ChainsofFortune.pdf. Pada 12
Januari 2014. Pukul 16.00.
Mary Mabel Tagoe, Organizing and
Promoting Fair Trade For
Cocoa Producers, di akses:
http://wiego.org/sites/wiego.org
/files/resources/files/Mabel_Org
anizing_Promoting_Fair_Trade.
pdf . Pada 4 januari 2014. Pukul
12.50.
Pauline Tiffen, The Story of Kuapa
Kokoo, published in 2000. Di
akses
melalui
Jom FISIP Volume 2 No. 1- Oktober 2014
http://www.andrewbibby.com/p
df/making%20a%20difference.
pdf. Pada 17 Desember 2013.
Pukul 03.00.
Sam Clark Carpenter, Alternative Trade
: Analysis and Efficacy as a
Development Model, 2000,
dalam
www.fairtrade.org.uk.
Diakses pada 12 Maret 2013.
Pukul : 11.00.
Stephanie Barrientos, Beyond Fair
Trade: Why are Mainstream
Chocolate Companies Pursuing
Social
and
Economic
Sustainability
in
Cocoa
Sourcing?,
Oktober
2011.
Diakses
melalui
http://betterwork.com/global/wp
-content/uploads/Session-1Beyond-Fair-Trade.pdf. Pada
14 April 2013. Pukul 12.15.
Supply Chain Risk Assessment Cocoa In
Ghana, Agriculture and Rural
Development (ARD), 2011.
Diakses
melalui
https://www.agriskmanagement
forum.org, pada 17 Desember
2013. Pukul 01.00.
The ABC’s of Fairtrade, di akses melalui
www.fairtraderesource.org/abc.
html. pada 12 Maret 2013.
Pukul : 11.00.
The Fairtrade Foundation. 2009.
Fairtrade Cadbury Dairy Milk
goes
global
as
Canada,
Australia and New Zealand take
Fairtrade
further
into
mainstream. Available, di akses
melalui
:
<http://www.fairtrade.org.uk/pr
ess_office/press_releases_and_s
tatements/august_2009/fairtrade
.html. pada 13 Maret 2013.
pukul : 18.15.
US Department of State, Trafficking in
Persons Report, 2010, diakses
15
melalui www.state.gov. Pada 13
maret. Pukul 17.00.
Wallace Center at Winrock International,
Community Food Enterprise:
Local Success in a Global
Marketplace, 2009. Diakses
melalui
:
http://www.communityfoodente
rprise.org/book-pdfs/CFE%20%20kuapa-kokoo_view.pdf.
Pada 3 Februari 2014 pukul
12.00.
What Are The Problems Faced by Cocoa
farmers?, Pa Pa Paa Fair Trade
and Chocolate, 2011. diakses
melalui
http://www.papapaa.org/pdf/inf
o.pdf, Pada 12 Januaru 2014.
Pukul 15.00.
Wolter, D. Ghana: Agriculture is
becoming a Business. OECD
publications “Business for
Development”, 2008. Diakses
melalui
www.oecd.org/
dev/publications/businessfordev
elopment. Pada 18 Januari
2014. Pukul 18.00.
World
Bank,
Globalization
and
International Trade, Diakses
melalui
<http://www.worldbank.org/dep
web/beyond/beyondco/beg_12.
pdf>, pada 12 April 2013. Pukul
: 15.00.
www.fairtrade.org.uk/about standards. di
akses pada 13 Maret 2013.
Pukul : 18.00.
www.kuapakokoo.com. Diakses pada 12
Maret 2013. Pukul : 13.00.
Jom FISIP Volume 2 No. 1- Oktober 2014
16