Nuhfil1
VI. BIAYA PRODUKSI DAN PENERIMAAN
6.1. Macam-Macam Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk memperoleh faktorfaktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang-barang produksi oleh
perusahaan tersebut. Untuk analisis biaya produksi perlu diperhatikan dua jangka waktu,
yaitu (1) jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan dan (2) jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi
dapat berubah dan sebagian lainnya tidak dapat berubah. Dalam bab ini hanya dibahas biaya
produksi jangka pendek
Biaya produksi dapat dibedakan ke dalam dua macam, yaitu (1) Biaya tetap (fixed
cost) dan (2) Biaya variabel (variable cost). Dalam analisis biaya produksi perlu
memperhatikan (1) biaya produksi rata-rata : yang meliputi biaya produksi total rata-rata ,
biaya produksi tetap rata-rata, dan biaya variabel rata-rata ; dan (2) biaya produksi marjinal,
yaitu tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk menambah satu unit produksi.
Jadi, dari segi sifat biaya dalam hubungannya dengan tingkat output, biaya produksi
dapat dibagi ke dalam:
(1) Biaya Total ( Total Cost = TC) . Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan produksi.
TC = TFC + TVC
Dimana TFC = total fixed cost; dan TVC = total variable cost.
(2) Biaya Tetap Total (total fixed cost = TFC). Biaya tetap total adalah keseluruhan biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang tidak dapat berubah
jumlahnya. Sebagai contoh : biaya pembelian mesin, membangun bangunan pabrik,
membangun prasarana jalan menuju pabrik, dan sebagainya.
(1) Biaya Variabel Total (total variable cost = TVC). Biaya variabel total adalah
keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi variabel.
Contoh biaya variabel : upah tenaga kerja, biaya pembelian bahan baku, pembelian
bahan bakar mesin, dan sebagainya.
(2) Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC). Biaya tetap rata- rata adalah biaya
tetap total dibagi dengan jumlah produksi.
TFC
AFC = ------( di mana Q = tingkat output)
Q
Nuhfil2
(3) Biaya Variabel Rata-Rata ( Average Variable Cost = AVC). Biaya variabel rata-rata
adalah biaya variabel total dibagi dengan jumlah produksi.
TVC
AVC = -------Q
(4) Biaya Total Rata-Rata ( Average Total Cost = AC). Biaya total rata-rata adalah biaya
total dibagi dengan jumlah produksi.
TC
AC = --------- atau
Q
AC = AFC + AVC.
(5) Biaya Marginal ( Marginal Cost =MC). Biaya marginal adalah tambahan biaya
produksi yang digunakan untuk menambah produksi satu unit.
∆TC
MC = --------∆Q
6.2. Kurve Biaya Produksi
Kurve biaya produksi adalah kurve yang menunjukkan hubungan antara jumlah biaya
produksi yang dipergunakan dan jumlah produk yang dihasilkan. Pada umumnya biaya
produksi ditunjukkan oleh sumbu vertikal dan jumlah produk oleh sumbu horizontal. Kurve
ini bisa diperoleh dengan diketahuinya : (1) kurve produk totap (KPT), dan (2) harga-harga
per unit input yang digunakan.
Misalnya dipunyai kurve produk total (KPT) sebagai berikut ( Gb. 6.1)
Q
Q3
M
KPT
Q2
Q1
C
B
0
X1 X2
X3
Gb. 6.1. Kurve Produk Total
X
Nuhfil3
Kurve Total Variabel Cost (TVC) dan Kurve Total Cost (TC)
Biaya Total Variabel (Rp.)
Biaya Total (TC)
TVC
TFC + TVC = TC
TVC
TFC
0
Q1
Q2
Q
Gb. 6.2 Kurve Total Variabel Cost
0
Q
Gn. 6.3. Kurvr Total Cost (TC)
Kurve Biaya Tetap Rata-Rata ( Average Fixed Cost= AFC )
Biaya (Rp)
TFC
Kurve AFC = ------Q
0
Q
Gb. 6.4. Kurve Biaya Tetap Rata-Rata
Kurve Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variable Cost= AVC)
Biaya (Rp)
TVC
Kurve AVC = --------Q
C’’
Titik C’’ = PR maksimum
0
Q2
Q
Gb. 6.5 Kurve Biaya Variabel Rata-Rata
Kurve Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = ATC) dan Kurve Biaya Marginal (
Marginal Cost)
Nuhfil4
Biaya (Rp)
TC
TVC
TFC
0
Q
Biaya (Rp)
B’’
TC
MC = ------Q
ATC
AVC
Titik B’’ = MC minimum =
PM maksimum
AFC
0
Q1
Q
Gb. 6.6 Kurve Biaya Total Rata-Rata dan Kurve Biaya Marginal
Gb. 6.6 menunjukkan adanya hubungan antara ATC, AVC dan MC sebagai berikut:
(a) AVC adalah minimum bila TVC menyinggung garis yang dibuat melalui titik origin.
(b) ATC adalah minimum bila TC menyinggung garis yang dibuat melalui titik origin.
(c) AVC dan ATC adalah minimum pada titik potong dengan MC.
Sebagai catatan, TC disini berbeda dengan TIC (total input cost) yang telah dibahas dalam
bab terdahulu. Kurve TC menunjukkan hubungan antara TC dan output, sedangkan kurve
TIC menunjukkan hubungan antara TC dengan tingkat penggunaan input.
6.3. Penerimaan (Revenue)
Penerimaan adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya. Terdapat tiga
konsep penting tentang revenue yang perlu diperhatikan untuk analisis perilaku produsen.
(1) Total Revenue (TR), yaitu total penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya.
Jadi, TR = Pq Q, dimana Pq = harga output per unit; Q = jumlah output.
(2) Average Revenue (AR), yaitu penerimaan produsen per unit output yang dijual.
Nuhfil5
TR
PqQ
AR = ------ = -------- = Pq
Q
Q
Jadi, AR adalah harga jual output per unit
(3) Marginal Revenue (MR), kenaikan TR yang disebabkan oleh tambahan penjualan
satu unit output.
TR
MR = -------Q
Hubungan antara TR, AR, dan MR dapat digambarkan dengan dua kasus.
Kasus I : Kasus Untuk Kurve Permintaan Menurun
Anggap kurve permintaan yang dihadapi produsen bersifat menurun, yang berarti
bahwa produsen bisa menjual lebih banyak output
hanya dengan menurunkan harga.
Kondisi ini terjadi pada pasar monopoli. Berikut ini disajikan contoh hubungan antara TR,
AR, dan MR ( tabel 6.1 ).
Nuhfil6
Tabel 6.1. Hubungan TR,AR, dan MR pada Kasus I
Output (Q)
Pq = AR
Pq Q = TR
TR/ Q = MR
0
200
0
180
1
180
180
140
2
160
320
100
3
140
420
60
4
120
480
20
5
100
500
- 20
6
80
480
- 60
7
60
420
- 100
8
40
320
- 140
9
20
180
- 180
10
0
0
Angka-angka dalam tabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ( Gb. 6.7)
TR (Rp)
500 –
400 –
Eh = 1
Eh > 1
Eh < 1
300 –
Kurve TR
200 –
100 –
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Q
Harga (Rp)
200
100
AR = D ( permintaan) = Pq
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Q
MR
Gb. 6.7. Hubungan antara TR, AR, dan MR
Sifat hubungan dari ketiga konsep tersebut adalah sebagai berikut:
(a) TR menaik selama elastisitas harga dari kurve permintaan , yang tidak lain adalah
AR, lebih besar dari satu ( Eh > 1).
(b) TR maksimum pada tepat pertengahan kurve permintaan, yaitu pada Eh = 1.
(c) TR menurun pada daerah di mana kurve permintaan mempunyai Eh < 1.
Nuhfil7
(d) TR menaik selama MR positif, maksimum pada MR =0, dan menurun bila MR
negatif.
Kasus II : Kasus Untuk Kurve Permintaan Horizontal
Pada kasus ini produsen tidak dapat mempengaruhi harga jual. Berapapun jumlah
output yang dijual, harga output per unit yang diterima produsen adalah tetap. Kondisi ini
terjadi pada pasar persaingan sempurna. Hubungan antara TR, AR, dan MR adalah sebagai
berikut ( tabel 6. 2).
Tabel 6.2. Hubungan TR, AR, dan MR untuk Kurve Permintaan Horizontal
Pq = AR =MR =D
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Q
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Pq Q = TR
0
100
200
300
400
500
600
700
800
MR =
TR/
100
100
100
100
100
100
100
100
Angka-angka dalam tabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
TR ( Rp)
800
700
TR
600
500
400
300
200
AR = Pq = MR = D ( permintaan)
100
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Q
Gb. 6. 8. Hubungan TR, AR, dan MR untuk Kurve Permintaan Horizontal
Dari Gb. 6.8 dapat dilihat adanya sifat-sifat TR, AR, dan MR tersebut, yaitu :
(a) TR berupa garis lurus yang menaik, tanpa ada posisi maksimum.
Q
Nuhfil8
(b) MR = AR = Pq = D dan tidak pernah nernilai negatif.
6.3. Keuntungan Maksimum
Produsen dianggap selalu bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan. Berarti ia
selalu memilih tingkat output yang dapat memberikan keuntungan maksimum.
Bagaimana menentukan tingkat output yang memberikan keuntungan maksimum, berikut ini
dibahas untuk kasus kurve permintaan menurun dan kurve horizontal .
Kasus I : Kasus Untuk Kurve Permintaan Menurun
Untuk analisis keuntungan ini diperlukan data tentang : Q, Pq, dan TC . Dengan
diketahuinya data ini dapat dihitung besarnya TR, AR, MR, MC, dan AC yang penting untuk
menentukan posisi keuntungan maksimum atau juga dikenal dengan posisi ekuilibrium.
Sebagai contoh, dalam tabel 6.3 berikut disajikan data hipotetis untuk menentukan posisi
keuntungan maksimum.
Tabel 6.3. Data Untuk Menentukan Posisi Keuntungan Maksimum
Q
Pq
TR
TC
AC= TC/Q
0
1
2
3
4
5
6
7
8
200
180
160
140
120
100
80
60
40
0
180
320
420
480
500
480
420
320
145
175
200
220
250
300
370
460
570
175
100
73,3
62,5
60
61,6
65,6
71,3
MR =
TR/ Q
180
140
100
60
20
-20
-60
-100
MC =
TC/ Q
30
25
20
30
50
70
90
110
Keuntungan
(TR –TC)
-145
+5
+120
+200
+230*)
+200
+110
-40
-250
*) Posisi Keuntungan maksimum
Angka-angka dalam tabel ini dapat digambarkan sebagai berikut (Gb. 6.9 dan 6.10)
Harga (Rp)
Keterangan :
Hasil jual : OADP* = 480 (OA x OP*)
Biaya
: OABC* = 250 (OA x OC*)
-------------------------.------- Keuntungan : C*BDP* = 230
P* = 120
C* = 62,50
Q = OA = 4
200 –
MC
P*
100 –
D
AC
C*
B
AR = Pq = D ( permintaan)
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Q
A
MR
Gb. 6.9. Grafik Penentuan Posisi Keuntungan Maksimum
Nuhfil9
Dari Gb. 6.9 nampak bahwa pada tingkat output = 4 di mana MR = MC dicapai keuntungan
maksimum sebesar Rp. 230,-.
Rp.
TC
500 400 Rp. 230,300 –
TR
200 –
100 –
Rp. 230,-
0
1
2
-145
3
4
5
6
7
8
9
10
Q
Kurve Keuntungan Total
Gb. 6. 10 Kurve Keuntungan Total
Hal-hal penting yang dapat disimpulkan dari tabel 6.3 maupun Gb. 6.9 dan 6.10 adalah
sebagai berikut:
(a) Keuntungan total ( TR-TC) maksimum dicapai pada posisi jarak vertikal antara
kurve TR dan Kurve TC paling lebar. Posisi ini terletak di mana slope garis singgung
TR sama dengan slope garis singgung TC.
(b) Slope garis singgung TR =
TR/ Q = MR
Slope garis singgung TC =
TC/ Q = MC. Berarti posisi keuntungan maksimum dicapai pada saat MR = MC.
Persamaan ini sering disebut sebagai dalil keuntungan maksimum.
(c) Pada saat TR maksimum atau AC minimum tidak berarti posisi keuntungan
maksimum.
Kasus II : Kurve Permintaan Yang horizontal
Syarat dicapainya keuntungan maksimum sama seperti pada kasus I, yaitu pada saat
MR = MC. Tetapi karena pada kasus II , kurve permintaan D = AR = Pq, maka syarat
dicapainya keuntungan maksimum menjadi: MR = MC = Pq =D. Sebagai contoh, berikut ini
disajikan kembali data hipotetis pada tabel 6.2. ke dalam tabel 6.4.
Nuhfil10
Tabel 6.4 Keuntungan Maksimum Kasus Kurve Permintaan Horizontal
TR
TC
Q
AR=Pq
0
100
0
145
1
100
100
175
200
2
100
200
3
100
300
220
400
250
4
100
5
100
500
300
6
100
600
370
700
460
7
100
8
100
800
570
Ket. : * = posisi keuntungan maksimum
Keuntungan
AC
175
100
73,3
62,5
60
61,6
65,6
71,3
-45
-75
0
180
150
200
230
240*
230
MR
100
100
100
100
100
100
100
100
Tabel di atas dapat dinyatakan secara grafis seperti dalam Gb. 6.11 berikut.
Rp.
200
Keuntungan total maksimum = Rp. 240,MC
AC
100
MR =AR =Pq =D
0
2
4
6
8
10
Q
Rp
800
600
TR
TC
240
400
200
240
Kurve keuntungan Total
0
2
4
6
8
10
Gb. 6.11. Kurve Posisi Keuntungan Total Maksimum
Q
KONSEP-KONSEP PENTING DALAM BAB INI
• Konsep Biaya ( TFC, TVC, TC, AFC, AVC (MC) , ATC (AC)
• Hubungan antara TC dan Produk Total (PT)
• Hubungan antara MC, MR, dan AC
• Konsep revenue ( TR, AR, MR)
• Hubungan antara TR, MR, AR, dan Elastisitas harga
• Dalil Keuntungan Maksimum
MC
30
25
20
30
50
70
90
110