Academia.eduAcademia.edu

Pembinaan Karir Lanjutan

Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari, atau prinsip-prinsip baru yang benar-benar tercipta. Oleh

Pembinaan Karir Lanjutan Rahmadia Fitri 22022039 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang [email protected] A. Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari, atau prinsip-prinsip baru yang benar-benar tercipta. Oleh karena itu, dalam penerapan kurikulum di lembaga dimungkinkan menggunakan prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga lainnya. Prinsip pengembangan kurikulum, Peter F. Oliva mengemukakan bahwa pada prinsip pengembangan kurikulum paling tidak ada 4 (empat) sumber yang menjadi acuan sebuah pengembangan kurikulum yaituitunya : a. Data empiris (empirical data), b. Data hasil penelitian (experimental data), c. Kisah rakyat (folkfore curriculum) yang menyangkut tentang keyakinan masyarakat dan nilai-nilai yang ada di dalamnya, serta pemahaman bersama atau pengertian umum yang ada dalam suatu masyarakat (common sense). Berdasarkan sumber pengembangan yang disampaikan oleh Oliva , ada dua sumber yang mewakili prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dapat digolongkan menjadi sumber ilmiah dan sumber non ilmiah. Sumber informasi ilmiah berasal dari data kegiatan ilmiah seperti penelitian , data empiris tentang kelemahan dan kekurangan pada kurikulum sebelumnya, dan informasi faktual. Sedangkan sumber non ilmiah berasal dari sumber non ilmiah seperti cerita rakyat, legenda, dan mitos yang menjadi kepercayaan umum masyarakat dan membawa nilai-nilai tertentu. Prinsip umum dimaknai sebagai prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya. Adapun penjabaran prinsip-prinsip umum ialah sebagai berikut: 1. Prinsip relevansi Relevansi Memiliki makna sesuai atau serasi. Jika mengacu pada prinsip relevansi, setidaknya kurikulum harus memperhatikan aspek internal dan eksternal. Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal komponen itu memiliki relevansi dengan tuntutan sains dan teknologi (relevansi epistemologis), tuntutan dan potensi siswa (relevansi psikologis), serta tuntutan dan kebutuhan pengembangan masyarakat (relevansi sosiologis) 2. Prinsip flesibilitas Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel, fleksibel, dan fleksibel dalam implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar belakang siswa, peran kurikulum disini sangat penting terhadap perkembangan siswa untuk itu prinsip fleksibel ini harus benar benar diperhatikan sebagai penunjang untuk peningkatan mutu pendidikan 3. Prinsip kontuinitas, Yaitu adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antarjenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan. Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai keterkaitan antara kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak terjadi pengulangan atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang berakibat jenuh atau membosankan baik yang mengajarkan (guru) maupun yang belajar (peserta didik). Selain berhubungan dengan tingkat pendidikan, kurikulum juga diharuskan berhubungan dengan berbagai studi, agar antara satu studi dapat melengkapi studi lainnya. 4. Peinsip Efektivitas Dalam membuat kurikulum, prinsip efektivitas harus diperhatikan, efektivitas di sini berarti sejauh mana program studi yang direncanakan tercapai atau dilaksanakan. Prinsip ini memerlukan pertimbangan dua aspek: efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar siswa. Mengenai pelatihan guru, dimana penyediaan bahan ajar dan program belum efektif, maka pelaksanaan pelatihan dan lokakarya akan memberikan masukan untuk pengembangan kurikulum masa depan. 5. Prinsip mutu Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu dan mutu pendidikan. Pendidikan mutu berarti pelaksanaan pembelajaran yang bermutu, sedangkan mutu pendidikan berorientasi pada hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan/media yang bermutu. Hasil pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriterian tujuan pendidikan nasional yang diharapkan. 6. Prinsip kesinambungan Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, akan terlihat jelas alur dan keterkaitan di dalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. B. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Dalam implementasi kurikulum perlu diperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum sebagai berikut : a. Pelajar harus mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan diri secara bebas dinamis dan juga menyenangkan. b. Pelajar mendapatkan layanan yang bersifat perbaikan pengayaan dan percepatan sesuai dengan potensi tahap perkembangan dan juga kondisi peserta didik sendiri yang keempat kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan juga tenaga pendidik yang saling menerima menghargai, akrab, terbuka dan hangat berlandaskan prinsip Tut Wuri Handayani, Ing Madya Mangun Karsa, Ing Ngarsa Sung Tulada c. Menekankan pada lima pilar pembelajaran a Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Belajar untuk memahami dan menghayati c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses pembelajaran yang aktif kreatif efektif dan menyenangkan f. Dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan juga multimedia sumber belajar dan juga teknologi yang memadai serta memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber daya belajar bagi anak g. Kurikulum yang mencakup seluruh kompetensi-kompetensi mata pembelajaran muatan lokal serta pengembangan diri yang diselenggarakan dalam keseimbangan keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memadai antara kelas dan juga jenis serta jenjang pendidikan yang ada h. Mendayagunakan kondisi alam sosial dan juga budaya serta kekayaan daerah untuk dapat memperoleh keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal Referensi : Annisa, N., & Suryana, D. (2024). PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF SMART GEOBOARD TERHADAP MATEMATIKA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK KARTINI KABUPATEN KERINCI. Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 10(1), 99-111. Dadan, D. S., Ayu, A. M. S., Mayar, F., Dhieni, N., & Wulan, S. (2023). Model Project for Pancasila Students in Kindergarten. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, 11(3). Jefriadi, J., & Suryana, D. (2024). Pengaruh Permainan Bowling Binatang terhadap Kemampuan Berhitung di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah 1 Kota Bukttinggi. Asian Journal of Early Childhood and Elementary Education, 2(3), 304-317. Junaedi, J., Wahab, A., & Sudarmono, M. A. (2021). Proses dan Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 278-287. Latifa, B., Suryana, D., Mayar, F., & Mahyuddin, N. (2023). Development of CultureBased Learning Through Children’s Kerinci Folk Stories in Kindergarten. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(6), 7809-7818. Prasetyo, A. R., & Hamami, T. (2020). Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum. Palapa, 8(1), 42-55. Safita, M., & Suryana, D. (2022, June). The Importance of Multicultural Education in Early Childhood Education Programs. In 6th International Conference of Early Childhood Education (ICECE-6 2021) (pp. 42-45). Atlantis Press. Suryana, D. (2018). Pengaruh Penggunaan Boneka Pom-pom Terhadap Pengembangan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun Di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Balai Kurai Taji Pariaman. Jurnal Ilmiah Pesona PAUD, 5(1). Suryana, D., & Latifa, B. (2023). Inner Child Influence on Early Childhood Emotions. Educational Administration: Theory and Practice, 29(3). Suryana, D., & Mahyuddin, N. (2022). Pengaruh Pendekatan Literasi dengan Teknik 6M Berbantuan Gambar terhadap Kemampuan Bercerita di TK Keumala Bhayangkari 07 Cab Aceh Selatan. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(6), 10964-10970. Suryana, D., & Sakti, R. (2022). Tipe Pola Asuh Orang Tua dan Implikasinya terhadap Kepribadian Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(5), 4479-4492. Suryana, D., Husna, A., & Mahyuddin, N. (2023). CIPP Evaluation Model: Analysis of Education Implementation in PAUD Based on Government Policy on Implementation of Learning During the Covid-19 Pandemic. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(4), 4386-4396. Suryana, D., Karmila, D., & Mahyuddin, N. (2023). Pengembangan Game Interaktif dalam Meningkatkan Kecerdasan Matematika Anak di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(3), 3084-3096. Suryana, D., Tika, R., & Wardani, E. K. (2022, June). Management of creative early childhood education environment in increasing golden age creativity. In 6th International Conference of Early Childhood Education (ICECE-6 2021) (pp. 17-20). Atlantis Press.