Academia.eduAcademia.edu

Tasawuf Menyelami Makna Menggapai Kebahagiaan Spritual

2021, Sehat Sultoni Dalimunthe

Buku kategori agama islam yang berjudul Tasawuf: Menyelami Makna Menggapai Kebahagiaan Spritual merupakan karya dari Sehat Sultoni Dalimunthe. Mulyadhi Kertanegara mengatakan bahwa filsafat Islam belakangan ini berkembang dalam tasawuf. Untuk itulah Jurusan Akidah dan Filsafat biasanya juga belajar tasawuf. Tasawuf yang dulu pernah dalam pikir para ilmuan berada dalam reputasi irasional ‘yang terhina’ dan sekarang berevolusi pada tahap reputasi suprarasional ‘bergengsi’. Tasawuf kajian ‘mistik putih’ yang tidak masuk akal manusia, tetapi kadang-kadang empiris hasilnya. Teori tasawuf harus dihubungkan dengan ‘akal Allah Swt.’, bukan akal manusia. Akal manusia tidak dapat menangkap bahwa bersedekah dengan ikhlas bisa menggandakan harta berlipat. Namun, dengan ‘akal Tuhan’ sedekah dengan ikhlas pasti akan bertambah seiring dengan aturan main yang dibuat-Nya sekaligus karena kemampuan-Nya atas segala sesuatu. Bagaimana bisa diterima oleh akal manusia, jika alunan zikir yang banyak dan diwiridkan dapat mencapai kebahagiaan batin yang tidak kalah dengan kebahagiaan akibat dari nikmatnya makanan dan minuman yang lezat. Imanensi Tuhan dalam tasawuf membuat orang-orang yang dekat dengan-Nya akan mendapat berbagai kemudahan dan keajaiban hidup. Bagaimana tidak menarik memahami kisah mistik Maryam binti `Imran, ummu Nabi Isa a.s. yang sibuk beribadah, makanan dan minuman hadir pada dirinya padahal ia tidak mengusahakannya. Di sini dan saat inilah perlu melirik tasawuf sebagai ‘problem solving’.

Tasawuf: Menyelami Makna Menggapai Kebahagiaan Spritual UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Pembatasan Pelindungan Pasal 26 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap: i. Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual; ii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian ilmu pengetahuan; iii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar; dan iv. Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). 2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Tasawuf: Menyelami Makna Menggapai Kebahagiaan Spritual Dr. Sehat Sultoni Dalimunthe, M.A. TASAWUF: MENYELAMI MAKNA MENGGAPAI KEBAHAGIAAN SPRITUAL Sehat Sultoni Dalimunthe Desain Cover : Herlambang Rahmadhani Sumber : https://www.shutterstock.com Tata Letak : Gofur Dyah Ayu Proofreader : Avinda Yuda Wati Ukuran : viii, 225 hlm, Uk: 15.5x23 cm ISBN : 978-623-02-2736-3 ISBN Elektronik : 978-623-02-2827-8 Cetakan Pertama : April 2021 Tahun Terbit Digital : 2021 Hak Cipta 2021, Pada Penulis Isi diluar tanggung jawab percetakan Copyright © 2021 by Deepublish Publisher All Right Reserved Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. PENERBIT DEEPUBLISH (Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA) Anggota IKAPI (076/DIY/2012) Jl.Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581 Telp/Faks: (0274) 4533427 Website: www.deepublish.co.id www.penerbitdeepublish.com E-mail: [email protected] v KATA PENGANTAR Alhamdulillah, buku Tasawuf: Menyelami Makna Menggapai Kebahagiaan Spiritual ini selesai walaupun kelahirannya lebih lama dari “umur kandungannya”. Selawat serta salam saya sampaikan kepada manusia paling sufi walaupun tidak ada yang menyebutnya sebagai sufi yang menjadi teladan umat, Muhammad Saw. Kelahiran buku ini adalah tanggung jawab moral intelektual penulis sebagai dosen STAIN Malikussaleh Lhoksemuawe tahun 2005-2017. Sebagai dosen pengampu mata kuliah Tasawuf yang tidak sempat terbit sewaktu penulis masih menjadi dosen di lembaga itu. Penulis berencana buku ini terbit sebelum mutasi ke IAIN Padangsidimpuan. Penulis mutasi ke IAIN Padangsidimpuan Februari 2017, maka buku ini terlambat lahir 3,8 tahun. Inilah yang penulis katakan dengan lahir lebih lama dari umur kandungannya. Filsafat Islam yang menurut Mulyadhi Kertanegara berkembang pesat dalam tasawuf bagi para ilmuwan sekarang menjadi menarik. Menarik karena ia berupa mistik yang tidak masuk akal manusia, tapi kadang-kadang empirik hasilnya. Menulis buku apalagi berhubungan dengan mata kuliah bagi dosen merupakan arsip sebagian pemahamannya terhadap apa yang telah diajarkan. Dalam konteks ini, saya mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa-mahasiswa saya di STAIN Malikussaleh dan STAI al-Muslim Matang. Buku ini adalah arsip sebagian pemahaman penulis tentang tasawuf. Cukuplah mahasiswa berdebat tentang pemahaman dosennya terhadap pemikiran yang tertulis daripada sekadar perkataan (lisan). Akhirnya, sebagai anggota keluarga, saya ucapkan terima kasih kepada istri dan anak-anakku. Siapa pun yang berkarya itu, pastilah ada vi dukungan keluarga baik langsung atau tidak. Jika permasalahan keluarga sedang memburuk, tentulah seorang penulis akan terganggu berpikir dan menulis. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada istriku Habibah, S.Ag. juga kepada putra-putriku Farhan Fazlul Rahman Dalimunthe yang saat ini sedang studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kepada Arif Rahman Dalimunthe yang sedang studi di MAN 2 Padangsidimpuan. Kepada Qorinah Rahman Dalimunthe yang sedang studi di SMP N1 Gunung Tua dan kepada Taufik Hidayah Rahman Dalimunthe yang sedang studi di SD Plus Tadika Raya Aek Haruaya, Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara. Kepada semua insan akademis, penulis berharap kritik dan sarannya untuk penyempurnaan karya ini lewat e-mail [email protected] Aek Haruaya, 12 Oktober 2020 S2D vii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................. v DAFTAR ISI .......................................................................................... vii PENGANTAR: MENGENAL IDENTITAS TASAWUF ..................... 1 A. Pengertian ................................................................................. 1 B. Sejarah Tasawuf...................................................................... 34 C. Komentar Ulama tentang Tasawuf: Pro dan Kontra ................. 39 D. Tasawuf Sunni dan Falsafi ...................................................... 41 KISAH-KISAH SUFISTIK ................................................................. 43 A. Kisah Nabi Muhammad saw.................................................... 43 B. Kisah Khulafa al-Rasyidin ...................................................... 46 C. Kisah Sahabat ......................................................................... 54 D. Kisah Aulia ............................................................................. 59 TASAWUF SUNNI DAN FALSAFI: MAQAMAT DAN AHWAL ... 63 A. Maqamat ................................................................................. 63 B. Ahwal ................................................................................... 105 BINTANG SUFI ................................................................................ 116 A. Rabiatul al-Adawiyah (95-185 H/717-801)............................ 116 B. Dzunnun al-Misri (796-856).................................................. 122 C. Al-Husein ibn Mansur al-Hallaj (858-922) ............................ 126 D. Abu Yazid al-Bistami (874-947) ........................................... 130 E. Ibn `Arabi (468-543H/1076-1148)......................................... 142 F. Abdul Qodir Jilani (1077-1166) ............................................ 151 G. Bahauddin Naqsabandi (1318-1389)...................................... 164 viii TAREKAT ..........................................................................................178 A. Tarekat Qodiriyah ..................................................................181 B. Terekat Naqsyabandiyah ........................................................185 TELADAN TOKOH ...........................................................................190 A. Teladan Para Pejabat ..............................................................191 B. Teladan Ulama.......................................................................197 C. Teladan Cendekiawan ............................................................213 DAFTAR BACAAN ............................................................................ 221 PROFIL PENULIS ............................................................................... 224 1 PENGANTAR: MENGENAL IDENTITAS TASAWUF Aneka pendapat tentang tasawuf untuk mengenalnya akan dikemukakan secara panjang lebar agar dasar pemahaman tentang bidang ilmu ini semakin kuat. A. Pengertian Harun Nasution mengatakan bahwa tasawuf adalah jalan menuju Tuhan. Kalimat memuat dua kata kunci penting, yaitu jalan dan tujuannya Tuhan. Sebagai jalan, tasawuf adalah salah satu jalan mengenal Tuhan. Jalan mengenal Tuhan bisa juga diartikan, jalan mendekatkan diri kepadaNya. Bisa juga maksudnya, metode sistematis untuk menuju Tuhan. Lebih teknis kelak dalam tasawuf dikenal dengan tarekat. Tarekat itu bagaikan organisasi yang memandu jalan menuju Tuhan. Tarekat ini bisa juga diibaratkan dengan kendaraan menuju Tuhan. Contohnya Tarekat Naqsyabandiyah, punya sistem dan rute menuju Tuhan. Tarekat Qodariyah juga punya sistem dan rute menuju Tuhan. Tarekat Khalidiyah dan lain-lain juga punya sistem dan rute yang bisa saja ada kesamaan dan perbedaannya antara satu dengan yang lainnya. Tujuan bertasawuf sebagaimana dikemukakan Harun Nasution adalah “Menuju Tuhan”. Terminal terakhir perjalanan itu adalah tempat di mana bisa bertemu dengan Tuhan. Bertemu dengan Tuhan, jangan dipahami secara fisik, walaupun ada yang berpendapat kelak di akhirat orang yang masuk surga dapat bertemu denganNya. Karena tasawuf adalah konsepnya di dunia, maka bertemu dengan Tuhan dapat dipahami secara spiritual. Pertemuan spiritual dengan Tuhan bisa memungkinkan jika 43 KISAH-KISAH SUFISTIK Kisah-kisah sufistik bagi sebagian orang menarik dibaca dan didengarkan. Bagi sebagian lainnya, khususnya kaum rasional bisa saja tidak menarik karena diragukan kebenarannya karena bertentangan dengan logika. A. Kisah Nabi Muhammad saw. Dalam pembahasan ini akan dikemukakan mukjizat Nabi Muhammad saw. dan sebagian perilaku mulai yang istimewa dan supralogis. Dalam hal makan, nabi menurut hadis yang diriwayatkan Bukhari, tidak pernah kenyang selama tiga hari berturut-turut dengan mengkonsumsi roti gandum sampai beliau meninggal dunia. Dalam hadis yang diriwayatkan Tirmidzi dari A`isyah malah disebutkan bahwa nabi tidak pernah kenyang satu hari dari roti dan daging. َ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َ ُ َ ُ ْ َ ْ َ‫َشا م ِْن َب ْطن ِب‬ ًّ َ ‫ِم و ََع ًء‬ ٌّ ‫ب‬ ‫س‬ ‫آد‬ ‫سمِعت رسول اّللِ صَّل اّلل عليهِ وسلم يقول ما مَل‬ ِ ِ ِ ِ ٍ َ ُ ُ َ ٌ َُُ ٌ َُُ ََ ََ َ َ َ ْ َ ْ ٌ ُُ َ َ ‫ثل‬ ‫اب ْ ِن آد َم أكَل ٌت يُق ِْم َن ُصلبَ ُه فإِن َكن ال َمالة فثلث ل َِط َعامِهِ وثل‬ ‫َِشابِهِ َوثلث‬ َ ِ‫سه‬ ِ ‫ِلِ َف‬ Artinya, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Manusia tidak memenuhi wadah yang buruk melebihi perut, cukup bagi manusia beberapa suapan yang menegakkan tulang punggungnya, bila tidak bisa maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga untuk nafasnya." (H.R. Tirmidzi) 63 TASAWUF SUNNI DAN FALSAFI: MAQAMAT DAN AHWAL A. Maqamat Perjalanan calon sufi yang mengikuti tarekat tertentu memulai perjalanan dan memiliki tingkatan-tingkatan sampai mencapai garis finish yang disebut dengan maqâmât. Maqâmât jamak dari maqâm yang berarti “posisi” atau peringkat. Dalam tasawuf lebih populer diterjemahkan stasiun kata Mulyadhi Kartanegara. Seakan-akan jalan tasawuf menuju Tuhan harus melalui beberapa stasiun dan harus dilalui secara bertahap. Kalau dalam sekolah, maqâmât ini bagaikan jenjang pendidikan sampai terakhir. Dalam setiap jenjang perjalanan (maqam), calon sufi mengalami keadaan mental yang disebut dengan ahwâl. Ahwâl jamak dari hâl yang berarti keadaan batin calon sufi atau perasaan yang dialami oleh calon sufi ketika mengikuti jalan sufi. Pengalaman dan perasaan batin para sufi ketika mengikuti perjalanan menuju Tuhan ada yang berbeda karena pengalaman ini bersifat subjektif. Subjektivitas pengalaman itu bisa ditarik hal-hal yang objektif. Boleh jadi dalam literatur tasawuf tidak dibahas bagaimana seseorang sudah dapat disebutkan seorang sufi atau calon sufi. Secara teoretis, aliran tasawuf itu ada dua, yaitu tasawuf sunni dan tasawuf falsafi (Alwi Shihab, 2002: xix). Kedua aliran ini sama-sama melalui jalan menuju Tuhan. Sampai di mana berakhirnya jalan menuju Tuhan itu, antara tasawuf Sunni dan Falsafi memiliki perbedaan. Adapun tasawuf modern yang disebutkan oleh Hamka, tidak dimasukkan oleh para ahli tasawuf dalam salah satu aliran, walaupun substansinya dapat dipahami 116 BINTANG SUFI A. Rabiatul al-Adawiyah (95-185 H/717-801) Ada yang menulis Rabiah lahir di Basrah tahun 95 H/717 M. Dengan demikian, beliau lebih muda 15 Tahun dari Imam Abu Hanifah yang lahir tahun 80 H. Beliau meninggal pada saat umurnya Imam Syafii 35 Tahun. Dari sisi umur dan tempat tinggalnya, Rabiah mengenal Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi`i. Kemungkinan juga Imam Malik juga mengenalnya, walaupun Imam Malik selama hidupnya berada di Madinah. Imam Malik lahir 711 M dan meninggal 795 M. Dengan demikian Imam Malik lebih tua dari Rabiah 6 tahun, meninggal juga lebih duluan Imam Malik 6 tahun dari Rabiah. Dari data tersebut sangat memungkinkan keduanya saling mengenal walaupun tidak dekat. Sedangkan Imam Ahmad ibn Hanbal lahir tahun 780 dan meninggal 855 M. Pada saat Ahmad ibn Hanbal lahir, umurnya Rabiah 63 tahun. Sedangkan ketika Rabiah meninggal, umur Imam Ahmad berumur 21 tahun. Besar kemungkinan Imam Ahmad mengenal atau setidaknya mengetahui Rabiah al-`Adawiyah. Dengan demikian, Rabiah al-`Adawiyah kemungkinan mengenal empat imam mazhab Sunni tersebut. Tidak membicarakan Rabiatul al-Adawiyah dalam tasawuf bagaikan makan tanpa sayur maupun tanpa lauk pauk. Siapa pun yang belajar tasawuf tidak pernah mendengar nama Rabiatu al-Adawiyah, diragukan bawah ia pernah belajar tasawuf. Yang tidak mengenalnya bagaikan orang yang mengaku alumni Pondok Modern Gontor, tapi tidak bisa berbicara bahasa Arab. Begitulah pentingnya Rabiayah al-Adawiyah dalam kajian tasawuf. Ia salah seorang bintang, khususnya dalam konsep mahabbah. 178 TAREKAT Di dalam Al-Qur’an ditemukan kata ‫ طريق‬empat kali dalam Q.S. alNisa/4: 169, Thaha/20: 63,77, dan Ahqab/46: 30. Sementara kata (‫)طريقة‬ ditemukan dua kali dalam Q.S. Thaha/20: 104 dan Jin/72: 16. Al-Ragib alAshfahani (2000: 303) menjelaskan bahwa kata thariq berarti jalan yang dilalui dengan jalan kaki. Dari makna jalan berarti lebih sempit lagi dari gang (‫)زقاق‬. Thariq sangat spesifik sekali, seperti jalan tikus atau jalan khusus yang harus ada penunjuk jalannya (guide). Dari sini dapat dipahami bahwa tarikat harus memiliki pembimbing sebagai penunjuk jalan menuju Tuhan yang disebut dengan mursyid. Dari pengertian thariq dalam Al-Qur’an, maka benarlah apa yang disebut oleh Mulyadhi Kertanegara (2006: 15) bahwa tariqah adalah jalan kecil (path) bukan jalan raya (road). Jalan yang besar itu disebut Mulyadhi dengan syariat. Dalam nomenklatur pendidikan Islam kata metode menggunakan istilah thariqah. Metode mengajar (‫)طريقة التعليم‬. Sementara dalam bentuk mudzakkar (‫ )طريق‬biasa diartikan dengan jalan. Dalam tasawuf tarekat diartikan jalan yang dilalui untuk menuju Tuhan. Para ulama menawarkan berbagai macam jalan menuju Tuhan. Tasawuf yang kelahirannya disebutkan pada abad ke-3 H walaupun masih lebih tepat dalam bentuk gerakan-gerakan zuhud. Menurut Ira M. Lapidus (2000: 256) perkembangan tasawuf sejalan dengan perkembangan mazhab-mazhab hukum. Baru pada akhir abad ke-4 Hijriyah, ulama menulis buku yang disebut dengan tasawuf. Abu Bakar ibn Abi Ishaq alKalabadzi (w.380) telah menulis buku yang berjudul, ‫التعرف لمذهب أهل‬ ‫التصوف‬. Abu Nasr al-Sarraj al-Thusi (w. 378 H) menulis buku yang berjudul ‫( اللماع في التصوف‬Cahaya dalam Tasawuf). Abu Qosim Abdul 190 TELADAN TOKOH Teladan tokoh dalam bab ini, khusus mengetengahkan orang-orang Indonesia. Karena pembaca kemungkinan besar orang Indonesia, maka menyebutkan teladan tokoh dari Indonesia menjadi tepat, mengingat tokoh tersebut masih banyak dikenal masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan metode pendidikan akhlak, bahwa tokoh itu perlu dikenal orang yang meneladani atau setidaknya, ada orang yang masih mengenalnya, dan kemudian menuturkannya kepada orang lain. Dalam ulumul hadis setingkat tabi`i. Tabi` mendapat kabar dari sahabat yang pernah berjumpa dengan Rasulullah saw. Teladan tokoh dalam bab ini, mereka yang masih hidup sekarang atau masih hidup orang yang berjumpa dengan tokoh itu. Jika tidak berjumpa, di sinilah peran dari studi biografi tokoh. Tulisan ini lebih banyak merujuk pada studi biografi tokoh. Latar belakang bab ini, berangkat dari hadis yang menyuruh manusia untuk menyebut-nyebut kebaikan orang yang sudah meninggal. ‫اذكروا َماسن موتاكم‬ Artinya, “Sebutlah kebaikan-kebaikan si mati”. Hadis ini pertama kali secara sadar penulis dengar dan terus terngiang di telinga, ketika ada seorang sahabat alumni Gontor tahun 1989 bernama Fazrul Haq meninggal. Prof. Dr. Ramli Abdul Wahid, Dosen UIN Sumatera Utara sebagai alumni al-Azhar dimana almarhum juga alumni alAzhar, memberi kata ta`ziyah dan menyebutkan hadis di atas. Hadis itu diriwayatkan oleh Ibn Hibban dan Hakim dengan matan yang lebih lengkap. 221 DAFTAR BACAAN `Arabi, Ibn. 2002. Isyarat Ilahi: Tafsir Juz `Amma Ibn `Arabi. Terjemahan Cecep Ramli Bihar Anwar. Jakarta: Hikmah. `Arabi, Ibn. 1994. Sufi-Sufi Andalus. Terjemahan M.S. Nasrullah. Bandung: Mizan. Dalimunthe, Sehat Sultoni dan Asmar Yami Dalimunthe. 2015. Petualangan Ilmiah Pendidikan Islam dari Jakarta ke Medan. Depok: Indie Publishing. Huffadh, Darul. 2015. Etta: Meniti di Dalam Cahaya. Sidoarjo: Daffa Publishing. Frager, Robert. 2013. Obrolan Sufi. Terjemahan Hilmi Akmal. Jakarta: Zaman. Hajjat, Muhammad Fauqi. 2013. Tasawuf Islam dan Akhlak. Terjemahan Kamran As`at Irsyadi dan Fakhri Ghazali. Cet. 2. Jakarta: Amzah. Hilal, Ibrahim. 2002. Tasawuf: Antara Agama dan Filsafat. Terjemahan Ija Suntana dan E. Kusdian. Bandung: Pustaka Hidayah. Al-Ghazali, Imam. Ihya Ulumuddin. Jilid IV. Isa, `Abdul Qadir. Haqaiq `An al-Tashawwuf. Ebook. Isa, Abdul Qadir. 2005. Hakekat Tasawuf. Jakarta: Qisthi Press. Jumantoro. Totok dan Samsul Munir Amin. 2005. Kamus Ilmu Tasawuf. t.k: Amzah. Kertanegara, Mulyadhi. 2006. Menyelami Lubuk Tasawuf. Jakarta: Erlangga. 222 Khalid, Khalid Muh. Karakteristik Perihidup Enam Puluh Sahabat Rasulullah. Terjemahan Mahyuddin Syaf. dkk. Bandung: Diponegoro. Loir, Chambert Hendri dan Calaude Guillot. 2007. Ziarah dan Wali di Dunia Islam. Terjemahan PT. Serambi. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Mulyati, Sri, dkk. 2004. Tarekeat-Tarekat Mu`tabarah di Indonesia: Mengenal dan Memahami. Jakarta: Prenada Media. Muslim, Imam. Shahih Muslim. Juz VIII. Semarang: Toha Putra. Muslim, Imam. Shaheh Muslim. Juz VII. Semarang: Toha Putra. Noer, Kautsar Azhari. 1995. Ibn `Arabi: Wahdatu al-Wujud dalam Perdebatan. Jakarta: Paramadina. Noer, Kautsar Azhari. 1995. Ibn al-`Arabi: Wahdatul Wujud dalam Perdebatan. Jakarta: Paramadina. Said, Ahmad Fuad. 1976. Sejarah Syeikh Abdul Wahab Tuan Guru Babussalam. Langkat: Pustaka Babussalam. Shihab, Alwi. 2002. Islam Sufistik. Cet. 2. Bandung: Mizan. Shihab, M. Quraish. 2014. Membaca Sirah Nabi Dalam Sorotan al-Qur’an dan Hadist-Hadits Shahih. Cet. IV. Jakarta: Lentera Hati. Simuh. 2018. Sufisme Jawa. Transformasi Tasawuf Islam ke Mistik Jawa. Cet. II. Jakarta: Narasi. Siroj, Said Aqil. 2006. Tasawuf Sebagai Kritik Sosial. Bandung: Mizan. Smith, Margaret. 1997. Rabi`ah: Pergulatan Spritual Perempuan. Terjemahan Jamilah Baraja. Surabaya: Risalah Gusti. Tsabit, Muhammad Khalid. 2018. Ma`rifatul Auliya. Terjemahan M. Tamam Wijaya. t.t: Qof. 224 PROFIL PENULIS Sehat Sultoni Dalimunthe bin H. Abdul Rahman Dalimunthe lahir di Gunung Tua, Senin, 4 Dzulhijjah 1392H/8 Januari 1973. Alumni Pondok Modern Gontor Ponorogo tahun 1993. S-1 PAI tahun 1999 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung (sekarang UIN). Magister Filsafat Pendidikan Islam tahun 2002 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Doktor Filsafat Pendidikan Akhlak Tahun 2015 di UIN Sumatera Utara. Dosen STAIN Malikussaleh Lhokseumawe sejak tahun 2005-2016. Sejak 1 Februari 2017, pindah tugas ke IAIN Padangsidimpuan. Karya tulis penulis yang diterbitkan: Cara Cepat Belajar Bahasa Inggris (1994). Pesan Ramadhan dari Mesjid Istiqamah PT. Arun NGL (2004: Editor). Risalah Ramadhan Tahun 2007-2008 (2010, Editor). Konsep Pendidikan Sang Pembaharu Yang Berpengaruh (2010), Epistemologi Pendidikan Islam (2010), Islam Agama Kesehatan (2010), Ke Mekah Apa Yang Kamu Cari (2011), Epistemologi Hukum Islam (2011, Editor), Filsafat Ilmu: Mengembalikan Misi-Misi Ilmu Berdasarkan AD/ART Filsafat (2011), Wisata Ilmiah Pendidikan Islam di Pondok Surya: Mendesain Panorama Berpikir Para Doktor (2013), Travelling Intelektual Pendidikan Islam: Dari Pondok Surya ke Sibah Island (2013, Editor), Petualangan Ilmiah Pendidikan Islam dari Jakarta ke Medan: Jihad Ilmiah Menuju Kesempurnaan (2014), Ontologi Pendidikan Islam: Mengupas Hakekat Pendidikan Islam: (2015), Filsafat Pendidikan Akhlak (2016), Menutur Agama Dari Atas Mimbar (2017). Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Bangunan Ilmu Islamic Studies (2018). Ontologi Pendidikan Islam: Mengupas Hakikat Pendidikan Islam dari 225 Konsep Khlaifah, Insan Kamil, Takwa, Akhlak, Ihsan, dan Khairul Ummah, Edisi Revisi (2018). Islam Agama Kesehatan: Menganalisa Konsep Islam Tentang Makanan, Minuman, Kebersihan, dan Ibadah Shalat, Puasa, serta Haji, Edisi Revisi (2019), Jaringan Ulama Kedah dan Tabagsel (2020), Sejarah Pendidikan Pesantren di Kabupaten Padang Lawas Utara (2020).