Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
11 pages
1 file
Tata letak merupakan salah satu perencanaan seperti aspek teknik perancangan dan pelaksanaan dalam pembangunan serta aspek lain seperti pemindahan bahan, perancangan tata kerja dan hal lainnya (Apple,1977). Defenisi tata letak secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas-fasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi pada suatu produksi (Wignjosoebroto,1995).
a. Memahami proses ayunan fisis b. Menentukan pusat massa berbagai bentuk benda tegar c. Menentukan pusat massa dengan ayunan fisis d. Menentukan percepatan gravitasi dengan menentukan ayunan fisis II. Landasan Teori Bandul fisis adalah bandul yang berosilasi secara bebas pada suatu sumbu tertentu dari suatu benda rigid (kaku) sembarang. Berbeda dengan bandul matematis, pada bandul fisis tidak bisa mengabaikan bentuk, ukuran dan massa benda. A. Menentukan Pusat Massa Berbagai Bentuk Benda Tegar Benda tegar yaitu suatu benda dimana jarak antara semua partikel komponennya tetap, untuk semua tujuan praktis, tak berubah di bawah pengaruh suatu gaya atau torka. Oleh karena itu, sebuah benda tegar tetap bentuknya selama bergerak. Gerakan sebuah benda tegar dapat dibedakan menjadi dua macam. Gerakan merupakan translasi bila semua partikel membentuk lintasan sejajar sedemikian sehingga garisgaris yang menghubungkan dua titik sembarang dalam benda itu tetap sejajar terhadap posisi awalnya. Gerakan merupakan rotasi mengitari sebuah sumbu bila semua partikel membentuk lintasan melingkar terhadap sebuah garis yang dianggap sumbu rotasi. Sumbu dapat tetap atau berubah arahnya relatif terhadap benda selama gerakan. Gerakan yang paling umum dari suatu benda tegar selalu dapat dianggap sebagai kombinasi gerak rotasi dan translasi. ( Dasardasar Fisika Universitas, Edisi Kedua. Jilid 1 Mekanik dan Termodinamika, Marcelo Alonso dan Edward J Finn. Hal 206).
Pengantar Hukum dan pengadilan tidaklah berada di ruang hampa, ia selalu berada " in beetwen " proses dan progress kehidupan social nyata dengan segala kompleksitas dan kontekstualitasnya. Konsep " hukum dan ketertiban " (law and order) haruslah dipahami bukan dalam maknanya yang statis, dimana hukum dibuat untuk hukum itu sendiri, tetapi dalam maknanya yang dinamis, dalam arti ia terus berproses, berprogres, berinteraksi serta beradaptasi dengan dinamika perkembangan dan perubahan social. Konsep hukum dan ketertiban harus dipahami dan ditempatkan dalam bingkai " hukum dan kemasyarakatannya ". Hukum, termasuk putusan pengadilan (hakim), idealnya mampu secara simultan merefleksikan nilai-nilai dasar kepastian (validitas juridis), nilai dasar kemanfaatan (validitas sosiologis), serta nilai dasar keadilan (validitas filosofis) yang kesemuanya bermuara pada penghargaan dan perlindungan nilai-nilai kemanusiaan. Hukum diciptakan untuk kemanusiaan, bukan sebaliknya kemanusiaan dikorbankan atas nama hukum. Namun harus diakui mewujudkan ketiga nilai dasar tersebut secara integral bukanlah hal yang mudah. Ada muatan antinomy dan saling menegasikan antara satu nilai dasar dengan nilai lainnya, seyogyanya dapat diupayakan bahwa suatu hukum atau putusan hakim (pengadilan) mampu mereflesikan ketiga nilai dasar tersebut secara proporsional sesuai dengan kontekstualitasnya, agar suatu putusan hakim mampu menyelesaikan masalah secara berkepastian, berkeadilan sekaligus berkemanfaatan dan bukan justru menjadi penyebab timbulnya persoalan baru. Dalam kerangka acuan panitya FGD PERADI, meski tanpa uraian data atau fakta (saya kira sudah menjadi rahasia umum " facta-notoir " putusan-putusan pengadilan dirasakan masih jauh memenuhi rasa keadilan dalam masyarakat) menyimpulkan bahwa putusan-putusan pengadilan yang berkepala " Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa " (KBKYME) dalam prakteknya perlu ditelaah kembali, karena ia berdampak signifikan bagi perkembangan pendidikan dan ilmu hukum. Di sisi yang lain profesi Advokat sebagai professional menuntut selalu mengedepankan peran akademiknya selalu menelaah " makna keadilan ". Situasi inilah yang melahirkan tiga pertanyaan-pertanyaan yang menjadi bahan dan akan dibahas dalam diskusi ini, yaitu: (1) Apakah tidak sebaiknya Putusan Pengadilan yang berirah-irah " demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, diubah menjadi demi keadilan berdasarkan pancasila?, (2)Apakah putusan Pengadilan selama ini sudah mengandung makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila? Dan yang ke (3) Bagaimana pengaruh Pancasila dalam proses penegakan hukum di Indonesia (mulai dari penyelidikan hingga putusan)?
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Dia penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
1. Posisi Ibu yang sedang menjalani persalinan harus mengupayakan posisi yang nyaman baginya dengan catatan tidak ada kontraindikasi dari posisi tersebut. posisi yang dapat diambil antara lain : telentang (dengan kepala tempat tidur pada sudut iklinasi atau datar) , rekumben lateral, dada lutut, tangan lutut, duduk, berdiri, berjalan , dan jongkok. 2. Mobilisasi Pada saat fase laten , menuju ke pesalinan masih cukup lama , apalagi kalau ibu hamil tersebut primigravida. maka tidak ada salahnya jika ibu difasilitasi untuk mobilisasi seperti jalan-jalan di sekitar tempat bersalin. 3. Nutrisi dan Hidrasi Pemeberian makanan dan minuman saat persalinan dahulu menjadi kontroversi yang panjang .karena atas pertimbangan selama persalinan motilitas usus menurun sehingga ditakutkan terjadi nausea atau mual-muntah saat persalinan. namun evidence based terkini menyebutkan bahwa makan dan minum saat persalinan diperbolehkan , apalagi masih dalam fase laten. Mengingat untuk persalinan diperlukan tenaga / energi yang sangat banyak. untuk alternatif dari motalitas usus yang menurun maka dianjurkan makanan yang diberikan dapat dicerna dengan cepat dan mempunyai kadar kalori yang tinggi , makanan tersebut antara lain seperti agar-agar , pudding , biscuit , untuk minumannya bisa diberikan Teh manis hangat , Jus yang konsistensinya cair (seperti Jus strawberry manis), atau minuman pengganti elektrolit juga bisa diberikan , tetapi tetap yang menjadi anjuran adalah minum air teh manis hangat , karena atas pertimbangan cepat menjadi energi. 4. Rasa Nyaman Rasa nyaman behubungan juga dengan kebutuhan psikologis , bidan harus bisa memfasilitasi tentang pemenuhan kebutuhan rasa nyaman ini. yang pertama bisa bidan lakukan adalah dengan memberikan informasi tentang perubahan apa saja yang terjadi pada fase laten ini , meciptakan ruangan yang nyaman (Bersih, rapih, wangi,kondusif) (Buku Ajar Asuhan Kebidanan, 2007) B. Kebutuhan Fisik Kala 1 Fase Aktif 1. Manajemen nyeri Seiring dengan bertambahnya pembukaan serviks pada fase aktif, rasa nyeri yang dirasakan ibu pun akan semakin bertambah. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen nyeri agar nyeri yang dirasakan ibu dapat berkurang atau teralihkan. Ada dua pendekatan dalam manajemen nyeri yaitu pendekatan nonfarmakologis dan farmakologis. Pendekatan nonfarmakologis misalnya : relaksasi dan distraksi, imajinasi atau visualisasi, masase atau pijatan, hidroterapi, akupresur, dan sebagainya. Sedangkan pendekatan farmakologis contohnya : pemberian obat jenis sedatif/tranquilizer, opioid, dan sebagainya. 2. Kebutuhan nutrisi dan hidrasi Ada dua pendapat mengenai pemberian makan dan minum melalui mulut pada ibu selama persalinan, ada yang melarang makan dan minum melalui mulut karena lambung kosong menurunkan risiko aspirasi pneumonia pada kasus yang memerlukan anestesia umum. Namun, ada juga pendapat yang tidak setuju dengan hal itu, dengan alasan yang menjadi masalah adalah makanan padat, karena
Ruang lingkup pekerjaan rancangan fasilitas
Dalam suatu industri, cara-cara menurunkan biaya untuk mengimbangi harga bahan baku yang terus meningkat, salah satunya yaitu memperbaiki biaya dengan perancangan ulang fasilitas dan tata cara kerja. Rancangan fasilitas sangat penting guna menghasilkan produk yang baik serta kinerja produksi industry yang efektif dan ekonomis. Kurangnya perencanaan rancangan fasilitas dapat mempengaruhi kinerja produksi yang tidak efektif dan hasil yang kurang optimal. Hasil dari rancangan fasilitas yang baik yaitu peningkatan produktivitas dan tercapainya tujuan-tujuan awal rancangan fasilitas suatu industry.
Menurut Wignjosoebroto (1995), tujuan utama perancangan tata letak adalah optimasi pengaturan fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem produksi akan maksimal. Adapun secara rinci tujuan perancangan tata letak fasilitas diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan area yang ada.
Perancangan tata letak yang optimal akan memberikan solusi dalam penghematan penggunaan area (space) yang ada, baik area produksi, gudang, service dan untuk departemen lainnya.
2. Pendayagunaan pemakaian mesin, tenaga kerja dan fasilitas produksi lebih besar.
Pengaturan yang tepat akan dapat mengurangi investasi dalam peralatan dan perlengkapan produksi.
Meminimumkan material handling.
Selama proses produksi akan selalu terjadi aktivitas perpindahan, baik bahan baku, tenaga kerja, mesin ataupun peralatan produksi lainnya. Proses perpindahan ini memerlukan biaya yang relatif cukup besar. Dengan demikian perancangan tata letak yang baik harus mampu meminimalkan aktivitas pemindahan bahan. Tata letak sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan jarak angkut dari masing-masing fasilitas dapat diminimalisir.
4. Mengurangi waktu tunggu, kemacetan dan kesimpangsiuran.
2 Waktu tunggu dalam proses produksi (production delays) yang berlebihan akan dapat dikurangi dengan pengaturan tata letak yang terkoordinasi dengan baik. Banyaknya perpotongan dari suatu lintasan produksi seringkali menyebabkan terjadinya kemacetankemacetan.
Memberikan jaminan keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi tenaga kerja.
Tenaga kerja tentu saja menginginkan bekerja dalam lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan. Hal-hal yang dianggap membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan kerja harus dihindari.
Mempersingkat proses manufaktur.
Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dengan operasi berikutnya, maka waktu yang diperlukan oleh bahan baku berpindah dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain dapat dipersingkat. Dengan demikian total waktu produksi juga dapat dipersingkat.
Mengurangi persediaan setengah jadi.
Persediaan barang setengah jadi (work in process inventory) terjadi karena belum selesainya proses produksi dari produk yang bersangkutan. Persediaan barang setengah jadi yang tinggi tidak menguntungkan perusahaan karena dana yang tertanam sangat besar.
Perancangan tata letak yang baik hendaknya memperhatikan keseimbangan lintasan (line balancing), karena menumpuknya barang setengah jadi salah satunya disebabkan oleh tidak seimbangnya lintasan produksi.
Mempermudah aktivitas supervisor.
Penempatan ruangan supervisor yang tepat akan memberikan keleluasaan bagi supervisor untuk mengawasi aktivitas yang sedang berlangsung.
Fungsi dari perencanaan dan perancangan fasilitas yaitu seluruh kombinasi antar kegiatan yang telah disusun akan menghasil kegiatan atau proyek lain yang kemungkinan dapat terjadi walaupun kegiatan tersebut tidak bersifat penting dan kegiatan-kegiatan tersebut dibutuhkan juga keprihatinan. Kebutuhan tetap rancangan fasilitas dimaksudkan bahwa setelah rancangan fasilitas berjalan maka dibutuhkan rancangan jangka panjang guna memperbaiki atau mengevaluasi pekerjaan atau operasi pabrik sehingga pabrik terus berkembang, diperluas, atau terjaminnya kesuksesan pada rencana induk. Adapun kegiatan yang dilakukan seperti analisis,memperkirakan,memperbaiki dan hal lainya.
Pada gambar 1.1. perusahaan menentukan arah bagi pemenuhan kebutuhan konsumen melalui :
a. Penelitian pasar -menentukan apa yang dibutuhkan konsumen b. Identifikasi penjualan -menentukan berapa banyak barang yang akan dijual c. Perancangan produk -menentukan rincian produk d. Perancangan proses -menentukan cara memebuat produk e. Perancangan operasi -menentukan metode pengerjaan untuk mengefektifkan kegiatan dan menentukan jumlah mesin serta tenaga kerja yang dibutuhkan f. Perancangan fasilitas -menentukan aliran bahan, merancang susunan kegiatan, untuk memperoleh penyaluran bahan yang urut dan efektif pada saat pengerjaan Adapun langkah-langkah proses rancangan percobaan:
Perubahan rancangan
Seiring dengan perubahan rancangan produk maka akan menuntut perubahan proses atau operasi yang diperlukan. Sehingga hal ini memerlukan perancangan ulang tataletak.
Perluasan departemen
Jika suatu perusahaan melakukan penambahan volume produksi untuk yang serupa dengan produk yang dikerjakan selama ini ada beberapa kemungkinan tentang adanya perubahan pada tata letak. Perubahan mungkin hanya dengan penambahan sejumlah mesin dengan memperluas/membuat ruangan baru pada suatu departemen. Tetapi ada kalanya jika penambahan produksi menuntut perubahan proses maka tidak tertutup kemungkinan diperlukannya perubahan seluruh tata letak. Misalnya, pada suatu perusahaan pakaian jadi selama ini terdapat peralatan yaitu mesin jahit dalam jumlah ratusan, karena dilakukan penambahan volume produksi maka harus dilakukan penambahan peralatan, sedangkan ruangan yang ada tidak mencukupi maka perlu dilakukan perluasan departemen.
Pengurangan departemen
Penurunan volume produksi dalam suatu perusahaan perlu untuk dilakukan penelitian yang seksama, apakah penurunan tersebut disebabkan oleh permintaan pasar yang cenderung menurun atau sebab-sebab lain. Jika penurunan tingkat produksi disebabkan permintaan pasar yang cenderung menurun, dan penurunannya bersifat tetap pada titik tertentu maka yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen adalah melakukan pengurangan peralatan atau pengurangan departemen yang ada.
Penambahan produk baru
Suatu persoalan baru bisa timbul jika suatu perusahaan akan menambah produk baru di samping masih tetap memproduksi produk yang sudah ada. Jika produk baru tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda sama sekali dengan produk yang sudah ada maka seringkali harus dilakukan penambahan atau penggantian peralatan/mesin disana-sini.
Dengan penambahan dan penggantian peralatan/mesin dan mungkin sistem produksinya maka juga diperlukan relayout atau penyusunan ulang dari tata letak atau mungkin memerlukan penyiapan departemen baru atau seksi baru, atau bahkan pabrik baru.
Memindahkan satu departemen
Pemindahan suatu departemen harus dilakukan dengan kajian yang mendalam, karena memindahkan suatu departemen dapat menimbulkan masalah tata letak yang besar dan ongkos yang cukup besar. Salah satu alasan untuk melakukan pemindahan suatu departemen adalah jika tata letak departemen memang kurang memenuhi kriteria perancangan tata letak fasilitas. Misalnya perencanaan fasilitas yang ada tidak memenuhi konsep aliran material, sehingga efektivitas kerja dari sumber daya manusia tidak optimal. 5 6. Penambahan departemen baru Salah satu sebab dilakukannya penambahan suatu departemen baru adalah adanya pekerjaan yang belum pernah ada selama ini. Adanya pekerjaan baru ini bisa terjadi karena manajemen perusahaan memutuskan untuk membuat suatu komponen sendiri yang sebelumnya dibeli dari perusahaan lain dengan pertimbangan biaya yang lebih murah. Selain itu persoalan penambahan departemen baru ini juga dapat timbul karena perusahaan akan memusatkan suatu pekerjaan yang sebelumnya merupakan bagian pekerjaan dari beberapa departemen. Misalnya pekerjaan mesin potong dari seluruh departemen digabung ke dalam satu departemen.
Peremajaan peralatan yang rusak
Depresiasi peralatan/mesin merupakan konsekuensi dari penggunaan peralatan. Dalam periode waktu tertentu depresiasi akan mencapai suatu titik dimana peralatan tersebut sudah tidak produktif lagi bahkan sudah tidak dapat dipergunakan lagi. Untuk mengetahui tingkat produktivitas dari peralatan tersebut maka manajemen harus selalu memantau perkembangan kelayakan dari peralatan atau mesin produksinya. Jika peralatan dinilai sudah tidak dapat memberikan kontribusi bagi produktivitas perusahaan maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan peremajaan peralatan tersebut. Apabila peremajaan peralatan menggunakan jenis yang sama persoalan tata letak tidak begitu bermasalah, dalam hal ini hanya diperlukan pembongkaran dan pemasangan ulang. Yang menjadi persoalan adalah bahwa dalam peremajaan peralatan ini seringkali mengharuskan digunakannya jenis peralatan yang berbeda dari sebelumnya, dengan pcrtimbangan peralatan yang digunakan harus lebih produktif. Perbedaan bisa dilihat dari bentuk ukuran dan kapasitas produksi peralatan tersebut. Dalam persoalan ini tidak menutup kemungkinan dilakukannya penataan ulang.
Perubahan metode produksi
Seringkali, dalam rangka efisiensi perusahaan, dilakukan perubahan metode produksi.
Betapapun kecilnya perubahan metode produksi ini akan berpengaruh bagi perencanaan fasilitas secara keseluruhan.
Penurunan biaya
Masalah utama dalam perencanaan fasilitas adalah mengenai biaya. Seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan akan sangat tergantung dari kemampuan mengatasi masalah-masalah di atas.
Perencanaan fasilitas baru
Perencanaan fasilitas baru biasanya dilakukan oleh suatu perusahaan ketika perusahaan akan membuka cabang baru pada lokasi yang berbeda dengan perusahaan lamanya. Perencanaan fasilitas baru dilakukan dengan pertimbangan untuk memperluas 6 jaringan perusahaan dan terkait dengan proses distribusi barang yang lebih optimal.
Proses perencanaan fasilitas baru hampir sama dengan proses pendirian pabrik baru, seperti penggunaan prinsip prinsip dalam penentuan lokasi, perancangan tata letak, pengadaan peralatan dan proses lainnya dalam pendirian pabrik.
arXiv (Cornell University), 2022
SSRN Electronic Journal, 2010
Jurnal INTEKNA : Informasi Teknik dan Niaga, 2021
Religions, 2020
Journal of Insect Physiology, 2012
Médecine et Maladies Infectieuses, 2001
Cancer cell, 2017