JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS
Vol. 5, No. 1, April 2021.
Strategi pemasaran pada the ritz carlton spa nusa dua bali
Ni Wayan Anik Swandewi 1), Agung Sri Sulistyawati 2), Ni Ketut Arismayanti 3)
Fakultas Pariwisata
[email protected])
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi kunjungan wisatawan yang tidak memenuhi target b eberapa
tahun seperti tahun 2015 dan tahun 2017 serta presentase kunjungan wisatawan yang menginap d i
hotel pun sangat minim meskipun telah dilakukan beberapa promosi-promosi penjualan. Tingginya
rata-rata occupancy hotel tidak menjadikan semua wisatawan yang menginap di The Ritz Carlt on
Hotel berkunjung ke spa. Pada tahun 2015, terdata hanya 29,7% wisa tawan y ang m en ginap d i
hotel The Ritz Carlton dari total occupancy hotel yang mengujungi spa. Pada tahun 2 0 16 t erdata
6,6%, tahun 2017 terdata 5,9% dan tahun 2018 terdata 6,7% dari total occupancy yang
mengunjungi spa. Ditambah lagi dengan sedikitnya kunjungan wisatawan dari luar h ot el k e sp a .
Mengingat dari hotel berbintang lima lainnya di kawasan Sawangan, The Ritz Carlton hotel masih
tergolong baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lingkungan internal dan eksternal sert a
strategi pemasaran spa The Ritz Carlton Spa.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis d esk rip t if
kualitatif dan analisis SWOT dibantu dengan teknik skala Li kert. Tek nik p engu mpulan d ata
didapatkan dari hasil observasi, wawancara, kuesioner, st u di k ep ustakaan d an d okumentasi.
Teknik penentuan informan yang digunakan yaitu Purposive S ampl ing . Tekn ik Pengambila n
sampel menggunakan rumus Slovin berjumlah 100 orang responden dengan accidental sa mpl ing
sebagai penyebaran kuesionernya.
Hasil penelitian menyatakan bahwa lingkungan internal berisi seg men t ing , t a rget in g d an
positioning serta bauran pemasaran 9P. Lingkungan eksternal berisi faktor politik, hukum,
ekonomi, sosial budaya, teknologi dan lingkungan media. Strategi SO adalah strategi menciptakan
program treatment baru atau program healing berbasis tradisi budaya Bali. St ra t egi WO y a k ni
strategi peningkatan kualitas SDM agar dapat memberikan pelayanan maksimal. Strategi ST leb ih
memperkenalkan brand The Ritz Carlton Spa. Strategi WT adalah memperbaiki kualit as p ro duk
dan jasa agar dapat bersaing di pasaran.
Kata Kunci: Strategi, Pemasaran, Spa, Hotel
Abstract
This research is motivated by tourist visits that do not meet the target of several yea rs su ch
as 2015 and 2017 and the percentage of tourist visits staying at hotels is also very minimal despite
several sales promotions. The high average hotel occupancy does not make all tourists staying a t
The Ritz Carlton Hotel visit the spa. In 2015, only 29.7% of tourists stayed a t Th e Ri t z C a rl to n
hotel out of the total hotel occupancy that visited the spa. In 2016 recorded 6.6%, in 2017
recorded 5.9% and in 2018 recorded 6.7% of the total occupancy who visited the spa. Along wit h
the lack of tourist visits from outside the hotel to the spa. Considering that other five-star hotels in
the Sawangan area, The Ritz Carlton hotel is still relatively new. This study aims to determine t h e
internal and external environment and marketing strategies of The Ritz Carlton’s Spa.
The data analysis technique used in this study was quali ta ti ve d escrip ti ve a nal ysi s a nd
SWOT analysis was assisted by a Likert scale technique. Data collection techniques are obt ai ned
from the results of observations, interviews, questionnaires, literature studies and documentati on.
The informant determination technique used is Purposive Sampling. The sampling technique u ses
the Slovin formula totaling 100 respondents with accidental sampling as the d i stri but ion o f t he
questionnaire.
The results of the study stated that the internal envi ro nment co nt ai ned 9 P segment ing ,
targeting and positioning as well as the marketing mix. The external environment contains
political, legal, economic, socio-cultural, technological and media environment fact ors. Th e S O
strategy is a strategy for creating new treatment programs or healing programs based on Balinese
cultural traditions. WO strategy is a strategy to improve the quality of human resources i n o rder
54
JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS
Vol. 5, No. 1, April 2021.
to provide maximum service. The ST strategy further introduces the Ritz Carlton Spa brand. WT's
strategy is to improve the quality of products and services in order to compete in the market.
Keywords: Strategies, Marketing, Spa, Hotel
I. PENDAHULUAN
Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk di kembangkan sebagai
salah satu sumber pendapatan daerah dengan membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat setempat, yang tentunya mampu menaikkan taraf hidup masyarakat Bali.
Pulau Bali telah dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai Negara di seluruh dunia.
Karena dengan melaksanakan aktivitas kepariwisataan dapat meningkatkan daya
kreativitas, mengurangi kejenuhan kerja, membuka wawasan mengenai suatu budaya,
relaksasi, mengetahui peninggalan yang berhubungan dari suatu bangsa, serta melakukan
bisnis (Wiyasa, 1997). Menurut Jaya Pramono (2012), meningkatnya semangat
multikultur dunia yang memunculkan pengakuan adanya persamaan warna kulit, hak
ekonomi, hak sosial, hukum dan lainnya, yang berdampak pada timbulnya keinginan
untuk mengalami relaksasi, untuk mengurangi depresi, stress, serta menciptakan sebuah
gaya hidup yang bersemangat dan menyenangkan atau mencoba keluar dari rutinitas
harian yang ada. Kondisi inilah yang menciptakan bertumbuhnya kegiatan wellness and
spa sangat dicari oleh wisatawan.
The Ritz Carlton Hotel Nusa Dua merupakan salah satu hotel berbintang lima
yang ada di Kabupaten Badung. The Ritz Carlton Hotel berdiri di tanah seluas 12.7Ha.
Berdasarkan pendiri awalnya, Horst Schulze, Herve Humler dan William B. Johnson, The
Ritz Carlton Company memiliki tradisi yakni “luxury surrounding throughout property”.
Salah satu fasilitas luxury yang ditawarkan The Ritz Carlton Hotel adalah fasilitas spa
yang merupakan tempat favorite wisatawan untuk relaksasi. The Ritz Carlton
memberikan beberapa fasilitas tambahan untuk melengkapi Spa yakni Wet facilities,
Fitness center, Yoga, Muse Hair Salon dan Gift Shop.
Jumlah kunjungan wisatawan ke The Ritz Carlton Spa pada tahun 2015 dan 2017
tidak memenuhi target bahkan dengan tingginya rata-rata occupancy hotel tidak
menjadikan semua wisatawan yang menginap di The Ritz Carlton Hotel berkunjung ke
spa. Pada tahun 2015, terdata hanya 29,7% wisatawan dari dalam hotel The Ritz Carlton
dari total occupancy hotel yang mengujungi spa. Pada tahun 2016 terdata 6,6%, tahun
2017 terdata 5,9% dan tahun 2018 terdata 6,7% dari total occupancy yang mengunjungi
spa. Ditambah dengan sedikitnya kunjungan wisatawan dari luar hotel mengingat Nusa
Dua adalah area exclusive dengan deretan hotel berbintang lima. The Ritz Carlton Hotel
bukanlah satu-satunya hotel yang menawarkan fasilitas spa dengan keunikannya. Hotel
berbintang lima lain berlomba-lomba untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dengan
memberikan pelayanan yang baik dan membuat berbagai macam promosi. Atas dasar
kunjungan wisatawan yang sedikit dari dalam maupun luar hotel maka penelitian ini
bermaksud meneliti pemasaran yang dilakukan dan strategi pemasaran yang dapat
dilakukan dengan tujuan untuk memaksimalkan pemasaran dan pelayanan serta
meningkatkan kunjungan wisatawan ke spa.
2. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini sampel yang dipakai adalah 100 orang, dasar pengggunaan 10%
karena merupakan angka yang cukup ideal dan sederhana perhitungannya dari yang telah
dijelaskan. Selain itu juga karena mempertimbangkan waktu dan dana yang ada pada
penelitian ini.Berdasarkan perumusan tersebut, penelitian ini akan melakukan pembagian
kuesioner kepada 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah accidental sampling. Analisis data dalam hal ini bersifat deskirptif
kualitatif, menurut Astina, (2002:50) analisis deskriptif kualitatif yaitu data yang telah
terkumpul berbentuk kata atau kalimat yang diperoleh dari berbagai sumber baik dari
hasil wawancara mendalam atau pengamatan secara langsung di lapangan dan kajian
55
JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS
Vol. 5, No. 1, April 2021.
pustaka disusun ke dalam teks yang telah di analisis melalui interpretasi guna
memperoleh makna.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Lingkungan Internal :
1. Segmenting
Tabel 3. 1 , Segmenting The Ritz Carlton Spa
Variabel
Indikator
1) Segmentasi berdasarkan geografi
Segmenting
Pembahasan
Wisatawan asal Australia, Asia, Eropa
Amerika dan Afrika
2) Segmentasi berdasarkan demografi
Wisatawan berumur 17 tahun ke atas
3) Segmentasi berdasarkan psikografi
-
4) Segmentasi berdasarkan tingkah laku
Sumber : Data diolah, (2019).
-
Pertimbangan psikografi dan pertimbangan tingkah laku tidak dilakukan oleh The
Ritz Carlton Spa karena sikap dan gaya hidup seseorang yang menginap di Ritz Carlton
Hotel sudah dapat dipastikan mengingat Ritz Carlton merupakan hotel berbintang lima
di Bali dengan harga kamar dan spa khususnya yang tidak murah.
1. Targeting
Target pasar Asia dan Eropa khususnya honeymooner lalu family guest dan group
meeting atau group spa. Hal ini dikarenakan fasilitas lengkap yang dimiliki oleh hotel
sendiri sangat cocok untuk wisatawan target spa. Honeymooner yang biasanya hanya
ingin berada di dalam hotel dan melakukan couple treatment. Untuk wisatawan yang
datang dengan keluarga dan anak-anak pun sangat disarankan karena fasilitas The Ritz
Kids yang dimiliki oleh bisa menjadi tempat bermain yang disukai anak-anak. Selain itu
target pasar Asia dan Eropa dipilih karena banyaknya kunjungan wisatawan asal benua
tersebut (lihat karakteristik wisatawan berdasarkan Negara Asal). Tingkat persaingan
pasar dapat dihadapi dengan keunikan perawatan dan fasilitas yang ditawarkan oleh spa
yakni perawatan Indian Ocean Ritual dan pelayanan ramah dan cepat yang diberikan oleh
staff untuk mencapai kepuasan wisatawan.
Positioning
Posisi pasar atau image yang diciptakan oleh The Ritz Carlton Spa adalah sesuai
dengan image yang diciptakan oleh hotelnya sendiri yakni luxury spa dengan tema the
source of life Bali. Image ini dipilih karena terinspirasi dari Indian Ocean yang menjadi
sumber kehidupan di Bali yang terlihat pada kebanyakan ritual upacara keagamaan di
Bali terpusat pada air dan laut. Kegiatan pendukung untuk citra ini adalah dari pagi ha ri
dimulai dengan mebanten pada pagi hari, tradisional musik rindik yang dapat ditemui di
lobby The Ritz Carlton, surf initiation class, everyday morning sunrise yoga class,
melayangan atau kite runner dan jajanan yang dibuat dari bahan kelapa.
2.
3.
Bauran Pemasaran 9P
1) Product, The Ritz Carlton Spa menawarkan perawatan massage, facial, body
wrap scrub, soaking ritual, The Ritz Carlton Spa Signature Massage. Fasilitasnya
yakni wet facilities, single room treatment, villa spa treatment, retail shop, fitness
center, yoga studio, Balinese bathing pool, Prana relaxation room, soul
purification and sarong concierge.
56
JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS
Vol. 5, No. 1, April 2021.
2) Price, harga yang ditawarkan The Ritz Carlton Spa berkisar untuk perawatan
yang paling murah seharga Rp. 500.000 untuk aromateraphy bath dan paling
mahal seharga Rp. 4.800.000 untuk perawatan dengan pasangan. Harga ini belum
termasuk 21% tax and service.
3) Place, saluran distribusi secara langsung adalah melalui sosial media dan media
online langsung dari wisatawan ke staff spa sedangkan saluran distribusi secara
tidak langsung adalah melalui travel agent melalui pihak ketiga.
4) Promotion, promosi melalui promosi penjualan seperti melalui sales call,
promosi melalui iklan secara online social media, website dan melalui majalah,
promosi melaui penjualan yang dilakukan perorangan yakni staff The Ritz
Carlton Spa dengan product knowledge yang dimiliki, selanjutnya promosi
melalui hubungan baik dengan masyarakat yakni dengan melakukan bersihbersih pantai sebulan sekali dan menjadi donator di Yayasan Panti Asuhan
Yayasan Hati Mama.
5) Process, proses dari pemesanan perawatan yang cepat, check in dengan welcome
drink, proses perawatan yang dilakukan terapis handal dan proses check out
dengan complimentary beverage dan proses pembayaran yang cepat.
6) People, staff The Ritz Carlton Spa yang menggunakan tata cara berbahasa dan
bersikap sesuai dengan SOP. Pengetahuan tentang product knowledge adalah hal
yang harus dimiliki semua staff hotel.
7) Physical Evidence, Bangunan fisik spa dikelilingi dengan tanaman dan kolam
yang memperlihatkan konsep luxury. Terinspirasi oleh The Lost City of Petra di
Jordan dimana kita bisa menggambar kesamaan yang sejajar sambil
menggabungkan unsur-unsur asli dengan sentuhan modern dan kontemporer,
sejalan dengan arsitektur hotel keseluruhan.
8) Packaging, paket spa yang ditawarkan tidaklah banyak dan hanya ditawarkan
pada hari-hari tertentu seperti Imlek, Tahun Baru, Hari Natal.
9) Payment, cara pembayaran di The Ritz Carlton spa sangatlah mudah
menggunakan cash, credit card maupun room charge.
3.2 Lingkungan Eksternal
1. Faktor hukum dan politik, Samantha Brown, wisatawan asal Australia dalam
wawancara tanggal 15 Mei 2019 mengatakan pendapatnya mengenai visa dan KITAS
(surat izin tinggal sementara):
“I don’t think it takes a long time just to get holiday visa to Bali. You can take maximum
30 days and extend it. Or as Indonesia gives some nationality free visa as you can pay it
when you arrived at the airport. It’s only USD 30 or something but you can’t extend it.
For KITAS, it takes months to get it, some document or your government make it
complicated. But it is harder for Indonesian to get visa to Australia then us, Australian to
come here, so I am not really complaining.”
Hasil wawancara dengan akademisi Ibu Made Wendri (akademisi) pada tanggal 22
Juli 2019 mengatakan bahwa :
‘seharusnya pemerintah lebih mengumumkan tentang jaminan kesehatan
bagi konsumen, agar tidak terjadi mal praktek sehingga wisatawan tahu
manfaat dari fasilitas dasara dari PerMenKes No. 8 tahun 2014.’
Namun dalam bisnis.com (penulis Satrya, Dosen Hotel & Tourism Business
Fakultas Pariwisata Universitas Ciputra Surabaya, tanggal 04 Januari 2018) menuliskan
bahwa faktor utama yang mempengaruhi situasti pasar valuta dan saham adalah dinamika
politik menuju pilpres yang terkesan tidak kondusif. Nilai tukar rupiah sudah tembus Rp.
14,000 sampai hari ini. Selain itu keamanan saat pemilihan presiden membuat wisatawan
57
JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS
Vol. 5, No. 1, April 2021.
berpikir untuk datang ke Bali, takut adanya demo dan aksi yang akan mempengaruhi
keamanan wisatawan. Untuk wisatawan domestic sendiri, potensi penurunan akitivitas
belanja saat berwisata disebabkan secara psikilogis saat wisatawan hendak keluar dari
hotel untuk bepergian. Pada masa kampanye yang cenderung diisi dengan pengumpulan
massa, konvoi kendaraan serta pengerahan massa yang dilakukan partai politik yang
ditakuti wisatawan juga kerap mengganggu lalu lintas.
2. Faktor ekonomi, Perkembangan industri pariwisata ditujukan untuk meningkatkan
pendapatan daerah dan Nasional dalam rangka membuat dan memperluas kesempatan
bekerja dan lapangan pekerjaan. Hal ini diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan kemakmuran masyarakat, memperkenalkan dan memperdayakan obyek daya tarik
wisata di Indonesia, Bali khususnya.
Hasil wawancara dengan Ibu Wendri pada tanggal 22 Juli 2019, beliau mengatakan
bahwa :
‘perkembangan usaha wellness di Bali sangat menjanjikan, produk
berlimpah sehingga senantiasa berpeluang dengan nuansa yang bervariatif,
berbeda dengan sajian negara lain’.
3. Faktor sosial budaya, Bali yang disebut living museum karena tidak ada pariwisata pun,
masyarakat Bali tetap menjalankan segala aktivitas adat dan religi yang membuat Bali
sebagai salah satu destinasi wisata budaya.
“I don’t think Bali should take more people to come because well, this is a bit
crowded already. Look at the traffic jam. When I first come here, Bali is still a little green
and traffic only cause by huge ceremony. Now, I understand they wanted to develop but
they need to think about limit as well. Maybe make more public transport more like in
Jakarta and more traffic lights” (Samantha Brown, 15 Mei 2019).
Pariwisata memang membuka banyak lapangan pekerjaan untuk usia yang
ditentukan serta membantu kesejahteraan masyarakat namun pemerintah dan masyarakat
juga harus memikirkan tentang keberlanjutan pariwisata agar tidak mengikis daerah hijau
dan membuat polusi meningkat.
4. Faktor teknologi, teknologi membuat segalanya lebih cepat dan mudah. Diawali
dengan pemesanan , check in, check out dan pembayaran dengan mudah. Kemajuan
teknologi juga sangat menghemat biaya promosi dan pemasaran.
5. Faktor lingkungan media, media dapat memberikan kesan yang positif dan
meningkatkan kunjungan wisatawan ke spa namun media juga dapat memberi kesan
negatif atas satu perusahaan dan melalui media online, kesan negatif ini sangat cepat
menyebar dan dilihat oleh wisatawan, maka dari itu perusahaan harus berhati-hati.
3.3 Strategi Pemasaran The Ritz Carlton Spa
Berdasarkan hasil analisis SWOT yang menguraikan tentang kekuatan (strength),
kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threat) yang dimiliki oleh
The Ritz Carlton Spa maka dapat dikemukan strategi pemasaran yang dapat diterapkan
pada The Ritz Carlton Spa dapat dilihat pada Tabel 3.2
58
JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS
Vol. 5, No. 1, April 2021.
Tabel 3.2, Analisis Matriks SWOT Pemasaran The Ritz Carlton Spa
IFAS
(Internal Factor Analysis
Strategy)
EFAS
(External Factor
Analysis Strategy)
Peluang/Opportunities(O)
O1. Berada di daerah ekslusif hotel
dan jauh dari kepadatan dan
titik kemacetan
O2. Kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi
O3. Budaya dan tradisi Bali yang
menarik
O4. Pantai yang menjadi
pemandangan utama hotel
O5. Keamanan Bali yang kondusif
Ancaman /Threats (T)
T1. Kompetitor spa di hotel ber-
bintang lima pada kawasan
yang sama
T2. Bencana alam erupsi Gunung
Agung
T3. Kurangnya kompetensi terapis
Bali
T4. Daya beli konsumen menurun
T5. Daily Spa dengan harga lebih
murah
Kekuatan/Strenght (S)
Kelemahan/ Weaknesses (W)
S1. Keragaman treatment dan fasilitas
lengkap
S2. Keunikan treatment Indian Ocean Ritual
S3. Minyak / oil treatment khas The Ritz
Carlton Spa
S4. Welcome drink dan check out beverage
S5. Kebersihan spa
S6. Akses dan lokasi spa yang strategis
S7. Reservasi, check in, check out yang cepat
dan mudah
S8. Penampilan staff yang baik dan ramah
S9. Lingkungan dan arsitektur bangunan spa
yang indah
S10. Cara pembayaran yang mudah
Strategi SO (Strength Oppotunities)
W1. Kurangnya potongan harga
W2. Harga treatment spa yang mahal
W3. Tidak ada fasilitas transport bagi
outside guest
W4. Iklan spa hanya melalui online
W5. Kurangnya staff yang bisa berbahasa
asing lain selain Bahasa Inggris
W6. Kurangnya paket spa yang menarik
Strategi WO (Weakness Opportunities)
1. Strategi menciptakan program 1. Strategi peningkatan kualitas SDM
treatment baru atau program healing
agar dapat memberikan p elayanan
berbasis tradisi budaya Bali (S1,S2 ,
maksimal (W5,O3,O5);
S3, S4, O3, O4);
2. Strategi penambahan paket – p a ket
spa yang menarik dengan harga
2. Strategi memaksimalkan tekn olo gi
bersaing(W1,W2,W3, O4,);
dengan lokasi strategis, p ela yanan 3. Strategi peningkatan promosi da n
dan proses yang cepat (S5 , S6 , S7 ,
publikasi secara online maupun
S8, S9, S10, O1, O2, O5).
offline (W4, O1, O2).
4. Strategi nilai tambah produk (W1,
W2, O3).
Strategi ST (Strength Threats)
Strategi WT (Weakness Threats)
1.
2.
3.
Strategi lebih memperkuat brand 1. Strategi memperbaiki kualitas produk
The Ritz Carlton Spa ( S1, S2, S3,
dan jasa agar dapat bersaing di
S4, S5, T1, T3);
pasaran (W1, W2, W3, W6, T1, T3,
Strategi memperkuat pangsa pasar (
T4, T5);
S6, S7, S8, T2, T4);
2. Strategi meningkatkan kerjasama
Strategi penerapan harga yang
dan menjaga hubungan baik dengan
dinamis atau bersaing untuk
departemen lain di hotel dan travel
menghadapi persaingan (S2, S9,
agent online maupun offline (W4,
T5).
W5, T2).
Sumber : Hasil Penelitian, (2019).
Berdasarkan Tabel 3.2 di atas maka didapatkan 4 (empat) langkah alternatif strategi The
Ritz Carlton Spa sebagai berikut :
1. Strategi SO (Strength Opportunities)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan yang dimiliki The Ritz Carlton Spa untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Untuk strategi pertama yakni strategi
menciptakan program treatment baru atau program healing berbasis tradisi budaya
Bali, berikut program – program yang dapat diterapkan adalah :
59
JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS
Vol. 5, No. 1, April 2021.
1) Membuat program 60 minutes Balinese healing ritual dengan mendatangkan
Balinese priest (pemangku). Urutan ritual healing adalah dimulai dengan
berbicara masalah, bermeditasi, pengobatan dengan batu suci, sembahyang dan
diberi tirtha.
2) Memanfaatkan wangi – wangian khas dari Bali seperti kayu cendana dan Bunga
kenanga untuk treatment baru. Kombinasi dari 45 minutes Balinese massage dan
15 minutes aromateraphy bath.
3) Menambahkan ‘after treatment beverage’ pada keunikan treatment Indian Ocean
Ritual yakni minuman yang berbahan hasil laut seperti jus rumput laut &
seaweed cookies.
Selanjutnya program-program yang dapat diterapkan guna menjalankan strategi
memaksimalkan teknologi dengan lokasi strategis, pelayanan dan proses yang cepat
adalah sebagai berikut:
1) Memanfaatkan lokasi dan akses yang baik untuk mendapatkan income tambahan
dengan bekerja sama dengan armada transport yang sudah dimiliki dan
menerapkan tarif terjangkau yang akan mempermudah wisatawan.
2) Mempertahankan sistem hotel yang mencatat dan menyimpan jika ada tamu
repeater sehingga kita dapat melihat apa yang disukai dan tidak disukai
wisatawan agar mempermudahkan pelayanan guna mencapai kepuasan
wisatawan.
3) Memanfaatkan lingkungan dan arsitektur bangunan spa yang indah dan prana
relaxation room serta wet facilities saat tamu menunggu jam perawatannya agar
tamu tidak bosan.
4) Mempertahankan kecepatan dan keakuratan dalam reservasi, check in, check out
dan pembayaran agar wisatawan tidak menunggu lama untuk menghindari
komplain.
2. Strategi WO: strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Untuk strategi pertama yakni
strategi peningkatan kualitas SDM agar dapat memberikan pelayanan maksimal,
berikut program – program yang dapat diterapkan adalah :
1) Melakukan pelatihan bahasa asing lain seperti Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang
dan Bahasa Korea dua (2) atau tiga (3) kali seminggu.
2) Pelatihan in house untuk skill massage dan mendatangkan trainer pelatihan
produk Thalgo secara rutin ke semua terapis dan receptionist.
3) Pelatihan product knowledge dan cara menangani komplain wisatawan
khususnya mengenai spa dan bekerja sama dalam pelatihan ini dengan
departemen operasional lain yang biasa berhadapan dengan wisatawan.
Selanjutnya program-program yang dapat diterapkan guna menjalankan strategi
penambahan paket – paket spa yang menarik dengan harga bersaing adalah sebagai
berikut:
1) Lebih banyak membuat paket spa dengan harga net atau harga bersaing yang
dapat dijangkau lebih banyak wisatawan.
2) Menawarkan paket spa tidak hanya pada saat ada Hari Raya besar tertentu namun
membuat paket spa yang diinput dalam menu.
3) Membuat paket spa baru seperti ‘me and my best friend’ mengingat banyak
wisatawan yang berlibur dengan teman dan sahabatnya. Selain itu paket spa
seperti ‘my birthday present / gift’ yang bisa dibeli oleh wisatawan sebagai
hadiah untuk orang terdekatnya. Paket ini dapat dikombinasikan dari perawatan
massage dan facial spa dengan beauty salon serta menambahkan transport bagi
outside guest.
4) Memberi potongan harga atau harga khusus jika ada wisatawan yang anniversary
atau birthday.
60
JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS
Vol. 5, No. 1, April 2021.
Program-program yang dapat diterapkan guna menjalankan strategi peningkatan promosi
dan publikasi secara online maupun offline adalah sebagai berikut:
1) Promosi dengan lebih banyak foto dan video terupdate pada sosial media dan
bekerja sama dengan lebih banyak travel agent, media cetak untuk publikasi
offline.
2) Menambah kerja sama dengan travel agent baik dari dalam maupun luar negeri
3) Mengikuti seminar – seminar yang diadakan di dalam dan luar negeri guna lebih
banyak mempromosikan The Ritz Carlton Spa.
Selanjutnya adalah strategi nilai tambah produk, program – program yang dapat
diterapkan adalah :
1) Untuk menambah nilai produk agar wisatawan merasa harga yang ditawarkan
pantas dengan perawatan yang diberikan, dalam perawatan 60 menit massage
dapat ditambahkan complimentary wet facilities yang dimiliki oleh spa.
2) Selanjutnya bisa juga ditambah free Ritz Carlton gift seperti Ritz Carlton
baseball cap atau Ritz Carlton doll (maskot Ritz Carlton) untuk minimal 2 x 60
menit massage.
3) Menambah pemandangan perawatan seperti pemadangan taman atau hutan dekat
Balinese bathing pool ditambah musik angklung khas Bali.
3. Strategi ST: strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman. Berikut program – program yang dapat diterapkan untuk Strategi
lebih memperkuat brand The Ritz Carlton Spa adalah:
1) Membuat akun website dan akun sosial media khusus untuk The Ritz Carlton Spa
dengan foto- foto video, dan menu – menu terupdate.
2) Menambah akun tripadvisor khusus The Ritz Carlton Spa Bali.
3) Bekerja sama dengan agen perjalanan yang digunakan oleh perusahaan –
perusahaan saat melakukan liburan perusahaan dengan karyawannya guna
menambah penjualan dan memperkenalkan spa.
4) Menyarankan pertemuan hotel-hotel Marriot Internasional untuk mengadakan
seminar khusus wellness and spa guna memperkenalkan dan mempromosikan
keunikan perawatan The Ritz Carlton Spa.
Program selanjutnya untuk strategi memperkuat pangsa pasar adalah:
1) Meningkatkan pengetahuan mengenai target dan pangsa pasar seperti karakter,
kesukaan, ketidaksukaan maupun bahasanya
2) Mengadakan uji kompetensi secara berkala untuk karyawan, spa terapis
khususnya agar mengikuti SOP hotel guna memberikan pelayanan yang baik
untuk wisatawan
Strategi penerapan harga yang dinamis atau bersaing untuk menghadapi persainga n,
program – programnya adalah :
1) Memaksimalkan keunikan, complimentary beverage, spa aromatheraphy dan
ketrampilan skill staff agar dapat bersaing di pasaran.
2) Mengikuti perkembangan pasar dengan memberi harga promosi – promosi
tertentu se up to date mungkin
3) Memberikan harga kontrak spesial untuk agent yang lebih sering dan lebih
banyak membawa wisatawan ke spa (harga yang sedikit lebih murah dari agen
perjalanan lain).
4. Strategi WT: strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Strategi
memperbaiki kualitas produk dan jasa agar dapat bersaing di pasaran, berikut
program – program yang dapat diterapkan adalah :
1) Memperbaiki wet facilities agar selalu berfungsi dengan baik dan tidak membuat
komplain wisatawan.
61
JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS
Vol. 5, No. 1, April 2021.
2) Mempertahankan kebersihan spa khususnya area wet facilities diluar area
bangunan agar selalu tampak bersih.
3) Menjaga kebersihan dan pemakaian alat-alat fitness yang lebih sering dipakai
wisatawan untuk berolahraga dan arena fasilitas ini yang buka 24 jam.
Strategi meningkatkan kerjasama dan menjaga hubungan baik dengan departemen lain di
hotel dan travel agent melalui online maupun offline program kerjanya adalah:
1) Mengundang dan bekerja sama dengan vlogger, youtuber atau wellness
influencer dengan memberikan complimentary treatment dan sebagai gantinya
harus diunggah ke akun sosial media mereka.
2) Menjaga hubungan baik dengan travel agent yang sudah lama dan baru diajak
bekerja sama dengan cara seperti melakukan gathering.
3) Bekerja sama dengan travel agent melalui sosial media guna mengatasi desas
desus ancaman isu Gunung Agung dengan cara membuat gambaran situasi
wilayah Nusa Dua aman dari bahaya radius Gunung Agung.
IV. KESIMPULAN
1. Lingkungan Internal dan Ekternal The Ritz Carlton Spa berdasarkan Segmentasi
pasar The Ritz Carlton Spa adalah wisatawan asal Australia, Asia, Eropa, Amerika
dan Afrika dan pertimbangan demografis adalah dari umur 17 tahun keatas. Target
pasar yakni honeymooner lalu family guest dan group meeting atau group spa. Posisi
pasar atau image yang diciptakan oleh The Ritz Carlton Spa yakni luxury spa dengan
tema the source of life Bali. Bauran Pemasaran Spa dari hasil kuesioner product,
process, physical evidence and payment sudah dikatakan baik. Sedangakan price,
place, promotion, people and packaging masih sangat perlu ditingkatkan.
Lingkungan Eksternal berdasarkan faktor politik hukum mengenai visa, pemerintah
sudah memudahkan dengan adanya visa on arrival, sosial budaya tradisi Bali yang
banyak dicari wisatawan sangat membantu perumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.
Faktor teknologi yang memudahkan pemesanan serta promosi sangat menghemat
biaya dan waktu, namun dengan teknologi juga harus diwaspadai komentar negatif
yang dapat menjatuhkan perusahaan.
2. Strategi Pemasaran Spa
Strategi SO : Strategi menciptakan program treatment baru atau program healing
berbasis tradisi budaya Bali, Strategi memaksimalkan teknologi dengan lokasi
strategis, pelayanan dan proses yang cepat; Strategi WO : Strategi peningkatan
kualitas SDM agar dapat memberikan pelayanan maksimal; Strategi penambahan
paket – paket spa yang menarik dengan harga bersaing; Strategi peningkatan promosi
dan publikasi secara online maupun offline; Strategi ST : Strategi memperkuatkan
brand The Ritz Carlton Spa; Strategi memperkuat pangsa pasar; Strategi penerapan
harga yang dinamis atau bersaing untuk menghadapi persaingan; Strategi WT :
Strategi memperbaiki kualitas produk dan jasa agar dapat bersaing di pasaran;
Strategi meningkatkan kerjasama dan menjaga hubungan baik dengan departemen
lain di hotel dan travel agent melalui online maupun offline.
Ucapan Terima Kasih
Dalam pelaksanaan penyusunan laporan ini, penulis mendapat banyak bantuan,
bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pariwisata Universitas
Udayana. Dra. Anak Agung Putri Sri, M.Si., selaku Koordinator Program Studi Diploma
IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana. Agung Sri Sulistyawati, SST.
Par., M. Par, selaku Dosen Pembimbing I Laporan Akhir Program Studi Diploma IV
Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana. Ni Ketut Arismayanti, SST, Par.,
M.Par., selaku Dosen Pembimbing II Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas
62
JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS
Vol. 5, No. 1, April 2021.
Pariwisata Universitas Udayana. I Gusti Ngurah Widyatmaja, SST. Par., M. Par. , selaku
Dosen Pembimbing Akademik Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana. Putu Ratih Pertiwi, S.ST.Par., M.Par., M.Rech. dan Putu Agus
Wikanatha Sagita, S.ST.Par., M.Par., selaku Dosen Penguji Laporan Akhir Diploma IV
Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
Ms. Julianna Salla, selaku Director of Room The Ritz Carlton Hotel Nusa Dua. Ibu
Sandra Yuanita, selaku Spa Manager The Ritz Carlton Hotel Nusa Dua yang senantiasa
memberikan ijin untuk melakukan penelitian di hotel ini. Ibu Santika Armayuni selaku
Spa Supervisor di The Ritz Carlton Hotel Nusa Dua yang senantiasa sebagai informan
kunci dalam penelitian ini. Ibu Eveline Aprilia, selaku Spa Reception di The Ritz Carlton
Hotel Nusa Dua yang senantiasa memberikan pengetahuan, arahan serta motivasi yang
tidak hentinya diberikan ketika melakukan penelitian di hotel ini. Seluruh karyawan di
The Ritz Carlton Spa yang senantiasa membantu memberikan informasi dan motivasi
yang tidak hentinya.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
ALFABETA.
Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep dan Strategi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo.
Badan Pusat Statistik Katalog. 2017. Jumlah Akomodasi Berbintang dan Tidak
Berbintang Di Provinsi Bali.
Dharmawan, Meidika Hafid. 2012. ‘Peranan Strategi Pemasaran dalam Upaya
Meningkatkan Penjualan Produk Jasa pada Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi Cv.
Meidika Jaya Di Karanganyar’. Publikasi Ilmiah
Dewa Putu Kiskenda Erwanda Putra, I Wayan Suardana, Luh Gede Leli Kusuma Dewi.
2015. ‘Peran Pengalaman Sebagai Pemoderasi Pada Pengaruh Pengetahuan dan Sikap
Wisatawan Mancanegara terhadap Keputusan Pembelian Produk Wellness Tourism
Di Kawasan Wisata Ubud, Kabupaten Gianyar.’ Universitas Udayana. Jurnal IPTA
ISSN : Vol. 3 No. 1, 2015.
Kurniawan, Rian. 2016. ‘Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Branding Hotel Lor In
Syariah Surakarta (Studi Deskriptif Kualitatif Branding Hotel Lor In Syariah di
Surakarta’. Publikasi Ilmiah.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisa Perencanaan dan Pengendalian.
Jakarta: Erlangga.
Limakrisna & Purba. 2016. Manajemen Pemasaran (Teori dan Aplikasi dalam Bisnis).
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Morissan. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: KENCANA.
Manap, Abdul. 2016. Revolusi Manajemen Pemasaran. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Naen, Maria Padmasanti Bunga. 2014. Landasan Konseptual Perencanaan dan
Perancangan Griya Spa Di Kota Kupang. Universitas Atma Jaya Yogyakarta:
Skripsi.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Spa.
Pramono, Jaya. 2013. ‘Strategi Pengembangan Health and Wellness di Bali Fakultas
Ekonomi Universitas Dhyana Pura, Bali – Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi
Bisnis, dan Kewirausahaan Vol. 7, No. 1, Februari 2013.’
Rahadian, Dani & Pratomo, Adithya. 2013. ‘Pengaruh Bauran Promosi Terhadap
Peningkatan Penjualan Kamar Di Hotel Benua Bandung.’ Faculty Of Economic And
Communication, Binus University. E-Business Review
63
JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS
Vol. 5, No. 1, April 2021.
Rangkuti, Freddy. 2015. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia
Pustaka Utama
Rambat, Lupiyoadi & A. Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba
Empat.
Rasyiqoh, Fildzah. 2014. ‘Startegi Bauran Pemasaran UMROH PT. Alia Indah Wisata. ’
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta: Skripsi.
Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran (Teori & Implementasi). Yogyakarta: C.V.
ANDI OFFSET.
Sunyoto, Danang & Susanti. 2015. Manajemen Pemasaran Jasa (Mendidik, Mengelola
Dan Membidik Pasar Jasa). Jakarta: PT. Buku Seru.
Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Tjiptono, Fandy. 2015. Strategi Pemasaran Edisi- 4. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Utama, I Gusti Bagus Rai. 2018. Statistik Penelitian Bisnis & Pariwisata (Dilengkapi
Studi Kasus Penelitian. Yogyakarta: C.V. ANDI OFFSET.
Utama, I Gusti Bagus Rai. 2016. Pemasaran Pariwisata. Yogyakarta: C.V. ANDI
OFFSET.
Wardiyanta. 2006. Metodologi Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: C.V. ANDI OFFSET.
Wiyasa, Gede. 1997. Hotel Ramah Lingkungan Alternatif Hotel Masa Depan. Kelola. No.
16. Tahun VI, BPFE-UGM.
Yulianto, Rifqi.2014.’Analisis Strategi Pemasaran Berbasis Syariah: Pendekatan
Marketing Mix (Studi Pada Hotel Grand Kalpataru Syariah Malang)’. Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Negeri (Uin) Maulana Malik Ibrahim Malang. E-Thesis.
Kusniarti, AA Seri. Usaha Terapis Spa di Bali Perlu Memiliki Sertifikasi Kompetensi.
https://bali.tribunnews.com/2016/04/30/usaha-terapis-spa-di-bali-perlu-memilikisertifikasi-kompetensi. dikutip dari Tribun Bali pada 1 Agustus 2019 pukul 10
WITA.
Karana, Causa Iman. OPINI: Momentum Penting Kesinambungan Pariwisata Bali dari
Pertemuan IMF-Bank Dunia.
https://finansial.bisnis.com/read/20181008/9/846697/opini-momentum-pentingkesinambungan-pariwisata-bali-dari-pertemuan-imf-bank-dunia . dikutip dari
Bisnis.com pada 1 Agustus 2019 pukul 17.00 WITA.
Pertiwi F, Ni Luh Made Turis Asing di Bali Lebih Suka Menginap di Hotel NonBintang?https://travel.kompas.com/read/2016/05/27/102800227/Turis.Asing.di.Bali.
Lebih.Suka.Menginap.di.Hotel.Non-Bintang. dikutip dari Bisnis.com pada 1
Agustus 2019 pukul 17.10 WITA.
Google
Maps.
Peta
The
Ritz
Carlton
Hotel
Nusa
Dua
Bali
https://goo.gl/maps/89u4v9463gYHGcji7 . dikutip pada 15 Juli 2019 pukul 19.45
WITA.
64