Academia.eduAcademia.edu

Makalah Sistem Reproduksi

MAKALAH Sistem Reproduksi Manusia Disusun Oleh Nama : Rezky Nuradi Nis : 6345 Kelas : XI Ipa 2 SMA Negeri 4 Watampone TAHUN AJARAN 2013/2014 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah biologi tentang SISTEM REPRODUKSI MANUSIA. Adapun makalah ilmiah biologi SISTEM REPRODUKSI MANUSIA ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmiah biologi ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah biologi tentang limbah dan pemanfaatannya ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Watampone, 28 April 2013 Penyusun DAFTAR ISI Kata Pengantar 2 Daftar Isi 3 BAB I PENDAHULUAN 4 A. Latar Belakang Masalah 4 B. Rumusan Masalah 4 C. Tujuan Penulisan 4 BAB II PEMBAHASAN 5 A. Reproduksi pada Manusia 5 1. Organ Reproduksi Pada Pria 5 a. Organ Reproduksi Bagian Luar 5 b. Organ Reproduksi Bagian Dalam 5 2. Organ Reproduksi Pada Wanita 7 a. Organ Reproduksi Bagian Luar 7 b.Organ Reproduksi Bagian Dalam 7 c. Siklus Menstruasi 9 B. Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Reproduksi 11 BAB III PENUTUP 13 A. Kesimpulan 13 B. Saran 13 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Biologi (ilmu hayat) adalah ilmu yang mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda “Biologie”, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, bios (hidup) dan logos (lambang, ilmu). Dahulu sampai tahun 1970-an digunakan istilah ilmu hayat (diambil dari bahasa Arab), artinya “ilmu kehidupan”. Objek kajian biologi sangat luas dan mengcangkup semua makhluk hidup. Karenanya dikenal berbagai cabang biologi yang menghususkan diri pada setiap kelompok organisme, seperti botani, zoology, dan mikrobiologi. Berbagai aspek kehidupan digali. Cir-ciri fisik dipelajari dalam anatomi sedang fungsinya dalam fisiologi; perilaku dipelajari dalam etologi, interaksi antarsesama makhluk dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi. Salah satu yang dipelajari dalam anatomi fisiologi manusia adalah sistem reproduksi. Dimana reproduksi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh manusia untuk mempunyai keturunan. Alat reproduksi pada manusia secara garis besar dibagi atas dua yaitu alat reproduksi pria dan alat reproduksi wanita. Alat reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum, testis, saluran kelamin, kelenjar kelamin. Sedangkan alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam proses melanjutkan keturunan. Bila tidak berfungsi maka dengan sendirinya akan menghambat (mengganggu fungsi reproduksi wanita)   Rumusan Masalah Apa saja bagian-bagian reproduksi manusia? Apa saja penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia?   Tujuan Penulisan Agar kita dapat mengetahui bagian-bagian dari sistem reproduksi pada manusia Untuk mengetahui penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi manusia BAB II PEMBAHASAN A.    Organ Reproduksi Manusia Organ reproduksi merupakan penyusun sistem reproduksi. Organ reproduksi manusia dibedakan menjadi organ reproduksi pada pria dan wanita. Organ reproduksi pria menghasilakan sperma dan organ reproduksi wanita menghasilkan ovum (sel telur). 1.      Organ Reproduksi Pria Organ reproduksi pada pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi luar dan organ reproduksi dalam. Organ reproduksi luar berupa penis dan skrotum. Organ reproduksi dalam berupa testis, saluran kelamin, dan kelenjar kelamin. a.      Organ Reproduksi Bagian Luar 1)      Penis Penis merupakan alat untuk memasukan sperma ke dalam saluran kelamin wanita. Di dalam penis terdapat tiga rongga. Dua rongga bagian atas tersusun atas jaringan spons korpus kavernosa. Satu ronggabawahnya tersusun atas jaringan spons korpus spongiosum. Korpus spongiosum membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. 2)      Skrotum (kantong pelir) Skrotum merupakan kulit terluar yang melindungi testis. Skrotum berjumlah dua buah, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Antara skrotum kanan dan skrotum kiri terdapat jaringan ikat dan otot polos. Adanya otot polos mengakibatkan skrotum dapat mengerut dan mengendur. Dalam skrotum terdapat otot lurik yang berfungsi mengatur suhu di sekitar testis agar selalu stabil (pembentukan sperma memerlukan suhu sedikit di bawah suhu tubuh). b.      Organ Reproduksi Bagian Dalam 1)      Testis (Gonad Jantan) Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma. Untuk memproduksi sperma diperlukan suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh. Dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dalam tubulus seminiferus inilah terjadi pembentukan sperma. 2)      Saluran kelamin Saluran kelamin berfungsi menyalurkan sperma dari testis ke luar tubuh. Saluran kelamin meliputi epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra. a)      Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sementara. Sperma yang telah matang disalurkan menuju vas deferens. b)      Vas deferens merupakan saluran yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens berfungsi sebagai saluran yang dilalui sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis (kantong sperma). c)      Saluran ejakulasi merupakan saluran penghubung vesikula seminalis dengan uretra. Fungsi saluran ejakulasi untuk mengeluarkan sperma menuju uretra. d)     Uretra merupakan saluran reproduksi terakhir. Fungsi uretra sebagai saluran kelamin dari vesikula seminalis dan saluran urine dari kantong kemih. 3)      Kelenjar kelamin Di dalam saluran kelamin, sperma mengalami penambahan cairan-cairan kelamin. Cairan kelamin berguna untuk mempertahankan hidup gerak sperma. Cairan-cairan kelamin dihasilkan oleh vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper. a)      Vesikula seminalis menghasilakan cairan yang berfungsi sebagi sumber energi dan untuk memudahkan gerakan sperma. b)      Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang memberi suasana basa pada cairan sperma. Cairan tersebut mengandung kolesterol, garam, dan fosfolipid. c)      Kelenjar cowper/kelenjar bulbouretra yang menghasilkan cairan yang bersifat basa. Terjadinya spermatogenesis melibatkan spermatogonium, sel sertoli, dan sel ledyg yang ketiganya terdapat di dalam tubulus seminiferus ( saluran penghasil sperma): a)      Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu calon sperma. b)      Sel sertoli memberikan nutrisi spermatozoa. c)      Sel leydig yang berfungsi testosterone. Hormone ini berperan dalam Hormon Reproduksi pada Pria a.       Hormone gonadotropin Dihasilkan oleh hipotalamus (di bagian dasar dari otak) yang merangsang kelenjar hipofisis sebagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormone FSH dan LH. b.      Follicle Stimulating Hormon/FSH Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. FSH berfungsi untuk merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein/protein pengikat androgen) yang akan memacu pembentukan sperma. c.       Luteinizing Hormone/LH Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH adalah merangsang sel-sel interstial (sel Leydig) untuk menghasilkan hormone testosterone. d.      Hormone Testosterone Testosterone adalah hormone yang berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada saat embrio belum lahir, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder pria seperti jambang, kumis, jakun, suara membesar, pertambahan massa otot, dan perubahan suara. Spermatogenesis terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap penggandaan, tahap pertumbuhan, dan tahap pematangan. Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai berikut :    Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid. Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi sperma yang dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli.   Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran. 2.      Organ Reproduksi Wanita Organ reproduksi wanita terdiri atas organ kelamin luar dan organ kelamin dalam. Organ kelamin luar berupa vulva dan labium. Organ kelamin dalam berupa ovarium dan saluran kelamin. a.      Organ Reproduksi Bagian Luar 1)      Vulva merupakan celah paling luar dari alat kelamin wanita. Pada bagian dalam vulva terdapat saluran urine dan saluran reproduksi. Pada daerah dekat ujung saluran kelamin terdapat hymen/selaput dara. Hymen mengandung banyak pembuluh darah. 2)      Labium merupakan bagian yang membatasi Vulva. Ada dua macam labium, yaitu labium mayora (terletak di sebelah luar) dan labium minora (terletak di sebelah dalam). Antara labium mayora dan minora bagian atas terbentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris. Pada klitoris terdapat korpus kavernosa yang mengandung banyak pembuluh darah dan ujung saraf perasa. b.      Organ Reproduksi Bagian Dalam 1)      Vagina merupakan saluran akhir organ reproduksi wanita. Vagina bermuara di vulva. Vagina mengandung banyak lendir yang dihasilkan kelenjar Bartholin. Lender ini berguna pada saat koitus dan mempermudah kelahiran bayi. 2)      Uterus merupakan rongga besar yang merupakan pertemuan oviduk kanan dan kiri. Bagian terbawah uterus menyempit yang disebut serviks (leher rahim). Uterus berfungsi sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga siap lahir. Uterus dibatasi oleh dinding endometrium yang kaya pembuluh dara. Dinding endometrium akan menebal ketika terjadi kehamilan. 3)      Oviduk atau tuba fallopi merupakan sepasang saluran yang ujungnya berbentuk corong yang disebut infundibulum. 4)      Ovarium merupakan penghasil ovum. Terdapat dua buah ovarium, sebelah kiri dan kanan. Organ kelamin wanita berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Sel telur terbentuk melalui oogenesis yang terjadi di dalam ovarium. Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan.  Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer. Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan miosis II.  Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan  bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.  Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Oogenesis Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya: Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang  korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Hormon prolaktin merangsang produksi susu. Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium. Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.  Oosit sekunder yang diovulasikan dari ovarium dilindungi oleh dua lapisan, lapisan luar disebut Corona dan lapisan dalam di sebut Zona Pelusida. Oosit sekunder menghasilkan senyawa fertilisin yang mempunyai fungsi berikut: a.       Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat. b.      Menarik secara komotaksis positif. c.       Mengumpulkan sperma di sekeliling ovum. c. Siklus Menstruasi Ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel telur setelah masa puber sampai dewasa subur, yaitu berkisar antara umur 12 sampai dengan 50 tahun. Setelah sel telur habis diovulasikan, maka seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi (haid), dan disebut masa menopause. Pada masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena berkurangnya produksi hormon kelamin. Menstruasi terdiri dari beberapa siklus yang selalu dilalui. Mempelajari siklus menstruasi sangat dibutuhkan khususnya untuk reporduksi. Karena, dengan mengetahui dan memahaminya, maka dapat dideteksi kapan sel telur siap untuk dibuahi.  Selain manusia, beberapa hewan khususnya primate besar seperti monyet, gorilla dan siamang juga mengalami siklus menstruasi. Umumnya, siklus menstruasi pada wanita terjadi dalam rentang waktu 28 hari, namun tidak menutup kemungkinan, antara satu wanita dengan wanita lain memiliki rentang waktu siklus yang sama, dimana ada yang lebih pendek yaitu 21 hari atau bahkan lebih panjang yaitu 30 hari. Lamanya masa menstruasi cukup bervariasi antara 5 sampai 7 hari, tergantung hormonal wanita tersebut. Berikut ini tahapan siklus menstruasi yang terjadi pada wanita setiap 1 periode siklus: Fase Menstruasi Pada fase siklus menstruasi ini, dinding Rahim meluruh dan keluar dari tubuh dalam bentuk darah. Peluruhan dinding rahim terjadi akibat berkurangnya kadar hormone yang berperan dalam aktivitas seksual tubuh seperti hormone esterogen dan progesterone. Fase untuk siklus menstruasi ini, terjadi selama antara 1 hingga 7 hari. Namun tidak menutup kemungkinan lebih lama dari itu untuk beberapa wanita tertentu. Selain itu, jumlah darah yang keluar pada setiap menstruasi berbeda dari 10 mL hingga mencapai 80 mL setiap hari selama waktu siklus menstruasi dengan pola: sedikit di waktu-waktu awal dan semakin banyak di hari-hari berikutnya hingga semakin berkurang menjelang akhir fase. Fase Praovulasi Pada fase ini dalam siklus menstruasi, ovum yang ada didalam ovarium terbentuk dan mulai mematangkan diri.  Pematangan sel telur atau ovum ini dipicu oleh hormone yang bernama hormone estrogen dimana semakin meningkat tingkat hormone esterogen, sel telur di dalam ovarium semakin matang. Siklus menstruasi pada fase ini berlangsung selama antara hari ke 7 singga hari ke 13. Fase Ovulasi Didalam fase ovulasi dalam siklus menstruasi, sel telur atau ovum berada dalam kondisi yang sangat baik dan tepat untuk dibuahi. Dengan terjadinya pembuahan pada masa ovulasi, maka wanita yang mengalami siklus menstruasi ini akan cenderung hamil. Namun, hal itu tergantung pula dengan kondisi sel sperma yang datang. Jika sel sperma tersebut cukup kuat untuk membuka dinding sel telur yang dirancang sangat kuat, maka kehamilan dapat terjadi. Pada masa fase ovulasi di dalam siklus menstruasi inilah, wanita disebut berada pada masa subur. Untuk pasangan suami istri yang sangat mendambakan kehadiran seorang anak, maka inilah saat yang tepat meningkatkan frekuensi berhubungan seksual. Agar tingkat keberhasilan untuk hamil lebih tinggi, maka perlu dideteksi kapan tepatnya waktu subur sang istri dalam siklus menstruasi nya terjadi. Berikut ini beberapa ciri-ciri yang dapat menjadi indikasi bahwa sang istri berada pada masa subur yaitu adanya perubahan lender serviks, terjadi perubahan suhu basal tubuh serta perubahan periode siklus menstruasi.  Untuk lebih akurat, pasangan dapat memanfaatkan alat pendeteksi masa subur yang saat ini banyak dijual di pasaran maupun apotek-apotek. Fase Pascaovulasi Fase ini merupakan fase atau masa di dalam siklus menstruasi dimana ovum mengalami kemunduran jika fertilisasi atau pembuahan tidak terjadi. Pada masa ini, hormone progesteron  mengalami kenaikan sehingga menyebabkan dinding endometrium semakin menebal. Penebalan ini mengindikasikan kesiapan endometrium untuk menerima embrio untuk berkembang. Jika pembuahan atau fertilisasi tidak terjadi dalam fase ini, maka siklus menstruasi akan berulang dengan kembali ke fase menstruasi. Mekanisme produksi sel telur oleh folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan hipofisis. Mekanisme produksi sel telur dan siklus menstruasi adalah sebagai berikut. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon ini berfungsi untuk memacu pembentukan folikel dalam ovarium. Folikel yang sedang tumbuh tersebut memproduksi hormon estrogen. Fungsi hormon estrogen ialah: merangsang pertumbuhan endometrium dinding rahim menghambat produksi FSH oleh pituitari memacu pituitari untuk memproduksi hormon LH (Luteinizing Hormone). Keluarnya LH dari hipofisis menyebabkan telur masak, dan keluar dari dalam folikel, peristiwa inilah yang disebut ovulasi.  3) Setelah telur masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi badan berwarna kuning yang disebut korpus luteum. Dan sekarang tidak mampu memproduksi estrogen lagi, tetapi mampu memproduksi hormon progesteron. Hormon progesteron berfungsi untuk  mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan endometrium. 4)  Bila sel telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen terhenti. Hal ini menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat rendah, akibatnya aktivitas hipofisis untuk memproduksi LH juga menurun. Penurunan produksi LH menyebabkan korpus luteum tidak dapat memproduksi progesteron. Tidak adanya progesteron dalam darah menyebabkan penebalan dinding rahim tidak dapat dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan terjadilah pendarahan. Inilah yang disebut menstruasi. 5) Bila terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, maka zigot yang terbentuk akan melakukan nidasi / transplantasi (penanaman diri) pada endometrium.  Zigot akan berkembang menjadi embrio, terus menjadi janin. Selanjutnya placenta janin yang terbentuk akan menghasilkan HCG (Human Chorionic Gonadotropic) yang akan menggantikan peran progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari / tembuni). B. Kelainan dan Penyakit pada Organ Reproduksi Manusia Gangguan Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita dapat mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan maupun penyakit. Penyakit pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkan juga oleh virus ataupun bakteri. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia dinamakan juga penyakit kelamin. Pada umumnya, penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit tersebut dapat menyerang pria maupun wanita. 1. Hipogonadisme Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon. 2. Kriptorkidisme Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan. 3. Uretritis Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes. 4. Prostatitis Prostatitis adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra. Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa nyeri bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri. 5. Epididimitis Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia. 6. Orkitis Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas. 7. Anorkidisme Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali. 8. Hyperthropic prostat Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui. 9. Hernia inguinalis Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. 10. Kanker prostat Gejala kanker prostat mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak kematian pada pria usia lanjut. 11. Kanker testis Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar). 12. Impotensi Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada hubungan kelamin yang normal. 13. Infertilitas (kemandulan) Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh: - Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena racun, infeksi, atau gangguan hormon - Tersumbatnya saluran sperma - Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit ] BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan yang kita bahas di atas dapat disimpulkan bahwa:   Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative atau seksual. B. Saran Semoga makalah yang saya susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan seddikit tentang reproduksi yang dialami manusia, dan berbagai macam penyakit yang bisa terjangkit pada sistem reproduksi. Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan agar dapat terciptannya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar kepada penmbaca. Pesan dari saya mulailah membaca dari hal yang kecil untuk dapat mengetahui lebih banyak hal yang belum anda ketahui. Dan jadikanlah membaca sebagai kebiasaan anda, karna melalui membaca akan membuka lebih banyak gerbang ilmu untuk diri anda. 12