, 2022; 15(3): 386-397
ISSN: 0216-9495 (Print)
ISSN: 2502-5325 (Online)
Journal of Science and Technology
https://journal.trunojoyo.ac.id/rekayasa
Presensi Wireless Otomatis menggunakan Face Recognition
Firmansyah Adiputra1 Faikul Umam2
Sistem Informasi, Universitas Trunojoyo Madura
2
Teknik Mekatronika, Universitas Trunojoyo Madura
[email protected],
[email protected]
1
DOI: https://doi.org/10.21107/rekayasa.v15i3.19762
Abstrak
Presensi adalah sebuah daftar yang digunakan untuk mencatat kehadiran seseorang serta tingkat
kedisplinan dari anggota dalam suatu instansi, institusi atau perusahaan. Sistem yang digunakan dalam
presensi juga mengalami banyak perkembangan yakni mulai dari sistem presensi yang memakai kertas,
sistem mesin check clock, sistem smart cards (RFID), hingga sistem yang paling terbaru ialah sistem
presensi biometrik (fingerprint recognition, retina recognition, dan face recognition). Dalam penelitian ini,
sistem yang digunakan pada alat presensi adalah salah satu dari sistem biometrik yaitu sistem face
recognition. Hal ini, dikarenakan sistem biometrik face recognition dinilai paling efektif dari pada
menggunakan sistem presensi lainnya dan juga untuk meminimalisir kecurangan dalam presensi, seperti
titip tanda tangan dan titip kartu. Sebelum proses pengenalan wajah dilakukan, terdapat proses deteksi
wajah atau face detection yang akan terlebih dahulu mengindikasikan bahwa dalam gambar tersebut
terdapat wajah manusia atau tidak. Untuk melakukan hal tersebut face detection memerlukan sebuah
metode, yakni Skin Color Segmentation yang dapat memberikan indikasi secara spesifik pada sebuah
gambar atau image, dengan cara mengidentifikasi jumlah pixel yang ada dalam persegi saja dan bukan
nilai setiap pixel yang ada pada keseluruhan image. Kemudian hasil dari proses face detection ini, akan
diolah untuk proses face recognition, yang mana dalam proses ini juga memerlukan metode yakni
Principal Component Analysis (PCA).
Kata-kunci: Presensi, Website Presensi, Face Detection, Skin Color Segmentation, Principal Component
Analysis (PCA).
sistem presensi mesin check clock dengan cara
memasukkan sebuah kertas presensi ke dalam
sebuah mesin yang kemudian akan tercetak
tanggal dan waktu pada kertas tersebut, sistem
smart cards yang cara kerjanya cukup
menempelkan kartu pada mesin, hingga sistem
biometrik yang dalam beberapa tahun terakhir ini
telah menjadi pilihan utama untuk mengenali
seseorang. Sistem ini dinilai lebih efektif dari pada
menggunakan sistem presensi akses fisik ataupun
virtual seperti password, PIN, token, maupun smart
cards [1].
PENDAHULUAN
Perkembangan peradaban manusia dari zaman
pra-sejarah hingga zaman modern tidak lepas dari
teknologi informasi dan komunikasi. Kecanggihan
teknologi informasi dan komunikasi yang kita
nikmati saat ini adalah hasil dari evolusi yang akan
terus berlanjut hingga masa mendatang.
Perkembangan teknologi yang sudah sangat pesat
ini, berdampak pada berbagai bidang, salah
satunya bidang kesehatan, perbankan, bisnis, dan
juga pendidikan. Dalam berbagai bidang tersebut
biasanya terdapat daftar presensi yang digunakan
untuk mencatat kehadiran seseorang baik untuk
menentukan gaji seorang karyawan ataupun
untuk menentukan nilai seorang pelajar. Sistem
presensi juga mengalami banyak perkembangan
yakni mulai dari sistem presensi yang dicatat
secara manual pada sebuah kertas atau dokumen,
Sistem biometrik atau disebut juga identifikasi
biometrik merupakan pengenalan seseorang
secara otomatis berdasarkan karakteristik unik
dari fisiologis (bagian-bagian tubuh tertentu
seperti sidik jari, retina dan wajah) maupun
386
, 15(3): 2022 | 387
perilakunya [2]. Dalam sistem biometrik biasanya
digunakan model verifikasi dan identifikasi. Model
verifikasi membandingkan biometrik seseorang
dengan biometrik acuan pada basisdata atau
database yang selanjutnya akan diidentifikasi
bahwa orang tersebut ada dalam database atau
tidak. Sehingga untuk saat ini sistem biometrik
adalah sistem yang bisa dikatakan paling aman,
nyaman dan ekonomis. Aman karena tidak dapat
dipalsukan, nyaman karena verifikasi dan
identifikasi mudah dilakukan dan pengguna tidak
perlu direpotkan dengan kartu yang ketinggalan,
kartu hilang, maupun kartu yang rusak, dan juga
ekonomis karena dalam pengaplikasiannya
menjadikan instansi pendidikan atau perusahaan
dapat meminimalkan biaya seperti penerbitan
kartu baru, penggantian kartu rusak maupun kartu
yang hilang.
Selain itu, diera pandemi virus covid-19 yang
sedang melanda sebagian besar negara didunia
ini, bersentuhan langsung seperti bersalaman atau
kontak fisik lainnya menjadi hal yang dihindari
bagi sebagian besar orang. Hal ini, dikarenakan
virus covid-19 ini dapat menular melalui kontak
fisik langsung dan juga tidak menutup
kemungkinan virus tersebut juga dapat menular
dari benda-benda atau perangkat yang ada
ditempat-tempat umum. Oleh karena itu, para
peneliti berusaha untuk mengubah sistem
pengoperasian beberapa perangkat yang ada
ditempat-tempat
umum,
yang
awalnya
dioperasikan secara manual atau dengan kontak
fisik langsung menjadi sistem yang serba otomatis
atau touchless. Berdasarkan uraian latar belakang
permasalahan diatas, maka sistem presensi yang
akan digunakan pada penelitian ini ialah sistem
biometrik yang bersifat touchless. Terdapat
beberapa jenis dalam sistem biometrik yakni
fingerprint recognition (pengenalan sidik jari),
retina recognition (pengenalan retina), dan face
recognition (pengenalan wajah). Akan tetapi dalam
perancangan sistem presensi ini, peneliti akan
menggunakan sistem biometrik face recognition
atau pengenalan wajah. Hal ini, dikarenakan
sistem pengenalan wajah merupakan salah satu
dari ketiga jenis sistem biometrik yang paling
ekonomis tanpa mengurangi keamanan dan
kenyamanan penggunanya. Selain itu, sistem
biometrik face recognition juga tidak memerlukan
kontak
fisik
secara
langsung
untuk
mengoperasikannya dan ditambah lagi sistem
on/off dari alat presensi ini direncanakan juga akan
bersifat touchless dengan bantuan proximity
sensor yang telah tertanam didalamnya, serta alat
presensi ini juga ditambahkan sensor suhu tubuh
yang sekaligus pengguna dapat mengetahui suhu
tubuhnya ketika melakukan presensi dengan cara
mendekatkan telapak tangannya saja tanpa harus
menyentuhnya. Sehingga, pengguna tidak perlu
khawatir akan tertular virus ataupun bingung cara
mengoperasikannya saat ingin melakukan
presensi.
Sebelum proses pengenalan wajah dilakukan,
terdapat proses deteksi wajah atau face detection
yang akan terlebih dahulu mengindikasikan
bahwa dalam gambar tersebut terdapat wajah
manusia atau tidak. Untuk melakukan hal tersebut
face detection memerlukan sebuah metode.
Metode yang disusulkan dalam penelitian ini
adalah metode Skin Color Segmentation yang
dapat memberikan indikasi secara spesifik pada
sebuah citra, dengan cara mengidentifikasi jumlah
pixel yang ada dalam persegi saja bukan nilai
setiap pixel yang ada pada keseluruhan image.
Kemudian hasil dari proses face detection ini, akan
diolah untuk proses face recognition, yang mana
dalam proses ini juga memerlukan sebuah
metode. Metode yang diusulkan dalam penelitian
ini adalah Principal Component Analysis (PCA).
Metode ini merupakan salah satu metode yang
dapat digunakan untuk face recognition atau
mengenali wajah seseorang melalui ciri-ciri
utamanya seperti mata, hidung, bibir, dan alis
sebagai identitas. Identitas dari citra wajah
seseorang tersebut dapat dikenali oleh sistem
melalui berbagai
pelatihan (training) yang
disimpan didatabase. Sedangkan, database yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah
database MySQL, salah satu database server yang
mendukung banyak platform, bersifat open source
dan juga bebas lisensi dari pada database komersil
lainnya. Sehingga alat presensi ini diharapkan
dapat berfungsi dengan baik, seperti yang
diinginkan dan juga dapat memudahkan user
dalam mengoperasikannya.
METODE PENELITIAN
Banyak
penelitian
sebelumnya
mengenai
perancangan alat presensi menggunakan face
recognition yang dapat dijadikan referensi
pendukung dalam penelitian ini. Salah satu
contohnya ialah penelitian yang dilakukan oleh
, 15(3): 2022 | 388
Gambar 1. Desain Alat Presensi Wireless Otomatis Menggunakan Face Recognition
Laily Nurindah Sari pada tahun 2018 dengan
membuat sebuah aplikasi presensi otomatis yang
dijalankan pada sebuah perangkat PC atau laptop.
Aplikasi tersebut menggunakan metode ekstraksi
fitur wajah yaitu Principal Component Analysis
(PCA) dan klasifikasi pengenalan wajah yaitu KNearest Neighbor. Metode ini, akan merubah citra
kedalam bentuk citra matrik sehingga variasi
pencahayaan pada citra wajah orang yang sama
dapat dihilangkan dan selanjutnya akan
diklasifikasikan berdasarkan kedekatan lokasi atau
jarak suatu data dengan data yang lainnya.
Sehingga, pengenalan wajah menjadi lebih akurat.
Cara
kerja aplikasi ini adalah dengan cara
membuka
aplikasinya
tersebut,
kemudian
mengarahkan wajah kepada kamera yang ada
pada perangkat PC atau laptop. Setelah wajah
dikenali, lalu pengguna menekan tombol ok yang
ada pada aplikasinya tersebut untuk melakukan
presensi masuk ataupun pulang [6].
Penelitian juga pernah dilakukan oleh Diah Aryani,
dkk pada tahun 2017 dengan membuat sebuah
prototype alat presensi yang menggunakan face
recognition untuk mengenali wajah seseorang,
dimana hasil tangkapan kamera akan dicocokkan
dengan foto atau tekstur lekuk wajah yang sudah
ada didalam database. Dalam proses pengenalan
wajah oleh kamera webcam, alat ini menggunakan
mikrokontroler arduino uno sebagai pemroses
data sesuai dengan database yang tersimpan pada
storage PC/komputer yang sudah terhubung
melalui kabel USB. Sehingga, wajah akan terkenali
sesuai dengan datanya masing-masing yang
selanjutnya akan ditampilkan pada LCD 16x2 dan
diikuti dengan bunyi buzzer ketika data tersebut
sudah cocok [7].
Desain Alat
Desain alat merupakan gambaran awal dari
sebuah alat yang akan dirancang atau dibuat
dalam suatu penelitian. Hal ini, bertujuan untuk
memudahkan
peneliti
dalam
proses
pengerjaannya. Desain alat pada penelitian
presensi otomatis menggunakan face recognition
ini, ditunjukkan pada Gambar 1.
Berdasarkan desain alat presensi wireless otomatis
menggunakan face recognition pada Gambar 1.,
semua komponen diletakkan disebuah kotak (box
panel) yang telah didesain sedimikian rupa
sehingga terlihat lebih estetika dan compact tanpa
mengganggu fungsinya. Dibagian belakang
terdapat port flash yang digunakan untuk
mengupload program ESP32 Cam, port USB yang
digunakan untuk menghubungkan lighting
dengan kontrol arduino, port power digunakan
untuk menghubungkan semua komponen dengan
sumber daya dan juga terdapat saklar yang
digunakan untuk memutus atau menghubungkan
sumber daya dengan semua komponen serta
terdapat lubang kipas IN yang digunakan sebagai
fan cooler atau sistem pendingin untuk semua
komponen yang ada didalamnya dengan cara
memasukkan udara diluar dan mengeluarkan
panas yang dihasilkan oleh komponen-komponen
didalam melalui lubang kipas OUT. Dan untuk
mengupload program arduino telah disediakan
juga port downloader pada bagian samping.
Sedangkan, pada bagian depan terdapat sensor
ultrasonik yang berfungsi mendeteksi adanya
halangan atau seseorang yang mendekat untuk
melakukan presensi dalam jarak <=75 cm, dan
diawali dengan itu pula semua sistem akan
menyala (mode on) mulai dari menyalakan
, 15(3): 2022 | 389
lighting, kamera, layar TFT LCD module, sensor
suhu , layar LCD dan juga fan cooler. Selanjutnya
ketika semua sistem sudah menyala kamera akan
mengenali wajah seseorang yang ada didepannya
berdasarkan database yang ada, dan akan
menampilkan hasilnya dilayar TFT LCD module,
serta mencatat hasil presensinya diwebsite yang
terhubung secara wireless dengan bantuan antena
untuk memperkuat sinyal koneksinya. Sedangkan,
untuk sensor suhu akan mengukur suhu tubuh
seseorang melalui telapak tangan yang
didekatkan, dan akan menampilkan hasilnya pada
layar LCD. Gambar 2. menunjukkan gambaran alat
presensi yang sedang digunakan oleh user.
Gambar 2. Gambaran Alat ketika digunakan oleh
User
Flowchart Sistem
Flowchart atau diagram alir adalah suatu bagan
dengan
simbol-simbol
tertentu
yang
menggambarkan urutan program atau proses dari
suatu sistem, agar dapat dengan mudah dibaca
dan dimengerti. Dalam perancangan sistem alat
presensi otomatis menggunakan face recognition
ini, terdapat beberapa bagian flowchart yang
menggambarkan sistem yang ada didalamnya,
yaitu:
1. Flowchart Presensi Wireless Otomatis
Presensi dalam penelitin ini memiliki sistem
otomatis yang dapat aktif apabila jarak object atau
user <=75cm dan akan secara otomatis tidak aktif
apabila dalam waktu 5 menit tidak digunakan lagi.
Flowchart presensi otomatis akan ditunjukkan
pada Gambar 3.
2. Flowchart Face Detection dan Face Recognition
Sistem Presensi Wireless Otomatis
Gambar 3. Flowchart Presensi Wireless Otomatis
Ketika sistem sudah aktif, kamera akan mulai
bekerja dengan cara mengenali objek wajah yang
ada didepannya. Kemudian hasil dari pembacaan
kamera tersebut akan dibandingkan atau
dicocokkan dengan data wajah yang ada pada
database MySQL. Apabila wajah tersebut sama
dengan data yang ada, maka nama akan
ditampilkan dan akan secara otomatis tercatat
kehadirannya. Akan tetapi, apabila wajah tersebut
tidak sama dengan data yang ada, maka akan
muncul notifikasi “face not recognized” yang akan
ditampilkan pada layar dan akan mengulangi
kembali pembacaan oleh kamera. Berikut
flowchart face detection dan face recognition
sistem
presensi
wireless
otomatis
yang
ditunjukkan pada Gambar 4.
, 15(3): 2022 | 390
menginputkan data informasi dari wajah tersebut,
seperti yang telah dijelaskan pada flowchart
Gambar 5., maka dari itu digunakanlah metode
Skin Color Segementation. Metode Skin Color
Segementation
dirasa
cocok
dengan
permasalahan ini, dikarenakan metode ini
memiliki sistem komputasi yang ringan dan cepat
dalam melakukan proses pendeteksian. Sistem
komputasi yang ringan dan cepat tersebut
disebabkan oleh beberapa algoritma didalamnya.
Flowchart Skin Color Segementation tersebut
ditunjukkan dengan flowchart pada Gambar 5.
Gambar 4. Flowchart Face Detection dan Face
Recognition Sistem Presensi Wireless Otomatis
3. Flowchart Skin Color Segmentation
Skin Color Segmentation merupakan salah satu
metode pendeteksian wajah (face detection) yang
umum digunakan dalam dunia robotika. Metode
ini, bekerja dengan cara mendeteksi wajah adalah
dengan memisahkan wilayah atau region objek
dengan wilayah disekitarnya, agar objek mudah
dianalisis dalam rangka mendeteksi objek yang
banyak melibatkan persepsi visual, yang hasilnya
dapat membedakan antara wajah atau bukan.
Pada penelitian ini sebelum seseorang melakukan
presensi, harus terlebih dahulu mendaftarkan
wajahnya sebagai anggota yang akan tersimpan
didalam database. Untuk itu, diperlukan sebuah
pendeteksian wajah terlebih dahulu sebelum
Gambar 5. Flowchart Skin Color Segmentation
4. Flowchart Pendaftaran Wajah Pengguna
Sebelum dapat melakukan presensi, user harus
terlebih dahulu mendaftarkan wajahnya dan juga
mengisikan identitas diri kepada admin agar
wajahnya dapat dikenali oleh sistem saat
melakukan presensi. Flowchart pendaftaran wajah
pengguna ditunjukkan pada Gambar 6.
, 15(3): 2022 | 391
dengan metode yang digunakan untuk
pendeteksian wajah yaitu Skin Color Segmentation
yang juga menganalisis karakteristik dari wajah,
seperti bagian mata, hidung dan mulut, serta juga
memiliki komputasi yang cepat dan akurasi yang
tinggi. Proses pengenalan wajah dengan
menggunakan metode Principal Component
Analysis (PCA) memiliki beberapa algoritma yang
ditunjukkan pada flowchart Gambar 7.
Gambar 6. Flowchart Pendaftaran Wajah
Pengguna
5. Flowchart Principal Component Analysis (PCA)
Principal Component Analysis (PCA) merupakan
salah satu metode pengenalan wajah (face
recognition) yang umum digunakan dalam dunia
robotika. Metode ini bekerja dengan cara
mengenali wajah melalui ciri-ciri utamanya
(karakteristik) seperti : bagian mata, hidung, dan
mulut sebagai identitasnya. Oleh karena itu, pada
penelitian ini metode yang digunakan untuk
mengenali wajah seseorang berdasarkan database
yang ada ketika melakukan presensi, adalah
metode Principal Component Analysis. Metode
Principal Component Analysis dirasa cocok dengan
permasalahan tersebut, dikarenakan metode ini
dapat menganalisis atau melatih diri sendiri
dengan data yang telah ada. Selain itu, cara kerja
dari metode ini bisa dikatakan hampir sama
Gambar 7. Flowchart Principal Component
Analysis (PCA)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil perancangan alat presensi wireless otomatis
menggunakan face recognition melewati beberapa
tahap perancangan yang meliputi perancangan
mekanika,
perancangan
elektronika
dan
pemrograman. Sehingga, diperoleh hasil yang
berfungsi sebagai alat presensi yang bersifat
touchless untuk mempermudah pekerjaan
manusia. Packaging dari alat ini berbahan akrilik
, 15(3): 2022 | 392
Gambar 8. Alat Presensi Wireless Otomatis Menggunakan Face Recognition
dan pvc yang memiliki bentuk bulat dengan
diameter keseluruhan 20 cm, diameter bagian
dalam 15 cm, dan memiliki rata-rata ketebalan 3
mm, seperti yang terlihat pada Gambar 8.
Keterangan nomor pada Gambar 4.1 yaitu :
1.
ESP32 CAM
2.
LCD TFT SPI
3.
LCD 16 x 2
4.
Sensor suhu MLX90614
5.
Ring LED
6.
Arduino Nano V3
7.
Fan cooling
8.
Switch ON/OFF 2 Mode
9.
Soket power input
10.
Penyangga
melalui komputer server. Pada Gambar 9
merupakan tampilan awal website presensi yang
didalamnya terdapat halaman login dengan ID
name dan password admin yang telah diatur
sebelumnya, untuk menjaga keamanan data yang
ada pada website presensi.
Setelah memasukkan ID name dan password
admin dengan benar, selanjutnya akan dialihkan
ke dalam halaman utama website, yang mana
didalamnya terdapat beberapa menu seperti yang
terlihat pada Gambar 10, diantaranya yaitu :
Beranda yang merupakan tampilan utama pada
website presensi, Profil merupakan tampilan profil
admin, Presensi merupakan laporan presensi
masuk dan presensi pulang karyawan setiap
harinya, List Karyawan merupakan daftar namanama karyawan yang bisa melakukan presensi dan
juga bisa melakukan penambahan data karyawan
apabila belum ada didalamnya, Setting Jam Kerja
merupakan pengaturan rentang waktu untuk jam
masuk dan jam pulang karyawan, Divisi
merupakan daftar divisi yang ada didalamnya dan
juga bisa menambahkan nama-nama divisi sesuai
yang diinginkan, dan Log Out berfungsi untuk
mengeluarkan akun admin apabila sudah selesai.
Gambar 9. Tampilan Halaman Login Website
Presensi
Implementasi Website Presensi
Implementasi website presensi dalam penelitian
ini, diwujudkan dengan menggunakan framework
Codeigniter dan diatur oleh media localhost dalam
komputer server yang menggunakan tool Xampp
dengan alamat domain http://localhost/Hadirku,
sehingga dalam penggunaannya hanya admin
yang bisa mengakses website presensi tersebut
Gambar 10. Tampilan Halaman Beranda Website
Presensi
, 15(3): 2022 | 393
pabila pengguna ingin melakukan presensi maka
harus terlebih dahulu memasukkan data diri,
mendaftarkan wajah, dan selanjutnya data-data
tersebut akan disimpan dalam database. Untuk itu,
terdapat button “+Tambah” untuk menambahkan
karyawan baru yang ada didalam menu List
Karyawan seperti pada Gambar 11, yang
prosesnya hanya dapat dilakukan oleh admin. Hal
tersebut dikarenakan hanya adminlah yang dapat
mengakses website presensi ini dari komputer
server.
Gambar 11. Tampilan Halaman Data Karyawan
Selanjutnya
apabila
pengguna
sudah
memasukkan data dirinya dan mendaftarkan
wajah melalui admin, maka pengguna bisa
melakukan presensi pada alat presensi yang
hasilnya akan langsung otomatis tercatat pada
database dan akan ditampilkan pada website.
Laporan data presensi masuk dan pulang tersebut
setiap bulannya dapat di export dalam bentuk PDF
dan Excel seperti yang ditunjukkan pada Gambar
12.
Gambar 12. Tampilan Halaman Detail Presensi
A. Pengujian Face Detection Dengan Metode
Skin Color Segmentation
Metode Skin Color Segementation dalam
penelitian ini digunakan untuk memproses face
detection secara langsung atau realtime yang
mana untuk memprosesnya, mikrokontroler yang
digunakan adalah ESP32 Cam. Mikrokontroler
ESP32 Cam juga sering disebut sudah termasuk
golongan mikroprosesor, karena ESP32 Cam
sudah bisa memproses digital image processing
yang belum bisa dilakukan oleh mikrokontroler
lainnya. ESP32 Cam diprogram menggunakan
Arduino IDE dengan beberapa library tambahan
untuk bisa melakukan digital image processing dan
juga untuk bisa terhubung dengan sebuah website
presensi yang ada dalam penelitian ini. Berikut
beberapa library tambahan tersebut :
1.
Arduino.h
Arduino.h berfungsi untuk menginisialisasi
dan
mengenali
beberapa
board
mikrokontroler yang akan digunakan dan
juga memproses seluruh sintak program
yang diproses menggunakan aplikasi
Arduino IDE.
2. Esp_camera.h
Esp_camera.h berfungsi untuk mengenali
board mikrokontroler yang digunakan yaitu
ESP32 Cam dan memproses seluruh sintak
programnya.
3. WifiClientSecure.h
WifiClientSecure.h
befungsi
untuk
mengatur pemancar dan penerima wifi
yang ada didalam board ESP32 Cam.
4. ArduinoWebsockets.h
ArduinoWebsockets.h berfungsi sebagai
perantara
yang
menghubungkan
mikrokontroler yang digunakan dengan
sebuah website.
5. HTTPClient.h
HTTPClient.h berfungsi untuk mengatur
alamat atau biasa disebut Uniform Resource
Locators (URL) dari mikrokontroler yang
terhubung dengan sebuah website.
Proses face detection dengan menggunakan
metode Skin Color Segmentation dalam penelitian
ini merupakan salah satu tahapan awal sebelum
proses face recognition dilakukan. Dalam
prosesnya ini apabila wajah terdeteksi oleh alat
maka pada daerah wajah akan ditandai dengan
adanya sebuah garis kotak berwarna kuning
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 13. (a).
Akan tetapi, apabila tidak ada wajah yang
terdeteksi maka gambar tersebut tidak akan ada
tanda apa-apa seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 13. (b).
, 15(3): 2022 | 394
(a)
(b)
Gambar 13. Face Detection Dengan Metode Skin
Color Segmentation
Selain itu, dalam proses face detection dengan
menggunakan metode Skin Color Segmentation ini
membutuhkan kecukupan tingkat intensitas
cahaya yang sesuai dan juga jarak yang tepat agar
wajah dapat terdeteksi dengan baik. Oleh karena
itu, pada tahapan ini dilakukan pengujian untuk
mengetahui kecukupan intensitas cahaya yang
diperlukan seperti pada Tabel 1. dan kecukupan
jarak dan posisi wajah yang dapat terdeteksi oleh
alat seperti pada Tabel 2.
Dalam pengujian kecukupan intensitas cahaya
yang diperlukan untuk mendeteksi wajah atau face
detection dapat diketahui bahwasanya pada
intensitas cahaya yang terang wajah bisa
terdeteksi dengan baik, pada intensitas cahaya
yang redup wajah masih bisa terdeteksi,
sedangkan pada intensitas cahaya yang gelap
wajah sudah tidak bisa terdeteksi. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini disematkan ring led yang
bertujuan untuk mendukung kecukupan intensitas
cahaya pada proses face detection.
Dalam pengujian jarak dan posisi yang diperlukan
untuk mendeteksi wajah atau face detection
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2. dapat
diketahui bahwasanya pada jarak <75cm dengan
posisi tegak lurus, menoleh kanan 45°, menoleh
kiri 45° wajah dapat terdeteksi dengan baik karena
hanya pada jarak dan posisi tersebut sistem dapat
mendeteksi dan mengklasifikasikan bagianbagian wajah secara keseluruhan seperti daerah
mata, hidung dan mulut. Sedangkan pada jarak
>75 cm dengan posisi tegak lurus, menoleh kanan
45°, menoleh kiri 45° wajah tidak lagi dapat
terdeteksi oleh sistem dikarenakan jaraknya yang
terlalu jauh, sehingga sistem sulit mendeteksinya
sebagai wajah dan pada jarak <75cm ataupun
>75cm dengan posisi menoleh kanan dan kiri 90°
wajah juga tidak dapat terdeteksi dikarenakan
bagian-bagian dari wajah sudah tidak lagi terlihat
secara sempurna.
Pengujian Face Reconition Dengan
Principal Component Analysis (PCA)
Metode
Proses face recognition dengan menggunakan
metode Principal Component Analysis (PCA) dalam
penelitian ini merupakan tahapan setelah proses
face detection dilakukan. Dalam prosesnya ini
apabila terdapat wajah seseorang yang terdeteksi,
maka proses akan berlanjut dengan mengenali
wajah seseorang tersebut. Oleh karena itu, wajah
seseorang tersebut perlu didaftarkan terlebih
dahulu agar nantinya dapat dikenali oleh alat
ketika hendak melakukan presensi. Proses
pendaftaran wajah dilakukan dengan cara
mengambil beberapa data wajah yang selanjutnya
akan disimpan didalam database yang sudah
dilengkapi dengan id_user masing-masing wajah
Tabel 1. Pengujian Intensitas Cahaya Face Detection
Intensitas
Cahaya
Keterangan
1.
Terang
Terdeteksi
2.
Redup
Terdeteksi
3.
Gelap
Tidak Terdeteksi
No.
Gambar
, 15(3): 2022 | 395
dan
penomoran
gambar
membedakan
user
Tabel
2. Pengujian
Jarakuntuk
dan Posisi
Face Detection
Jarak
Wajah
Posisi
Keterangan
1.
<75cm
Tegak Lurus
Terdeteksi
2.
>75cm
Tegak Lurus
Tidak Terdeteksi
3.
<75cm
Menoleh Kanan 45°
Terdeteksi
4.
>75cm
Menoleh Kanan 45°
Tidak Terdeteksi
5.
<75cm
Menoleh Kanan 90°
Tidak Terdeteksi
6.
>75cm
Menoleh Kanan 90°
Tidak Terdeteksi
7.
<75cm
Menoleh Kiri
45°
Terdeteksi
8.
>75cm
Menoleh Kiri
45°
Tidak Terdeteksi
9.
<75cm
Menoleh Kiri
90°
Tidak Terdeteksi
10.
>75cm
Menoleh Kiri
90°
Tidak Terdeteksi
11.
<75cm
Menunduk
Terdeteksi
12.
>75cm
Menunduk
Tidak Terdeteksi
13.
<75cm
Mendongak
Terdeteksi
14.
>75cm
Mendongak
Tidak Terdeteksi
No.
Gambar
, 15(3): 2022 | 396
satu dengan yang lainnya.
ditunjukkan pada Gambar 14.
Seperti
yang
3.
Gambar 14. Hasil Pengambilan Data Wajah
4.
Setelah wajah didaftarkan, maka alat sudah bisa
langsung mengenali seseorang tersebut, yang
akan ditandai dengan adanya sebuah garis kotak
berwarna kuning yang dilengkapi dengan nama
pemilik beserta id_user-nya pada daerah wajah
tersebut, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
15. (a) wajah yang dikenali. Akan tetapi, apabila
wajah tersebut belum didaftarkan dan belum bisa
dikenali maka pada daerah wajah tersebut akan
ditandai dengan garis kotak berwarna merah
dilengkapi dengan tulisan “Tidak ada kecocokan!”
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 15. (b)
wajah yang tidak dapat dikenali.
5.
6.
7.
(a)
(b)
Gambar 15. Face Recognition Dengan Metode
Principal Component Analysis (PCA)
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang
telah dilakukan pada alat presensi wireless
otomatis menggunakan face recognition ini dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Alat presensi dapat digunakan setelah
pengguna mendaftarkan dirinya ke admin
melalui website presensi yang telah
disediakan.
2.
Selain untuk mendaftarkan pengguna baru,
website presensi yang bernama “Hadirku”
ini juga berfungsi untuk mengatur jam
masuk dan jam pulang pengguna serta
mencatat dan merekapitulasi kehadiran
pengguna.
Proses face detection dengan metode Skin
Color Segementation dan proses face
recognition dengan
metode Principal
Component Analysis (PCA) yang ada pada
alat presensi ini membutuhkan kecukupan
tingkat intensitas cahaya yang sesuai yakni,
cahaya yang terang dan juga jarak yang
tepat yakni <75cm agar wajah dapat
dideteksi dan dikenali dengan baik
Sebelum
proses
presensi
berjalan,
pengguna akan diminta untuk mengecek
suhu tubuhnya pada sensor yang kemudian
hasilnya akan ditampilkan pada LCD.
Alat presensi akan mengenali pengguna
yang telah terdaftar kemudian mencatat
kehadirannya pada report presensi masingmasing pengguna.
Report presensi bulanan masing-masing
pengguna dapat di eksport ke dalam bentuk
Portable Document Format (PDF) ataupun
dalam bentuk Microsoft Excel. Sehingga,
dapat mempermudah pekerjaan admin
dalam merekapitulasi daftar kehadiran dari
semua karyawan yang ada didalam
perusahaannya ataupun sebuah instansi
untuk digunakan sebagai penentu gaji
ataupun hal yang lainnya.
Meskipun tanpa internet alat presensi ini
dapat digunakan karena pada dasarnya
sistem dari alat ini menggunakan jaringan
lokal yang tidak tergantung pada internet
atau lebih sederhananya sistem dari alat
presensi ini dapat diakses dari mana saja
asalkan masih dalam satu jaringan yang
sama.
Setelah dilakukan penelitian dan pengujian, maka
diharapkan pada penelitian selanjutnya terdapat
beberapa perbaikan atau bahkan pengembangan
untuk diterapkan pada penelitian yang lebih baru.
Berikut beberapa saran yang dapat diterapkan
pada penelitian selanjutnya :
1.
Website presensi nantinya dapat juga
dihubungkan ke internet agar bisa akses
dari mana saja meskipun tidak dalam satu
jaringan yang sama atau jaringan lokal.
Sehingga, atasan juga bisa memantau
tingkat
kehadiran
dari
karyawankaryawannya meskipun dari jarak jauh.
, 15(3): 2022 | 397
2.
Penambahan ESP32 yang terhubung pada
LCD TFT SPI pada alat yang nantinya
digunakan sebagai tampilan informasi hasil
presensi pengguna berupa notifikasi bahwa
pengguna selesai melakukan presensi yang
tampil pada LCD, diperlukan untuk
membedakan proses face detection dan face
recognition yang dilakukan oleh ESP32 Cam.
Sehingga, tidak memberatkan kinerja dari
ESP32 Cam.
Agar didapat hasil face detection dan face
recognition yang lebih baik, perlu mencoba
perangkat kontroler kamera lain yang memiliki
tingkat akurasi, ketajaman, dan kecerahan yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Nurul, D.A, Bambang, H, dan Suci, A. 2015. “Sistem
Absensi Pengenalan Wajah Otomatis
Berbasis Video Menggunakan Metode
Gabor Wavelet”. Repository Seminar
Nasional Universitas PGRI Yogyakarta,
463: 419-424.
Andhika D.L. Tumuli, Xaverius B.N. Najoan, dan
Alwin. S. 2017. “Implementasi Teknologi
Biometrical Identification Untuk Login
Hotspot”. E-journal Teknik Informatika,
Universitas Sam Ratulangi, ISSN: 23018364.
Rico, D.S dan Anggit, D.H. 2018. “Perancangan
Sistem Informasi Presensi Menggunakan
Visual Basic Pada Jogja Fitnes”. Jurnal
Ilmiah DASI, ISSN: 1411-3201.
Endang, dan Widi. 2017. Sejarah Dan Jenis-Jenis
Mesin
Absensi,
<URL:https://www.kiosbarcode.com/blog
/sejarah-mesin-absensi/>.
Helmi, Y.F, Antonius I.S, dan Imam, P. 2017.
“Rancang
Bangun
Sistem
Absensi
Mahasiswa
Sekolah
Tinggi
Teknik
Cendekia (STTC) Berbasis Radio Frecuency
Identification
(RFID)”.
Prosiding
SEMNASTEK Fakultas Teknik, ISSN:
2407-1846.
Laily, N.S. 2018. “Deteksi Wajah Dalam Sistem
Absensi Otomatis Menggunakan Metode
K-Nearest Neighbor”. Simki-Techsain,
ISSN: 2599-3011.
Diah A,
Muhammad N.I, dan Puspita, S. 2017.
“Prototype Sistem Absensi dengan
Metode Face Recognition Berbasis
Arduino pada SMK Negeri 5 Kabupaten
Tangerang”.
Seminar
Nasional
Teknologi Informasi Dan Multimedia,
ISSN: 2302-3805.
Tamara.O.D, A.Asni.B, dan Mayda.W . 2019.
“Identifikasi Wajah Dengan Segmentasi
Warna Kulit Menggunakan Viola Jones”.
Jurnal Teknik Elektro UNIBA, E/P-ISSN:
2549-0842/2528-6498.
Adinda, R.S, dan Gunawan, A. 2017. “Sistem
Deteksi Wajah Dengan Modifikasi Metode
Viola Jones”. Jurnal Teknik Elektro, ISSN:
1411-8890.
Salamun, S dan Firman, W. 2016. “Rancang Bangun
Sistem Pengenalan Wajah Dengan
Metode Principal Component Analysis”.
Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi
UNIVRAB, ISSN: 2477-2062.
Syafitri I. 2019. Pengertian RDBMS Beserta
Fungsi dan Perbedaan RDBMS dengan
DBMS,
<URL:
https://www.nesabamedia.com/pengertia
n-rdbms/>
CodeIgniter. 2019. CodeIgniter Documentation,
<URL: https://codeigniter.com/docs>