Academia.eduAcademia.edu

Sepucuk Surat Untuk Ayah di Kampung

surat, sedih, haru, masa kecil.

SEPUCUK SURAT UNTUK AYAH DI KAMPUNG Oleh Mustopa Kamal btr Pekanbaru, 27 Pebruari 2014 Kepada yang luar biasa, Ayah di kampung. Bismillaahirrohmaanirrohiim..... Assalaamu ‘Alaikum Wr. Wb..... Sebelumnya ananda mendoakan semoga ayah di kampung senantiasa diberikan Allah kesehatan dan umur panjang, agar suatu saat nanti kita bisa merasakan kebahagiaan hidup yang sesungguhnya. Di sudut malam ini, ku goreskan pena di lembaran putih dengan perasaan tidak menentu, ada perasaan bahagia karena aku bisa menyampaikan isi hati melalui surat kecil ini, ada juga perasaan terharu karena mengingat pengorbanan dan perjuangan ayah selama ini untukku. Ayahku tercinta Tahukah engkau, ini adalah surat cinta pertamaku, yang khusus aku persembahkan sebagai tanda cinta dan sayangku untukmu. Apakah ayah tahu juga, ketika menulis surat ini aku berusaha menahan linangan air mata, paling tidak sampai ku selesaikan tulisan ini. Tapi mata ini berontak, akhirnya air mata ini ku biarkan mengalir menganak sungai meluap melewati sudut mata. Ayahku sayang Engkaulah satu-satunya lelaki yang mencintaiku tanpa syarat, yang setia menjaga dan menuntunku tanpa mengenal kata lelah. Engkau yang mengingatkan ketika aku terlupa, engkau yang yang mensehati ketika aku tersalah dan engkaulah yang selalu menghiburku di waktu sedih. Masih teringat jelas dalam rekaman ingatanku saat-saat indah dulu, saat adzan shubuh berkumandang, engkau selalu menuntunku tuk tunaikan kewajiban kepada tuhan, saat senja menyapa alam aku selalu duduk di pangkuanmu sembari mendengar lantunan ayat-ayat suci dari bibirmu, saat malam menjelang engkau selalu menemaniku dan menceritakan dongeng sampai aku terlelap lugu. Ayah, semua kenangan indah itu terasa baru saja berlalu dan masih tampak nyata dalam bingkai rinduku. Saya yakin ayah juga masih mengingat hari-hari indah yang tak terlupakan itu. Ayahku tercinta Maafkan kenakalanku yang dulu, yang terlalu egois dan bertindak sesuka hati karena keinginanku yang tidak bisa ayah turuti. Di saat itu aku iri kepada teman-teman yang lain, ketika melihat mereka dibelikan mainan oleh ayahnya, di saat melihat mereka dimanjakan oleh kedua orangtuanya dan selalu menuruti apa yang mereka minta. Tapi sekarang telah aku sadari ayah, bahwa kehidupan kita tidak sama dengan teman-temanku itu, orangtuanya adalah orang berdasi, sedangkan kita hanyalah gembel kehidupan yang selalu merajut asa tuk masa depan yang cerah. Mungkin itulah sebabnya, ayah tidak bisa menuruti semua keinginanku yang berlebihan di waktu itu. Sekali lagi maafkan anakmu yang nakal ini ayah, karena pada masa itu aku belum mengerti tentang arti sebuah kehidupan. Ayahku sayang Aku sangat mengagumi pengorbanan dan perjuanganmu yang dulu, setiap hari engkau sealu banting tulang. Di pagi buta, ketika semua orang masih terlelap dalam buaian tidur, engkau sudah bersiap-siap menuju ladang harapan, dengan penuh asa engkau hentakkan kaki meninggalkan rumah, demi mencari sesuap nasi tuk penyambung nyawa di dalam kehidupan ini. Ayahku tercinta Kini aku telah dewasa, sedang berusaha mengejar dan meraih cita-cita di rantau orang. Tahukah ayah, Anakmu selalu bersungguh-sungguh dalam menyelami lautan ilmu di sudut kota bertuah ini. Yah, tidak jarang pula badan ini bermandikan keringat untuk mencari uang sekolah ketika libur, karena aku tidak mau menyusahkan ayah yang hanya seorang buruh kehidupan, anakmu tidak mau menambah beban derita yang ada di pundakmu. Ayah, Aku ingin suatu saat nanti melihat ayah tersenyum bahagia ketika melihat anaknya memakai toga ketika di wisuda. Hari ini telah aku buktikan yah, bahwa anak seorang buruh kehidupan juga bisa mengenyam bangku perkuliahan, walaupun dulu semua orang kampung berkata kepadaku mustahil bisa sekolah tinggi, berkat motivasi ayah aku bisa menjadi manusia yang tegar dalam melewati semak belukar kehidupan. Ayah, engkaulah idola di dalam kehidupanku, yang selalu memberi kekuatan di setiap waktu. Walaupun semua pemuda sekarang sedang mengidolakan Justin Bieber, akan tetapi tidak bagiku, karena idolaku hanyalah ayah seorang, lelaki nomor satu dalam hidupku, yang telah membuat aku menjadi manusia sesungguhnya. Aku bangga punya ayah yang sangat luar biasa. Ayahku sayang Wajahmu yang dulu kencang kini telah mulai mengeriput, rambutmu yang dulu hitam kini telah menguban disebabkan pergeseran masa dan perputaran waktu. Ayah, aku tahu keringatmu di kampung sedang menantikan keberhasilan anakmu. Terimakasih yah, atas semua perjuangan dan pengorbanan yang telah engkau persembahkan bagiku. Terakhir terucap salam cinta dan doa dari anakmu yang sedang melayari samudera ilmu di rantau orang, semoga ayah selalu dalam lindungan Allah dan diberikan kekuatan oleh-Nya, agar suatu saat nanti kita bertemu dan bisa merasakan kebahagiaan hidup bersama-sama. Anakmu tercinta. BIODATA PENULIS Nama: Mustopa Kamal Btr TTL: Bange, 28 Oktober Alamat: Pekanbaru Daerah Asal: Mandailing-Sumut No. Hp. : 0877 6751 7060 Email: [email protected] Fb: Mustopa Kamal Btr Motto Hidup: Long life education  (Pendidikan itu seumur hidup) ! Pendidikan: SD Negeri 147545 Bange. MTs Negeri Siabu. Pesantren Musthafawiyah Purbabaru, kab. Madina-Sumut.  UIN Suska Riau (sedang belajar) Prestasi: Juara 1 cerdas cermat bhs. Indonesia (2005), Juara 3 siswa berprestasi (2004), Juara 3 kesenian Mandailing dg grup SD (2005) se-kec. Bukit Malintang. Juara 1 cipta puisi (2012), Juara 3 baca puisi tingkat pesantren (2011), Juara 3 Syarhi Qur’an MTQ se-kab. Madina-Sumut (2012), Juara 1 Syarhil Qur’an se-pesantren (2013), Juara 2 pidato bhs. Indonesia Pekan Olahraga dan Seni se-kab. Madina (2012), Juara 3 pidato bhs. Indonesia ulang tahun satu abad Pesantren Musthafawiyah se-kab. Madina (2012), Harapan 2 pidato bhs.Arab ulang tahun NU se-kab. Madina (2012), harapan 2 pidato bhs.Arab MTQ pesantren Musthafawiyah (2013), peserta Festival Nasyid se-kab.Madina (2013), MC bhs.Arab Seminar “Mengurai Benang Kusut Perdamaian Palestina” UIN Suska Riau (2013), Peserta Debat Bahasa se-prop.Riau (2014), Harapan II Pidato Bahasa Indonesia se-prop.Riau (2014), Pemenang ( Juara I ) lomba Surat Untuk Rektor semarak (Januari 2014). Dll. Karya:  Facebook Mengguncang Dunia (Buku Online). Jalan Berduri (Cerbung Online). Love Story in UIN Suska (Cerpen). Hujan di Mata Bunda (Cerpen). MTQ Galau (Cerpen). Umak (Cerpen Mandailing). Jangan Paksa Aku Murtad (Cerpen). Sepotong Hati Untuk Tuhan (Cerpen).. Pengorbanan Bunda (Puisi). UIN Suska Riau (Puisi). Cinta Terpendam (Puisi). Dll. PAGE \* MERGEFORMAT 1