Sejarah
dan Filsafat PAK
Peranan Filsafat Pendidikan Ditinjau Dari Filsafat PAK
Dosen Pengampu: Dr. Kalip, M.Pd.K
NAMA: RAPELOWANDI
NIM: 224241048
Pengertian
Filsafat
Secara etimologis filsafat berasal dari kata philein artinya
mencintai dan sophos artinya kebajikan. Dari pengertian
tersebut filsafat berarti usaha untuk mencintai kebajikan
atau Kebijaksanaan.
Filsafat adalah pandangan hidup sesorang atau sekolompok
orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan
yang dicita-citakan.
Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang
sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara
mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan.
Ciri-Ciri berfikir filosofi
1. Berfikir dengan menggunakan disiplin
berpikir yang tinggi.
2. Berfikir secara sistematis.
3.Menyusun suatu skema konsepsi, dan
4. Menyeluruh
Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah
1. Sebagai dasar bertindak dalam mengambil keputusan
2. Mengurangi salah paham dan konflik
3. Untuk siap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah
Pengertian
Filsafat Pendidikan
Menurut The Liang Gie, filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
kehidupan manusia. Landasan dari ilmu itu mencakup
01
Konsep-konsep pangkal
03
Asas-asas permulaan
05
02
Anggapan-anggapan
dasar
04
Struktur-struktur
teoritis
Ukuran-ukuran
kebenaran ilmiah
Pengertian pendidikan sendiri adalah usaha sadar untuk
mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan
datang. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai
kehidupan yang dicita-citakan.
Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar
dan dewasa dalam hal memikirkan segala sesuatu secara
mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh
dengan segala hubungan. Manfaat filsafat dalam kehidupan
adalah sebagai dasar dalam bertindak, sebagai dasar dalam
mengambil keputusan, untuk mengurangi salah faham dan
konflik serta untuk bersip siaga untuk menghadapi situasi dunia
yang selalu berubah.
Kegunaan Filsafat Pendidikan
Menurut Nasution, guna filsafat pendidikan adalah untuk menentukan arah
ke mana anak- anak harus dibawah. Sekolah ialah suatu lembaga yang
didirikan oleh masyarakat untuk mendidik anak-anak kearah yang dicitacitakan masyarakat itu dengan adanya tujuan pendidikan kita mendapat
gambaran yang jelas tentang hasil yang harus kita capai, individu yang
bagaimanakah yang harus kita hasilkan dengan usaha pendidikan kita.
Filsafat dan tujuan pendidikan menentukan cara dan proses untuk mencapai
tujuan itu. Filsafat dan tujuan pendidikan memberi kesatuan yang bulat
kepada segala usaha pendidikan. Segala usaha kita tidak terlepas-lepas,
melainkan saling berhubungan, sehingga terdapat suatu kontinuitas dalam
perkembangan dan kemajuan anak. Tujuan pendidikan memungkinkan si
pendidik menilai usahanya. Hingga manakah tujuan itu telah tercapai?
Tujuan pendidikan memberikan motivasi atau dorongan bagi kegiatankegiatan pendidikan. Kita lebih bergiat mengajar dan mendidik anak kalau
kita jelas melihat tujuannya.
Penting Seorang Guru PAK Memahami
Filsafat Pendidikan
Tugas guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) yang memiliki
misi membentuk akhlak dan moralitas anak peserta didik.
Filsafat pendidikan memang suatu disiplin yang bisa
dibedakan
tetapi tidak terpisah baik dari filsafat maupun juga
pendidikan. Filsafat pendidikan mengambil persoalan dari
pendidikan, sedangkan metodenya dari filsafat. Berfilsafat
tentang pendidikan
menurut suatu pemahaman yang tidak hanya tentang
pendidikan dan persoalan-persoalannya, tetapi juga
tentang filsafat itu sendiri. Filsafat pendidikan tidak lebih
dan tidak kurang dari suatu disiplin unik sebagaimana
halnya filsafat sains.
Pendidikan dan filsafat tidak terpisahkan karena akhir dari
pendidikan adalah akhir dari filsafat, yaitu kearifan
(wisdom), dan alat dari filsafat adalah alat dari pendidikan,
yaitu pencarian (inquiry), yang akan mengantar seseorang
pada kearifan. Suatu usaha untuk mengatasi persoalanpersoalanpendidikantanpa kearifan(wisdom) dankekuatan
filsafat ibarat sesuatu yang sudah ditakdirkan untuk gagal.
Persoalanpendidikanadalahpersoalanfilsafat.
Filsafat pendidikan adalah ilmu yang menyelidiki hakikat
pelaksanaan pendidikan yang bersangkut-paut dengan
tujuan, latar belakang, caradanhasilnya, serta hakikat ilmu
pendidikan, yang berhubungan dengan analitis kritis
terhadapstrukturdankegunaanpendidikanitusendiri.
Filsafat Pendidikan secara garis besarnya bukanlah filsafat umum atau filsafat murni
tetapi merupakan filsafat khusus atau filsafat terapan. Apabila dilihat dari karakteristik
objeknya, filsafat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: (1) filsafat umum atau
filsafat murni, dan (2) filsafat khusus atau filsafat terapan.
Filsafat umum mempunyai obyek antara lain: (a) Hakikat kenyataan segala sesuatu
(Metafisika) yang termasuk di dalamnya, hakikat kenyataan secara keseluruhan
(Ontology), kenyataan tentang alam atau kosmos (Kosmology), kenyataan tentang
manusia (Humanology) dan kenyataan tentang Tuhan (Teologi), (b) Hakikat mengetahui
kenyataan, (c) Hakikat menyusun kesimpulan pengetahun tentang kenyataan (Logika),
(d) Hakikat menilai kenyataan (Aksiologi), antara lain tentang hakikat nilai yang
berhubungan dengan baik atau jahat (Etika) serta nilai yang berhubungan dengan indah
dan buruk (Estetika).
Filsafat khusus mempunyai obyek kenyataan salah satu aspek kehidupan manusia yang
terpenting. Filsafat pendidikan merupakan aplikasi dalam pendidikan. Ditinjau dari
subtansinya atau isinya, ilmu pendidikan merupakan suatu sistem pengetahuan tentang
pendidikan yang diperoleh melalui riset dan disajikan dalam bentuk konsep-konsep
pendidikan. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengaruh yang diupayakan dan
rekayasa sekolah terhadap anak didik yang diserahkan kepadanya agar mereka
mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubunganhubungan dan tugas-tugas sosial mereka atau pendidikan memperhatikan keterbatasan
dalam waktu, tempat, bentuk kegiatan dan tujuan dalam proses berlangsungnya
pendidikan. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan
tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi
masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak
dibatasi pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat
dijangkau oleh sains pendidikan.
Tujuan pendidikan perlu dipahami dalam hubungannya dengan tujuan hidup. Guru sebagai
pribadi mempunyai tujuan hidupnya dan guru sebagai warga masyarakat mempunyai tujuan
hidup bersama. Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para pendidik
(guru). Hal tersebut akan mewarnai sikap perilakunya dalam mengelola proses belajar
mengajar (PBM). Selain itu pemahaman filsafat pendidikan akan menjauhkan mereka dari
perbuatan meraba-raba, mencoba-coba tanpa rencana dalam menyelesaikan masalah-masalah
pendidikan. Filsafat ilmu pendidikan dibedakan dalam empat macam,yaitu: (1) Ontology: ilmu
pendidikan yang membahas tentang hakikat subtansi dan pola organisasi ilmu pendidikan, (2)
Epistomologi: ilmu pendidikan yang membahas tentang hakikat objek formal dan material ilmu
pendidikan, (3) Metedologi ilmu pendidikan ,yang membahas tentang hakikat cara-cara kerja
dalam menyusun ilmu pendidikan, dan (4) Aksiologi: ilmu pendidikan yang membahas tentang
hakikat nilai kegunaan teoritis dan praktis ilmu pendidikan.
Filsafat dan pendidikan berjalan bergandengan tangan, saling memberi dan
menerima.
Mereka masing-masing adalah alat sekaligus akhir bagi yang lainnya. Mereka
adalah proses dan juga produk.
Filsafat sebagi proses (philosophy as process)
Filsafat sebagai aktivitas berfilsafat (the activity of philosophizing). Tercakup di
dalamnya aspek-aspek: (a) analisis (the analytic), yakni berkaitan dengan
aktivitas identifikasi dan pengujian asumsi-asumsi dan kriteria-kriteria yang
memandu perilaku.
(b) evaluasi (the evaluative), berkaitan dengan aktivitas kritik dan penilaian
tindakan. (c) spekulasi (the speculative), berhubungan dengan pelahiran nalar
baru dari nalar yang ada sebelumnya. (d) integrasi (the integrative), yakni
konstruksi untuk meletakkan bersama atau mempertautkan kriteria-kriteria
atau pengetahuan atau tindakan yang sebelumnya terpisah menjadi utuh. Jadi,
proses filosofis itu membangun dinamika dalam perkembangan intelektual.
Filsafat sebagai produk ( Philosophy as
product)
Produk dari aktivitas berfilsafat adalah
pemahaman (understanding), yakni klarifikasi
kata, ide, konsep, dan pengalaman yang
semula membingungkan atau kabur sehingga
bisa menjadi jernih dan dapat dimanfaatkan
untuk pencarian pengetahuan lebih lanjut.
Filsafat dengan “P” capital adalah suatu
bangun pemikiran yang secara internal
bersifat konsisten dan tersusun dari responrespon yang dibuat terhadap pertanyaanpertanyaan yang muncul dalam proses
berfilsafat. Pertama-tama, filsafat memang
tampak sebagai suatu jawaban, posisi sikap,
konklusi, ringkasan akhir, dan juga rencana
final.
Kebutuhan PAK
akan Filsafat Pendidikan
Proses pendidikan adalah proses perkembangan yang bertujuan. Tujuan proses
perkembangan itu secara almiah adalah kedewasaan, sebab potensi manusia
yang paling alamiah adalah bertumbuh menuju tingkat
kedewanaan, kematangan. Potensi ini akan dapat terwujud apabila prakondisi
almiah dan sosial manusia bersangkutan memungkinkan untuk perkembangan
tersebut, misalnya iklim, makanan, kesehatan, dan keamanan, relatif sesuai
dengan kebutuhan manusia. Kedewasaan yang bagaimanakah yang diinginkan
dicapai oleh manusia, apakah kedewasaan biologis-jasmaniah, atau
rohaniah , atau moral , atau kesemuanya. Dalam pendidikan agama kristen akan
muncul masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, lebih kompleks yang tidak
terbatasi oleh pengalaman maupun fakta faktual, dan tidak memungkinkan untuk
dijangkau oleh ilmu. Seorang guru Pendidikan Agama Kristen, baik sebagai
pribadi maupun sebagai pelaksana pendidikan, perlu mengetahui filsafat dan
filsafat Pendidikan Agama Kristen. Seorang guru PAK perlu memahami dan
tidak buta terhadap filsafat pendidikannya, karena tujuan pendidikan selalu
berhubungan langsung dengan tujuan kehidupan individu dan masyarakat
penyelenggara pendidikan.
Peranan filsafat Pendidikan ditinjau dari filsafat PAK dari 5
pandangan filsafat:
1. Kosmologi Metafisika merupakan bagian filsafat yang mempelajari masalah hakekat: hakekat
dunia, hakekat manusia, termasuk di dalamnya hakekat anak. Kosmologi secara praktis akan
menjadi persoalan utama dalam pendidikan. Karena anak bergaul dengan dunia sekitarnya,
maka ia memiliki dorongan yang kuat untuk memahami tentang segala sesuatu yang ada.
Memahami filsafat ini diperlukan secara implisit untuk mengetahui tujuan pendidikan.
Peran filsafat pendidikan bagi guru, dengan filsafat metafisika guru mengetahui hakekat
manusia, khususnya anak sehingga tahu bagaimana cara memperlakukannya dan berguna
untuk mengetahui tujuan pendidikan. Dengan filsafat epistemologi guru mengetahui apa yang
harus diberikan kepada siswa, bagaimana cara memperoleh pengetahuan, dan bagaimana cara
menyampaikan pengetahuan tersebut. Dengan filsafat aksiologi guru memahami yang harus
diperoleh siswa tidak hanya kuantitas pendidikan tetapi juga kualitas kehidupan karena
pengetahuan tersebut.
2. Antropologi.
Pendidikan yang intinya mendidik dan mengajar ialah pertemuan antara
pendidik sebagai subjek dan peserta didik sebagai subjek pula di mana terjadi
pemberian bantuan kepada pihak belakangan dalam upayanya belajar
mencapai kemandirian dalam mencapai batas-batas yang diberikan oleh
dunia sekitarnya. Atas dasar pandangan filsafat yang bersifat diologis ini maka
tiga dasar antropologis berlaku universal tidak hanya (1) sosialitas dan (2)
individualitas, melainkan juga (3) moralitas. Kiranya khusus untuk Indonesia
apabila dunia pendidikan nasional didasarkan atas kebudayaan nasional yang
menjadi konteks dari sistem pengajaran nasional disekolah, tentu akan
diperlukan juga dasar antropologis pelengkap yaitu (4) religiusitas, yaitu
pendidik dalam situasi pendidikan sekurangkurangnya secara mikro
berhamba kepada kepentingan terdidik sebagai bagian dari pengabdian lebih
besar kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Teologi.
Yang menentukan filsafat pendidikan seorang guru adalah seperangkat keyakinan
yang dimiliki dan berhubungan kuat dengan perilaku guru, yaitu: keyakinan
mengenai pengajaran dan pembelajaran, siswa, pengetahuan, dan apa yang perlu
diketahui.
Hal tersebut akan mewarnai sikap perilakunya dalam mengelola proses belajar
mengajar. Selain itu, pemahaman teologi akan menjauhkan guru PAK dari
perbuatan meraba-raba, mencoba-coba
tanpa rencana dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan. Maka di sini
teologi sebagai penerang kuat, bagaimana seharusnya seorang guru PAK bersikap,
baik terhadap dirinya maupun terhadap siswa/murid. Sehingga siswa/murid dibawa
ke dalam pola hidup yang benar sesuai
dengan kebenaran yang teologi (Alkitab) ajarkan.
4. Epistemologi
Guru tidak hanya mengetahui bagaimana siswa memperoleh pengetahuan, melainkan juga
bagaimana siswa belajar. Dengan demikian epistemologi memberikan sumbangan bagi teori
pendidikan dalam menentukan kurikulum. Pengetahuan apa yang harus diberikan kepada anak
dan bagaimana cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut, begitu juga bagaimana cara
menyampaikan pengetahuan tersebut. Dasar epistemologis diperlukan oleh pendidikan atau
pakar ilmu pendidikan demi mengembangkan ilmunya secara produktif dan bertanggung
jawab.Karena itu penelaahan dan pengumpulan data diarahkan oleh pendidik atau ilmuwan
sebagaai pakar yang jujur dan menyatu dengan objeknya. Karena penelitian tertuju tidak hnya
pemahaman dan pengertian melainkan unuk mencapai kearifan tentang fenomen pendidikan
maka validitas internal harus dijaga betul dalm berbagai bentuk penelitian dan penyelidikan
seperti penelitian koasi eksperimental, penelitian tindakan, penelitian etnografis dan penelitian
ex post facto.
5. Ontologis
Pada latar filsafat diperlukan dasar ontologis dari ilmu pendidikan. Adapun aspek
realitas yang dijangkau teori dan ilmu pendidikan melalui pengalaman pancaindra
ialah dunia pengalaman manusia secara empiris. Didalam situasi sosial manusia
itu sering berperilaku tidak utuh, hanya menjadi makhluk berperilaku individual
dan/atau makhluk sosial yang berperilaku kolektif. Hal itu boleh-boleh saja dan
dapat diterima terbatas pada ruang lingkup pendidikan makro yang berskala besar
mengingat adanya konteks sosio-budaya yang terstruktur oleh sistem nilai
tertentu. Jika pendidik tidak bersikap afektif utuh demikian maka akan terjadi
mata rantai yang hilang atas faktor hubungan serta didik-pendidik atau antara
siswa-guru.
Manfaat Mempelajari Filsafat Pendidikan
Agama Kristen
Setelah menempuh mata kuliah ini penulis paling tidak kesadaran dan memiliki
dasar pemikiran filosofis dan teoritis mengenai pendidikan dalam lingkup
pengajaran makro berlandaskan epistemologis dan lingkup belajar-mengajar mikro
berlandaskan interaksi insani, memiliki wawasan yang luas dan dalam mengenai
berbagai pandangan fislafat dan teori pendidikan. Diharapkan juga dengan
landasan ini, penulis akan mampu membina dan mengembangkan program
pendidikan serta memecahkan persoalan pendidikan pada umumnya, dan
khususnya yang timbul dan dihadapi di Indonesia baik dalam rangka otonomi
daerah maupun dekonsentrasi pendidikan guru dan Pendidikan Agama Kristen.
Filsafat Pendidikan Agama Kristen membahas persoalan filsafati dan teoritis
mengenai pendidikan, baik dasar pemikiran maupun penerapannya dalam praktek
serta pemecahan masalah-masalah mikro dan makro pendidikan, dengan
menempatkan permasalahan pendidikan tersebut pada pemikiran filsafat maupun
teoritis. Dalam studi ini digunakan pendekatan filsafat, teoritissistematis, historis, maupun komparatif, yang mana dari itu semua dilandasi oleh
pemikiran teologi Kristen, sebagai pengejawantahan dari Alkitab.
THANKS!
Do you have any questions?
[email protected]
+6281 33337 6660
@Penda Parukat
KEMENTRIAN
AGAMA REPUBLIK
INDONESIA
CREDITS:
This presentation
template
was
PALANGKARAYA
created byIAKN
Slidesgo,
including icons by
PROGRAM PASCASARJANA
Flaticon, infographics
& images by Freepik
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN