Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
3 pages
1 file
Selamat Sore Bapak Prof Hapzi dan Rekan-Rekan Semua, Pada setiap perusahaan pasti berbeda-beda dalam mengantisifasi atas sistem informasi yang mereka miliki, , berikut 3 (tiga) alternative yang dapat digunakan perusahaan dalam mengembangkan sstem informasi yang sedang atau akan dijalankan, sebagai berikut : 1. Paket (package), Ketersediaan paket harus diperiksa, apakah paket harus dibeli atau mengembangkan STI sendiri. Kelebihan • Kualitas paket yang baik • Dapat digunakan sketika • Harga paket relative murah • Dapat digunakan untuk rekayasa ulang proses bisnis • Kompatibel dengan sesame oengguna paket Kelemahan • Tidak sesuai untuk aplikasi yang unik • Perbaikan, modifikasi dan pengembangan paket sulit dikerjakan sendiri • Basis data tidak terintegrasi dengan aplikasi lainnya • Ketergantungan dari pemasok • Tidak memberikan keuntungan kompetisi 2. Metode Prototip (Prototyping) Prototyping adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja (prototipe) dari aplikasi baru melalui proses interaksi dan berulang-ulang yang biasa digunakan ahli sistem informasi dan ahli bisnis. Keunggulan prototyping adalah : • Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan. • Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan. • Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem. • Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem. • Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya. Kelemahan prototyping adalah : • Pelanggan tidak melihat bahwa perangkat lunak belum mencerminkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan belum memikirkan peneliharaan dalam jangka waktu yang lama. • Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman sederhana. • Hubungan pelanggan dengan komputer mungkin tidak menggambarkan teknik perancangan yang baik. 3. Metode outsercing. Outsourcing adalah metode penggunaan sumber daya manusia yang berasal dari pihak eksternal (pihak ketiga) untuk menangani atau membangun sistem perusahaan dengan cara membeli aplikasi dengan vendor. Perbedaan metode konvensional dengan metode alternatif. Dengan metode pengembangan secara konvensional, yaitu metode siklus hidup pengembangan sistem, yang dikembangkan oleh analisis sistem. Alasan menggunakan metode ini digunakan untuk mengembangkan sistem teknologi informasi yang kompleks. Selanjutnya pengembangan sistem teknologi informasi alternatif model paket dilakukan dengan membeli paket perangkat lunak yang ada. Paket sekarang banyak tersedia di pasaran karena banyak aplikasi bisnis yang bersifat umum seperti tersedia di pasaran karena banyak aplikasi bisnis yang bersifat umum seperti misalnya aplikasi akuntasi, keungan dan aplikasi-aplikasi lainnya. Jika paket tersedia perusahaan tidak perlu merancang dan menulis program sendiri aplikasinya.di dalam memilih paket, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu : 1) spesifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, 2) ketersedian paket, 3) mengevaluasi kemampuan paket.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) Struktur dan pola Pertumbuhan Sektor Ekonomi di Kabupaten Tebo selama Periode 2001-2010 (2) Sektor mana yang menjadi Sektor Unggulan di Kabupaten Tebo (3) Tingkat Ketimpangan antar Sektor di Kabupaten Tebo. Hasil Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Tebo dalam Pembentukan PDRB selama Tahun 2001-2010 masih didominasi oleh sektor Primer (Pertanian,Pertambangan), dimana rata-rata kontribusi sektor Primer sebesar 54,87 persen, sedangkan untuk Pola Pertumbuhan sektor Ekonomi berdasarkan analisis Tipologi Klassen terlihat bahwa sektor Ekonomi tidak ada yang berada pada kuadran II yaitu sektor maju dan tumbuh cepat tetapi berada pada kuadran I, III dan kuadran IV hal ini disebabkan karena Kabupaten Tebo merupakan Kabupaten pemekaran dimana sektor-sektor perekonomian masih memungkinkan untuk di kembangkan, dan kekayaan berupa sumber daya alam belum maksimal dimanfaatkan.
Laporan Best Practice LK 3.1, 2023
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan minat dan perhatian peserta didik pada saat kegiatan proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Suruh dengan menggunakan media Tik-Tok dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) melalui metode pembelajaran diskusi. Penulis Azizatul Fikriyah, S.Pd. Tanggal 13 Desember 2022 Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Refliyandi, 2023
Jurnal Partisipasi warga masyarakat desa okumel dalam penilaian kinerja pemerintah kecamatan
Puji syukur kita panjatkan kehidarat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan artikel ini dengan baik.
Gambaran Umum, Potensi Kelurahan , dan Tujuan Kelurahan , Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya, 2024
Kelurahan Nginden Jangkungan adalah kelurahan di wilayah kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, dengan luas lahan 4.600 m2. Lebar jalaan 5 m. memiliki penduduk 15,271. Laki-laki 7,57. Perempuan 7,724. (Rt) Rukun Tetangga 61. (Rw) Rukun Warga 1. Lpmk 1. Batas wilayah utara kelurahan menur pumpungan, Batas wilyah timur kelurahan semolowaru dan kelurahan medokan semampir, batas wilayah Selatan kelurahan panjang jiwo dan kelurahan kedung baruk, bats wilayah barat kelurahan baratajaya. Kelurahan Nginden Jangkungan merupakan unit kerja yang berada di wilayah dan sebagai bagian organisasi perangkat daereah kecamatan Sukolilo.
Secara klasik, kehadiran birokrasi menurut Max Weber, merupakan suatu upaya untuk membangun suatu kultur organisasi yang memisahkan kepentingan domestik dan publik. Birokrasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu pertama, birokrasi dalam pengertian yang baik atau rasional. Kedua, birokrasi dalam pengertian sebagai suatu penyakit (bureau pathology). Ketiga, birokrasi dalam pengertian netral artinya tidak terkait dengan pengertian baik atau buruk.
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan terhadap beberapa alternatif pilihan yang dampaknya pada masa mendatang belum diketahui secara pasti. Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan memilih suatu alternatif pilihan yang dinilai memiliki banyak kelebihan dan sedikit kekurangan jika dibandingkan dengan alternatif pilihan yang lainnya, serta alternatif pilihan tersebut juga sesuai dengan kondisi terkait pada saat pengambilan keputusan dilakukan. Pengambilan keputusan merupakan hal yang penting bagi suatu bisnis dan organisasi. Dengan memilih keputusan yang tepat, suatu bisnis dan/atau organisasi dapat memecahkan masalah yang dihadapi dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan efisien supaya bisnis dan/atau organisasi mampu mencapai tujuannya. Supaya dapat mengambil keputusan yang efektif, seorang pengambil keputusan harus mampu memprediksi hasil dan efek dari beberapa alternatif pilihan yang tersedia, dan seorang pengambil keputusan juga harus mampu untuk menganalisis pilihan yang mana yang paling cocok diterapkan pada situasi saat itu. Jenis Keputusan dalam proses pengambilan keputusan a. Keputusan Terstruktur, merupakan suatu keputusan yang harus mengikuti prosedur tertentu dalam penentuannya dan bersifat rutin. b. Keputusan Tak Terstruktur, merupakan suatu keputusan yang dalam penentuannya memiliki prosedur dan peraturan yang belum lengkap, sehingga prosedur yang harus diikuti jadi tidak jelas. c. Keputusan Semi-Terstruktur, merupakan suatu keputusan yang sebagian prosedur pengambilan keputusannya dapat ditentukan, namun tidak cukup untuk memastikan keputusan. Mengenai masalah khusus. Membutuhkan intuisi untuk memecahkan masalah. Dan keputusan ini diambil untuk masalah kompleks yang terjadi sesekali. Tiga istilah yang berhubungan dengan hasil dalam pengambilan keputusan, yaitu:
Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang terdiri dari beribu pulau yang berbatasan langsung dengan wilayah negara lain baik berupa perbatasan laut dan darat. Konfigurasi wilayah nasional Indonesia yang sejak tanggal 17 Agustus 1945 diproklamasikan sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 ini telah diperkuat oleh pengakuan masyarakat internasional melalui Konvensi Hukum Laut Internasional 1982 sebagai satu Negara Kepulauan (archipelagic state), dengan batas teritorial selebar 12 mil laut dari garis dasar ditambah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia selebar 200 mil laut yang mengelilingi seluruh NKRI. Sehingga dengan kondisi seperti ini, wilayah Indonesia yang berada di perbatasan kerap mengalami ancaman keamanan. Seiring berjalannya waktu, ancaman keamanan yang terjadi bukan lagi ancaman kedaulatan Negara seperti pada masa awal kemerdekaan, melainkan melebar kearah ancaman transnasional, misalnya bajak laut, perdagangan wanita dan illegal fishing. Pasal 62 ayat (2) Konvensi Hukum Laut PBB 1982 (UNCLOS), Pasal 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) disebutkan bahwa kapal asing berdasarkan perjanjian yang diadakan dapat dibenarkan menangkap ikan di ZEE. Oleh karena itu jika tidak ada perjanjian atau izin, maka tidak boleh menangkap ikan di ZEE Indonesia, apalagi di laut wilayah sangat tidak dibenarkan, namun jika terjadi diberikan sanksi hukuman atau pemusnahan berdasarkan hukum yang berlaku. Walaupun demikian penangkapan ikan secara tidak sah banyak terjadi di
The prominent emergence of Communicative Language Teaching (CLT) approach since the 1970s has drawn marked attention from national policy makers, curriculum designers as well as educational practitioners. The innovative asset of CLT obviously lies in its objective which is to develop the ability to communicate effectively in English. Nevertheless, originated from English classrooms in European English-speaking countries (Richard, 1987), CLT has posed serious questions and debates since Asian countries robustly applied this teaching approach at a national scale. “Difficulties with classroom management, students’ inadequate language proficiency, common conception of formal learning, and the “washback” effect of public examinations …” are potential problems hindering the efficacy of CLT (Littlewood, 2013). This proposed research aims to investigate the relationship between CLT pedagogical approach and the learning outcomes of year 10 students after this new approach has been widely implemented at high schools in Ho Chi Minh city, Vietnam
First Textiles. The Beginnings of Textile Manufacture in Europe and the Mediterranean. Edited by Malgorzata Siennicka, Lorenz Rahmstorf and Agata Ulanowska. Ancient Textiles Series 32, 2017, 2017
Środkowoeuropejskie Studia Polityczne, 2011
Lingue e linguaggi (http://siba-ese.unisalento.it/index.php/linguelinguaggi/issue/view/1998), 2024
Tekoporá. Latin América Review of Environmental Humanities and Territorial Studies, 2023
Medicinski pregled, 2023
Baética. Estudios de arte, geografía e historia, 2015
Interspeech, 2017
Chemical Engineering Technology, 2009
International Journal of Mobile and Blended Learning, 2012
Himalayan Journal of Sciences, 2011
Bulletin de la Société préhistorique française, 2014
Jurnal Kajian Komunikasi
The Journal of the Acoustical Society of America, 2009
TIAMIYU OLAITAN TOHEEB, 2019
Journal of Evidence Based Medicine and Healthcare, 2019