MAKALAH
HOMEOSTASIS
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Manusia
Dosen Pengampu:
Raimundus Chalik, S.Si., M.Sc., Apt
OLEH KELOMPOK 7
AKHMAD FAQKHI A. MAUDJIK
PO714251231003
KEZIA AURORA MATILDA TIURASI MANURUNG
PO714251231003
MUHAMMAD FAIZ ABDULLAH AY.
PO714251231020
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan topik Homeostasis. Makalah ini kami susun sebagai salah satu tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia yang kami di amanahkan oleh dosen kami.
Tujuan makalah ini adalah untuk menjelaskan dengan mendalam tentang konsep Homoestasis yang melibatkan berbagai sistem dan mekanisme kontrol yang berinteraksi dalam tubuh untuk memonitor, mendeteksi, dan mengatur berbagai parameter fisiologis, seperti suhu tubuh, tekanan darah, kadar glukosa darah, keseimbangan cairan, dan banyak lagi.
Dalam penyusunan makalah ini, kami merujuk kepada berbagai literatur, sumber informasi, dan kajian sejarah yang relevan. Kami juga mencoba menerapkan pemahaman yang kami peroleh dari mata kuliah ini untuk mengulas secara mendalam mengenai topik yang diberikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan dan keterbatasan, baik dalam hal konten maupun penulisan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran, kritik, dan masukan yang membangun guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat dan memberikan wawasan baru bagi pembaca.
Makassar, 2 September 2023
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN 1
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
A. HOMEOSTASIS 3
B. FAKTOR FAKTOR YANG DIPERTAHANKAN SECARA HOMEOSTASIS 5
C. KONTRIBUSI BERBAGAI SISTEM ORGAN BAGI HOMEOSTASIS 6
D. SISTEM KONTROL HOMEOSTASIS 8
E. MEKANISME HOMEOSTASIS 9
F. PENGAPLIKASIAN SISTEM HOMEOSTASIS DALAM FARMASI …………………………………………………………………………….11
G. FUNGSI HOMEOSTATIK DARI OBAT 12
BAB III 14
PENUTUP 14
A. KESIMPULAN 14
B. SARAN 14
DAFTAR PUSTAKA iii
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Homeostasis berasal dari bahasa Yunani: homeo berarti "sama", stasis "mempertahankan keadaan", sehingga dapat diartikan sebagai suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi segala kondal yang dihadapi. Istilah ini digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan pemeliharaan aneka kondisi yang hampir selalu konstan di lingkungan dalam (Hafid, Muh. Anwar, 2020).
Homeostasis ini sangat penting karena sel dan jaringan tubuh hanya akan tetap hidupdan dapat berfungsi secara efisien ketika kondisi internal ini dipertahankan dengan baik.Semua sistem organ bekerja dengan cara saling bergantung untuk mempertahankanhomeostasis. Sebagai contoh perubahan pada satu sistem cenderung untuk mempengaruhisatu sistem atau lebih sistem tubuh lainnya (Raimudus, 2016).
Apabila cuaca panas, sistem kulit akan merespon dengan mengeluarkan keringat melalui kelenjar keringat pada epidermis kulit untuk mencegah suhu darah meningkat, pembuluh darah akan mengembang untuk mengeluarkan panas ke sekitarnya, hal ini juga menyebabkan kulit berwarna merah.
Homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi tubuh dan memantau organ tubuh. Untuk sebagian besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf dan endokrin dan tidak mencakup perilaku sadar. Tubuh membuat penyesuaian dalam frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit, sekresi hormon, dan tingkat kesadaran yang semuanya ditujukan untuk memberi kontribusi bagi homeostasis.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana dasar-dasar dan jenis dari homoestatis?
Apa saja faktor yang perlu dipertahankan secara homeostatis?
Bagaimana kontribusi sistem organ tubuh bagi homoestatis?
Apa saja mekanisme dari homeostatis?
Bagaimana pengaplikasian homoestatis dalam bidang kefarmasian?
Bagaimana fungsi homoestatis dari obat?
TUJUAN
Mengetahui dasar-dasar dan jenis dari homeostatis
Mengenali faktor yang perlu dipertahankan secara homeostatis
Mengetahui kontribusi dari sistem organ tubuh bagi homeostatis
Untuk memahami mekanisme dari homeostatis
Untuk memahami pengaplikasian homoeostatis dalam bidang kefarmasian
Mengetahui fungsi homeostatis dari obat
BAB II
PEMBAHASAN
HOMEOSTASIS
Setiap sel dalam tubuh manusia terlibat dalam upaya mempertahankan keseimbangan Internal yang dinamis dan terus menerus yang dinamakan homeostasis. Setiap perubahan di tingkat seluler dapat memengaruhi seluruh aktivitas tubuh. Ketika terjadi gangguan homeostasis akibat rangsangan eksternal- seperti cedera, kekurangan nutrien, atau invasi parasit atau organisme lainnya maka itulah yang menyebabkan terjadinya penyakit (Hafid, Muh. Anwar, 2020).
Kemampuan sistem fisiologi tubuh untuk mempertahankan keadaan di dalam tubuh yang relatif konstan disebut homeostatis. Homeostatis (homeo artinya “yang sama”; statis artinya “berdiri atau diam”). Istilah homeostatis diperkenalkan pertama kali oleh W.B.Cannon untuk menjelaskan berbagai proses fisiologik yang berfungsi untuk memulihkan keadaan normal setelah terjadi gangguan. Homeostasis ini sangat penting karena sel dan jaringan tubuh hanya akan tetap hidup dan dapat berfungsi secara efisien ketika kondisiinternal ini dipertahankan dengan baik. Ini tidak dapat dikatakan bahwa lingkungan internalbersifat tetap dan tidak berubah. Tubuh selalu dihadapkan dengan perubahan lingkunganeksternal serta kegiatan dan aktivitas yang terjadi di dalam tubuh yang dapat merubah keseimbangan dari beberapa varibel penting (Raimundus, 2016).
Homeostasis adalah kestabilan relatif lingkungan internal dalam menjaga fungsi sel. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa homeostasis merupakan mekanisme pengaturan mempertahankan kestabilan internal tubuh. Perlu diketahui kata stabil dalam homeostasis ini tidak sama dengan kaku namun stabil tersebut dapat bervariasi dalam limit atau batasan tertentuserta merupakan suatu proses yang dinamis (Guyton et al, 2008).
Homeostasis adalah kondisi pemeliharaan lingkungan internal tubuh yang dijaga dalam kisaran normal tertetu demi keberlangsungan hidup sel penyusun tubuh. Jika suatu factor mulai menggerakkan lingkungan internal menjauhi kondisi optimal, maka system tubuh akan memulai reaksi tandingan yang sesuai untuk memperkecil perubahan tsb sehingga lingkungan internal dapat kembali ke kondisi awal yang optimal bagi keberlangsungan hidup sel (Tyas, 2020).
Gamar 2. SEQ Figure \* ARABIC 1 Hubungan dari Sel, Sistem Organ, dan Homeostasis
Sumber: Sherwood L. Human Physiology: from cells to sistem. 7th edition.
2009. Cengage learning.
Dasar-dasar Homeostasis
Ahli ilmu faal Amerika Serikat Walter Cannon mengajukan 4 postulat yang mendasari homeostasis, yaitu:
Peran sistem saraf dalam mempertahankan kesesuaian lingkungan dalam dengan kehidupan.
Adanya kegiatan pengendalian yang bersifat tonik.
Adanya pengendalian yang bersifat antagonistik.
Suatu sinyal kimia dapat mempunyai pengaruh yang berbeda di jaringan tubuh berbeda.
Jenis Homeostasis
Homeostasis Fisiologis
Homeostasis fisiologis dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh sistem endokrin dan saraf otonom. Prosesnya terjadi melalui empat cara, yaitu:
Pengaturan Dini. Sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat. Contohnya: proses pengaturan fungsi organ tubuh.
Kompensasi. Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan yang terjadi di dalamnya. Misalnya apabila secara tiba-tiba lingkungan menjadi dingin, maka pembuluh darah perifer akan mengalami konstriksi dan merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan (misalnya menggigil yang dapat menghasilkan panas sehingga suhu tubuh tetap stabil, pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman terhadap tubuh, dan peningkatan keringat untuk mengontrol kenaikan suhu tubuh.
Umpan Balik Negatif. Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam keadaan abnormal, tubuh secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan penyimpanan yang terjadi.
Umpan Balik untuk Mengoreksi Ketidakseimbangan Fisiologis Contoh, apabila seseorang mengalami hipoksia akan terjadi proses peningkatan denyut jantung untuk membawa darah dan oksigen yang cukup ke sel tubuh.
Homeostasis Psikologis
Homeostatis psikologis berfokus pada keseimbangan emosional dan kesejahteraan mental. Proses ini didapat dari pengalaman hidup dan interaksi dengan orang lain serta dipengaruhi oleh norma dan budaya masyarakat. Contohnya adalah mekanisme pertahanan (coping) diri seperti menangis, tertawa, berteriak, memukul dan lain-lain.
FAKTOR FAKTOR YANG DIPERTAHANKAN SECARA HOMEOSTASIS
Konsentrasi Molekul Zat-Zat Gizi.
Sel-sel membutuhkan pasokan molekul nutrient yang tetap untuk digunakan sebagai bahan bakar metabolic untuk menghasilkan energi. Energy kemudian digunakan untuk menunjang aktivitas-aktivitas khusus dan untuk mempertahankan hidup.
Konsentrasi O, dan CO,
Sel membutuhkan O, untuk melakukan reaksi-reaksi kimia yang menarik sebanyak mungkin energi dari molekul nutrien digunakan oleh sel. CO, yang dihasilkan selama reaksi-reaksi tersebut berlangsung harus diseimbangkan dengan CO, yang dikeluarkan oleh paru, sehingga CO, pembentuk asam ini tidak meningkatkan keasaman di lingkungan internal.
Konsentrasi Zat-Zat Sisa.
Berbagai reaksi kimia menghasilkan produk-produk akhir yang berefek toksik bagi sel apabila dibiarkan tertimbun melebihi batas tertentu.
pH
Di antara efek-efek paling mencolok dari perubahan keasaman lingkungan cairan internal adalah perubahan mekanisme pembentuk sinyal listrik di sel saraf dan perubahan aktivitas enzim di semua sel.
Konsentrasi Air, Garam-Garam, dan Elektrolit-Elektrolit Lain
Karena konsentrasi relatif garam (NaCl) dan air di dalam cairan ekstrasel (lingkungan internal memengaruhi berapa banyak air yang masuk atau keluar sel, konsentrasi keduanya diatur secara ketat untuk mempertahankan volume sel yang sesuai. Sel-sel tidak dapat berfungsi secara normal apabila mereka membengkak atau menciut. Elektrolit lain memiliki bermacam-macam fungsi vital lainnya. Sebagai contoh denyut jantung yang teratur bergantung pada konsentrasi kalium di cairan ekstrasel yang relatif konstan.
Suhu
Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentan suhu yang sempit. Sel-sel akan mengalami perlambatan aktivitas yang hebat apabila suhunya terlalu dingin dan yang lebih buruk protein-protein struktural dan enzimatiknya akan terganggu apabila suhunya terlalu panas.
Volume dan Tekanan
Volume dan Tekanan Komponen sirkulasi pada lingkungan internal, yaitu plasma, harus dipertahankan pada tekanan darah dan volume yang adekuat agar penghubung vital antara sel dan lingkungan eksternal ini dapat terdistribusi ke seluruh tubuh.
KONTRIBUSI BERBAGAI SISTEM ORGAN BAGI HOMEOSTASIS
Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan pada gilirannya, setiap sel, melalui aktivitas khususnya masing-masing, turut berperan sebagai bagian dari sistem tubuh untuk memelihara lingkungan internal yang digunakan bersama oleh semua sel (Hafid, Muh. Anwar, 2020).
Sistem Sirkulasi
Merupakan sistem transportasi yang membawa berbagai zat, misalnya zat gizi, O,, CO₂, zat-zat sisa, elektrolit, dan hormon dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya.
Sistem Pencernaan
Menguraikan makanan menjadi molekul-molekul kecil zat gizi yang dapat diserap ke dalam plasma untuk didistribusikan ke seluruh sel. Sel ini juga memindahkan air dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan internal. Sistem ini mengeluarkan sisa-sisa makanan yang tidak dicerna ke lingkungan eksternal melalui tinja.
Sistem Respirasi
Mengambil O, dari udara dan mengeluarkan CO, ke lingkungan eksternal. Dengan menyesuaikan kecepatan pengeluaran CO, pembentuk asam, sistem respirasi juga penting untuk mempertahankan pH lingkungan internal yang sesuai.
Sistem Kemih
Mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari plasma melalui urine, bersama zat-zat sisa selain CO,.
Sistem Rangka
Memberi penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan organ-organ. Sistem ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium, suatu elektrolit yang konsentrasinya dalam plasma harus dipertahankan dalam rentang yang sangat sempit. Bersama dengan sistem otot, sistem rangka juga memungkinkan timbulnya gerakan tubuh dan bagian-bagiannya.
Sistem Otot
Menggerakkan tulang-tulang yang melekat kepadanya. Dari sudut pandang homeostasis semata-mata, sistem ini memungkinkan individu mendekati makanan dan menjauhi bahaya. Selain itu, panas yang dihasilkan oleh kontraksi otot penting untuk mengatur suhu. Karena berada di bawah kontrol kesadaran, individu mampu menggunakan otot rangka untuk melakukan bermacam gerakan sesuai keinginan. Gerakan-gerakan tersebut, berkisar dari keterampilan motorik halus.
Sistem Integumen
Berfungsi sebagai sawar protektif bagian luar yang mencegah cairan internal keluar dari tubuh dan mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh. Sistem ini juga penting dalam mengatur suhu tubuh. Jumlah panas yang dikeluarkan dari permukaan tubuh ke lingkungan eksternal dapat disesuaikan dengan mengatur produksi keringat dan dengan mengatur aliran darah hangat ke kulit.
Semua sistem organ dalam tubuh,kecuali sistem reproduksi, berkontribusi dalam mempertahankan homeostasis.
Tabel 2. SEQ Table \* ARABIC 1 Peran sitem organ dalam mempertahankan Homeostasis
Sistem Organ
Fungsi
Sistem Saraf
Mengatur aktivitas muskuler dan sekresi kelenjar
Sistem Endokrin
Mengatur proses metabolik melalui sekresi hormon
Sistem Muskler
Berperan dalam menggerakkan tubuh dan terhadaptermoregulator
Sistem Sirkulasi
Mengangkut nutrien, oksigen, zat yang sudah tidak dibutuhkantubuh,
Sistem Respirasi
Mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida,mengatur keseimbangan asam basa (pH)
Sistem Gastrointestinal
Mencerna dan menyerap makanan untuk memberikan nutrisikepada tubuh
Sistem Renal
Mengeluarkan senyawa-senyawa, produk yang sudah tidakdibutuhkan oleh tubuh, mengatur volume dan tekanan darah,mengatur keseimbangan asam basa (pH)
Sumber: Raimundus, 2016.
SISTEM KONTROL HOMEOSTASIS
Sistem Intrinsik
Control intrinsic atau local terdapat di dalam atau inheren dalam suatu organ yang bersangkutan. Misalnya, mekanisme pengaturan suplai darah ke otot yang dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kebutuhan oksigen dan metabolit di jaringan otot (Tysa, 2020).
Kontrol intrinsik (intrinsic berarti "di dalam") terdapat di dalam atau inheren bagi organ yang bersangkutan. Sebagai contoh, sewaktu suatu otot yang beraktivitas menggunakan O, dan mengeluarkan CO₂ untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas kontraktilnya, konsentrasi O, turun dan CO, meningkat di dalam otot tersebut. Melalui kerja langsung pada otot polos di dinding pembuluh darah yang mengaliri otot-otot tersebut, perubahan-perubahan kimiawi lokal tersebut menyebabkan otot polos melemas dan pembuluh terbuka lebar untuk mengakomodasikan peningkatan aliran darah ke otot tersebut. Mekanisme lokal ini ikut berperan mempertahankan kadar O, dan CO₂ yang optimal di dalam lingkungan cair internal yang mengelilingi sel-sel otot tersebut (Hafid, Muh Anwar. 2020).
Kontrol intrinsik (lokal) terdapat di dalam dan inherent bagi organ tersebut.Contohnya ketika otot sedang beraktivitas yang tinggi dan menggunakan oksigen yangtinggi pula, maka kadar oksigen akan turun. Perubahan kimia lokal pada otot akanmenyebakan pembuluh darah bervasodilatasi dan meningkatkan aliran darah ke ototsehingga kadar oksigen meningkat pula (Raimundus. 2016).
Sistem Ekstrinsik
Kontrol ekstrinsik dilakukan oleh system saraf dan endokrin, yang merupakan dua system regulatorik utama dalam tubuh. Control ekstrinsik ini diperlukan untuk adanya suatu keterpaduan regulasi beberapa organ untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Tysa. 2020).
Sebagian besar kontrol homeostatik dipertahankan dengan kontrolini, mekanisme regulasi dimulai di luar suatu organ untuk menggubah aktivitas organtersebut, mekanisme ini dilakukan oleh sistem saraf dan endokrin. Contohnyamekanisme untuk memulihkan tekanan darah ke tingkat yang sesuai. Dimana organyang bekerja adalah sistem saraf jantung dan pembuluh darah di seluruh tubuh.Mekanisme kontrol homeostatik bekerja berdasarkan prinsip umpan balik (Raimundus. 2016).
Kontrol ekstrinsik (extrinsic berarti "di luar"), yaitu mekanisme pengatur yang dicetuskan di luar suatu organ untuk mengubah aktivitas organ tersebut. Kontrol ekstrinsik berbagai organ dan sistem dilaksanakan oleh sistem saraf dan endokrin, dua sistem kontrol utama pada tubuh. Kontrol ekstrinsik memungkinkan pengaturan beberapa organ sekaligus untuk mencapai suatu tujuan bersama; sebaliknya, kontrol intrinsik berfungsi untuk melayani organ tempat kontrol tersebut bekerja. Mekanisme pengaturan keseluruhan yang terkoordinasikan penting untuk mempertahankan keadaan stabil dinamis lingkungan internal secara keseluruhan (Hafid, Muh Anwar. 2020).
MEKANISME HOMEOSTASIS
Tahap tahap Homeostasis
Homeostasis Primer
Jika terjadi deskuamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi homeostasis primer. Homeostasis primer ini melibatkan tunika intima pembuluh darah dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat trombosit. Homeostasis primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jika homeostasis primer belum cukup untuk mengkompensasi luka, maka akan berlanjut menuju homeostasis sekunder.
Homeostasis Sekunder
Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain, vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengompensasi luka ini. Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan faktor koagulasi. Homeostasis sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin. Homeostasis sekunder ini bersifat delayed dan long-term response. Kalau proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka proses berlanjut ke homeostasis tersier.
Homeostasis Tersier
Homeostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak berlebihan. Homeostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.
Umpan Balik Homeostasis
Umpan Balik Positf
Pada umpan balik positif perubahan pada variabel terkontrol memicu respon yang mendorong ke arah yang sama seperti awal perubahan sehingga perubahan semakin kuat. Umpan balik positif lebih jarang terjadi, namun umpan balik ini juga berperan penting dalam keadaan tertentu, misalnya pelepasan oksitosin yang semakin banyak dengan semakin besarnya tekanan pada serviks (Raimundus. 2016).
Gambar 2.2 Mekanisme Umpan Balik Positif dalam Homeostasis
Sumber: Raimundus. 2016.
Umpan Balik Negatif
Pada umpan balik negatif perubahan suatu faktor dikontrol secara homeostatis akan memicu respon yang berupaya untuk memulihkan faktor tersebut ke normal dengan menggerakkan faktor ke arah yang berlawanan dari perubahan awalnya. Contoh umpan balik negatif dapat dlihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.3 Mekanisme Umpan Balik Negatif dalam Homeostasis
Sumber: Raimundus. 2016.
PENGAPLIKASIAN SISTEM HOMEOSTASIS DALAM FARMASI
Homeostasis adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan kondisi internal yang stabil dan seimbang terhadap perubahan lingkungan di sekitarnya. Dalam bidang farmasi, homeostasis dapat diaplikasikan dengan beberapa cara, antara lain melalui penggunaan obat-obatan untuk memperbaiki atau mempertahankan homeostasis dalam tubuh manusia, seperti obat insulin yang digunakan untuk mengatur kadar gula darah pada pasien diabetes. Selain itu, nutrisi yang dikonsumsi oleh manusia juga berperan dalam menjaga homeostasis tubuh, dan farmasi dapat memberikan suplemen nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Terapi cairan juga digunakan untuk memperbaiki homeostasis cairan dalam tubuh manusia, terapi hormon untuk memperbaiki atau mempertahankan homeostasis hormonal, dan terapi suhu untuk memperbaiki atau mempertahankan homeostasis suhu tubuh. Dengan memahami sistem homeostasis, farmasis dapat memberikan pengobatan dan perawatan yang lebih efektif dan efisien untuk pasien, serta membantu pasien untuk mempertahankan homeostasis tubuh dengan memberikan saran tentang nutrisi dan gaya hidup yang sehat.
Homeostasis dapat diaplikasikan dalam bidang farmasi dengan beberapa cara, antara lain:
Obat-obatan: Obat-obatan digunakan untuk memperbaiki atau mempertahankan homeostasis dalam tubuh manusia. Contohnya, obat insulin digunakan untuk mengatur kadar gula darah pada pasien diabetes.
Nutrisi: Nutrisi yang dikonsumsi oleh manusia juga berperan dalam menjaga homeostasis tubuh. Kekurangan nutrisi tertentu dapat mengganggu homeostasis dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Oleh karena itu, farmasi juga berperan dalam memberikan suplemen nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Terapi cairan: Terapi cairan digunakan untuk memperbaiki homeostasis cairan dalam tubuh manusia. Terapi cairan dapat diberikan pada pasien yang mengalami dehidrasi atau gangguan keseimbangan elektrolit.
Terapi hormon: Terapi hormon digunakan untuk memperbaiki atau mempertahankan homeostasis hormonal dalam tubuh manusia. Contohnya, terapi hormon dapat diberikan pada pasien yang mengalami gangguan hormon tiroid.
Terapi suhu: Terapi suhu digunakan untuk memperbaiki atau mempertahankan homeostasis suhu tubuh dalam tubuh manusia. Contohnya, terapi suhu dapat diberikan pada pasien yang mengalami demam atau hipotermia.
Dengan memahami sistem homeostasis, farmasis dapat memberikan pengobatan dan perawatan yang lebih efektif dan efisien untuk pasien. Farmasis juga dapat membantu pasien untuk mempertahankan homeostasis tubuh dengan memberikan saran tentang nutrisi dan gaya hidup yang sehat.
FUNGSI HOMEOSTATIK DARI OBAT
Penyakit umumnya dibagi menjadi dua kategori, dimana patofisiologi melibatkan kegagalan internal beberapa proses fisiologis normal dan ini berasal dari beberapa sumber eksternal seperti infeksi bakteri atau virus. Dalam kasus kedua, individu tidak dapat dapat mempertahankan homeostasis, dan satu atau lebih variabel dalam lingkungan internal akan terganggu. Akibatnya, fungsi jaringan atau organ terganggu.
Oleh karena itu, banyak obat-obatan saat ini digunakan dirancang untuk membantu tubuh dalam mempertahankan homeostasis ketika tubuh gagal dalam melakukan mekanisme pengaturan sendiri. Sebagai contoh:
Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, seperti enalapril, dan beta-blockers, seperti propanolol, menurunkan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi idiopatik.
Hiperglikemia pada pasien dengan diabetes melitus tipe 1. Suntikan insulin memungkinkan sel pasien untuk mengambil dan menyimpan glukosa, yang secara efektif menurunkan glukosa darah ke kisaran normal.
Diuretik, seperti furosemid, mengurangi volume darah sehingga mengurangi beban kerja jantung pada pasien dengan gagal jantung kongestif.
Dalam setiap gangguan ini, intervensi farmakologi diperlukan untuk membuat sistem organ dapat berfungsi secara efisien dan efektif mempertahankan kesehatan pasien.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari materi ini adalah homestatis adalah prinsip penting yang memengaruhi perancangan dan pengembangan obat serta pemahaman tentang interaksi obat dengan tubuh manusia.Obat-obatan sering digunakan untuk mengatur homestatis dalam tubuh manusia, baik untuk mengembalikan keseimbangan yang terganggu maupun untuk memodulasi reaksi biologis.
Pemahaman tentang mekanisme homestatis dalam tubuh sangat penting dalam farmakologi untuk mengembangkan obat-obatan yang efektif dan aman.Obat-obatan, seperti antibiotik dan antiinflamasi, dapat digunakan untuk mengatasi gangguan homestatis akibat infeksi atau peradangan. Farmasis juga dapat memberikan saran dan edukasi kepada pasien tentang penggunaan obat-obatan secara tepat, yang dapat membantu menjaga homestatis dalam tubuh mereka.
Dalam dunia farmasi, pemahaman tentang homestatis adalah landasan penting untuk mengoptimalkan peran obat-obatan dalam merawat pasien dan menjaga kesehatan mereka.
SARAN
Farmasis perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep homestatis dalam tubuh manusia. Ini termasuk memahami bagaimana sistem tubuh bekerja untuk menjaga keseimbangan dan bagaimana obat-obatan dapat memengaruhi proses ini. Peran obat yang tepat,farmasis harus memahami peran obat-obatan dalam mengatur homestatis.
Mereka harus dapat meresepkan, memberikan dosis yang tepat, dan memantau penggunaan obat-obatan untuk memastikan pasien mendapatkan manfaat yang maksimal dengan risiko efek samping yang minimal.Kemudian keselamatan pasien yaitu farmasis harus selalu memprioritaskan keselamatan pasien. Ini termasuk pemantauan efek samping obat-obatan, menghindari interaksi obat berbahaya, dan memberikan nasihat terkait penggunaan obat-obatan non-preskripsi.
Saran ini mencerminkan pentingnya peran farmasis dalam menjaga homestatis dan keseimbangan dalam kesehatan pasien serta memastikan penggunaan obat-obatan yang tepat dan aman.
DAFTAR PUSTAKA
Akbariyah, Siti. 2021. Makalah Homeostasis. Dikutip 2 September 2023: https://www.academia.edu/14885520/HOMEOSTASIS_MAKALAH_ok
Chalik, Raimundus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Makassar: BPP SDM Kesehatan
Guyton, A.C. 1996. Textbook of Medical Physiology. Philadelpia: Elsevier Saunders
Hafid, Muh. Anwar. 2020. Ilmu Dasar Keperawatan. Bnadung: PT. Remaja Rosdakarya
Karina, Yushi. 2017. Homeostasis. Dikutip 3 September 2023: https://www.scribd.com/embeds/358122568/content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
Sherwood L.2007. Human Physiology From Cells to Systems. 7th edition. Canada : BROOKS / COLE CENGAGE learning.
Yudihartono. 2020. Konsep Homeostatik dan Aplikasinya. Dikutip 3 September 2023: Https://Yudihartono.com/44452662/Konsep_Homeostatik
1 | Page