Academia.eduAcademia.edu

Koordinasi Manajemen dan Kepemimpinan

2023, Ishmah Radhiah

tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah manajemen paud

Koordinasi Manajemen dan Kepemimpinan Ishmah Radhiah 20022155 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang Email: [email protected] Arti dan Pentingnya Koordinasi Manajemen Koordinasi secara umum adalah suatu kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan dan mengoordinasikan unsur-unsur manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan organisasi. Secara umum Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuantujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidangbidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa koordinasi, individu-individu dan depatemen-departemen akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Koordinasi adalah salah satu fungsi manajemen yang tidak bisa terpisah dari fungsi manajemen lainnya karena fungsi koordinasi adalah fungsi yang menghubungkan fungsifungsi manajemen lainnya. Banyak literatur mengatakan bahwa fungsi koordinasi merupakan fungsi manajemen yang paling penting. Dengan mengoptimalkan fungsi koordinasi, organisasi akan menjadi semakin baik dan menghindari resiko yang mengancam organisasi. Koordinasi berarti mengikat, mempersatukan, dan menyelaraskan semua aktivitas dan usaha. Mekanisme-mekanisme Pengkoordinasian Dasar Mekanisme koordinasi yaitu adanya kesadaran dan kesediaan sukarela dari semua anggota lembaga PAUD atau pemimpin organisasi (untuk kerjasama antarinstansi, adanya komunikasi yang efektif, tujuan kerjasamanya dan peranan dari tiap pihak yang terlibat, harus dapat menciptakan Lembaga PAUD sendiri sedemikian rupa sehingga menjadi suatu lembaga yang mampu memimpin organisasi-organisasi lain, meminta ketaatan, kesetiaan, dan disiplin kerja tiap pihak yan terlibat, terciptanya koordinasi di dalam suatu organisasi akan menunjukkan bahwa organisasi tersebut benar-benar bergerak sebagai suatu system, dan pemimpin akan bertindak sebagai fasilitator dan tenaga pendorong. Mekanisme-mekanisme dasar untuk pencapaian koordinasi adalah komponenkomponen vital dalam manajemen yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut Yahya (2006): 1) Hirarki manajerial adalah sistem yang tingkatan-tingkatan (level) keputusannya berstratifikasi dengan beberapa elemen keputusan pada setiap tingkatan keputusan. 2) Aturan dan prosedur adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin. 3) Rencana dan penetapan tujuan untuk pengkoordinasian melalui pengarahan seluruh satuan organisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama Meningkatkan koordinasi Potensial Meningkatkan koordinasi potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Bila mekanisme pengkoordinasian dasar tidak cukup, investasi dalam mekanisme-mekanisme tambahan diperlukan. Koordinasi potensial dapat ditingkatkan dalam dua cara, vertical dan menyamping (horizontal): Sistem informasi vertical. Sistem informasi vertical adalah peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau diluar rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Hubungan-hubungan lateral (horizontal). Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki di mana informasi yang dibutuhkan ada. Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi Bila mekanisme-mekanisme pengkoordinasian dasar tidak mencukupi, koordinasi potensial dapat ditingkatkan dengan penggunaan metode-metode di atas. Tetapi kebutuhan akan koordinasi yang sangat besar dapat menyebabkan kelebihan beban bahkan memperluas mekanisme-mekanisme pengkoordinasian. Langkah yang paling kontruktif yang dapat di ambil dalam menghadapi kasus ini adalah mengurangi kebutuhan akan koordinasi. Ada dua metode pengurangan kebutuhan koordinasi, yaitu: Penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan. Sumber daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja. Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas di peringan dan masalah-masalah yang timbul berkurang. Penciptaaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri.Teknik ini mengurangi kebutuhan akan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan koordinasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri di serahi suatu tanggung jawab penuh salah satu organisasi. Personalia Motivasi dan Komunikasi Dalam manajemen personalia harus ada pembagian tanggung jawab yang jelas, tegas dan tepat, sehingga program yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan suatu system, agar semua pegawai mau bekerja dan menjalankan tugas yang diamanahkan kepada yang bersangkutan. Bahwa manajemen personalia adalah Setiap lembaga pendidikan formal mempunyai bentuk kerja sama yang diselenggarakan secara sengaja, berencana dan sistematis. Untuk keperluan itu pada setiap lembaga pendidikan formal terdapat seorang pemimpin, pimpinan dilembaga tersebut biasanya diangkat oleh badan yang lebih tinggi dengan kedudukan sebagai seorang kepala atau pemimpin. Seseorang yag menduduki jabatan tertentu dilingkungannya terdapat sejumlah orang yang harus bekerjasama untuk mencapai tujuan. Ada tiga perencanaan personalia, yaitu penentuan jabatan-jabatan yang harus diisi, kemampuan yang dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, dan berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan. Memberikan pemahaman pasar tenaga kerja di mana karyawan potensial ada. Mempertimbangkan kondisi permintaan dan penawaran karyawan. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memengaruhi orang-orang lain agiu bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Mereka yang dalam posisi ini antara lain manajer, kepala, ketua, direktur, dan presiden direktur. Pemimpin merupakan individu yang mampu mengarahkan, mempengaruhi dan yang dapat menggunakan wewenangnya dalam melaksanakan suatu tugas untuk mencapai sasaran/tujuan atau goal. Kepemimpinan ialah kemampuan seorang pemimpin dalam mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan, mengarahkan, mendorong serta mempengaruhi tingkah laku para anggota kelompok dalam mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan adalah seni membimbing yang memungkinkan pemimpin untuk mengontrol dan mengkoordinasikan secara terpola dan terstruktur serta mempengaruhi anggota yang terlibat. Dampaknya akan memberikan organisasi suatu pencapaian tujuan yang lebih optimal. DAFTAR PUSTAKA Aditama, R. A. (2020). Pengantar Manajemen. Ae Publishing. Hapidin, M. P. (2011). Konsep Dasar Manajemen Pendirian Lembaga TK/PAUD. Modul, 1, 131. Mulyasa, H. E. (2022). Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah. Bumi Aksara. Marce, S., Ahmad, S., & Eddy, S. (2020). Manajemen kepemimpinan kepala sekolah sebagai administrator dalam peningkatan kompetensi guru. Dawuh: Islamic Communication Journal, 1(3), 76-81. Nurmiyanti, L., & Candra, B. Y. (2019). Kepemimpinan transformasional dalam peningkatan mutu pendidikan anak usia dini. Al-Tanzim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 3(2), 13-24. Suleman, A. R., Sudirman, A., Putra, A. H. P. K., Sitepu, C. N. B., Grace, E., Muliana, M., ... & Wahyuddin, W. (2021). Pengantar Manajemen. Suryana. Dadan. (2017). Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Pendekatan Saintifik di Taman Kanak-kanak. Jurnal Pendidikan Usia Dini. Vol. ke- I l, Ed. ke- l h. 67 -82 Suryana. Dadan. (2016). Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi dan aspek Perkembangan Anak. Jakarta: Kencana. Suryana. Dadan. (2013). Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Praktik Pembelajaran. Padang: UNP Press. Suryana, Dadan. Rizka, Nelti. (2019). Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini berbasis akreditasi lembaga. Jakarta : Pranademedia Group.