Papers by miftahuddin miftahuddin
Mozaik, Jan 15, 2024
Nasionalisme Indonesia masa kini sedang mengalami degradasi dengan meningkatnya konflik-konflik a... more Nasionalisme Indonesia masa kini sedang mengalami degradasi dengan meningkatnya konflik-konflik antar etnik, antaragama, dan fenomena disintegrasi bangsa lainnya. Ketahanan integrasi bangsa sedang diuji kehandalannya karena kelalaian sejarah. Masa orde lama, orde baru telah keliru merasionalkan persatuan secara empiris. Pemerintah tidak memberi kesempatan masing-masing kelompok etnik untuk mengekspresikan keleluasaannya dalam persatuan bangsa. Metode Penelitian yang digunakan adalah Metode sejarah yang memiliki empat tahapan kerja yaitu heuristic, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Kesimpulan yang didapat bahwa nasionalisme Indonesia yang berkembang sejak masa kolonial sampai sekarang telah mengalami beberapa tahap perubahan. Dari nasionalisme anti penjajahan pada masa kolonial, menjadi nasionalisme yang nation oriented pada masa orde lama, berubah pada nasionalisme dengan state oriented di masa orde baru. Di masa reformasi dan Era Global beberapa nilai Barat yang hendak dikembangkan ternyata tidak mendapat dukungan yang kokoh dari struktur sosial, ekonomi maupun politik. Di sisi lain banyak hal contoh dan kasus yang menunjukkan situasi ekonomi, sosial, dan politik tidak dapat disimpulkan sepenuhnya bersandar pada nilai asli domistik yang ada.
This study is aimed at describing (1) Pancasila-based character education in pesantren-based seco... more This study is aimed at describing (1) Pancasila-based character education in pesantren-based secondary schools, (2) the strategy employed by teachers in developing Pancasila-based character education, and (3) the obstacles faced by teachers in developing Pancasila-based character education. This research was descriptive in natureby employing qualitative approach. Research subjects were principals and teachers of Civic Education in several pesantren-based secondary schoolsin Yogyakarta Special Region. The data were collected through interviews, observation, and documentation. The collected data were analysed inductively.The results show that (1) the Pancasila-based character education is developed through the policy made by the principals and the teachers who developed the learning program, (2) the teacher’s strategy in developing Pancasila-based character educationis conducted by integrating intra and extracurricular programs, and (3) the obstacles faced by teachers in developing Pa...
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pendidikan karakter kebangsaan Pancasila yang ... more Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pendidikan karakter kebangsaan Pancasila yang sesuai untuk diterapkan di sekolah menengah (SMP) berbasis pesantren. Penelitian menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Subjek dalam penelitian ini yaitu para guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) SMP berbasis pesantren yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Sekolah yang dipilih adalah SMP yang memang kondusif untuk pelaksanaan pendidikan karakter bangsa Pancasila dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Pengumpulan data dengan angket, wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul pendidikan karakter kebangsaan Pancasila yang dikembangkan menghasilkan modul pembelajaran yang berkualitas dengan kriteria sangat valid menurut ahli materi dengan skor empiris 112 dan ahli media pembelajaran dengan skor empiris 124. Hal itu ...
This article examines the roles and political behaviors of Al-Irsyad during the President of Soek... more This article examines the roles and political behaviors of Al-Irsyad during the President of Soekarno's reign (1945-1965).This study is part of an effort to complete the history of Al-Irsyad's journey which seems to have not been revealed by academics, the role and political attitude of Al-Irsyad in the era of President Soekarno in particular. Using historical research methods supported by the main primary sources that have not been explored by scholars, such as a collection of writings welcoming the "Musjawarah Besar dan Ulang Tahun ke-25 Pemuda Al-Irsjad, 1964" and a collection of writings to welcome "Muker IV Pemuda Al-Irsjad Tahun 1967, the study has revealed that Al-Irsyad as the organization of a religious social movement that at the beginning of its establishment focused on the development of modern (Islamic) education, then shifted and involved on political movement. Its involvement in politics was pragmatic and accommodative. The proof of its pragmatism showed when it joined the Masyumi Party. Those two parties had similar Islamic views and even Masyumi could support the Al-Irsyad members' political rights. Meanwhile, Al-Irsyad's pragmatic-accommodative attitude was shown when addressing Soekarno's policies during the Guided Democracy. It was performed to obtain protection from Soekarno. Therefore, it is common knowledge that in the era of Guided Democracy, the statements of Al-Irsyad's figures were supported by Soekarno's political policies in many ways.
MOZAIK Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, 2022
AbstrakPerkebunan nila merupakan salah satu perkebunan milik pemerintah kolonial yang berada di K... more AbstrakPerkebunan nila merupakan salah satu perkebunan milik pemerintah kolonial yang berada di Karesidenan Kedu. Perkebunan ini berkembang pada masa Tanam Paksa dan muncul tahun 1840. Sistem yang dijalankan di perkebunan nila ini menggunakan sistem perkebunan Eropa yang berada di bawah pengawasan pemerintah kolonial. Pemerintah kolonial mengembangkan budidaya tanaman nila dengan membuka perkebunan dan pabrik pengolahan nila di Karesidenan Kedu. Perkebunan nila di Karesidenan Kedu berkembang ditiga distrik yaitu Distrik Menoreh, Remameh, dan Probolinggo. Berkembangnya perkebunan nila di Karesidenan Kedu, diikuti dengan dibukanya pabrik pengolahan nila yang tersebar di ketiga distrik tersebut. Munculnya pewarna kimia menyebabkan ekspor nila semakin menurun dan tidak memberikan keuntungan. Pada tahun 1864 perkebunan nila di Karesidenan Kedu ditutup dan pabrik-pabrik pengolahan nila di Karesidenan Kedu tidak beroperasi lagi.Kata Kunci: Perkebunan, Nila, Kedu
The issue of identity accompanied by turmoil, conflicts and divisions indicated Hadrami community... more The issue of identity accompanied by turmoil, conflicts and divisions indicated Hadrami community dynamics in Al-Irsyad during the period of 1945 to 2007 as a social process in addressing the social situation, politics, religion, and culture that flourished in Indonesia. To obtain a full picture of the dynamics of the Hadrami diaspora community in Al-Ershad movement in Indonesia, this study, first, explains the existence of the Hadrami diaspora community and its relationship with the organization of Al-Irsyad. Secondly, it describes the dynamics that occur in the environment of Hadrami community in Al-Irshad movement in the early independence period until the Reformation period in Indonesia. Third, it describes the emergence of conflicts and the cause of divisions in Hadrami diaspora community in Al-Irshad movement. The methodology used in this study is the approach of social history, seeing the intricacies of Hadrami diaspora community in the battle of Al-Irsyad. Because this study...
At reformation era the identity crisis amongst the members of Al-Irsyad became manifest which dir... more At reformation era the identity crisis amongst the members of Al-Irsyad became manifest which directed to split in 20027. This article aims to analyze the Hadrami, the community of Arab descendent, at dealing the issues of Islam and the state at the period of 1990s – 2007. This research find out that at Reformation era, some members of Al-Irsyad suffered from disorientation manifested in the form of internal conflict, contestation, and then split in 2007. It started from the infiltration of the contemporary Salafi which causes its members diverted from the early goals of Al-Irsyad. These disorientated members, based on the Salafi ideology, made movement claimed as a kind of khittah, that is to restore the organization in line with the early goals of Al-Irsyad. This movement, then, created conflict and contestation within Al-Irsyad which 1n 2007 resulted in the split of organization into Al-Irsyad al-Islamiyah and Perhimpunan Al-Irsyad. Key words: Al-Irsyad, Hadrami community, identi...
MOZAIK: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, 2015
Abstrak Sebuah kenyataan historis bahwa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, plural, dan beragam... more Abstrak Sebuah kenyataan historis bahwa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, plural, dan beragam. Setelah Indonesia ini lahir, masyarakat bangsa ini semestinya menyadari bahwa mereka adalah tidak satu, banyak suku, banyak agama, dan banyak latar belakang budaya yang berbeda. Demikian pula seiring dengan perkembangan zaman dan di era globalisasi ini, jelas keragaman semakin tampak. Masyarakat Indonesia, pada era ini, tidak hanya harus bisa bergaul dengan sesama bangsa Indonesia, akan tetapi juga harus dapat menerima bangsa lain sekaligus pengaruh budayanya. Dalam konteks ini, penting kiranya untuk mengkaji pemikiran Gus Dus, sebutan akrab Abdurrahman Wahid. Diketahui bahwa Gus Dur salah satu intelektual yang banyak menyuarakan gagasan-gagasan pluralism baik dalam tulisan-tulisannya maupun tindakan nyata. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan mengungkap pemikiran Gus Dur. Khususnya, bagaimana seharusnya ber-Islam dalam bingkai Indonesia dalam pandangan Gus Dur?
Jurnal Cakrawala Pendidikan
Islamic boarding school (pesantren) is the oldest Islamic educational institution in Indonesia. P... more Islamic boarding school (pesantren) is the oldest Islamic educational institution in Indonesia. Pesantren is recognized as one of the institutions that can encourage the realization of multiculturalism amongst Muslims. However, recently pesantren has been alleged to be one of the centers for the spread of religious radicalism. This study is aimed at analyzing multicultural education in salaf (traditional) pesantren, that is appropriate and be able to prevent the growth and development of religious radicalism in Indonesia. The study is a qualitative research with a phenomenological approach involving four salaf pesantrens in Java; namely Al-Qadir Pesantren of Sleman Yogyakarta, Dar al-Tauhid of Cirebon, Roudlatuth Thalibin of Rembang, and Tebuireng of Jombang. The research data were collected by observation, interviews, documentation, and focus-group discussions (FGD). Data were analyzed using an interactive technique. Findings showed that the forms of multicultural education at the ...
MOZAIK: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Pada awal tahun 1950-an terdapat lebih dari 6000 bekas pegawai sipil kolonial dipertahankan dalam... more Pada awal tahun 1950-an terdapat lebih dari 6000 bekas pegawai sipil kolonial dipertahankan dalam posisi-posisi senior dalam birokrasi Indonesia, banyak yang menggunakan kekuasaan mereka untuk menguntungkan kepentingan-kepentingan Belanda. Oleh karena itu pada awal tahun 1950an, para tokoh Indonesia mulai memikirkan pembangunan ekonomi nasional. Nasionalisme ekonomi diartikan sebagai aspirasi suatu bangsa untuk memiliki atau setidaknya menguasai aset-aset yang dimiliki atau dikuasai oleh bangsa lain dan menjalankan fungsi ekonomi yang dijalankan oleh bangsa lain. Untuk itu, penelitian ini akan melihat latar belakang nasionalisasi perusahaan asing di Indonesia, pelaksanaan nasionalisasi perusahaan asing di Jawa Timur, dan dampak nasionalisasi dalam kehidupan politik, ekonomi, dan sosial. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa tindakan nasionalisasi perusahaan asing di Indonesia pada tahun 1950an dilatarbelakangi faktor politik maupun faktor ekonomi. Kata Kunci: Jawa Timur, Nasionalisasi...
MOZAIK: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
ABSTRAK Cita-cita yang ingin dicapai negara Indonesia adalah mewujudkan masyarakatnya secara kese... more ABSTRAK Cita-cita yang ingin dicapai negara Indonesia adalah mewujudkan masyarakatnya secara keseluruhan berpegang teguh kepada nilai-nilai Pancasila. Dapat diyakini apabila Pancasila ini telah diamalkan dengan benar menandakan demokrasi yang ideal dan sebenarnya telah tercapai di Indonesia. Termasuk umat Islam sebagai bagaian dari masyarakat Indonesia yang terbesar juga harus mengamalkan Pancasila. Bahkan, Pancasila sendiri adalah produk dari sebagian para tokoh umat Islam yang ingin menjadikan bangsa ini berdiri. Hanya saja dalam perjalanannya ada sebagaian umat Islam yang mempermasalahkan Pancasila. Padahal dikatahui bahwa Islam dan Pancasila adalah berjalan seiring dan sejalan. Untuk itu, artikel ini mencoba untuk melihat praktik keberagamaan dan sosial kelompok Islam “garis keras” yang diasumsikan tidak sejalan dengan cita-cita Pancasila. Dari kajian yang dilakukan beberapa sarjana bahwa memang ada kelompok-kelompok umat Islaam di Indonesia yang paraktik keberagamaan dan sosial...
MOZAIK: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Abstrak Tentu saja semua masyarakat bangsa ini tidak mau dikatakan sebagai orang yang “munafik”, ... more Abstrak Tentu saja semua masyarakat bangsa ini tidak mau dikatakan sebagai orang yang “munafik”, yaitu orang yang mengingkari nilai-nilai yang pernah dicita-citakan, dirumuskan, dan ditegakkan para pendahulu. Dalam hal ini, memperoleh kemerdekaan dan menegakkan harga diri bangsa adalah cita-cita yang pernah diperjuangkan oleh para pendiri bangsa ini. Namun, apa yang terjadi tampaknya cita-cita yang telah terwujud itu sekarang telah diingkari. Sebagian di antara kita telah menjadi orang yang “munafik”, sehingga harga diri kita sebagai suatu bangsa seakan-akan telah hilang dan bahkan senang menjadi bangsa yang “didhalimi dan dijajah”. Dalam rangka mengkritisi perilaku yang selama ini tampak melenceng, artikel ini akan mengajak semua komponen untuk menengok kembali sejarah, sehingga dapat dilihat ternyata betapa luhurnya perjuangan para pendiri bangsa ini karena mereka telah menegakkan nilai-nilai yang luhur yang tampak tercermin dalam Pancasila. Demikian pula, dengan melihat sejarah a...
Millah, 2006
Terrorism which is also known as vioknce and repressiveness up until today is still being an actu... more Terrorism which is also known as vioknce and repressiveness up until today is still being an actual issue around the world. Even though, the^mptoms of violence, discourte^, cruelty, and inhumanity cases are actually as old as the history of men. Wly does terrorism then emerges, and then are there any approaches available at leastto decrease this disease, will be examined in thispaper. After any studies had been conducted, terrorism becomes disease of society nowadays, at first it appears because ofgreedy that develops to colonialism, second appearfrom "Islam " fundamentalism, which basically is the counter of, colonialism impact. There is one offer to decrease this terrorism with supreme dialogue culturefor allpeopk, which can be creating the new fair international order. However, there are some foundations of respecting plurality or multiculturalism ofhuman rights which have to be obeyed in order to have a dialogue.
In the midst of Islam's universalism and its cultural hegemony, actually Islam in its application... more In the midst of Islam's universalism and its cultural hegemony, actually Islam in its application have variations related with space and time of its people. Therefore, we have a duty to discern our Indonesian-Islam discourse. At one side, Islam have universal dimension, free from local culture influence, and on the other side, Islam have to present at the earth on its spreading and receiving by human being with its local content. Islam famous with its accommodative feature to local culture with basic principle maintains old good ones, and takes new better ones. Ideal form of religious life is equilibrium state between symbolization and substance. Therefore, Indonesian-Islam didn't lose its preference as a part of a whole Islam.
Uploads
Papers by miftahuddin miftahuddin