KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin
Artikel ini berisi tentang pembacaan teologi Islam di era society 5.0. Di mana seiring berkembang... more Artikel ini berisi tentang pembacaan teologi Islam di era society 5.0. Di mana seiring berkembangnya zaman, teknologi canggih pun terus muncul dan hadir di hampir seluruh lini kehidupan manusia, sehingga kehidupan manusia menjadi bebas dan tak terkendali, maka diperlukan kajian ulang posisi teologi Islam di tengah era society 5.0 agar Islam mampu senantiasa tampil eksis dan relevan dalam setiap perkembangan zaman. Berbicara mengenai aspek religiusitas atau spiritualitas, maka peran Islam dirasa sangat vital dalam pembentukan aspek tersebut dalam era society 5.0. Namun sayangnya, banyak yang menilai Islam terutama pihak-pihak yang masih berpegang teguh pada ajaran dan penafsiran Islam klasik menjadi ujian terberat Islam dalam menghadapi era society 5.0. Sehingga perlu adanya sebuah pemikiran baru guna membangun relevansi teologi Islam dengan society 5.0, pemikiran Arkoun yang mendekonstruksi pemikiran dan teologi Islam klasik menjadi awal terbentuknya teologi Islam di era society 5.0...
Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama
As a result of the many Islamic groups and groups who have different understandings of the meanin... more As a result of the many Islamic groups and groups who have different understandings of the meaning of rahmat li al-‘alamin, some of them have misunderstood the meaning. It is proven by the amount of propaganda on social media, acts of intolerance and violence that are based on the name of Islam are very contrary to the goal of Islam as a religion of mercy that creates peace and safety for the entire universe. So in this article, we review and examine the idea of Islam rahmat li al-ʻalamin brought by Husein Ja'far al-Hadar. This study uses a qualitative approach using descriptive analysis directed at the overall message of da'wah spread on social media: both from Youtube, Twitter, and Instagram. The results of the study show that the idea of Islam rahmat li al-‘alamin Husein Ja'far al-Hadar with a concept based on love emphasizes three important aspects, namely truth, goodness and beauty. Seeing that the times are growing, technology is starting to dominate the world, t...
This article aims to examine the resilience of moderate Muslims in the midst of the reality of th... more This article aims to examine the resilience of moderate Muslims in the midst of the reality of the post truth virus that has spread today. The purpose of this research is to find out the typology, theory and practice of moderate Islam in the post-truth era in Indonesia. The approach used is qualitative and by using descriptive analysis methods to study various data sources: from books, journals, scientific works, newspapers, and so on that have a relationship with the theme of discussion. The results of the study show that the typology of moderate Islam refers to those who reject the application of violence as a line of ideology and struggle. The theory of moderate Islam or wasatiyyah Islam has emerged and developed in three historical periods: 1) the ta'sis period (the formation period); 2) tathwir period (development period); 3) the period of tahdits (modernization). The practice of moderate Islam or wasatiyyah Islam in the post-truth era is fused into three scopes of lines of...
Skripsi ini mengidentifikasi formula moderasi beragama Kementerian Agama RI, sekaligus menganalis... more Skripsi ini mengidentifikasi formula moderasi beragama Kementerian Agama RI, sekaligus menganalisis secara kritis wacana Kementerian Agama dalam mereformulasi moderasi Islam di Indonesia. Skripsi ini akan menjawab dua pertanyaan, yaitu: pertama, bagaimana formula moderasi beragama Kementerian Agama RI? Kedua, bagaimana analisis wacana kritis Teun Adrianus Van Dijk terhadap wacana Kementerian Agama RI dalam mereformulasi moderasi Islam di Indonesia? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualiatif, dengan memakai teori analisis wacana kritis Teun Adrianus Van Dijk yang terbagi dalam tiga dimensi, yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Data diperoleh dari wawancara, observasi dan literatur kepustakaan yang relevan dengan tema kajian. Skripsi ini menemukan bahwa: pertama, formula moderasi beragama Kemenag RI adalah sebuah strategi yang dilakukan oleh Kementerian Agama RI melalui beberapa lini, dalam upaya menguatkan pemahaman beragama yang moderat di tengah masyarakat Indonesia...
Fenomena pengarusutamaan moderasi beragama yang terjadi di masyarakat menimbulkan berbagai respon... more Fenomena pengarusutamaan moderasi beragama yang terjadi di masyarakat menimbulkan berbagai respons dari berbagai media, tokoh-tokoh agama dan peneliti. Beragam pemaknaan seputar moderasi beragama oleh masing-masing kelompok. Berbagai kalangan mengaku bahwa golongannya adalah representasi dari kelompok moderat. Kurang jelasnya definisi serta ciri-ciri moderat membuat fenomena mengaku moderat itu terjadi. Oleh karena itu, perlu adanya tinjauan terhadap berbagai hadis tentang makna moderasi, sehingga akan menghasilkan pemahaman yang utuh tentang moderasi beragama yang sesungguhnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gagasan moral yang terkandung dalam moderasi beragama merupakan upaya dalam menjaga keberagaman, persatuan dan kedamaian seluruh agama di Indonesia. Dengan demikian, harapan besar untuk dapat mengikis risiko perpecahan dan kerusakan akibat pemahaman yang salah, salah satunya adalah pola agama yang konservatif, ekstrem atau radikal; yang bertentangan dengan dasar negara Indon...
Artikel ini adalah respon kekhawatiran kepada masyarakat, di mana dewasa ini banyak bermunculan g... more Artikel ini adalah respon kekhawatiran kepada masyarakat, di mana dewasa ini banyak bermunculan gerakan-gerakan radikal yang terus melakukan propaganda dan teror. Lazim diketahui bahwa kesalahan dalam pemahaman keagamaan akan berdampak pada sikap dan tindakan yang ekstrem. Jika hal itu dibiarkan, maka tentu akan bisa menyebabkan keretakan sosial nantinya. Fenomena tersebut menjadi suatu problematik yang layak dianalisis agar tidak menimbulkan kegaduhan antar umat beragama di Indonesia. Oleh sebab itu, fokus kajian pada penelitian ini adalah telaah tentang bagaimana upaya dan instrumen formula yang digunakan oleh Kementerian Agama dalam pengarusutamaan moderasi beragama di Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa formula moderasi beragama Kemenag adalah sebuah strategi yang dilakukan oleh Kementerian Agama RI melalui beberapa lini, dalam upaya menguatkan pemahaman beragama yang moderat di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk, di antaranya penguatan moderasi beragama melalui prog...
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin
Seiring berjalannya waktu polemik-polemik beragama masih terus bermunculan. Akar masalahnya adala... more Seiring berjalannya waktu polemik-polemik beragama masih terus bermunculan. Akar masalahnya adalah keberadaan kelompok radikalisme yang masih tumbuh subur, sehingga aktivitas moderasi harus terus dilakukan agar bisa menjaga keragaman dan kesatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu artikel ini berusaha mengkaji tentang model pengarusutamaan moderasi Islam pada situs Tafsiralquran.id. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori media massa milik Marshall McLuhan. Data-data yang diteliti diperoleh dari aktivitas observasi terhadap data-data, baik yang terdapat pada buku, jurnal, media sosial (internet) ataupun platform lain. Adapun hasil temuan dari penelitian ini adalah model pengarusutamaan moderasi Islam dalam Tafsiralquran.id menggunakan format konten tulisan artikel pendek yang membahas seputar term moderasi dan model berislam yang proporsional, toleransi, dan jauh dari aspek kekerasan. Ini bertujuan memberikan pemahaman dan role model berislam yang benar kepada pembaca,...
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin
This article is a response to concerns to the community, where nowadays many radical movements ar... more This article is a response to concerns to the community, where nowadays many radical movements are emerging that continue to carry out propaganda and terror. It is commonly known that errors in religious understanding will have an impact on extreme attitudes and actions. If it is allowed, then it will certainly cause social rifts later. The phenomenon becomes a problem that is worth analyzing so as not to cause noise among religious people in Indonesia. Therefore, the focus of the study on this research is a study of the efforts and instruments of the formula used by the Ministry of Religious Affairs in mainstreaming religious moderation in Indonesia. This study found that formula moderation of Kemenag religion is a strategy conducted by the Ministry of Religious Affairs through several lines, in an effort to strengthen the understanding of moderate religion in the midst of a plural Indonesian society, including strengthening religious moderation through a premarital guidance program to brides-to-be who will hold weddings. Then strengthening religious moderation through training cauterization of religious moderation instructors for young mubaligh, students, lecturers, and other religious leaders.
This article aims to examine the resilience of moderate Muslims in the midst of the reality of th... more This article aims to examine the resilience of moderate Muslims in the midst of the reality of the post truth virus that has spread today. The purpose of this research is to find out the typology, theory and practice of moderate Islam in the post-truth era in Indonesia. The approach used is qualitative and by using descriptive analysis methods to study various data sources: from books, journals, scientific works, newspapers, and so on that have a relationship with the theme of discussion. The results of the study show that the typology of moderate Islam refers to those who reject the application of violence as a line of ideology and struggle. The theory of moderate Islam or wasatiyyah Islam has emerged and developed in three historical periods: 1) the ta'sis period (the formation period); 2) tathwir period (development period); 3) the period of tahdits (modernization). The practice of moderate Islam or wasatiyyah Islam in the post-truth era is fused into three scopes of lines of action, including: 1) epistemological lines, moderate Islam is not only inclined to one methodological door in obtaining the truth, but uses various sides of approach to obtain factual truth, so it is less likely to be exposed to hoaxes in the post truth era; 2) the ontological line, the existence of Islamic wasat}iyyah is also a response to cases of stigmatizing Islamophobia in Indonesia; 3) the axiological line, the dimensions of wisdom and wisdom values wrapped in the concepts of tasamuh (tolerance), ta'adul (fair), tawazun (balanced) in moderate Islam, are very effectively applied in the post truth era to fight hoaxes and doctrines of extremist acts that terrorist groups continue to do today.
Kejawen is often interpreted as harmful, deviant, and far from theological elements. This is inse... more Kejawen is often interpreted as harmful, deviant, and far from theological elements. This is inseparable from the mandate that kejawen is synonymous with magical, irrational, and magical things. It is as if there is a demarcation line that separates the two elements, assuming that kejawen is dry with spiritual and theological aspects. However, this research proves that kejawen theology is a theological view that is uniquely Javanese. From kejawen theology, a lot can be extracted about the manifestation of God and other dimensions, including the supernatural, namely ghosts. In addition, kejawen has also become the value of life in Javanese society, full of inner appreciation. And through the interpretation of R.Ng.Ronggowarsito's teachings are contained in the Wirid Hidayat Jati and Paramayoga Fibers; one can get an outline that kejawen is closely related to Islam.
Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama
As a result of the many Islamic groups and groups who have different understandings of the meanin... more As a result of the many Islamic groups and groups who have different understandings of the meaning of rahmat li al-'alamin, some of them have misunderstood the meaning. It is proven by the amount of propaganda on social media, acts of intolerance and violence that are based on the name of Islam are very contrary to the goal of Islam as a religion of mercy that creates peace and safety for the entire universe. So in this article, we review and examine the idea of Islam rahmat li al-ʻalamin brought by Husein Ja'far al-Hadar. This study uses a qualitative approach using descriptive analysis directed at the overall message of da'wah spread on social media: both from Youtube, Twitter, and Instagram. The results of the study show that the idea of Islam rahmat li al-'alamin Husein Ja'far al-Hadar with a concept based on love emphasizes three important aspects, namely truth, goodness and beauty. Seeing that the times are growing, technology is starting to dominate the world, the existence of Islam must not avoid and be antipathy to that reality. So the third option is an Islamic university with the particularization of the times. So in conveying a message must be adapted to the conditions of the times. So that way in today's millennial era, which is better known as the digitalization era, da'wah will be conveyed properly.
Fenomena pengarusutamaan moderasi beragama yang terjadi di masyarakat menimbulkan berbagai respon... more Fenomena pengarusutamaan moderasi beragama yang terjadi di masyarakat menimbulkan berbagai respons dari berbagai media, tokoh-tokoh agama dan peneliti. Beragam pemaknaan seputar moderasi beragama oleh masing-masing kelompok. Berbagai kalangan mengaku bahwa golongannya adalah representasi dari kelompok moderat. Kurang jelasnya definisi serta ciri-ciri moderat membuat fenomena mengaku moderat itu terjadi. Oleh karena itu, perlu adanya tinjauan terhadap berbagai hadis tentang makna moderasi, sehingga akan menghasilkan pemahaman yang utuh tentang moderasi beragama yang sesungguhnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gagasan moral yang terkandung dalam moderasi beragama merupakan upaya dalam menjaga keberagaman, persatuan dan kedamaian seluruh agama di Indonesia. Dengan demikian, harapan besar untuk dapat mengikis risiko perpecahan dan kerusakan akibat pemahaman yang salah, salah satunya adalah pola agama yang konservatif, ekstrem atau radikal; yang bertentangan dengan dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila.
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin
Seiring berjalannya waktu polemik-polemik beragama masih terus bermunculan. Akar masalahnya adala... more Seiring berjalannya waktu polemik-polemik beragama masih terus bermunculan. Akar masalahnya adalah keberadaan kelompok radikalisme yang masih tumbuh subur, sehingga aktivitas moderasi harus terus dilakukan agar bisa menjaga keragaman dan kesatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu artikel ini berusaha mengkaji tentang model pengarusutamaan moderasi Islam pada situs Tafsiralquran.id. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori media massa milik Marshall McLuhan. Data-data yang diteliti diperoleh dari aktivitas observasi terhadap data-data, baik yang terdapat pada buku, jurnal, media sosial (internet) ataupun platform lain. Adapun hasil temuan dari penelitian ini adalah model pengarusutamaan moderasi Islam dalam Tafsiralquran.id menggunakan format konten tulisan artikel pendek yang membahas seputar term moderasi dan model berislam yang proporsional, toleransi, dan jauh dari aspek kekerasan. Ini bertujuan memberikan pemahaman dan role model berislam yang benar kepada pembaca, yang di dalamnya juga dielaborasi dengan pembahasan seputar tafsir dari ayat-ayat al-Quran dan dikontekstualisasikan dengan isu-isu terbaru yang sedang ramai diperbincangkan. Kata kunci: moderasi Islam, tafsiralquran.id, media massa, Marshall McLuhan.
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin
Artikel ini berisi tentang pembacaan teologi Islam di era society 5.0. Di mana seiring berkembang... more Artikel ini berisi tentang pembacaan teologi Islam di era society 5.0. Di mana seiring berkembangnya zaman, teknologi canggih pun terus muncul dan hadir di hampir seluruh lini kehidupan manusia, sehingga kehidupan manusia menjadi bebas dan tak terkendali, maka diperlukan kajian ulang posisi teologi Islam di tengah era society 5.0 agar Islam mampu senantiasa tampil eksis dan relevan dalam setiap perkembangan zaman. Berbicara mengenai aspek religiusitas atau spiritualitas, maka peran Islam dirasa sangat vital dalam pembentukan aspek tersebut dalam era society 5.0. Namun sayangnya, banyak yang menilai Islam terutama pihak-pihak yang masih berpegang teguh pada ajaran dan penafsiran Islam klasik menjadi ujian terberat Islam dalam menghadapi era society 5.0. Sehingga perlu adanya sebuah pemikiran baru guna membangun relevansi teologi Islam dengan society 5.0, pemikiran Arkoun yang mendekonstruksi pemikiran dan teologi Islam klasik menjadi awal terbentuknya teologi Islam di era society 5.0...
Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama
As a result of the many Islamic groups and groups who have different understandings of the meanin... more As a result of the many Islamic groups and groups who have different understandings of the meaning of rahmat li al-‘alamin, some of them have misunderstood the meaning. It is proven by the amount of propaganda on social media, acts of intolerance and violence that are based on the name of Islam are very contrary to the goal of Islam as a religion of mercy that creates peace and safety for the entire universe. So in this article, we review and examine the idea of Islam rahmat li al-ʻalamin brought by Husein Ja'far al-Hadar. This study uses a qualitative approach using descriptive analysis directed at the overall message of da'wah spread on social media: both from Youtube, Twitter, and Instagram. The results of the study show that the idea of Islam rahmat li al-‘alamin Husein Ja'far al-Hadar with a concept based on love emphasizes three important aspects, namely truth, goodness and beauty. Seeing that the times are growing, technology is starting to dominate the world, t...
This article aims to examine the resilience of moderate Muslims in the midst of the reality of th... more This article aims to examine the resilience of moderate Muslims in the midst of the reality of the post truth virus that has spread today. The purpose of this research is to find out the typology, theory and practice of moderate Islam in the post-truth era in Indonesia. The approach used is qualitative and by using descriptive analysis methods to study various data sources: from books, journals, scientific works, newspapers, and so on that have a relationship with the theme of discussion. The results of the study show that the typology of moderate Islam refers to those who reject the application of violence as a line of ideology and struggle. The theory of moderate Islam or wasatiyyah Islam has emerged and developed in three historical periods: 1) the ta'sis period (the formation period); 2) tathwir period (development period); 3) the period of tahdits (modernization). The practice of moderate Islam or wasatiyyah Islam in the post-truth era is fused into three scopes of lines of...
Skripsi ini mengidentifikasi formula moderasi beragama Kementerian Agama RI, sekaligus menganalis... more Skripsi ini mengidentifikasi formula moderasi beragama Kementerian Agama RI, sekaligus menganalisis secara kritis wacana Kementerian Agama dalam mereformulasi moderasi Islam di Indonesia. Skripsi ini akan menjawab dua pertanyaan, yaitu: pertama, bagaimana formula moderasi beragama Kementerian Agama RI? Kedua, bagaimana analisis wacana kritis Teun Adrianus Van Dijk terhadap wacana Kementerian Agama RI dalam mereformulasi moderasi Islam di Indonesia? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualiatif, dengan memakai teori analisis wacana kritis Teun Adrianus Van Dijk yang terbagi dalam tiga dimensi, yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Data diperoleh dari wawancara, observasi dan literatur kepustakaan yang relevan dengan tema kajian. Skripsi ini menemukan bahwa: pertama, formula moderasi beragama Kemenag RI adalah sebuah strategi yang dilakukan oleh Kementerian Agama RI melalui beberapa lini, dalam upaya menguatkan pemahaman beragama yang moderat di tengah masyarakat Indonesia...
Fenomena pengarusutamaan moderasi beragama yang terjadi di masyarakat menimbulkan berbagai respon... more Fenomena pengarusutamaan moderasi beragama yang terjadi di masyarakat menimbulkan berbagai respons dari berbagai media, tokoh-tokoh agama dan peneliti. Beragam pemaknaan seputar moderasi beragama oleh masing-masing kelompok. Berbagai kalangan mengaku bahwa golongannya adalah representasi dari kelompok moderat. Kurang jelasnya definisi serta ciri-ciri moderat membuat fenomena mengaku moderat itu terjadi. Oleh karena itu, perlu adanya tinjauan terhadap berbagai hadis tentang makna moderasi, sehingga akan menghasilkan pemahaman yang utuh tentang moderasi beragama yang sesungguhnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gagasan moral yang terkandung dalam moderasi beragama merupakan upaya dalam menjaga keberagaman, persatuan dan kedamaian seluruh agama di Indonesia. Dengan demikian, harapan besar untuk dapat mengikis risiko perpecahan dan kerusakan akibat pemahaman yang salah, salah satunya adalah pola agama yang konservatif, ekstrem atau radikal; yang bertentangan dengan dasar negara Indon...
Artikel ini adalah respon kekhawatiran kepada masyarakat, di mana dewasa ini banyak bermunculan g... more Artikel ini adalah respon kekhawatiran kepada masyarakat, di mana dewasa ini banyak bermunculan gerakan-gerakan radikal yang terus melakukan propaganda dan teror. Lazim diketahui bahwa kesalahan dalam pemahaman keagamaan akan berdampak pada sikap dan tindakan yang ekstrem. Jika hal itu dibiarkan, maka tentu akan bisa menyebabkan keretakan sosial nantinya. Fenomena tersebut menjadi suatu problematik yang layak dianalisis agar tidak menimbulkan kegaduhan antar umat beragama di Indonesia. Oleh sebab itu, fokus kajian pada penelitian ini adalah telaah tentang bagaimana upaya dan instrumen formula yang digunakan oleh Kementerian Agama dalam pengarusutamaan moderasi beragama di Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa formula moderasi beragama Kemenag adalah sebuah strategi yang dilakukan oleh Kementerian Agama RI melalui beberapa lini, dalam upaya menguatkan pemahaman beragama yang moderat di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk, di antaranya penguatan moderasi beragama melalui prog...
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin
Seiring berjalannya waktu polemik-polemik beragama masih terus bermunculan. Akar masalahnya adala... more Seiring berjalannya waktu polemik-polemik beragama masih terus bermunculan. Akar masalahnya adalah keberadaan kelompok radikalisme yang masih tumbuh subur, sehingga aktivitas moderasi harus terus dilakukan agar bisa menjaga keragaman dan kesatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu artikel ini berusaha mengkaji tentang model pengarusutamaan moderasi Islam pada situs Tafsiralquran.id. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori media massa milik Marshall McLuhan. Data-data yang diteliti diperoleh dari aktivitas observasi terhadap data-data, baik yang terdapat pada buku, jurnal, media sosial (internet) ataupun platform lain. Adapun hasil temuan dari penelitian ini adalah model pengarusutamaan moderasi Islam dalam Tafsiralquran.id menggunakan format konten tulisan artikel pendek yang membahas seputar term moderasi dan model berislam yang proporsional, toleransi, dan jauh dari aspek kekerasan. Ini bertujuan memberikan pemahaman dan role model berislam yang benar kepada pembaca,...
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin
This article is a response to concerns to the community, where nowadays many radical movements ar... more This article is a response to concerns to the community, where nowadays many radical movements are emerging that continue to carry out propaganda and terror. It is commonly known that errors in religious understanding will have an impact on extreme attitudes and actions. If it is allowed, then it will certainly cause social rifts later. The phenomenon becomes a problem that is worth analyzing so as not to cause noise among religious people in Indonesia. Therefore, the focus of the study on this research is a study of the efforts and instruments of the formula used by the Ministry of Religious Affairs in mainstreaming religious moderation in Indonesia. This study found that formula moderation of Kemenag religion is a strategy conducted by the Ministry of Religious Affairs through several lines, in an effort to strengthen the understanding of moderate religion in the midst of a plural Indonesian society, including strengthening religious moderation through a premarital guidance program to brides-to-be who will hold weddings. Then strengthening religious moderation through training cauterization of religious moderation instructors for young mubaligh, students, lecturers, and other religious leaders.
This article aims to examine the resilience of moderate Muslims in the midst of the reality of th... more This article aims to examine the resilience of moderate Muslims in the midst of the reality of the post truth virus that has spread today. The purpose of this research is to find out the typology, theory and practice of moderate Islam in the post-truth era in Indonesia. The approach used is qualitative and by using descriptive analysis methods to study various data sources: from books, journals, scientific works, newspapers, and so on that have a relationship with the theme of discussion. The results of the study show that the typology of moderate Islam refers to those who reject the application of violence as a line of ideology and struggle. The theory of moderate Islam or wasatiyyah Islam has emerged and developed in three historical periods: 1) the ta'sis period (the formation period); 2) tathwir period (development period); 3) the period of tahdits (modernization). The practice of moderate Islam or wasatiyyah Islam in the post-truth era is fused into three scopes of lines of action, including: 1) epistemological lines, moderate Islam is not only inclined to one methodological door in obtaining the truth, but uses various sides of approach to obtain factual truth, so it is less likely to be exposed to hoaxes in the post truth era; 2) the ontological line, the existence of Islamic wasat}iyyah is also a response to cases of stigmatizing Islamophobia in Indonesia; 3) the axiological line, the dimensions of wisdom and wisdom values wrapped in the concepts of tasamuh (tolerance), ta'adul (fair), tawazun (balanced) in moderate Islam, are very effectively applied in the post truth era to fight hoaxes and doctrines of extremist acts that terrorist groups continue to do today.
Kejawen is often interpreted as harmful, deviant, and far from theological elements. This is inse... more Kejawen is often interpreted as harmful, deviant, and far from theological elements. This is inseparable from the mandate that kejawen is synonymous with magical, irrational, and magical things. It is as if there is a demarcation line that separates the two elements, assuming that kejawen is dry with spiritual and theological aspects. However, this research proves that kejawen theology is a theological view that is uniquely Javanese. From kejawen theology, a lot can be extracted about the manifestation of God and other dimensions, including the supernatural, namely ghosts. In addition, kejawen has also become the value of life in Javanese society, full of inner appreciation. And through the interpretation of R.Ng.Ronggowarsito's teachings are contained in the Wirid Hidayat Jati and Paramayoga Fibers; one can get an outline that kejawen is closely related to Islam.
Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama
As a result of the many Islamic groups and groups who have different understandings of the meanin... more As a result of the many Islamic groups and groups who have different understandings of the meaning of rahmat li al-'alamin, some of them have misunderstood the meaning. It is proven by the amount of propaganda on social media, acts of intolerance and violence that are based on the name of Islam are very contrary to the goal of Islam as a religion of mercy that creates peace and safety for the entire universe. So in this article, we review and examine the idea of Islam rahmat li al-ʻalamin brought by Husein Ja'far al-Hadar. This study uses a qualitative approach using descriptive analysis directed at the overall message of da'wah spread on social media: both from Youtube, Twitter, and Instagram. The results of the study show that the idea of Islam rahmat li al-'alamin Husein Ja'far al-Hadar with a concept based on love emphasizes three important aspects, namely truth, goodness and beauty. Seeing that the times are growing, technology is starting to dominate the world, the existence of Islam must not avoid and be antipathy to that reality. So the third option is an Islamic university with the particularization of the times. So in conveying a message must be adapted to the conditions of the times. So that way in today's millennial era, which is better known as the digitalization era, da'wah will be conveyed properly.
Fenomena pengarusutamaan moderasi beragama yang terjadi di masyarakat menimbulkan berbagai respon... more Fenomena pengarusutamaan moderasi beragama yang terjadi di masyarakat menimbulkan berbagai respons dari berbagai media, tokoh-tokoh agama dan peneliti. Beragam pemaknaan seputar moderasi beragama oleh masing-masing kelompok. Berbagai kalangan mengaku bahwa golongannya adalah representasi dari kelompok moderat. Kurang jelasnya definisi serta ciri-ciri moderat membuat fenomena mengaku moderat itu terjadi. Oleh karena itu, perlu adanya tinjauan terhadap berbagai hadis tentang makna moderasi, sehingga akan menghasilkan pemahaman yang utuh tentang moderasi beragama yang sesungguhnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gagasan moral yang terkandung dalam moderasi beragama merupakan upaya dalam menjaga keberagaman, persatuan dan kedamaian seluruh agama di Indonesia. Dengan demikian, harapan besar untuk dapat mengikis risiko perpecahan dan kerusakan akibat pemahaman yang salah, salah satunya adalah pola agama yang konservatif, ekstrem atau radikal; yang bertentangan dengan dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila.
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin
Seiring berjalannya waktu polemik-polemik beragama masih terus bermunculan. Akar masalahnya adala... more Seiring berjalannya waktu polemik-polemik beragama masih terus bermunculan. Akar masalahnya adalah keberadaan kelompok radikalisme yang masih tumbuh subur, sehingga aktivitas moderasi harus terus dilakukan agar bisa menjaga keragaman dan kesatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu artikel ini berusaha mengkaji tentang model pengarusutamaan moderasi Islam pada situs Tafsiralquran.id. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori media massa milik Marshall McLuhan. Data-data yang diteliti diperoleh dari aktivitas observasi terhadap data-data, baik yang terdapat pada buku, jurnal, media sosial (internet) ataupun platform lain. Adapun hasil temuan dari penelitian ini adalah model pengarusutamaan moderasi Islam dalam Tafsiralquran.id menggunakan format konten tulisan artikel pendek yang membahas seputar term moderasi dan model berislam yang proporsional, toleransi, dan jauh dari aspek kekerasan. Ini bertujuan memberikan pemahaman dan role model berislam yang benar kepada pembaca, yang di dalamnya juga dielaborasi dengan pembahasan seputar tafsir dari ayat-ayat al-Quran dan dikontekstualisasikan dengan isu-isu terbaru yang sedang ramai diperbincangkan. Kata kunci: moderasi Islam, tafsiralquran.id, media massa, Marshall McLuhan.
Uploads
Papers by Yoga Irama