Papers by Fred Keith Hutubessy
Program Studi Teologi FTEO-UKSW, 2014
Papua, Provinsi yang terletak di ujung timur Indonesia, memiliki berbagai suku, agama, budaya dan... more Papua, Provinsi yang terletak di ujung timur Indonesia, memiliki berbagai suku, agama, budaya dan bahasa selain itu juga memiliki kekayaan alam yang melimpah sebagai anugerah Tuhan yang terindah, sangat memikat hati banyak orang. Hal ini membuat banyak orang ingin datang dan menguasai Papua. Dengan adanya keragaman dalam konteks pluralitas yang tinggi, tentunya tidak dapat terhindar dari berbagai permasalahan yang terjadi. Marginalisasi adalah salah satu contoh permasalahan yang sering terjadi di Tanah Papua. Hal tersebut dalam kenyataanya seringkali dialami dan dirasakan. Kesenjangan dan ketidakpuasan dalam hati dan pikiran orang Papua menimbulkan upaya untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya upaya tersebut, maka timbullah kelompok-kelompok yang mengatasnamakan orang asli Papua, yang berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai esensial dari orang Papua dan memperjuangkan hak-hak orang Papua akibat marginalisasi yang terjadi. Dalam perjuangannya, mereka mengingat sebuah kalimat yang pernah diungkapkan oleh seorang tokoh Zending Pdt. Izaak Samuel Kijne yang dianggap oleh orang Papua sebagai Nabi, karena banyak hal terbaik yang telah dilakukannya. Kutipan perkataan tokoh Zending tersebut ialah “Di atas batu ini saya meletakkan peradaban orang Papua. Sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal budi dan marifat tetapi tidak dapat memimpin bangsa ini. Bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri”. Makna perkataan ini yang menjadi motivasi bagi orang Papua untuk melakukan berbagai upaya untuk memisahkan diri dari NKRI akibat ketidakadilan dan ketidakpuasan yang mereka rasakan. Namun, apakah penafsiran kalimat tersebut sudah sesuai dengan makna sebenarnya yang dimaksudkan oleh tokoh Zending tersebut? Ataukah sudah bergeser dari makna yang sebenarnya karena adanya kepentingan tertentu? Hal ini perlu dilihat lebih mendalam
JSW (Jurnal Sosiologi Walisongo), 2020
This research was motivated by previous studies that discussed Noken from various points of view ... more This research was motivated by previous studies that discussed Noken from various points of view but did not examine aspects of the commodification of Noken as an implication of the world heritage label from UNESCO. Noken is a native Papuan knit bag that has high cultural values, sacred entity, and a source of life; as a container for carrying garden products and animal hunting products. Noken is also a form of maturity initiation, Papuan woman who can knit noken may enter the marriage phase. Applying the qualitative method, with observations and interviews with women knitting and selling it in Jayapura as informants, this study found that: firstly, Noken had undergone massive economic commodification, started with UNESCO's recognition of inherited noken as intangible, which led to more and more traded noken. Secondly, noken has transformed values, especially about the noken value that animates them. The transformation of values in noken is a necessity in the dynamics of the soc...
Pute Waya : Sociology of Religion Journal, Jun 30, 2021
Tulisan ini berupaya menemukan bagaimana cara memaknai spirit religiositas melalui perjumpaan ant... more Tulisan ini berupaya menemukan bagaimana cara memaknai spirit religiositas melalui perjumpaan antara Wor dan Kekristenan di ruang ketiga. Penelitian ini dimotivasi dari beberapa tulisan sebelumnya yang menemukan bahwa Ritual Wor sebagai teologi pribumi mengalami transformasi dan menyebabkan perubahan dengan mengedepankan aturan kekristenan yang dominan.Tidak dapat dipungkiri, misionaris mula-mula cenderung menggunakan cara-cara dominasi.Mereka mengonstruksi identitas Koreri dan ritual Wor dengan menjustifikasi sebagai kepercayaan sesat, menyembah setan, dan tidak lebih baik dari kekristenan.Padahal Wor merupakan ritual pemujaan terhadap "yang transenden" dari Koreri sebagai pandangan hidup orang Byak.Pada perkembangannya, wor mulai diintegrasikan ke dalam peribadatan khususnya liturgi masa advent di dalam tradisi Kristen.Melalui metode penelitian kualitatif, kami mencoba untuk mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara dengan sejumlah informan yang terlibat dalam pertemuan tradisi ini kedua trtadisi ini.Sementara itu, konsep ruang ketiga dari Homi Bhaba digunakan oleh kami untuk mengetahui bagaiamana pemaknaan akibat dari perjumpaan keduanya.Kemudian, kami menemukan bahwa bertemunya wor dan kekristenan di ruang ketiga telah menempatkan peluang untuk negosisasi di antara keduanya. Salah satu faktor penting yang mendorong negosiasi dilakukan, karena identitas ganda; sebagai penganut agama kristen dan juga sebagai orang Byak yang berbudaya. Melalui perjumpaan antara kedua entitas pengharapan ini, maka negosiasi bisa dilakukan untuk menjelaskan ulang ambivalensi yang telah terjadi di masa lalu hingga kini dan memaknainya sebagai spirit religiositas pengharapan.
This paper examines the strategies of Torajan migrants that helped them to adapt to Jayapura City... more This paper examines the strategies of Torajan migrants that helped them to adapt to Jayapura City. This study was inspired by Edward Brunner and Suparlan to understand the concept of the dominant culture. This study uses qualitative research methods, collected by observations, interviews, documentation techniques, and through some of the literature on the migration of the Toraja people. The informants in this study is people who had come in the early days to Jayapura City. They were also members of the Toraja Family Association. These studies found out that the migrants tended to follow the dominant culture, dominated the dominant culture, and created the rules of the game for all communities to follow. They also have identity symbols, such as the Tongkonan building and the Marampa’ Church in Jayapura City. Hypothetically, these symbols show that they are able to adapt to Jayapura City. This study found that the Torajan migrant community in Jayapura took advantage of a strategy call...
Artikel ini bertujuan menemukan pokok pergerakan Aliansi Mahasiswa Papua dan Nasionalisme pergera... more Artikel ini bertujuan menemukan pokok pergerakan Aliansi Mahasiswa Papua dan Nasionalisme pergerakannya yang semakin masif di Yogyakarta. Penelitian ini dimotivasi oleh penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa Aliansi Mahasiswa Papua mengalami keterpecahan secara struktur organisasi, dan menyemainya Nasionalisme Papua kepada Aliansi Mahasiswa Papua saat mereka bergabung dalam komunitas ini. Artikel dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan sumber pustaka. Artikel ini kemudian menemukan bahwa telah tersemainya Sakralitas-Nasionalisme Papua dalam organisasi Aliansi Mahasiswa Papua. Fakta-fakta sejarah menunjukan bahwa Nasionalisme ini memiliki kesakralan dan secara eksis dihidupkan melalui doktinasi oral dalam keluarga, sehingga telah menegaskan perasaan berbeda dengan Indonesia oleh Aliansi Mahasiswa Papua. Semakin kuatnya perasaan berbeda disebabkan oleh pengalaman partisipatif yang berhungan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia, dan tertutupnya ruang demok...
JSW (Jurnal Sosiologi Walisongo)
This research was motivated by previous studies that discussed Noken from various points of view ... more This research was motivated by previous studies that discussed Noken from various points of view but did not examine aspects of the commodification of Noken as an implication of the world heritage label from UNESCO. Noken is a native Papuan knit bag that has high cultural values, sacred entity, and a source of life; as a container for carrying garden products and animal hunting products. Noken is also a form of maturity initiation, Papuan woman who can knit noken may enter the marriage phase. Applying the qualitative method, with observations and interviews with women knitting and selling it in Jayapura as informants, this study found that: firstly, Noken had undergone massive economic commodification, started with UNESCO's recognition of inherited noken as intangible, which led to more and more traded noken. Secondly, noken has transformed values, especially about the noken value that animates them. The transformation of values in noken is a necessity in the dynamics of the soc...
Jurnal Pemikiran Sosiologi
Kajian ini membahas tentang pergerakan Aliansi Mahasiswa Papua di Yogyakarta dan persebaran wacan... more Kajian ini membahas tentang pergerakan Aliansi Mahasiswa Papua di Yogyakarta dan persebaran wacana nasionalisme Papua. Situasi problematik Papua pasca integrasi dengan Republik Indonesia telah menjadi perhatian penting bagi dunia internasional. Fenomena kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM)(HAM) sebelum dan sesudah integrasi dengan Indonesia menjadi keprihatinan bersama, khususnya bagi Aliansi Mahasiswa Papua di Yogyakarta. Berbagai aksi yang dilakukan komunitas ini merupakan wujud ekspresi pembebasan sebagai respon atas pelanggaran HAM dan pembungkaman ruang demokrasi terhadap masyarakat Papua selama ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergerakan Aliansi Mahasiswa Papua dilakukan dengan membangun resistensi terhadap konstruksi nasionalisme Indonesia. Hal itu dilakukan komunitas pergerakan melalui pemetaan musuh dalam melakukan perlawanan. Peran kapitalisme, imperialisme dan militerisme diidentifikasi se...
Uploads
Papers by Fred Keith Hutubessy