Heriyanto Lim
Saya Heriyanto Lim. Pendidikan strata 1 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi, Strata 2 Magister Ilmu Komputer – Manajemen Fungsi Sistem Informasi Universitas Budi Luhur.Contact: [email protected] // [email protected]
less
InterestsView All (22)
Uploads
Papers by Heriyanto Lim
The digital era provides disruption impact on various aspects of people's lives. In the world of education requires an innovation and strategy to be able to adapt to the development of increasingly digital society. Buddhist Religious colleges in Indonesia are also facing similar challenges; the increasingly disruptive digital era has to be addressed with various strategies and management in order to survive the present and the future. New strategies and management are needed in providing Buddhist religious education services in the present era. A very important necessity is how innovations and strategies are created and implemented by not abandoning academic value and Buddhist values.
With an in-depth analysis of qualitative data, universities as well as various government regulatory factors, policies, and digital media influencing, digital strategies provide an overview of steps, ways of working, and business processes that can be used as a roadmap in pursuing Buddhist higher education in the digital age. The analysis resulted in the direction of planning and the strategic steps of colleges to be implemented immediately in order to adapt, to face digital disruption, and to provide maximum Buddhist religious education services
Only Abstract Paper
Penelitian ini menggunakan metode survei di Provinsi Banten dan Jawa Tengah dengan responden pengurus dan guru dhammasekha, kepala dan pimpinan sekolah berciri Buddhis, siswa SMA/SMK sederajat, dan pakar pendidikan. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara, sedangkan analisis datanya dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prospek minat masyarakat untuk melanjutkan studi di Prodi S1 Nava Dhammasekha sangat baik, sebanyak 8% responden menyatakan akan mendaftar, 25% mungkin mendaftar, 25% belum tahu, 27% tidak mendaftar dan 10% lainnya tidak menjawab; (2) pengguna sangat mendukung pembukaan Prodi S1 Nava Dhammasekha dan masuk dalam katagori kebutuhan yang sangat mendesak. Kompetensi utama yang diharapkan oleh pengguna dari lulusan Nava Dhammasekha yaitu memiliki kompetensi kepribadian, sosial, profesional, dan pedagogik yang baik, sedangkan kompetensi tambahan yang diharapkan antara lain bidang seni dan budaya, bahasa, olahraga dan permainan, hypnoteaching, dan manajemen; (3) pakar pendidikan menyatakan dukungan dan kelayakan pembukaan Prodi S1 Nava Dhammasekha selama ada kepastian dan payung hukum yang menaungi Dhammasekha sebagai satuan pendidikan formal; (4) kondisi internal STAB Negeri Sriwijaya cukup siap dalam menyelenggarakan Prodi S1 Nava Dhammasekha, namun masih perlu investasi SDM dalam beberapa tahun ke depan sembari menunggu kepastian regulasi terkait dhammasekha. Oleh karena itu, STAB Negeri Sriwijaya harus melakukan strategi investasi SDM yang tepat untuk mengakomodasi pengembangan prodi di kampus, termasuk Nava Dhammasekha
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas X berjumlah 114 orang. Objek penelitian adalah kompetensi literasi media digital siswa kelas X pada SMA beryayasan buddhis di Tangerang. Kompetensi literasi media digital dispesifikan lagi pada kompetensi yang berkaitan dengan kebutuhan data akademik di sekolah. Penentuan sampel dilakukan dengan random sampling melalui area sampling. Pengumpulan data dengan teknik non tes menggunakan kuesioner. Lokasi penelitian yaitu SMA Atisa Dipamkara, SMA Perguruan Buddhi, SMA Dharma Putra, dan SMA Ehipassiko School. Kuesioner menggunakan empat klasifikasi berdasarkan skala Likert. Teknik analisis data dengan teknik statistik deskriptif menggunakan nilai rata-rata dan standar deviasi.
Hasil penelitian menyatakan tingkat kompetensi literasi media digital siswa SMA kelas X pada sekolah beryayasan buddhis di Tangerang sebesar 72,39%. Sebesar 13,16% kategori tinggi, sebesar 68,42% kategori sedang, dan sebesar 18,42% kategori rendah. Untuk dimensi Internet Searching sebesar 83,42%. Sedangkan kategori tingkatan kompetensi untuk setiap responden berada pada 21,93% kategori tinggi, 64,04% kategori sedang, dan 14,04% kategori rendah. Tingkat kompetensi literasi media digital siswa kelas X dilihat dari dimensi Hypertextual Navigation sebesar 64,73%, dengan kategori tinggi sebesar 17,54%, sedang 65,79%, dan 16,67% kategori rendah. Tingkat kompetensi literasi media digital siswa kelas X dilihat dari dimensi Content Evaluation sebesar 70,87%, kategori tinggi sebesar 17,54%, sedang 65,79%, dan kategori rendah 16,67%. Tingkat kompetensi literasi media digital siswa kelas X dilihat dari dimensi Knowledge Assembly sebesar 71,43%, sebesar 20,18% kategori tinggi, 64,91% kategori sedang, dan 14,91% dalam kategori rendah.
Value chain STABN Sriwijaya tergambar kedalam sebuah model value chain yang terdiri dari aktivitas utama dan pendukung. Aktivitas utama yaitu: (1)Penelitian, (2)Pengembangan Kurikulum dan Program, (3)Sistem Penerimaan Mahasiswa, (4)Pendaftaran Mahasiswa, (5) Pembelajaran dan Pengabdian Kepada Masyarakat, (6)Penilaian dan Pemeriksaan, serta (7)Manajemen Alumni. Penelitian, Pembelajaran, dan Pengabdian Kepada Masyarakat menjadi core dalam aktivitas utama value chain STABN Sriwijaya. Aktivitas pendukung pada value chain STABN Sriwijaya yaitu: (1)Kepegawaian, Sumber Daya Manusia, Rekrutmen, (2)Sistem dan Teknologi Informasi, (3)Perencanaan dan Keuangan, (4)Marketing, Publikasi, dan Promosi, (5)Administrasi Perundang-undangan, Peraturan, dan Pelaporan, (6)Sarana Prasarana dan umum, serta (7)Pengadaan. Aktivitas pendukung pada STABN Sriwijaya terfokus pada tiga sub bagian, terdiri dari: (1)subbag Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni, (2)Subbag Perencanaan Keuangan, dan Akuntansi, (3)Subbag Administrasi Umum.
Penelitian kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Subjek penelitian terdiri dari dosen, mahasiswa, dan para pemegang kebijakan manajemen perguruan tinggi. Objek penelitian meliputi berbagai faktor eksternal organisasi ditinjau dari faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Analisis data menggunakan model miles and huberman. Analisis lingkungan eksternal dengan PEST Analysis dan Value Chain Analysis digunakan untuk menentukan proses utama dan pendukung PTKB. Metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data skunder menjadi data penting dalam penelitian untuk mencari faktor eksternal makro PTKB.
Hasil penelitian menunjukan strategi peningkatan pelayanan PTKB melalui pendidikan dan pembelajaran yaitu: (1) restrukturisasi dan manajemen kurikulum, (2) adopsi teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat, (3) forum dan diskusi ilmiah antar-PTKB, (5) program beasiswa dan bantuan pendidikan, (6) kerja sama antar-PTKB, (7) pembinaan kerukunan antarumat beragama, penerapan metode, model, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mahasiswa, (8) workshop, pelatihan, bimbingan teknologi informasi dalam pembelajaran (9) peningkatan kualifikasi dosen, dan (10) keterlibatan masyarakat dalam proses pembelajaran. Strategi bidang penelitian dilakukan dengan memberikan kontribusi nyata penelitian dan pengabdian masyarakat berbasis kebutuhan dan pemberdayaan. Bidang pengabdian masyarakat dengan berbagai kegiatan yang lebih menekankan pada dimensi sosial perguruan tinggi sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi serta melakukan pelatihan dan bimbingan dengan perkembangan TIK. Strategi bidang pendukung PTKB seperti: (1) pendanaan dengan perencanaan kebutuhan dan berbasis program, (2) update informasi peraturan serta kebijakan pendidikan dan PTKB, (3) peran maksimal kinerja divisi kepegawaian, (4) studi lanjut dosen dan tenaga kependidikan, (5) penerimaan pegawai, (6) koordinasi yang baik PTKB dengan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, (7) membentuk SDM TI serta divisi manajemen sistem informasi dan pangkalan data, dan (8) peningkatan sarana prasarana, infrastruktur teknologi serta sesosialisasi, promosi, dan publikasi PTKB secara berkelanjutan.
The digital era provides disruption impact on various aspects of people's lives. In the world of education requires an innovation and strategy to be able to adapt to the development of increasingly digital society. Buddhist Religious colleges in Indonesia are also facing similar challenges; the increasingly disruptive digital era has to be addressed with various strategies and management in order to survive the present and the future. New strategies and management are needed in providing Buddhist religious education services in the present era. A very important necessity is how innovations and strategies are created and implemented by not abandoning academic value and Buddhist values.
With an in-depth analysis of qualitative data, universities as well as various government regulatory factors, policies, and digital media influencing, digital strategies provide an overview of steps, ways of working, and business processes that can be used as a roadmap in pursuing Buddhist higher education in the digital age. The analysis resulted in the direction of planning and the strategic steps of colleges to be implemented immediately in order to adapt, to face digital disruption, and to provide maximum Buddhist religious education services
Only Abstract Paper
Penelitian ini menggunakan metode survei di Provinsi Banten dan Jawa Tengah dengan responden pengurus dan guru dhammasekha, kepala dan pimpinan sekolah berciri Buddhis, siswa SMA/SMK sederajat, dan pakar pendidikan. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara, sedangkan analisis datanya dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prospek minat masyarakat untuk melanjutkan studi di Prodi S1 Nava Dhammasekha sangat baik, sebanyak 8% responden menyatakan akan mendaftar, 25% mungkin mendaftar, 25% belum tahu, 27% tidak mendaftar dan 10% lainnya tidak menjawab; (2) pengguna sangat mendukung pembukaan Prodi S1 Nava Dhammasekha dan masuk dalam katagori kebutuhan yang sangat mendesak. Kompetensi utama yang diharapkan oleh pengguna dari lulusan Nava Dhammasekha yaitu memiliki kompetensi kepribadian, sosial, profesional, dan pedagogik yang baik, sedangkan kompetensi tambahan yang diharapkan antara lain bidang seni dan budaya, bahasa, olahraga dan permainan, hypnoteaching, dan manajemen; (3) pakar pendidikan menyatakan dukungan dan kelayakan pembukaan Prodi S1 Nava Dhammasekha selama ada kepastian dan payung hukum yang menaungi Dhammasekha sebagai satuan pendidikan formal; (4) kondisi internal STAB Negeri Sriwijaya cukup siap dalam menyelenggarakan Prodi S1 Nava Dhammasekha, namun masih perlu investasi SDM dalam beberapa tahun ke depan sembari menunggu kepastian regulasi terkait dhammasekha. Oleh karena itu, STAB Negeri Sriwijaya harus melakukan strategi investasi SDM yang tepat untuk mengakomodasi pengembangan prodi di kampus, termasuk Nava Dhammasekha
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas X berjumlah 114 orang. Objek penelitian adalah kompetensi literasi media digital siswa kelas X pada SMA beryayasan buddhis di Tangerang. Kompetensi literasi media digital dispesifikan lagi pada kompetensi yang berkaitan dengan kebutuhan data akademik di sekolah. Penentuan sampel dilakukan dengan random sampling melalui area sampling. Pengumpulan data dengan teknik non tes menggunakan kuesioner. Lokasi penelitian yaitu SMA Atisa Dipamkara, SMA Perguruan Buddhi, SMA Dharma Putra, dan SMA Ehipassiko School. Kuesioner menggunakan empat klasifikasi berdasarkan skala Likert. Teknik analisis data dengan teknik statistik deskriptif menggunakan nilai rata-rata dan standar deviasi.
Hasil penelitian menyatakan tingkat kompetensi literasi media digital siswa SMA kelas X pada sekolah beryayasan buddhis di Tangerang sebesar 72,39%. Sebesar 13,16% kategori tinggi, sebesar 68,42% kategori sedang, dan sebesar 18,42% kategori rendah. Untuk dimensi Internet Searching sebesar 83,42%. Sedangkan kategori tingkatan kompetensi untuk setiap responden berada pada 21,93% kategori tinggi, 64,04% kategori sedang, dan 14,04% kategori rendah. Tingkat kompetensi literasi media digital siswa kelas X dilihat dari dimensi Hypertextual Navigation sebesar 64,73%, dengan kategori tinggi sebesar 17,54%, sedang 65,79%, dan 16,67% kategori rendah. Tingkat kompetensi literasi media digital siswa kelas X dilihat dari dimensi Content Evaluation sebesar 70,87%, kategori tinggi sebesar 17,54%, sedang 65,79%, dan kategori rendah 16,67%. Tingkat kompetensi literasi media digital siswa kelas X dilihat dari dimensi Knowledge Assembly sebesar 71,43%, sebesar 20,18% kategori tinggi, 64,91% kategori sedang, dan 14,91% dalam kategori rendah.
Value chain STABN Sriwijaya tergambar kedalam sebuah model value chain yang terdiri dari aktivitas utama dan pendukung. Aktivitas utama yaitu: (1)Penelitian, (2)Pengembangan Kurikulum dan Program, (3)Sistem Penerimaan Mahasiswa, (4)Pendaftaran Mahasiswa, (5) Pembelajaran dan Pengabdian Kepada Masyarakat, (6)Penilaian dan Pemeriksaan, serta (7)Manajemen Alumni. Penelitian, Pembelajaran, dan Pengabdian Kepada Masyarakat menjadi core dalam aktivitas utama value chain STABN Sriwijaya. Aktivitas pendukung pada value chain STABN Sriwijaya yaitu: (1)Kepegawaian, Sumber Daya Manusia, Rekrutmen, (2)Sistem dan Teknologi Informasi, (3)Perencanaan dan Keuangan, (4)Marketing, Publikasi, dan Promosi, (5)Administrasi Perundang-undangan, Peraturan, dan Pelaporan, (6)Sarana Prasarana dan umum, serta (7)Pengadaan. Aktivitas pendukung pada STABN Sriwijaya terfokus pada tiga sub bagian, terdiri dari: (1)subbag Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni, (2)Subbag Perencanaan Keuangan, dan Akuntansi, (3)Subbag Administrasi Umum.
Penelitian kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Subjek penelitian terdiri dari dosen, mahasiswa, dan para pemegang kebijakan manajemen perguruan tinggi. Objek penelitian meliputi berbagai faktor eksternal organisasi ditinjau dari faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Analisis data menggunakan model miles and huberman. Analisis lingkungan eksternal dengan PEST Analysis dan Value Chain Analysis digunakan untuk menentukan proses utama dan pendukung PTKB. Metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data skunder menjadi data penting dalam penelitian untuk mencari faktor eksternal makro PTKB.
Hasil penelitian menunjukan strategi peningkatan pelayanan PTKB melalui pendidikan dan pembelajaran yaitu: (1) restrukturisasi dan manajemen kurikulum, (2) adopsi teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat, (3) forum dan diskusi ilmiah antar-PTKB, (5) program beasiswa dan bantuan pendidikan, (6) kerja sama antar-PTKB, (7) pembinaan kerukunan antarumat beragama, penerapan metode, model, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mahasiswa, (8) workshop, pelatihan, bimbingan teknologi informasi dalam pembelajaran (9) peningkatan kualifikasi dosen, dan (10) keterlibatan masyarakat dalam proses pembelajaran. Strategi bidang penelitian dilakukan dengan memberikan kontribusi nyata penelitian dan pengabdian masyarakat berbasis kebutuhan dan pemberdayaan. Bidang pengabdian masyarakat dengan berbagai kegiatan yang lebih menekankan pada dimensi sosial perguruan tinggi sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi serta melakukan pelatihan dan bimbingan dengan perkembangan TIK. Strategi bidang pendukung PTKB seperti: (1) pendanaan dengan perencanaan kebutuhan dan berbasis program, (2) update informasi peraturan serta kebijakan pendidikan dan PTKB, (3) peran maksimal kinerja divisi kepegawaian, (4) studi lanjut dosen dan tenaga kependidikan, (5) penerimaan pegawai, (6) koordinasi yang baik PTKB dengan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, (7) membentuk SDM TI serta divisi manajemen sistem informasi dan pangkalan data, dan (8) peningkatan sarana prasarana, infrastruktur teknologi serta sesosialisasi, promosi, dan publikasi PTKB secara berkelanjutan.