ABSTRAK Pasirbesi (magnetit) merupakan salah satu hasil pelapukan batuan di daratan dan abrasi pa... more ABSTRAK Pasirbesi (magnetit) merupakan salah satu hasil pelapukan batuan di daratan dan abrasi pantai oleh pemusatan gelombang dan arus sejajar pantai. Tujuan penelitian menentukan keterdapatan pasirbesi di sekitar Pantai, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Metode penelitian meliputi karakteristik pantai, pemercontohan sedimen, analisis megaskopis dan mineral butir disertai fotomikrograf. Tipologi Pantai Beo terdiri dari pantai berkantong pasir dan berbatuan. Endapan Magnetit umumnya menempati pantai berkantong pasir yang sebagian membentuk tanggul gisik. Kadar persentase magnetit (% Fe) antara 0.139 %-38.11 %. Anomali magnetit dengan kadar kisaran antara 21,414 % dan 38,106 % dijumpai di Pantai Beo, Maririka dan Pantai Batumbalango. Lingkungan keterdapatan magnetit dipengaruhi oleh aktivitas pergerakan tektonik aktif Resen yaitu terangkatnya terumbu karang. Genesa magnetit terkonsentrasi oleh media cair bergerak sebagai endapan plaser pantai yang dipengaruhi oleh fluviatil. Keterdap...
Latar belakang pengetahuan tentang tekstur sedimen merupakan isu utama dalam penelitian lingkunga... more Latar belakang pengetahuan tentang tekstur sedimen merupakan isu utama dalam penelitian lingkungan laut. Sedimen pada lingkungan pesisir akan mengalami proses pengikisan, transportasi serta pengendapan dalam skala spasial maupun temporal. Daerah penelitian secara geografis terletak pada koordinat 0° 46' - 0° 50' Lintang Utara dan 104° 28' 30" - 104° 37' 30" Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Metode penelitian yang dilakukan adalah pengambilan data posisi, pengukuran kedalaman dasar laut pengambilan percontoh sedimen dasar laut, analisis besar butir dan penamaan tekstur sedimen. Total lintasan survey batimetri sejumlah 504 kiloline dengan arah lintasan utama timurlaut-baratdaya dan arah crossline baratlaut-tenggara. Berdasarkan hasil pengukuran dasar laut yang digambarkan pada peta kedalaman dasar laut (batimetri) di daerah penelitian, kedalamannya berkisar antara 2 - 40 meter. Pengambilan percontoh sedimen ...
Placer mineral is mineral deposits that have channels transportation as particles of grains miner... more Placer mineral is mineral deposits that have channels transportation as particles of grains mineral in the river and on the ocean floor. The most common and plentiful placer mineral are rutile, tin, magnetite, ilmenite, zircon and many gems. The existence of ancient rivers flooded after the end of the ice age, of the ancient river many deposited heavy minerals from rocks around the island of Sumatra and Kalimantan. The existence of an ancient channel formed at the Holocene is thought to be a valley that has the potential as mineral deposits to be transported and deposited in the same time with the sediments that fill the valleys. Tin Gravel is one of the heavy minerals in Sunda shelf deposited above the ancient valleys of granite rock The type of granite in Sunda shelf is granite I type (east belt) and S type (middle belt). The granite belt (tin belt) is related to the heavy mineral associations found in the study area, whether derived from granite I type or granite S Type is still a subject of debate among researchers. The granite type classification is based on opaque minerals. The magnetite series comprises of: magnetite, ilmenite, hematite and pyrite, while the ilmenite series consists of: cassiterite, ilmenite, and graphite. Granite in Indonesia islands containing tin mineral included in the middle belt (type S), and east belt (type I). Occurred on a Carbon, Perm and also Triass age. Granites are distributed almost along the coastal to offshore of Kundur Island. Tin (SnO2), or tin include oxide group, brownish, prismatic. Tin deposited is associated with acid igneous rock formed on pegmatites accumulation. In Study area tin founded in 16 samples of seabed surface sediments with the largest content of 0.04124% and the smallest 44 of 0.0006%. The purpose of this study is to know the existence of placer tin content in marine sediments in Kundur waters, its relation with tin belt (granite type), whereas the purpose of the study is to know the source of tin placer.
ABSTRAK Daerah Penelitian terletak di perairan Papela dan sekitarnya yang merupakan bagian dari S... more ABSTRAK Daerah Penelitian terletak di perairan Papela dan sekitarnya yang merupakan bagian dari Selat Rote yang secara administratif merupakan wilayah dari Kabupaten Rote-Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di daerah penelitian pada 40 lokasi telah dilakukan pengambilan sedimen dasar laut dengan pemercontoh comot, deskripsi megaskopis dan analisis besar butir. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis sedimen, sebaran sedimen dan lingkungan pengendapannya. Berdasarkan hasil analisis besar butir nomenklatur sedimen di daerah penelitian dijumpai 4 jenis sedimen yaitu: kerikil, pasir, pasir lanauan, lanau pasiran dan lanau. Sebaran kerikil terdapat di dua tempat, yaitu di utara dan selatan tepian daerah penelitian.Sebaran pasir mencapai kurang lebih 30 % dari luas perairan penelitian, pasir lanauan menutupi kurang 5 % dari luas perairan penelitian, lanau pasiran mempunyai sebaran kurang lebih 30 % dari luas perairan daerah penelitian dan sebaran lanau terdapat di muka muara sungai ba...
ABSTRAK Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 114 0 32'-116 0 01' Bu... more ABSTRAK Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 114 0 32'-116 0 01' Bujur Timur dan 07 0 15'-08 0 02' Lintang Selatan. Kondisi geologi dasar laut belum banyak dibahas oleh para peneliti di Perairan Bali Utara, karena kurangnya data seismik dan data sumur bor. Cekungan Jawa Timur di sebelah selatan dibatasi oleh busur vulkanik, sebelah timur dibatasi oleh Cekungan Lombok. Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda terdiri dari formasi Prupuh, formasi Rancak, formasi Cepu, formasi mundu dan formasi Lidah. Metoda penelitian terdiri dari pengukuran navigasi, pengukuran kedalaman dasar laut, pengukuran seismik 2D serta kesebandingan data seismic dan bor. Tujuan penelitian adalah mengetahui pelamparan Cekungan Jawa Timur utara di Perairan Utara Bali. Dari hasil interpretasi dan korelasi antara data seismik dengan sumur bor, menunjukkan bahwa rekaman seismik 2D daerah telitian dapat dibagi menjadi enam (6) runtunan dengan urutan dari atas ke bawah ada...
ABSTRAKPerairan Wokam Aru Utara, Papua Barat merupakan bagian tepi utara passive margin Mesozoik ... more ABSTRAKPerairan Wokam Aru Utara, Papua Barat merupakan bagian tepi utara passive margin Mesozoik Arafura – Australia. Hasil survei dengan KR. Geomarin III di perairan Wokam 2014 diperoleh lintasan seismik Multi Kanal 1.182 km, dan pemeruman batimetri/sub bottom profiles (SBP) 1.510 km. Metode dilakukan interpretasi penampang seismik hasil survei, pengikatan sumur pemboran dan seismik, analisis petrofisika dan pemetaaan geologi bawah permukaan. Pada penampang seismik telah dilakukan interpretasi aspek struktur geologi dan perlapisan sedimen yang sebelumnya telah diikat dengan data sumur ASA-1X, ASM-1X dan ASB-1X untuk tiga horizon yaitu Top Neogen, Top Paleogen dan Base PaleogenPeta bawah permukaan Paleogen – Neogen menunjukan beberapa klosur yang berpotensi di bagian batas paparan dengan palung Aru serta bagian barat. Pada bagian Tenggara terdapat kenampakan onlapping sedimentasi Tipe struktural yang berkembang sebagai perangkap secara dominan berupa graben – half graben dan tilted ...
Majunya garis pantai yang terjadi di sekitar pantai perairan Rembang melingkupi daerah yang luas.... more Majunya garis pantai yang terjadi di sekitar pantai perairan Rembang melingkupi daerah yang luas. Kondisi ini disebabkan morfologi pantai yang sangat landai dan pasokan sedimen yang tinggi terutama di sekitar muara sungai Pasokan sedimen dari sungai yang mengalir ke pantai utara Rembang membentuk endapan sedimen permukaan dasar laut. Sedimen tersebut juga menimbulkan akrasi sepanjang pantai Berdasarkan pemetaan karakteristik pantai perairan Rembang terdiri dari pantai berpasir, pantai berlumpur, pantai berbatu dan terumbu. Akrasi terjadi pada pantai berpasir dan terumbu. Kata Kunci: Majunya garis pantai, Sedimen, Rembang The emerging land in Rembang coastal area is very widely distributed. This is due to a very flat coastal morphology and very high sedimentary supply especially found around river mouth area. Sediment supply from rivers mouthed to north Rembang coast form sea bottom surficial sediment. The sediment is also causing emerging land or accretion along the coastal area of ...
The study area is located at coastal and offshore Kundur and Adjacent Area, geographically locate... more The study area is located at coastal and offshore Kundur and Adjacent Area, geographically located at coordinates of 0Âo 39'00 "0Âo 50'00" N and 103Âo 10'00 "103Âo 25 '00" S. Rare earth elements are found in seven seafloor surfacial sediment and 3 core samples are Cerium (15.41 to 16.88 ppm), Lanthanum (5.40 to 6.80 ppm), Ytrium (5.18 to 5, 58 ppm), Zirconium (5.05 to 5.95 ppm) and Neodymium 20.25 to 20.95 ppm). The minerals that containing of rare earth elements at the study area are apatite, zircon, monazite, and pyrochlore and xenotime. Seafloor surfacial sediment at Kundur are composed by silt (Z), sandy silt (sZ), sandy gravel, mud and sand. Silt unit covering nearly 55% of the study area and followed by sandy gravel, sand, silt and sandy silt. Seafloor morphology varies those are flat morphology with gradually depth changes and a regularly shaped identation curves and holes likely a result of sand mining. Coastal characteristics consists of:...
The study area is located in Papela waters area and that is part of the Rote Strait, administrati... more The study area is located in Papela waters area and that is part of the Rote Strait, administratively is a region of Rote-Ndao regency, East Nusa Tenggara Province. The method of research conducted is sampling seafloor sediments, megaskopis description and analysis of the grain size. The study area is located in Papela waters area and that is part of the Rote Strait, administratively is a region of Rote-Ndao regency, East Nusa Tenggara Province. The method of research conducted is sampling seafloor sediments, megaskopis description and analysis of the grain size. The purpose of research is the grain size analysis of seabed surface sediment to determine the type of sediment, sediment distribution and depositional environment. Based on nomenklature sediment grain size analysis result in the study area was found four types of sediments , there are: gravelly, sand, silty sand, sandy silt and silt Distribution of gravel found in two places, namely on the north and south banks of the stud...
Daratan Sunda sebagai kerak benua Erasia yang terdiri dari gabungan pulau-pulau Sumatera, Kaliman... more Daratan Sunda sebagai kerak benua Erasia yang terdiri dari gabungan pulau-pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa, biasa disebut Paparan Sunda, yang diperkirakan terjadi pada waktu zaman Es. Dalam zaman es tersebut aktifitas sungai mendominasi, mengalir dan mengerosi batuan serta mengendapkan sedimen beserta mineral ikutannya di bagian yang lebih dalam. Pada waktu es mencair, daratan Sunda mulai tenggelam dan terjadilah laut Jawa yang memisahkan pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Sungai-sungai yang dulunya mengalir dan memanjang di antara pulau-pulau tersebut sekarang berada di bawah laut Jawa dan lainnya. Beberapa mineral berat ditemukan di perairan dan pantai pulau Batam, Bintan dan sekitarnya, seperti: magnetit, kasiterit, zirkon, monasit, hornblenda, turmalin, pirit, ilmenit, hematit, leokosen, augit, dan diopsid. Terdapatnya kandungan mineral magnetit dan kasiterit yang tinggi di tengah-tengah selat Batam-Bintan menunjukkan bahwa sumber mineral tersebut diduga dari sedimen P. Bat...
Daerah penelitian terletak di sepanjang pantai selatan Kabupaten Sukabumi. Daerah penelitian ini ... more Daerah penelitian terletak di sepanjang pantai selatan Kabupaten Sukabumi. Daerah penelitian ini mengandung pasir besi yang melimpah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan mineral pasir besi yang berkaitan dengan sumber batuan berdasarkan data bor dan georadar. Metode penelitian terdiri dari pemetaan geologi karakteristik pantai, pengambilan percontoh sedimen pantai (bor tangan dan bor mesin), georadar, dan analisis laboratorium (besar butir dan mineral). Berdasarkan data dari 8 lokasi bor tangan ditemukan sedimen pasir coklat dan pasir hitam. Sementara dari data 2 lokasi bor mesin, tekstur sedimennya terdiri dari pasir, pasir lanauan, lanau pasiran dan lanau. Berdasarkan analisis mineral yang mengandung unsur Fe atau Ti, pasir ini terdiri dari mineral magnetit, hematit, limonit, pirit dan rutil. Dari data georadar ditemukan 2 lapisan. Lapisan pertama, yaitu lapisan paralel yang menerus menunjukkan sedimen pasir yang menerus. Lapisan ke dua, yaitu paralel yang tida...
Pemetaan karakteristik pantai merupakan kegiatan awal untuk mengetahui daerah potensi erosi dan s... more Pemetaan karakteristik pantai merupakan kegiatan awal untuk mengetahui daerah potensi erosi dan sedimentasi di pesisir barat dan timur Selat Bali. Faktor-faktor yang berperan dalam menganalisis proses sedimentasi dan erosi pantai, yaitu faktor litologi, gelombang dan arus. Pelabuhan di pesisir barat Selat Bali yaitu Pelabuhan Barang, Pelabuhan Pertamina (Meneng), serta Pelabuhan Fery (Ketapang), merupakan daerah sedimentasi, sedangkan pelabuhan di pesisir timur adalah Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk. (Bali). Kawasan pesisir Selat Bali di sisi barat batuan penyusunnya berupa batuan gunungapi muda, (lava, breksi dan tuf). Kawasan pesisir Selat Bali di sisi timur, Pulau Bali terdiri dari batugamping, konglomerat, batupasir, lava, breksi, tufa dan aluvium Pantai sebelah timur Selat Bali sebagian besar merupakan pantai berpasir (kemiringan 0 o-15 o). Pantai di daerah ini merupakan daerah sedimentasi dengan lebar pantai antara 10 sampai 20 meter. Pantai barat Selat Bali dicirikan oleh pantai yang memiliki kemiringan yang landai (kemiringan 0°-10°) dengan lebar pantai antara 3 meter sampai 15 meter merupakan daerah sedimentasi.
Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 114 0 32'-116 0 01' Bujur Timur dan 07... more Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 114 0 32'-116 0 01' Bujur Timur dan 07 0 15'-08 0 02' Lintang Selatan. Kondisi geologi dasar laut belum banyak dibahas oleh para peneliti di Perairan Bali Utara, karena kurangnya data seismik dan data sumur bor. Cekungan Jawa Timur di sebelah selatan dibatasi oleh busur vulkanik, sebelah timur dibatasi oleh Cekungan Lombok. Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda terdiri dari formasi Prupuh, formasi Rancak, formasi Cepu, formasi mundu dan formasi Lidah. Metoda penelitian terdiri dari pengukuran navigasi, pengukuran kedalaman dasar laut, pengukuran seismik 2D serta kesebandingan data seismic dan bor. Tujuan penelitian adalah mengetahui pelamparan Cekungan Jawa Timur utara di Perairan Utara Bali. Dari hasil interpretasi dan korelasi antara data seismik dengan sumur bor, menunjukkan bahwa rekaman seismik 2D daerah telitian dapat dibagi menjadi enam (6) runtunan dengan urutan dari atas ke bawah adalah runtunan A,
Segara Anakan Lagoon is an unique lagoon , where a lot of rivers enter into the lagoon such as Ci... more Segara Anakan Lagoon is an unique lagoon , where a lot of rivers enter into the lagoon such as Citanduy, Cibeureum, Cijolang, Cikawung and Ciseel Rivers. These rivers bring the sediment materials from upstream to the lagoon areas and resisted by Nusa Kambangan Island. The rate of sediment transportation every year occurred continuously and significantly. Its caused the creation of new land at eastern part of Segara Anakan Lagoon was about 376.69 hectares which is located at Cilacap District, while in the western part is about 15,78 hectares which is located at Ciamis District. Since 1999 to 2003 land accretion at Segara Anakan Lagoon was about 392.47 hectares with the rate of accretion around 78.50 hectares/year. In 1999 the area of the Segara Anakan Lagoon approximately 1,595 hectares. Based on the averages of rate land accretion, its predicted that in the middle of the 2019 whole of Segara Anakan will be land. The study had been done in 2003 by using hand drilling up to 2 meters depth, grab sampler and GPS Garmin 250 Map. The hand drilling result at accretion area, show that at eastern part of study area is composed of silt and cly, while at Nusawere Bay and Solok Jero is characterized by fine to coarse sand.
Pasirbesi (magnetit) merupakan salah satu hasil pelapukan batuan di daratan dan abrasi pantai ole... more Pasirbesi (magnetit) merupakan salah satu hasil pelapukan batuan di daratan dan abrasi pantai oleh pemusatan gelombang dan arus sejajar pantai. Tujuan penelitian menentukan keterdapatan pasirbesi di sekitar Pantai, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Metode penelitian meliputi karakteristik pantai, pemercontohan sedimen, analisis megaskopis dan mineral butir disertai fotomikrograf. Tipologi Pantai Beo terdiri dari pantai berkantong pasir dan berbatuan. Endapan Magnetit umumnya menempati pantai berkantong pasir yang sebagian membentuk tanggul gisik. Kadar persentase magnetit (% Fe) antara 0.139 %-38.11 %. Anomali magnetit dengan kadar kisaran antara 21,414 % dan 38,106 % dijumpai di Pantai Beo, Maririka dan Pantai Batumbalango. Lingkungan keterdapatan magnetit dipengaruhi oleh aktivitas pergerakan tektonik aktif Resen yaitu terangkatnya terumbu karang. Genesa magnetit terkonsentrasi oleh media cair bergerak sebagai endapan plaser pantai yang dipengaruhi oleh fluviatil. Keterdapatan Magnetit diduga berasal dari Batuan Gunungapi Pampini, batuan campuraduk Bancuh Karakelang dan Batuan Ultramafik Kabaruang.
Kawasan pesisir timur pulau Natuna Basar memiliki garis pantai yang bervariasi, dari pantai berpa... more Kawasan pesisir timur pulau Natuna Basar memiliki garis pantai yang bervariasi, dari pantai berpasir, pantai berbatu hingga pantai berbakau. Tipe pantai barbakau hanya menempati pada kawasan muara-muara sungai yang sangat dangkal dan berlumpur. Sedangkan pantai berpasir adalah tipe pantai yang mendominasi kawasan pesisir timur pulau Natuna Besar, memanjang dari utara hingga selatan. Pantai berbatu adalah pesisir pantai dengan bongkah granit yang tersebar di kaki Gunung Ranai. Sebaran bongkah granit secara tidak beraturan dan tumpang tindih di kawasan pesisir menyebabkan garis pantai ini menjadi garis pantai yang bernilai wisata tinggi. Bongkah granit ini adalah bagian dari batholit granit Ranai yang merupakan batuan dasar dari kawasan kepulauan Natuna.
Gravelly sand and sandy gravel compose the sea floor sediment of Batam and Bintan Island coastal ... more Gravelly sand and sandy gravel compose the sea floor sediment of Batam and Bintan Island coastal water which was found sand in the centre of the study areaThe sediment distribution indictes were derived rock forming from Batam and Bintan Island. The grain size of the sediment sea floor sediment becomes finer seaward.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran kandungan mineral kasiterit pada sedim... more Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran kandungan mineral kasiterit pada sedimen dasar laut hubungannya dengan besar butir sedimen. Contoh sedimen diambil menggunakan pemercontoh comot sebanyak 46 contoh sedimen dan menggunakan penginti gaya berat (gravity core) sebanyak 14 contoh. Sebaran Sedimen Permukaan Dasar Laut di daerah selidikan terdiri dari: Lanau (Z), Lanau pasiran (sZ), Lumpur (M), Pasir dan kerikil pasiran (sG). Kandungan kasiterit antara 0,0006%-0,04124%, tersebar luas mulai dari lembah perairan Kundur barat sampai dengan laut lepas kedalaman laut antara 10-24 m. Kasiterit ditemukan umumnya pada 16 sampel sedimen permukaan dasar laut yang dianalisis. Kasiterit ditemukan pada sedimen dengan ukuran butir pasir sampai kerikil, menunjukkan bahwa proses transportasinya belum begitu jauh dari batuan sumber.
ABSTRAK Pasirbesi (magnetit) merupakan salah satu hasil pelapukan batuan di daratan dan abrasi pa... more ABSTRAK Pasirbesi (magnetit) merupakan salah satu hasil pelapukan batuan di daratan dan abrasi pantai oleh pemusatan gelombang dan arus sejajar pantai. Tujuan penelitian menentukan keterdapatan pasirbesi di sekitar Pantai, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Metode penelitian meliputi karakteristik pantai, pemercontohan sedimen, analisis megaskopis dan mineral butir disertai fotomikrograf. Tipologi Pantai Beo terdiri dari pantai berkantong pasir dan berbatuan. Endapan Magnetit umumnya menempati pantai berkantong pasir yang sebagian membentuk tanggul gisik. Kadar persentase magnetit (% Fe) antara 0.139 %-38.11 %. Anomali magnetit dengan kadar kisaran antara 21,414 % dan 38,106 % dijumpai di Pantai Beo, Maririka dan Pantai Batumbalango. Lingkungan keterdapatan magnetit dipengaruhi oleh aktivitas pergerakan tektonik aktif Resen yaitu terangkatnya terumbu karang. Genesa magnetit terkonsentrasi oleh media cair bergerak sebagai endapan plaser pantai yang dipengaruhi oleh fluviatil. Keterdap...
Latar belakang pengetahuan tentang tekstur sedimen merupakan isu utama dalam penelitian lingkunga... more Latar belakang pengetahuan tentang tekstur sedimen merupakan isu utama dalam penelitian lingkungan laut. Sedimen pada lingkungan pesisir akan mengalami proses pengikisan, transportasi serta pengendapan dalam skala spasial maupun temporal. Daerah penelitian secara geografis terletak pada koordinat 0° 46' - 0° 50' Lintang Utara dan 104° 28' 30" - 104° 37' 30" Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Metode penelitian yang dilakukan adalah pengambilan data posisi, pengukuran kedalaman dasar laut pengambilan percontoh sedimen dasar laut, analisis besar butir dan penamaan tekstur sedimen. Total lintasan survey batimetri sejumlah 504 kiloline dengan arah lintasan utama timurlaut-baratdaya dan arah crossline baratlaut-tenggara. Berdasarkan hasil pengukuran dasar laut yang digambarkan pada peta kedalaman dasar laut (batimetri) di daerah penelitian, kedalamannya berkisar antara 2 - 40 meter. Pengambilan percontoh sedimen ...
Placer mineral is mineral deposits that have channels transportation as particles of grains miner... more Placer mineral is mineral deposits that have channels transportation as particles of grains mineral in the river and on the ocean floor. The most common and plentiful placer mineral are rutile, tin, magnetite, ilmenite, zircon and many gems. The existence of ancient rivers flooded after the end of the ice age, of the ancient river many deposited heavy minerals from rocks around the island of Sumatra and Kalimantan. The existence of an ancient channel formed at the Holocene is thought to be a valley that has the potential as mineral deposits to be transported and deposited in the same time with the sediments that fill the valleys. Tin Gravel is one of the heavy minerals in Sunda shelf deposited above the ancient valleys of granite rock The type of granite in Sunda shelf is granite I type (east belt) and S type (middle belt). The granite belt (tin belt) is related to the heavy mineral associations found in the study area, whether derived from granite I type or granite S Type is still a subject of debate among researchers. The granite type classification is based on opaque minerals. The magnetite series comprises of: magnetite, ilmenite, hematite and pyrite, while the ilmenite series consists of: cassiterite, ilmenite, and graphite. Granite in Indonesia islands containing tin mineral included in the middle belt (type S), and east belt (type I). Occurred on a Carbon, Perm and also Triass age. Granites are distributed almost along the coastal to offshore of Kundur Island. Tin (SnO2), or tin include oxide group, brownish, prismatic. Tin deposited is associated with acid igneous rock formed on pegmatites accumulation. In Study area tin founded in 16 samples of seabed surface sediments with the largest content of 0.04124% and the smallest 44 of 0.0006%. The purpose of this study is to know the existence of placer tin content in marine sediments in Kundur waters, its relation with tin belt (granite type), whereas the purpose of the study is to know the source of tin placer.
ABSTRAK Daerah Penelitian terletak di perairan Papela dan sekitarnya yang merupakan bagian dari S... more ABSTRAK Daerah Penelitian terletak di perairan Papela dan sekitarnya yang merupakan bagian dari Selat Rote yang secara administratif merupakan wilayah dari Kabupaten Rote-Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di daerah penelitian pada 40 lokasi telah dilakukan pengambilan sedimen dasar laut dengan pemercontoh comot, deskripsi megaskopis dan analisis besar butir. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis sedimen, sebaran sedimen dan lingkungan pengendapannya. Berdasarkan hasil analisis besar butir nomenklatur sedimen di daerah penelitian dijumpai 4 jenis sedimen yaitu: kerikil, pasir, pasir lanauan, lanau pasiran dan lanau. Sebaran kerikil terdapat di dua tempat, yaitu di utara dan selatan tepian daerah penelitian.Sebaran pasir mencapai kurang lebih 30 % dari luas perairan penelitian, pasir lanauan menutupi kurang 5 % dari luas perairan penelitian, lanau pasiran mempunyai sebaran kurang lebih 30 % dari luas perairan daerah penelitian dan sebaran lanau terdapat di muka muara sungai ba...
ABSTRAK Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 114 0 32'-116 0 01' Bu... more ABSTRAK Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 114 0 32'-116 0 01' Bujur Timur dan 07 0 15'-08 0 02' Lintang Selatan. Kondisi geologi dasar laut belum banyak dibahas oleh para peneliti di Perairan Bali Utara, karena kurangnya data seismik dan data sumur bor. Cekungan Jawa Timur di sebelah selatan dibatasi oleh busur vulkanik, sebelah timur dibatasi oleh Cekungan Lombok. Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda terdiri dari formasi Prupuh, formasi Rancak, formasi Cepu, formasi mundu dan formasi Lidah. Metoda penelitian terdiri dari pengukuran navigasi, pengukuran kedalaman dasar laut, pengukuran seismik 2D serta kesebandingan data seismic dan bor. Tujuan penelitian adalah mengetahui pelamparan Cekungan Jawa Timur utara di Perairan Utara Bali. Dari hasil interpretasi dan korelasi antara data seismik dengan sumur bor, menunjukkan bahwa rekaman seismik 2D daerah telitian dapat dibagi menjadi enam (6) runtunan dengan urutan dari atas ke bawah ada...
ABSTRAKPerairan Wokam Aru Utara, Papua Barat merupakan bagian tepi utara passive margin Mesozoik ... more ABSTRAKPerairan Wokam Aru Utara, Papua Barat merupakan bagian tepi utara passive margin Mesozoik Arafura – Australia. Hasil survei dengan KR. Geomarin III di perairan Wokam 2014 diperoleh lintasan seismik Multi Kanal 1.182 km, dan pemeruman batimetri/sub bottom profiles (SBP) 1.510 km. Metode dilakukan interpretasi penampang seismik hasil survei, pengikatan sumur pemboran dan seismik, analisis petrofisika dan pemetaaan geologi bawah permukaan. Pada penampang seismik telah dilakukan interpretasi aspek struktur geologi dan perlapisan sedimen yang sebelumnya telah diikat dengan data sumur ASA-1X, ASM-1X dan ASB-1X untuk tiga horizon yaitu Top Neogen, Top Paleogen dan Base PaleogenPeta bawah permukaan Paleogen – Neogen menunjukan beberapa klosur yang berpotensi di bagian batas paparan dengan palung Aru serta bagian barat. Pada bagian Tenggara terdapat kenampakan onlapping sedimentasi Tipe struktural yang berkembang sebagai perangkap secara dominan berupa graben – half graben dan tilted ...
Majunya garis pantai yang terjadi di sekitar pantai perairan Rembang melingkupi daerah yang luas.... more Majunya garis pantai yang terjadi di sekitar pantai perairan Rembang melingkupi daerah yang luas. Kondisi ini disebabkan morfologi pantai yang sangat landai dan pasokan sedimen yang tinggi terutama di sekitar muara sungai Pasokan sedimen dari sungai yang mengalir ke pantai utara Rembang membentuk endapan sedimen permukaan dasar laut. Sedimen tersebut juga menimbulkan akrasi sepanjang pantai Berdasarkan pemetaan karakteristik pantai perairan Rembang terdiri dari pantai berpasir, pantai berlumpur, pantai berbatu dan terumbu. Akrasi terjadi pada pantai berpasir dan terumbu. Kata Kunci: Majunya garis pantai, Sedimen, Rembang The emerging land in Rembang coastal area is very widely distributed. This is due to a very flat coastal morphology and very high sedimentary supply especially found around river mouth area. Sediment supply from rivers mouthed to north Rembang coast form sea bottom surficial sediment. The sediment is also causing emerging land or accretion along the coastal area of ...
The study area is located at coastal and offshore Kundur and Adjacent Area, geographically locate... more The study area is located at coastal and offshore Kundur and Adjacent Area, geographically located at coordinates of 0Âo 39'00 "0Âo 50'00" N and 103Âo 10'00 "103Âo 25 '00" S. Rare earth elements are found in seven seafloor surfacial sediment and 3 core samples are Cerium (15.41 to 16.88 ppm), Lanthanum (5.40 to 6.80 ppm), Ytrium (5.18 to 5, 58 ppm), Zirconium (5.05 to 5.95 ppm) and Neodymium 20.25 to 20.95 ppm). The minerals that containing of rare earth elements at the study area are apatite, zircon, monazite, and pyrochlore and xenotime. Seafloor surfacial sediment at Kundur are composed by silt (Z), sandy silt (sZ), sandy gravel, mud and sand. Silt unit covering nearly 55% of the study area and followed by sandy gravel, sand, silt and sandy silt. Seafloor morphology varies those are flat morphology with gradually depth changes and a regularly shaped identation curves and holes likely a result of sand mining. Coastal characteristics consists of:...
The study area is located in Papela waters area and that is part of the Rote Strait, administrati... more The study area is located in Papela waters area and that is part of the Rote Strait, administratively is a region of Rote-Ndao regency, East Nusa Tenggara Province. The method of research conducted is sampling seafloor sediments, megaskopis description and analysis of the grain size. The study area is located in Papela waters area and that is part of the Rote Strait, administratively is a region of Rote-Ndao regency, East Nusa Tenggara Province. The method of research conducted is sampling seafloor sediments, megaskopis description and analysis of the grain size. The purpose of research is the grain size analysis of seabed surface sediment to determine the type of sediment, sediment distribution and depositional environment. Based on nomenklature sediment grain size analysis result in the study area was found four types of sediments , there are: gravelly, sand, silty sand, sandy silt and silt Distribution of gravel found in two places, namely on the north and south banks of the stud...
Daratan Sunda sebagai kerak benua Erasia yang terdiri dari gabungan pulau-pulau Sumatera, Kaliman... more Daratan Sunda sebagai kerak benua Erasia yang terdiri dari gabungan pulau-pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa, biasa disebut Paparan Sunda, yang diperkirakan terjadi pada waktu zaman Es. Dalam zaman es tersebut aktifitas sungai mendominasi, mengalir dan mengerosi batuan serta mengendapkan sedimen beserta mineral ikutannya di bagian yang lebih dalam. Pada waktu es mencair, daratan Sunda mulai tenggelam dan terjadilah laut Jawa yang memisahkan pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Sungai-sungai yang dulunya mengalir dan memanjang di antara pulau-pulau tersebut sekarang berada di bawah laut Jawa dan lainnya. Beberapa mineral berat ditemukan di perairan dan pantai pulau Batam, Bintan dan sekitarnya, seperti: magnetit, kasiterit, zirkon, monasit, hornblenda, turmalin, pirit, ilmenit, hematit, leokosen, augit, dan diopsid. Terdapatnya kandungan mineral magnetit dan kasiterit yang tinggi di tengah-tengah selat Batam-Bintan menunjukkan bahwa sumber mineral tersebut diduga dari sedimen P. Bat...
Daerah penelitian terletak di sepanjang pantai selatan Kabupaten Sukabumi. Daerah penelitian ini ... more Daerah penelitian terletak di sepanjang pantai selatan Kabupaten Sukabumi. Daerah penelitian ini mengandung pasir besi yang melimpah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan mineral pasir besi yang berkaitan dengan sumber batuan berdasarkan data bor dan georadar. Metode penelitian terdiri dari pemetaan geologi karakteristik pantai, pengambilan percontoh sedimen pantai (bor tangan dan bor mesin), georadar, dan analisis laboratorium (besar butir dan mineral). Berdasarkan data dari 8 lokasi bor tangan ditemukan sedimen pasir coklat dan pasir hitam. Sementara dari data 2 lokasi bor mesin, tekstur sedimennya terdiri dari pasir, pasir lanauan, lanau pasiran dan lanau. Berdasarkan analisis mineral yang mengandung unsur Fe atau Ti, pasir ini terdiri dari mineral magnetit, hematit, limonit, pirit dan rutil. Dari data georadar ditemukan 2 lapisan. Lapisan pertama, yaitu lapisan paralel yang menerus menunjukkan sedimen pasir yang menerus. Lapisan ke dua, yaitu paralel yang tida...
Pemetaan karakteristik pantai merupakan kegiatan awal untuk mengetahui daerah potensi erosi dan s... more Pemetaan karakteristik pantai merupakan kegiatan awal untuk mengetahui daerah potensi erosi dan sedimentasi di pesisir barat dan timur Selat Bali. Faktor-faktor yang berperan dalam menganalisis proses sedimentasi dan erosi pantai, yaitu faktor litologi, gelombang dan arus. Pelabuhan di pesisir barat Selat Bali yaitu Pelabuhan Barang, Pelabuhan Pertamina (Meneng), serta Pelabuhan Fery (Ketapang), merupakan daerah sedimentasi, sedangkan pelabuhan di pesisir timur adalah Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk. (Bali). Kawasan pesisir Selat Bali di sisi barat batuan penyusunnya berupa batuan gunungapi muda, (lava, breksi dan tuf). Kawasan pesisir Selat Bali di sisi timur, Pulau Bali terdiri dari batugamping, konglomerat, batupasir, lava, breksi, tufa dan aluvium Pantai sebelah timur Selat Bali sebagian besar merupakan pantai berpasir (kemiringan 0 o-15 o). Pantai di daerah ini merupakan daerah sedimentasi dengan lebar pantai antara 10 sampai 20 meter. Pantai barat Selat Bali dicirikan oleh pantai yang memiliki kemiringan yang landai (kemiringan 0°-10°) dengan lebar pantai antara 3 meter sampai 15 meter merupakan daerah sedimentasi.
Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 114 0 32'-116 0 01' Bujur Timur dan 07... more Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 114 0 32'-116 0 01' Bujur Timur dan 07 0 15'-08 0 02' Lintang Selatan. Kondisi geologi dasar laut belum banyak dibahas oleh para peneliti di Perairan Bali Utara, karena kurangnya data seismik dan data sumur bor. Cekungan Jawa Timur di sebelah selatan dibatasi oleh busur vulkanik, sebelah timur dibatasi oleh Cekungan Lombok. Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda terdiri dari formasi Prupuh, formasi Rancak, formasi Cepu, formasi mundu dan formasi Lidah. Metoda penelitian terdiri dari pengukuran navigasi, pengukuran kedalaman dasar laut, pengukuran seismik 2D serta kesebandingan data seismic dan bor. Tujuan penelitian adalah mengetahui pelamparan Cekungan Jawa Timur utara di Perairan Utara Bali. Dari hasil interpretasi dan korelasi antara data seismik dengan sumur bor, menunjukkan bahwa rekaman seismik 2D daerah telitian dapat dibagi menjadi enam (6) runtunan dengan urutan dari atas ke bawah adalah runtunan A,
Segara Anakan Lagoon is an unique lagoon , where a lot of rivers enter into the lagoon such as Ci... more Segara Anakan Lagoon is an unique lagoon , where a lot of rivers enter into the lagoon such as Citanduy, Cibeureum, Cijolang, Cikawung and Ciseel Rivers. These rivers bring the sediment materials from upstream to the lagoon areas and resisted by Nusa Kambangan Island. The rate of sediment transportation every year occurred continuously and significantly. Its caused the creation of new land at eastern part of Segara Anakan Lagoon was about 376.69 hectares which is located at Cilacap District, while in the western part is about 15,78 hectares which is located at Ciamis District. Since 1999 to 2003 land accretion at Segara Anakan Lagoon was about 392.47 hectares with the rate of accretion around 78.50 hectares/year. In 1999 the area of the Segara Anakan Lagoon approximately 1,595 hectares. Based on the averages of rate land accretion, its predicted that in the middle of the 2019 whole of Segara Anakan will be land. The study had been done in 2003 by using hand drilling up to 2 meters depth, grab sampler and GPS Garmin 250 Map. The hand drilling result at accretion area, show that at eastern part of study area is composed of silt and cly, while at Nusawere Bay and Solok Jero is characterized by fine to coarse sand.
Pasirbesi (magnetit) merupakan salah satu hasil pelapukan batuan di daratan dan abrasi pantai ole... more Pasirbesi (magnetit) merupakan salah satu hasil pelapukan batuan di daratan dan abrasi pantai oleh pemusatan gelombang dan arus sejajar pantai. Tujuan penelitian menentukan keterdapatan pasirbesi di sekitar Pantai, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Metode penelitian meliputi karakteristik pantai, pemercontohan sedimen, analisis megaskopis dan mineral butir disertai fotomikrograf. Tipologi Pantai Beo terdiri dari pantai berkantong pasir dan berbatuan. Endapan Magnetit umumnya menempati pantai berkantong pasir yang sebagian membentuk tanggul gisik. Kadar persentase magnetit (% Fe) antara 0.139 %-38.11 %. Anomali magnetit dengan kadar kisaran antara 21,414 % dan 38,106 % dijumpai di Pantai Beo, Maririka dan Pantai Batumbalango. Lingkungan keterdapatan magnetit dipengaruhi oleh aktivitas pergerakan tektonik aktif Resen yaitu terangkatnya terumbu karang. Genesa magnetit terkonsentrasi oleh media cair bergerak sebagai endapan plaser pantai yang dipengaruhi oleh fluviatil. Keterdapatan Magnetit diduga berasal dari Batuan Gunungapi Pampini, batuan campuraduk Bancuh Karakelang dan Batuan Ultramafik Kabaruang.
Kawasan pesisir timur pulau Natuna Basar memiliki garis pantai yang bervariasi, dari pantai berpa... more Kawasan pesisir timur pulau Natuna Basar memiliki garis pantai yang bervariasi, dari pantai berpasir, pantai berbatu hingga pantai berbakau. Tipe pantai barbakau hanya menempati pada kawasan muara-muara sungai yang sangat dangkal dan berlumpur. Sedangkan pantai berpasir adalah tipe pantai yang mendominasi kawasan pesisir timur pulau Natuna Besar, memanjang dari utara hingga selatan. Pantai berbatu adalah pesisir pantai dengan bongkah granit yang tersebar di kaki Gunung Ranai. Sebaran bongkah granit secara tidak beraturan dan tumpang tindih di kawasan pesisir menyebabkan garis pantai ini menjadi garis pantai yang bernilai wisata tinggi. Bongkah granit ini adalah bagian dari batholit granit Ranai yang merupakan batuan dasar dari kawasan kepulauan Natuna.
Gravelly sand and sandy gravel compose the sea floor sediment of Batam and Bintan Island coastal ... more Gravelly sand and sandy gravel compose the sea floor sediment of Batam and Bintan Island coastal water which was found sand in the centre of the study areaThe sediment distribution indictes were derived rock forming from Batam and Bintan Island. The grain size of the sediment sea floor sediment becomes finer seaward.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran kandungan mineral kasiterit pada sedim... more Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran kandungan mineral kasiterit pada sedimen dasar laut hubungannya dengan besar butir sedimen. Contoh sedimen diambil menggunakan pemercontoh comot sebanyak 46 contoh sedimen dan menggunakan penginti gaya berat (gravity core) sebanyak 14 contoh. Sebaran Sedimen Permukaan Dasar Laut di daerah selidikan terdiri dari: Lanau (Z), Lanau pasiran (sZ), Lumpur (M), Pasir dan kerikil pasiran (sG). Kandungan kasiterit antara 0,0006%-0,04124%, tersebar luas mulai dari lembah perairan Kundur barat sampai dengan laut lepas kedalaman laut antara 10-24 m. Kasiterit ditemukan umumnya pada 16 sampel sedimen permukaan dasar laut yang dianalisis. Kasiterit ditemukan pada sedimen dengan ukuran butir pasir sampai kerikil, menunjukkan bahwa proses transportasinya belum begitu jauh dari batuan sumber.
The National Electricity Provider Business Plan (RUPTL) 2020-2029 launched a renewable energy gen... more The National Electricity Provider Business Plan (RUPTL) 2020-2029 launched a renewable energy generation mix of 23% by 2025 to meet the national electrification ratio target. One location that has ocean renewable energy potency with a low electrification ratio (ER) is Mentawai Islands Regency, West Sumatra, where ER is still 74% (Directorate of Electricity, 2019) and at least 22 villages in the 12 sub-districts that are included in the action plan program (National Electricity Company (PLN), 2018). Western Sumatra waters have a wave energy potential of up to 20 kW/m (Cornett, 2008). Based on annual significant wave height occurance, the significant wave height (Hs) is in the range of 1.5-2.5 meters with an incident frequency of 75% and a wave power potential (occurrence frequency of 35%) is in the range of 16-20 kW/m taking into account monthly and seasonal variability in the interested area at Pasakiat Teileleu, Siberut (PKST). The calculation of wave energy potential assessed uses averaged wave modeling for the ten-year period, taking into account yearly and monsoon variability. From the equation of the calculation of wave energy potency, the average annual wave power is around 8-16 kW/m. The change in monthly average wave power for 10 years (2008-2018) is calculated by referring to AVISO satellite data at coordinates 04 0-01 0 S and 98 0-101 0 E within 1 0 x1 0 spatial resolution with 1 minute resolution GEBCO bathymetry data. From the modeling results, the potential power in the East Monsoon (June-July-August) and the Second Transition Monsoon (September-October-November) reached up to 17 kW/m in the site area. The verification result of the wave model against the altimetry data showed a correlation level of up to 76.23%. The results of the average power generated in the PKST model in the seasons northwest, transition I, southeast, and transition II are 7.48, 10.51, 15.78, and 16.15 (kW/m) respectively, with a maximum power of 16.70, 12.82, 19.06, and 18.52 (kW/m) respectively. From several other locations (Village) in the Mentawai waters in accordance with the low electrification ratio (ER) demand area that produce mean yearly wave potential power where able to be implemented include Madobag & Matotonan (14.06 kW/m), Sagulubbek & Simatalu (19.5 kW/m), Betumonga (18.43 kW/m), Berilou (16.95 kW/m), Silabu (18.25 kW/m), Malakopa (18.67 kW/m), Sigapokna (9.65 kW/), Bosua (11.8 kW/m) and Bulasat (14.81 kW/m).
Uploads
Papers by deny setiady