LISANINGDYAH FITRIANA Hs, PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UIN WALISONGO SEMARANG, 2020
NIM : 1807016119 MATA KULIAH : PSIKOLOGI ABNORMAL WHO menjelaskan, corona virus adalah virus yang... more NIM : 1807016119 MATA KULIAH : PSIKOLOGI ABNORMAL WHO menjelaskan, corona virus adalah virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan. Manusia yang terjangkit virus tersebut akan menunjukkan tanda-tanda penyakit infeksi saluran pernapasan mulai dari flu sampai yang lebih serius, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau sindrom pernapasan akut berat.
SEPTIANA ATIKASARI, PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UIN WALISONGO SEMARANG, 2020
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang ... more Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang system pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus ini bisa menyebabkan gangguan pada system pernapasan, pneumonia akut, hingga kematian. Infeksi virus ini pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat ke beberapa negara lain, termasuk Indonesia. Virus ini pertama kali terdeteksi dan diumumkan secara langsung oleh Presiden Jokowi pada tanggal 2 Maret 2020. Sejak saat itulah masyarakat Indonesia merasa cemas apabila mereka terinfeksi virus tersebut. Untuk meminimalisir terjadinya penularan masyarakat dihimbau agar tetap dirumah dan menjaga kebersihannya. Salah satunya degan cara sering mencuci tangan dan membersihkan lingkungan. Dosen Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS Surakarta, Rini Setyowati, M.Psi., Psikologi mengungkapkan, reaksi masyarakat terhadap penyebaran virus ini dapat berupa proteksi diri yang berlebih terhadap dirinya sendiri maupun keluarga, contohnya mereka akan mencuci tangan berulang kali, membersihkan rumah dan lingkungan secara terus menerus. Hal ini dapat menimbulkan gejala gangguan mental Obsesif Compulsif (OCD) dimana penderita harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Bila tidak dilakukan individu tersebut akan terus diliputi kecemasan atau ketakutan. Mengikuti perkembangan tentang virus corona memang penting untuk kewaspadaan. Namun, terus menerus terpapar informasi yang terpercaya maupun tidak dapat membuat seseorang menjadi lebih stress. Efek fisik maupun psikologis yang bisa muncul meliputi rasa takut dan khawatir berlebihan terhadap kesehatan diri sendiri maupun orang-orang tercinta, perubahan pola tidur, pola makan serta memburuknya masalah kesehatan yang sudah ada.
ANNISA AYU WULANDARI, PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UIN WALISONGO SEMARANG, 2020
Severe Acute Respiratory Syndrom Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau lebih dikenal dengan virus coron... more Severe Acute Respiratory Syndrom Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau lebih dikenal dengan virus corona, merupakan jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Infeksi virus ini secara resmi disebut dengan COVID-19. Virus ini lebih menyerang ke sistem pernapasan manusia. Virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok pada akhir Desember 2019. Yang mana diketahui bahwa virus ini pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut tepatnya di kota Wuhan. Saat ini kasus virus corona tengah menjadi pembicaraan publik. Hal ini dikarenkan jumlahnya yang terus mengalami kenaikan signifikan sejak kasus pertama yang terdeteksi virus ini pada tanggal 2 Maret 2020 yang diumumkan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo. Kasus pertama ini menimpa seorang anak dan ibu warga Depok yang saat itu melakukan kontak fisik dengan warga negara Jepang, yang mana diketahui WNA tersebut sebelumnya pernah bermukim di Malaysia sejak 14 Februari 2020, kemudian pasien pertama ini terinfeksi virus COVID-19 dan menular ke ibunya. Hingga saat ini pada tanggal 26 Maret 2020, Indonesia telah melaporkan adanya tambahan kasus baru dengan jumlah yang positif terinfeksi virus ini sebanyak 893 orang. Dengan korban meninggal sebanyak 78 orang dan yang sembuh sebanyak 35 orang. Sejak kasus pertama virus corona yang masuk ke Indonesia, masyarakat semakin cemas dan panik jika virus ini akan semakin menyebar. Dan hal ini malah akan menimbulkan masalah bagi kondisi kesehatan seseorang. Mengutip dari cuitan dr. Andri, SpKJ di Twitter, ia menyatakan bahwa ketika kita membaca berita atau cerita tentang gejala virus corona dan tiba-tiba kita merasa tenggorokan kita agak gatal, nyeri dan merasa agak meriang walaupun suhu tubuh normal itu adalah hal yang wajar karena ini merupakan reaksi psikosomatik. Salah satu yang membuat reaksi psikosomatik timbul adalah kecemasan kita yang dipicu oleh berita-berita yang terus berkaitan dengan virus corona. Di dalam otak kita terdapat bagian amygdala, dimana pada bagian ini menjadi pusat rasa cemas dan memori kita aktif bekerja. Apabila amygdala terlalu berlebihan bekerja dapat mengaktifkan sistem saraf otonom secara berlebihan. Hal inilah yang memicu psikosomatik muncul sebagai suatu reaksi untuk tetap siaga menghadapi ancaman.
Kelompok 1 Psikologi 4C Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo Semarang, 2020
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Abnormal Dosen Pengampu: Wening Wih... more Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Abnormal Dosen Pengampu: Wening Wihartati, S.Psi, M. Si Disusun Oleh : 1. Nadiyya Rohmatunnisa 1807016086 2. Ikhsanty Eka Putri 1807016094 3. Septiana Atikasari 1807016109 4. Devi Lestari 1807016114 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO SEMARANG 2020 BAB I PENDAHULUAN Kehidupan terkadang naik dan terkadang turun. Kebanyakan dari kita merasa senang bila memperoleh nilai tinggi, promosi, atau penilaian dari orang yang kita idamkan. Kebanyakan dari kita merasa sedih atau depresi bila ditolak oleh seorang, gagal dalam ujian, atau mengalami kesulitan keuangan. Merupakan sesuatu yang normal dan sama tepatnya untuk merasa depresi karena kejadian yang menyedihkan. Bahkan akan menjadi "abnormal" bila kita tidak depresi saat mengalami kesulitan. Dalam makalah ini kami memaparkan tentang perubahan mood yang terjadi karena masalah kehidupan yang biasanya jika orang sudah tidak bisa mengendalikan gangguan mood, orang memutuskan untuk bunuh diri. Rumusan Masalah : 1. Apa pengertian gangguan suasana perasaan dan bunuh diri? 2. Apa saja tipe-tipe gangguan suasana perasaan dann bunuh diri? 3. Apa saja faktor-faktor penyebab dan gejala gangguan suasana perasaan dan bunuh diri? 4. Bagaimana penananganan gangguan suasana perasaan dan bunuh diri? 5. Bagaimana pandangan Islam mengenai bunuh diri? PERMASALAHAN : 1. Mampu menjelaskan pengertian gangguan suasana perasaan dan bunuh diri 2. Mampu menjelaskan jenis-jenis gangguan suasana perasaan dan bunuh diri 3. Mampu menjelaskan faktor penyebab dan gejala gangguan suasana perasaan dan bunuh diri 4. Mampu menjelaskan penangan-gangguan suasana perasaan dan bunuh diri 5. Mampu menjelaskan bunuh diri dalam pandangan islam BAB II PEMBAHASAN GANGGUAN SUASANA PERASAAN A. Pengertian Dalam hidup semua manusia memiliki perasaan yang berbeda-beda dalam setiap harinya. Perasaan itu terkadang sedih, senang, marah, dan lain sebagainya yang biasanya berlangsung sementara. Perasaan tersebut sering disebut dengan mood. Mood merupakan perpanjangan dari emosi yang berlangsung selama beberapa waktu, kadang-kadang beberapa jam, beberapa hari, atau bahkan, dalam beberapa kasus depresi beberapa bulan. Mood yang dialami dalam kehidupan manusia ini sedikit banyak akan berpengaruh kuat terhadap cara mereka dalam berinteraksi (Meier, 2000: 8-9).
LISANINGDYAH FITRIANA Hs, PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UIN WALISONGO SEMARANG, 2020
NIM : 1807016119 MATA KULIAH : PSIKOLOGI ABNORMAL WHO menjelaskan, corona virus adalah virus yang... more NIM : 1807016119 MATA KULIAH : PSIKOLOGI ABNORMAL WHO menjelaskan, corona virus adalah virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan. Manusia yang terjangkit virus tersebut akan menunjukkan tanda-tanda penyakit infeksi saluran pernapasan mulai dari flu sampai yang lebih serius, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau sindrom pernapasan akut berat.
SEPTIANA ATIKASARI, PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UIN WALISONGO SEMARANG, 2020
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang ... more Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang system pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus ini bisa menyebabkan gangguan pada system pernapasan, pneumonia akut, hingga kematian. Infeksi virus ini pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat ke beberapa negara lain, termasuk Indonesia. Virus ini pertama kali terdeteksi dan diumumkan secara langsung oleh Presiden Jokowi pada tanggal 2 Maret 2020. Sejak saat itulah masyarakat Indonesia merasa cemas apabila mereka terinfeksi virus tersebut. Untuk meminimalisir terjadinya penularan masyarakat dihimbau agar tetap dirumah dan menjaga kebersihannya. Salah satunya degan cara sering mencuci tangan dan membersihkan lingkungan. Dosen Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS Surakarta, Rini Setyowati, M.Psi., Psikologi mengungkapkan, reaksi masyarakat terhadap penyebaran virus ini dapat berupa proteksi diri yang berlebih terhadap dirinya sendiri maupun keluarga, contohnya mereka akan mencuci tangan berulang kali, membersihkan rumah dan lingkungan secara terus menerus. Hal ini dapat menimbulkan gejala gangguan mental Obsesif Compulsif (OCD) dimana penderita harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Bila tidak dilakukan individu tersebut akan terus diliputi kecemasan atau ketakutan. Mengikuti perkembangan tentang virus corona memang penting untuk kewaspadaan. Namun, terus menerus terpapar informasi yang terpercaya maupun tidak dapat membuat seseorang menjadi lebih stress. Efek fisik maupun psikologis yang bisa muncul meliputi rasa takut dan khawatir berlebihan terhadap kesehatan diri sendiri maupun orang-orang tercinta, perubahan pola tidur, pola makan serta memburuknya masalah kesehatan yang sudah ada.
ANNISA AYU WULANDARI, PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UIN WALISONGO SEMARANG, 2020
Severe Acute Respiratory Syndrom Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau lebih dikenal dengan virus coron... more Severe Acute Respiratory Syndrom Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau lebih dikenal dengan virus corona, merupakan jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Infeksi virus ini secara resmi disebut dengan COVID-19. Virus ini lebih menyerang ke sistem pernapasan manusia. Virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok pada akhir Desember 2019. Yang mana diketahui bahwa virus ini pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut tepatnya di kota Wuhan. Saat ini kasus virus corona tengah menjadi pembicaraan publik. Hal ini dikarenkan jumlahnya yang terus mengalami kenaikan signifikan sejak kasus pertama yang terdeteksi virus ini pada tanggal 2 Maret 2020 yang diumumkan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo. Kasus pertama ini menimpa seorang anak dan ibu warga Depok yang saat itu melakukan kontak fisik dengan warga negara Jepang, yang mana diketahui WNA tersebut sebelumnya pernah bermukim di Malaysia sejak 14 Februari 2020, kemudian pasien pertama ini terinfeksi virus COVID-19 dan menular ke ibunya. Hingga saat ini pada tanggal 26 Maret 2020, Indonesia telah melaporkan adanya tambahan kasus baru dengan jumlah yang positif terinfeksi virus ini sebanyak 893 orang. Dengan korban meninggal sebanyak 78 orang dan yang sembuh sebanyak 35 orang. Sejak kasus pertama virus corona yang masuk ke Indonesia, masyarakat semakin cemas dan panik jika virus ini akan semakin menyebar. Dan hal ini malah akan menimbulkan masalah bagi kondisi kesehatan seseorang. Mengutip dari cuitan dr. Andri, SpKJ di Twitter, ia menyatakan bahwa ketika kita membaca berita atau cerita tentang gejala virus corona dan tiba-tiba kita merasa tenggorokan kita agak gatal, nyeri dan merasa agak meriang walaupun suhu tubuh normal itu adalah hal yang wajar karena ini merupakan reaksi psikosomatik. Salah satu yang membuat reaksi psikosomatik timbul adalah kecemasan kita yang dipicu oleh berita-berita yang terus berkaitan dengan virus corona. Di dalam otak kita terdapat bagian amygdala, dimana pada bagian ini menjadi pusat rasa cemas dan memori kita aktif bekerja. Apabila amygdala terlalu berlebihan bekerja dapat mengaktifkan sistem saraf otonom secara berlebihan. Hal inilah yang memicu psikosomatik muncul sebagai suatu reaksi untuk tetap siaga menghadapi ancaman.
Kelompok 1 Psikologi 4C Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo Semarang, 2020
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Abnormal Dosen Pengampu: Wening Wih... more Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Abnormal Dosen Pengampu: Wening Wihartati, S.Psi, M. Si Disusun Oleh : 1. Nadiyya Rohmatunnisa 1807016086 2. Ikhsanty Eka Putri 1807016094 3. Septiana Atikasari 1807016109 4. Devi Lestari 1807016114 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO SEMARANG 2020 BAB I PENDAHULUAN Kehidupan terkadang naik dan terkadang turun. Kebanyakan dari kita merasa senang bila memperoleh nilai tinggi, promosi, atau penilaian dari orang yang kita idamkan. Kebanyakan dari kita merasa sedih atau depresi bila ditolak oleh seorang, gagal dalam ujian, atau mengalami kesulitan keuangan. Merupakan sesuatu yang normal dan sama tepatnya untuk merasa depresi karena kejadian yang menyedihkan. Bahkan akan menjadi "abnormal" bila kita tidak depresi saat mengalami kesulitan. Dalam makalah ini kami memaparkan tentang perubahan mood yang terjadi karena masalah kehidupan yang biasanya jika orang sudah tidak bisa mengendalikan gangguan mood, orang memutuskan untuk bunuh diri. Rumusan Masalah : 1. Apa pengertian gangguan suasana perasaan dan bunuh diri? 2. Apa saja tipe-tipe gangguan suasana perasaan dann bunuh diri? 3. Apa saja faktor-faktor penyebab dan gejala gangguan suasana perasaan dan bunuh diri? 4. Bagaimana penananganan gangguan suasana perasaan dan bunuh diri? 5. Bagaimana pandangan Islam mengenai bunuh diri? PERMASALAHAN : 1. Mampu menjelaskan pengertian gangguan suasana perasaan dan bunuh diri 2. Mampu menjelaskan jenis-jenis gangguan suasana perasaan dan bunuh diri 3. Mampu menjelaskan faktor penyebab dan gejala gangguan suasana perasaan dan bunuh diri 4. Mampu menjelaskan penangan-gangguan suasana perasaan dan bunuh diri 5. Mampu menjelaskan bunuh diri dalam pandangan islam BAB II PEMBAHASAN GANGGUAN SUASANA PERASAAN A. Pengertian Dalam hidup semua manusia memiliki perasaan yang berbeda-beda dalam setiap harinya. Perasaan itu terkadang sedih, senang, marah, dan lain sebagainya yang biasanya berlangsung sementara. Perasaan tersebut sering disebut dengan mood. Mood merupakan perpanjangan dari emosi yang berlangsung selama beberapa waktu, kadang-kadang beberapa jam, beberapa hari, atau bahkan, dalam beberapa kasus depresi beberapa bulan. Mood yang dialami dalam kehidupan manusia ini sedikit banyak akan berpengaruh kuat terhadap cara mereka dalam berinteraksi (Meier, 2000: 8-9).
Uploads
Papers by Septiana Atika