Papers by Nurhaeni Nurhaeni
Natural Science: Journal of Science and Technology, Dec 30, 2013
Study about the Utilization of corn cob waste ( Zea mays ) for Bioethanol production using immobi... more Study about the Utilization of corn cob waste ( Zea mays ) for Bioethanol production using immobilized yeast cells repeated used has been done. The aim of this research was to find both the ratio of sulfuric acid to corn cob wheat and the hydrolysis time in order to get the high sugars content, and to know the activity of the immobilized yeast cell for alkohol content during repeated use. It was done by apply 5 levels of surfuric acid (50%) ratio to corn cob wheat and 5 levels of hydrolysis. It was 1 : 1 (A), 2 : 1 (B), 3 : 1 (C), 4 : 1 (D), and 5 : 1 (E) based on v/b and 0,5; 1; 1,5; 2; and 2,5 hours respectively. The result showed that the best ratio of sulfuric acid to corn cob wheat was 5 : 1 (v/b), it produced the sugars content for about 41,63%. While the best hydrolysis time was 1,5 hours and it gaved 43,75% of sugars content. The sugar Fermentation was done in 48 hours. The activity of immobilized yeast cell using sulfuric acid hydrolysis product getting decreased in repeated used, and there was no alcohol producted at the fourth time of immobilized yeast cell used.
Natural Science: Journal of Science and Technology, Mar 21, 2014
This research was about the useofactive charcoal of the banana peel (Musa normalis) as adsorbent ... more This research was about the useofactive charcoal of the banana peel (Musa normalis) as adsorbent to degrade peroxide and free faty acid of the used cooking oil. The aims of thisresearch was to determine the best rasio of active charcoal of the banana peel as adsorbent, and the best concentration of NaOH as activator to reduceperoxideand free faty acid of the used cooking oil. This research used 5 level oftreatmentswhich based on CRD, the ratio variation were 2.5, 5.0, 7.5, 10.0 and 12.5 % and the concentrations of NaOH variation were 0.125, 0.25, 0.5, 1 and 2 N. The result showed that the best ratio was occurred in the 10.0 % and the concentration of 1 N NaOH. This value indicated that the banana peel was an adsorben, which can be used inincrease quality of the used cooking oil. Key word : active charcoal, banana peel, adsorbent, used cooking oil ABSTRAK Penelitian tentang pemanfaatan arang aktif kulit pisang kepok (Musa normalis) sebagai adsorben untuk menurunkan angka peroksida dan asam lemak bebas telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rasio terbaik dari arang aktif kulit pisang sebagai adsorben dan konsentrasi NaOH terbaik sebagai aktivator yang dapat menurunkan angka peroksida dan asam lemak bebas minyak goreng bekas. Penelitian ini menggunakan RAL yang terdiri atas 5 taraf untuk variasi rasio yaitu: 2,5; 5,0; 7,5; 10,0 dan 12,5 %, dan variasi konsentrasi NaOH yaitu 0,125; 0,25; 0,5; 1 dan 2 N. Hasil analisis ragam menunjukkan rasio terbaik bagi adsorben kulit pisang untuk menurunkan angka peroksida dan asam lemak bebas minyak goreng bekas pada 10 % dan konsentrasi NaOH 1 N. Hal ini merupakan indikator arang aktif kulit pisang sebagai adsorben untuk meningkatkan kualitas minyak goreng bekas.
Telah dilakukan penelitian aktivitas ekstrak enzim amilase kecambah biji jagung ketan pada berbag... more Telah dilakukan penelitian aktivitas ekstrak enzim amilase kecambah biji jagung ketan pada berbagai konsentrasi enzim dan waktu reaksi dengan menggunakan pati ubi kayu. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali ulangan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 variasi konsentrasi enzim (0,25%, 0,50%, 0,75%, 1,00%, 1,25%, 1,50%) dan waktu hidrolisis (0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3 jam). Kadar glukosa yang dihasilkan dianalisis menggunakan metode DNS (Dinitrosalisilat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi enzim tertinggi diperoleh pada konsentrasi enzim 1,25% dengan kadar glukosa yang dihasilkan sebesar 2.350 ppm dan waktu hidrolisis terbaik diperoleh pada waktu 3 jam dengan kadar glukosa yang dihasilkan sebesar 3.112,5 ppm
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 2019
Telah dilakukan penelitian tentang penentuan suhu dan pH hidrolisis kitosan dari cangkang keong s... more Telah dilakukan penelitian tentang penentuan suhu dan pH hidrolisis kitosan dari cangkang keong sawah (Pila ampullacea) terhadap berat molekul hidrolisatnya dengan menggunakan enzim α-amilase. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan suhu dan pH hidrolisis terbaik yang dapat menghasilkan hidrolisat kitosan dengan berat molekul yang rendah. Variasi suhu yang digunakan untuk menghidroisis kitosan dari keong sawah antara lain 300C, 400C, 500C, 600C dan 700C. Sedangkan pH hidrolisis yang diterapkan untuk menghidrolisis kitosan dari cangkang keong sawah antara lain 4,5; 5,0; 5,5; 6,0 dan 6,5. Pengujian berat molekul hidrolisat kitosan dilakukan dengan menerapkan metode Mark-Houwink dan parameter yang diamati adalah berat molekul hidrolisat kitosan. Hasil penelitian menunjukan bahwa suhu optimum hidrolisis kitosan yaitu suhu 500C dan menurunkan berat molekul menjadi 14.488 g/mol. Sedangkan untuk pH optimum hidrolisis adalah pH 5,5 dan menurunkan berat molekul 12.850 g/mol.Kata Kunci : h...
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 2019
Telah dilakukan penelitian tentang recovery Remazol yellow menggunakan gel kitosan tertaut silang... more Telah dilakukan penelitian tentang recovery Remazol yellow menggunakan gel kitosan tertaut silang glutaraldehid. Tujuan penelitian ini untuk menentukan persentasi recovery Remazol yellow menggunakan kitosan tertaut silang glutaraldehid terhadap pengaruh pH, waktu kontak dan konsentrasi larutan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), pada variasi pH 2, 3, 4, 5 dan 6; variasi waktu kontak 6, 12, 18, 24 dan 30 jam; serta variasi konsentrasi larutan zat warna Remazol yellow 10, 15, 20, 25 dan 30 ppm, dan setiap perlakuan dilakukan sebanyak 2 kali pengulangan. Persentasi recovery terbaik diperoleh pada pH 6, waktu kontak 24 jam dan konsentrasi Remazol yellow 30 ppm dengan persentasi recovery masing-masing 77,39%, 79,68% dan 86,46%. Kata kunci : kitosan, glutaraldehid, recover, remazol yellow, tertaut silang
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 2019
Telah dilakukan ekstraksi dan karakterisasi pektin dari kulit dan dami buah Cempedak (Artocarpus ... more Telah dilakukan ekstraksi dan karakterisasi pektin dari kulit dan dami buah Cempedak (Artocarpus chempedan) dengan tujuan untuk mengetahui jenis pelarut dan waktu ekstraksi terbaik yang diperlukan untuk menghasilkan rendemen pektin tertinggi. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 2 faktor, yaitu jenis pelarut yang terdiri idar 3 taraf (asam sitrat, asam klorida, dan asam asetat) dan waktu eksraksi terdiri dari 5 taraf (30, 60, 90, 120, dan 150 menit) yang masing-masing dilakukan sebanyak dua kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukan jenis pelarut terbaik adalah asam sitrat dengan rendemen 38,85% dan waktu terbaik diperoleh pada waktu 90 menit dengan rendemen 34,65%. Pektin yang diperoleh mengandung kadar air 5,5 %; kadar metoksil 12,4%; kadar galakturonat 71,6%; dan kadar abu 6 %.Kata Kunci : Pektin, kulit dan dami Cempedak, pelarut, waktu ekstraksi
KOVALEN, 2017
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh perbandingan mol dan waktu reaksi pada sintesis etil... more Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh perbandingan mol dan waktu reaksi pada sintesis etil stearat menggunakan katalis asam sulfat pekat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rasio mol asam stearat/etanol dan waktu reaksi esterifikasi yang menghasilkan derajat esterifikasi yang tinggi. Variabel yang diamati yaitu rasio mol asam stearat/etanol (m/v) 1:4, 1:5, 1:6, 1:7, dan 1:8. Selanjutnya variasi waktu reaksi esterifikasi yaitu 3 jam, 4 jam, 5 jam, 6 jam, dan 7 jam. Hasil penelitian menunjukkan rasio mol asam stearat/etanol terbaik yaitu 1:8 dengan derajat esterifikasi 83,08%. Sedangkan waktu reaksi esterifikasi terbaik diperoleh pada waktu 5 jam dengan derajat esterifikasi 90,8%. Kata Kunci : Asam Stearat, Etil Stearat, Derajat Esterifikasi
KOVALEN, 2017
Penelitian telah dilakukan tentang optimalisasi ekstraksi pektin dari kulit buah sukun (Artocarpu... more Penelitian telah dilakukan tentang optimalisasi ekstraksi pektin dari kulit buah sukun (Artocarpus altilis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi asam sitrat, suhu dan waktu terbaik dalam menghasilkan ekstraksi pektin dengan rendemen tinggi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 3 faktor yaitu konsentrasi asam sitrat terdiri atas 5 taraf (1, 3, 5, 7, dan 9%) ; Suhu ekstraksi terdiri atas 5 taraf (60-65, 70-75, 80-85, 90-95, dan 100-105oC), dan Waktu ekstraksi terdiri atas 6 taraf (60, 90, 120, 150, 180, dan 210 menit) yang masing-masing dilakukan sebanyak 2 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukan konsentrasi asam sitrat terbaik diperoleh pada 7% dengan rendemen pektin 32,28%, suhu terbaik diperoleh pada 90-95oC dengan rendemen pektin 39,585%, dan waktu terbaik diperoleh pada 180 menit dengan rendemen pektin 49,075%. Hasil karakteristik terhadap pektin adalah kadar metoksil 8,091%, kadar galakturonat 89,76%, dan berat molekul...
KOVALEN, 2017
This study uses corn husk for the production of glucose by fermentation with the fungus Trichoder... more This study uses corn husk for the production of glucose by fermentation with the fungus Trichoderma sp. The aim is to determine the amount of Trichoderma sp. which is the best to produce the highest glucose with a variety of heavy fungus are 6, 9, and 12 grams in 25 grams of flour corn husk. Fermentation time variation 3, 4, and 5 weeks. Determination of the glucose level with DNS method using UV-Vis spectrophotometry. The study design using RAL factorial consisting of two factors, namely the weight of the fungus and fermentation time, each factor consists of 3 levels and is done in duplicate.The results showed that high glucose levels obtained in the addition of 12 grams of fungus and fermentation time 4 weeks with a glucose level of 21.72%.Keywords: Corn husk, Trichoderma weight, Time of fermentation, Glucose
KOVALEN, 2016
Research using active charcoal leather peanut (Arachis hypogaea) as adsorbent in carotene product... more Research using active charcoal leather peanut (Arachis hypogaea) as adsorbent in carotene production of crude palm oil olein fraction has conducted. This study aims to determine the ratio between active charcoal and olein that can produce the highest carotene shake time for 3 hours. Carotene analysis was conducted using UV-Vis spectrophotometry. The study design is applied is completely randomized design (CRD), with 5 variations adsorbent ratio is 1: 5; 1,5: 5; 2: 5; 2,5: 5; 3: 5 w/v and each stage is repeated twice. Results of this research showed that the ratio of peanut skin adsorbent 2: 5 w/v have the best adsorption weighing carotene obtained at 0,72 mg and percent absorption by the adsorbent reaches 97,3%.Keywords: Peanut Leather, Adsorbents, UV-Vis spectrophotometry, Carotene.
KOVALEN, 2016
The research about study of content phenolic and antioxidant activity extract ethanol tempeh gemb... more The research about study of content phenolic and antioxidant activity extract ethanol tempeh gembus of a variety of incubation has been done. This study aims to know the time of incubation and time extraction that produced levels of the total phenolic and the best antioxidant activity. Determination of total phenolic using the method of folin-ciocalteu and antioxidant activity using the method DPPH. The achievement of goals be done through the application of the treatment of the time of incubation and time extraction of level of phenolic and antioxidant activity. The influence of the time of incubation is applied five levels of 0 hours; 12 hours; 24 hours; 36 hours and 48 hours. While the influence of time extraction is 1 hours, 1.5 hours, 2 hours, 2.5 hours, and 3 hours. From the result obtained by the incubation is at the time of incubation 36 hours which resulted in levels of total phenolic of 7.75 % and the value of IC50 0f 1098.88 µg/mL. The use of time extraction is 1,5 hours ...
KOVALEN, 2016
The research about “The Effect of Variation of the Type of Acid on Gelatine Yield from Cakalang F... more The research about “The Effect of Variation of the Type of Acid on Gelatine Yield from Cakalang Fish Bone (Katsuwonus pelamis)”. The aim of this research was to determine the higher gelatine rendament using various of type of acid. This research used Completely Randomized Design (CRD), each treatment was done in duplo.The acid variation in this research were Chloride, Sulphate, Phosphoric, Acetic, Oxalate and Citrate acid respectively. The result showed that the highest rendament was 14,658% at 5% of phosphoric acid. The analysis of the treatment has fulfilled the standard. Keywords : Gelatine, Cakalang fish bone, Isolate, Yield
KOVALEN, 2016
Synthesis of surfactant methyl ester sulfonate (MES) of methyl laurate has been done. This study ... more Synthesis of surfactant methyl ester sulfonate (MES) of methyl laurate has been done. This study aims to determine the best mole ratio between the methyl esters of lauric acid with sulfonated agent NaHSO3 in sulfonated methyl laurate. Mole variation used in this study are 1:1; 1:1,2; 1:1,4 and 1;1,6 (v/w). Best value MES emulsion stability, acid value and the surface tension is 94,5 minutes,1.3 ml KOH/ g sample, 39.3 dyne/cm in 1:4 ratio produces. MES synthesis produced by sulfonate group shown in the FTIR spectra in the wave number around 1366.52 to 1015.30 cm. Keywords : Surfactant Methyl Ester Sulfonate, Methyl Laurate.
KOVALEN, 2016
The aims of these research are to find out the comparison of the ratio of lauric acid molar and e... more The aims of these research are to find out the comparison of the ratio of lauric acid molar and ethanol (m/v), the time of mixing and the best catalyst volume to produce lauric ethyl with the highest degree of esterification by using volumetric method. Synthesize of ethyl lauric from lauric acid with ethanol did by using thick sulphate acid p.a as the catalyst with comparison of lauric acid with ratio 1:3, 1:4, 1:5, 1:6, 1:7. The variation of mixing time are 1, 2, 3, 4, 5 hour. The catalyst variation are 1, 2, 3, 4, and 5 mL. This research used random variable in the confidence interval 95%. The result of this research showed that the best molar lauric acid ratio and ethanol is 1: 7 (m/v) and esterification degree is 59,701 %. The best mixing time is 5 hour, and esterification is 53,283%, While catalyst volume variation is 1 mL with esterification degree 87,611 % Keywords : Lauric Acid, Ethyl Lauric, Esterification Degree, Volumetric Method
KOVALEN, 2015
ABSTRAK Penelitian mengenai “Kajian Kadar Fenolat dan Mutu Organoleptik Bubur Instan dari Ubi Ban... more ABSTRAK Penelitian mengenai “Kajian Kadar Fenolat dan Mutu Organoleptik Bubur Instan dari Ubi Banggai Jenis Baku Makulolong (DiscoreaBulbifera Var Celebica Bukill) Dan Baku Pukus (Discorea Of Alata.)telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenolat kedua jenis ubi Banggai tersebut sebelum dan sesudah diolah menjadi bubur instan dan mutu organoleptiknya. Hasil penelitian diperoleh adalahBaku Makulolong basah (hasil glatinasi) memiliki kadar fenolat 2,381 % dan Baku Pukus basah (hasil glatinasi) memiliki kadar fenolat 2,162 %. Sedangkan saat kering (hasil glatinasi) memiliki kadar fenolat 1,638 % dan 1,395 %. Kadar fenolat yang terkandung pada buburBaku makulolong 1,852 % dan kadar fenolat yang terkandung pada bubur Baku Pukus 1,671 %. Dari hasil uji mutu organoleptik pada parameter rasa, aroma dan tekstur menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara bubur instan Baku Pukus dengan bubur instan Baku Makulolong. Sedangkanpada parameterwarnamenunjukka...
Media Litbang Sulteng, Feb 21, 2012
AGROLAND, 2012
The aim of this experiment was to analyse chemical composition and functional properties of corn ... more The aim of this experiment was to analyse chemical composition and functional properties of corn starch from various corn varieties extracted with natrium bicarbonat solution. Corn kernels of N35, Sticky corn, yellow Srikandi and yellow local varieties were ...
Natural Science: Journal of Science and Technology, 2016
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu kalsinasi terhadap kompo... more Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu kalsinasi terhadap komposisi kimia abu kulit durian dan prospek pemanfaatan abu kulit durian sebagai katalis dalam reaksi metanolisis minyak kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dengan variasi suhu kalsinasi yaitu 600 o C, 700 o C, 800 o C, 900 o C dan 1000 o C. Abu kulit durian hasil kalsinasi kemudian digunakan pada reaksi metanolisis pada suhu 50-70 o C selama 3 jam, dengan perbandingan molar minyak dan metanol yaitu 1:6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu kalsinasi sangat mempengaruhi komposisi kimia dari abu kulit durian. Peningkatan senyawa-senyawa fase kristal terjadi seiring meningkatnya suhu kalsinasi sampai 800 o C. Namun, ketika suhu kalsinasi lebih dari 800 o C senyawa-senyawa fase kristal menurun. Abu kulit durian dapat dimanfaatkan sebagai katalis dalam reaksi metanolisis minyak kelapa sawit karena dapat menghasilkan metil ester asam lemak.
Uploads
Papers by Nurhaeni Nurhaeni