6th International Conference on Advanced Materials Science
Protein-stabilized gold nanoclusters have been intensively studied due to their excellent fluores... more Protein-stabilized gold nanoclusters have been intensively studied due to their excellent fluorescent properties and potential biomedical applications. Human Serum Albumin is abundant in human blood. Here, we synthesized human serum albumin-stabilized gold nanoclusters. The gold nanoclusters were characterized and used for glucose sensing. It is found that the human serum albumin encapsulated gold nanoclusters emit bright red fluorescent with a long fluorescence lifetime in the range of microseconds. The fluorescence intensity for gold nanoclusters decreased as the
concentration of added glucose increased. The fluorescence intensity decreases due to the by-product (H2O2) from the enzymatic reaction of glucose oxidase. The Au-S bond can be destroyed by Hydrogen Peroxidase (H2O2). The fluorescence lifetime value of gold nanoclusters is unchanged in the presence and absence of glucose. This unchanged fluorescence lifetime obeyed a simple static quenching mechanism and indicated the destruction in the structure of gold nanoclusters, leading to the quenching of fluorescence intensity. This work suggests that human serum albumin-encapsulated gold nanoclusters can be used for glucose detection with a detection limit of 0.5×10-6 mol/L.
Purpose. The research focuses on the improvement of local clay-based ceramic pottery bodies from ... more Purpose. The research focuses on the improvement of local clay-based ceramic pottery bodies from Alas Angker in Buleleng Regency in Bali. The main purpose is to utilize the clay which meets the standards of ceramics such as smooth and hard earthenware, especially to reduce its water absorption property. Methods. Firstly, the clay is analyzed for its physical and chemical composition. Two ceramic body formulations are made using the clay with the BWNAA1 and BWNAA2 codes. The specimens are measured in terms of clay ceramics properties including plasticity, dry shrinkage, firing shrinkage and water absorption. The cracked ceramic products are also analyzed for a comparison. Findings. The ceramic properties show similar results, except for the water absorption percentage. The BWNAA2 code formulation has lower water absorption rate by 10.8% and meets the requirements for the type of smooth and hard earthenware body in compliance with the national standard SNI:7275-2018. The water absorpt...
Untuk mencapai kenyamanan dan keamanan dalam bekerja, dibutuhkan stasiun kerja yang sesuai dengan... more Untuk mencapai kenyamanan dan keamanan dalam bekerja, dibutuhkan stasiun kerja yang sesuai dengan ukuran antropometri pemakainya. Namun di dalam proses pembentukan benda keramik yang menggunakan mesin Wheel (electric wheel) dengan teknik putar, memang dituntut untuk bekerja dengan sikap lebih banyak membungkuk karena objek yang dikerjakan membutuhkan tenaga tangan yang cukup kuat agar keramik yang dihasilkan sesuai dengan desain yang dirancang. Akibatnya sikap kerja menjadi tidak alamiah. Jenis penelitian ini adalah penelitian cross-sectional dengan rancangan pre and post test group design, jumlah sampel sepuluh karyawan sebagai subjek penelitian. Data keluhan muskuloskeletal dan beban kerja yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji t-paired pada tingkat kemaknaan α = 0,05 dan diperoleh hasil adanya keluhan muskuloskeletal adalah 42,47%, peningkatan beban kerja adalah 34,65%. Solusi yang dapat diberikan adalah perlu melakukan sikap kerja bervariasi, perlu melakukan istir...
The research on "The Effect of the addition of sawdust on the physical properties of ceramic... more The research on "The Effect of the addition of sawdust on the physical properties of ceramic body of Kidul clay-based Earthenware " has been performed with different percentages. The sawdust used is wood shavings waste ofbuilding materials. Based on the results ofehemical analysis, sawdust is known to have a tendency as a fuser, whereas Kidul clay contain enough clay substance / loam, feldspar and quartz minerals. This study aims to determine the physical properties of the composite body period, either in a state of pre-combustion and post-combustion as ceramics earthenware. The produced ceramic objects can be used as a container of crop water by permeation techniques. So what is sought is a composition with a value permeation / absorption ofwater / the greatest PA. To observe its physical properties, measures of laboratory scale study was conducted by testing the bricks and the scale of production through prototype test. The result is in accordance with the purpose that i...
Have been made three glazes which using 2 (two) raw colorantmaterials, oxide of cobalt and copper... more Have been made three glazes which using 2 (two) raw colorantmaterials, oxide of cobalt and copper oxide. In the glaze, copper oxide from 0,1 % to 0,25 % (weight) while oxide of cobalt equal to 0,10 % (weight). Usage of copper oxide which equal to almost 3 (three) times fold in the reality cannot make dominant green color yielded glazes, even color of greenish blue even also cannot be obtained. Color of the glaze is young blue, indicating that oxide of cobalt more effective as colorant than copper oxide The glaze have maturity which enough at firing temperature 1250oC, having value of L = 68,70, a* from -0,05 to - 0,28 and b* = - 0,40. This value show that the glazes have green color spectrum (marked with value of a* negative) and blue (marked with value of b* negative) and also its young color (marked with value of L* high)
Bali hampir setiap ruangan dilengkapi sebuah komputer, kecuali dalam ruangan rapat, ruangan labor... more Bali hampir setiap ruangan dilengkapi sebuah komputer, kecuali dalam ruangan rapat, ruangan laboratorium, dan ruangan produksi. Para operator komputer tersebut biasanya melaksanakan tugas sehari-harinya di depan komputer tidak lebih dari dua jam, lalu beralih ke pekerjaan lain yang tidak menggunakan komputer dan selanjutnya melanjutkan lagi pekerjaannya dengan komputer. Hal ini dilakukan untuk mengurangi rasa jenuh, penat, dan kelelahan di mata selama bekerja di depan komputer. Bila dilihat dari sisi keefektivitan tenaga operator, cara kerja seperti ini sudah jelas tidak menguntungkan bagi lembaga karena waktu kerja terbuang dan sudah pasti kaitannya pada produktivitas yang tidak optimal. Kondisi tersebut tentu tidak sesuai dengan konsep ergonomi. Salah satunya adalah tidak tercapainya peningkatan produktivitas. Dalam ergonomi dikenal istilah keluhan subjektif, yaitu tanda-tanda yang menyatakan adanya kelelahan yang dialami orang akibat beban kerja yang membebaninya oleh karena interaksi pekerja dengan jenis pekerjaannya, rancangan tempat kerja, peralatan kerja, dan lingkungan kerja. Kelelahan dibedakan dalam tiga kategori yaitu menurunnya aktivitas, menurunnya motivasi, dan adanya kelelahan fisik akibat keadaan umum. Jenis penelitian ini adalah cross-sectional dengan rancangan pre and post test group design, melibatkan sepuluh orang operator sebagai subjek penelitian. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner kelelahan 30 items of rating scale. Pendataan dilakukan sebelum dan setelah 2 jam kerja. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t-paired pada tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasilnya adalah operator komputer yang bekerja selama 2 jam mengalami peningkatan kelelahan secara umum sebesar 37,29%; pelemahan aktivitas kerja sebesar 39,08%; pelemahan motivasi kerja sebesar 28,64% dan meningkatnya kelelahan fisik sebesar 42,15%. Saran yang dapat diberikan adalah perlunya pengaturan irama kerja dan diterapkan istirahat pendek 5-10 menit setiap 1 jam kerja agar kondisi operator pulih dari rasa lelah, dan perbaikan stasiun kerja sesuai antropometri operator. Kata Kunci : kelelahan fisik, pelemahan aktivitas, pelemahan motivasi. Pendahuluan Dalam setiap perkantoran modern dilengkapi dengan peralatan seperti: meja, kursi, rak-rak arsip, alat-tulis menulis, mesin ketik, klip, staples, kertas, map, stop map, lem, dan masih banyak lagi yang lainnya (Gie, 1996). Demikian pula perkantoran di UPT-PSTKP (Unit Pelaksana Teknis-Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin) Bali merupakan instansi pemerintah yang diklasifikasikan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang sudah tentu memiliki mekanisme kerja yang berlaku sebagaimana mestinya sebagai suatu perkantoran yang ada. Untuk mencapai tujuan-tujuan
6th International Conference on Advanced Materials Science
Protein-stabilized gold nanoclusters have been intensively studied due to their excellent fluores... more Protein-stabilized gold nanoclusters have been intensively studied due to their excellent fluorescent properties and potential biomedical applications. Human Serum Albumin is abundant in human blood. Here, we synthesized human serum albumin-stabilized gold nanoclusters. The gold nanoclusters were characterized and used for glucose sensing. It is found that the human serum albumin encapsulated gold nanoclusters emit bright red fluorescent with a long fluorescence lifetime in the range of microseconds. The fluorescence intensity for gold nanoclusters decreased as the
concentration of added glucose increased. The fluorescence intensity decreases due to the by-product (H2O2) from the enzymatic reaction of glucose oxidase. The Au-S bond can be destroyed by Hydrogen Peroxidase (H2O2). The fluorescence lifetime value of gold nanoclusters is unchanged in the presence and absence of glucose. This unchanged fluorescence lifetime obeyed a simple static quenching mechanism and indicated the destruction in the structure of gold nanoclusters, leading to the quenching of fluorescence intensity. This work suggests that human serum albumin-encapsulated gold nanoclusters can be used for glucose detection with a detection limit of 0.5×10-6 mol/L.
Purpose. The research focuses on the improvement of local clay-based ceramic pottery bodies from ... more Purpose. The research focuses on the improvement of local clay-based ceramic pottery bodies from Alas Angker in Buleleng Regency in Bali. The main purpose is to utilize the clay which meets the standards of ceramics such as smooth and hard earthenware, especially to reduce its water absorption property. Methods. Firstly, the clay is analyzed for its physical and chemical composition. Two ceramic body formulations are made using the clay with the BWNAA1 and BWNAA2 codes. The specimens are measured in terms of clay ceramics properties including plasticity, dry shrinkage, firing shrinkage and water absorption. The cracked ceramic products are also analyzed for a comparison. Findings. The ceramic properties show similar results, except for the water absorption percentage. The BWNAA2 code formulation has lower water absorption rate by 10.8% and meets the requirements for the type of smooth and hard earthenware body in compliance with the national standard SNI:7275-2018. The water absorpt...
Untuk mencapai kenyamanan dan keamanan dalam bekerja, dibutuhkan stasiun kerja yang sesuai dengan... more Untuk mencapai kenyamanan dan keamanan dalam bekerja, dibutuhkan stasiun kerja yang sesuai dengan ukuran antropometri pemakainya. Namun di dalam proses pembentukan benda keramik yang menggunakan mesin Wheel (electric wheel) dengan teknik putar, memang dituntut untuk bekerja dengan sikap lebih banyak membungkuk karena objek yang dikerjakan membutuhkan tenaga tangan yang cukup kuat agar keramik yang dihasilkan sesuai dengan desain yang dirancang. Akibatnya sikap kerja menjadi tidak alamiah. Jenis penelitian ini adalah penelitian cross-sectional dengan rancangan pre and post test group design, jumlah sampel sepuluh karyawan sebagai subjek penelitian. Data keluhan muskuloskeletal dan beban kerja yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji t-paired pada tingkat kemaknaan α = 0,05 dan diperoleh hasil adanya keluhan muskuloskeletal adalah 42,47%, peningkatan beban kerja adalah 34,65%. Solusi yang dapat diberikan adalah perlu melakukan sikap kerja bervariasi, perlu melakukan istir...
The research on "The Effect of the addition of sawdust on the physical properties of ceramic... more The research on "The Effect of the addition of sawdust on the physical properties of ceramic body of Kidul clay-based Earthenware " has been performed with different percentages. The sawdust used is wood shavings waste ofbuilding materials. Based on the results ofehemical analysis, sawdust is known to have a tendency as a fuser, whereas Kidul clay contain enough clay substance / loam, feldspar and quartz minerals. This study aims to determine the physical properties of the composite body period, either in a state of pre-combustion and post-combustion as ceramics earthenware. The produced ceramic objects can be used as a container of crop water by permeation techniques. So what is sought is a composition with a value permeation / absorption ofwater / the greatest PA. To observe its physical properties, measures of laboratory scale study was conducted by testing the bricks and the scale of production through prototype test. The result is in accordance with the purpose that i...
Have been made three glazes which using 2 (two) raw colorantmaterials, oxide of cobalt and copper... more Have been made three glazes which using 2 (two) raw colorantmaterials, oxide of cobalt and copper oxide. In the glaze, copper oxide from 0,1 % to 0,25 % (weight) while oxide of cobalt equal to 0,10 % (weight). Usage of copper oxide which equal to almost 3 (three) times fold in the reality cannot make dominant green color yielded glazes, even color of greenish blue even also cannot be obtained. Color of the glaze is young blue, indicating that oxide of cobalt more effective as colorant than copper oxide The glaze have maturity which enough at firing temperature 1250oC, having value of L = 68,70, a* from -0,05 to - 0,28 and b* = - 0,40. This value show that the glazes have green color spectrum (marked with value of a* negative) and blue (marked with value of b* negative) and also its young color (marked with value of L* high)
Bali hampir setiap ruangan dilengkapi sebuah komputer, kecuali dalam ruangan rapat, ruangan labor... more Bali hampir setiap ruangan dilengkapi sebuah komputer, kecuali dalam ruangan rapat, ruangan laboratorium, dan ruangan produksi. Para operator komputer tersebut biasanya melaksanakan tugas sehari-harinya di depan komputer tidak lebih dari dua jam, lalu beralih ke pekerjaan lain yang tidak menggunakan komputer dan selanjutnya melanjutkan lagi pekerjaannya dengan komputer. Hal ini dilakukan untuk mengurangi rasa jenuh, penat, dan kelelahan di mata selama bekerja di depan komputer. Bila dilihat dari sisi keefektivitan tenaga operator, cara kerja seperti ini sudah jelas tidak menguntungkan bagi lembaga karena waktu kerja terbuang dan sudah pasti kaitannya pada produktivitas yang tidak optimal. Kondisi tersebut tentu tidak sesuai dengan konsep ergonomi. Salah satunya adalah tidak tercapainya peningkatan produktivitas. Dalam ergonomi dikenal istilah keluhan subjektif, yaitu tanda-tanda yang menyatakan adanya kelelahan yang dialami orang akibat beban kerja yang membebaninya oleh karena interaksi pekerja dengan jenis pekerjaannya, rancangan tempat kerja, peralatan kerja, dan lingkungan kerja. Kelelahan dibedakan dalam tiga kategori yaitu menurunnya aktivitas, menurunnya motivasi, dan adanya kelelahan fisik akibat keadaan umum. Jenis penelitian ini adalah cross-sectional dengan rancangan pre and post test group design, melibatkan sepuluh orang operator sebagai subjek penelitian. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner kelelahan 30 items of rating scale. Pendataan dilakukan sebelum dan setelah 2 jam kerja. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t-paired pada tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasilnya adalah operator komputer yang bekerja selama 2 jam mengalami peningkatan kelelahan secara umum sebesar 37,29%; pelemahan aktivitas kerja sebesar 39,08%; pelemahan motivasi kerja sebesar 28,64% dan meningkatnya kelelahan fisik sebesar 42,15%. Saran yang dapat diberikan adalah perlunya pengaturan irama kerja dan diterapkan istirahat pendek 5-10 menit setiap 1 jam kerja agar kondisi operator pulih dari rasa lelah, dan perbaikan stasiun kerja sesuai antropometri operator. Kata Kunci : kelelahan fisik, pelemahan aktivitas, pelemahan motivasi. Pendahuluan Dalam setiap perkantoran modern dilengkapi dengan peralatan seperti: meja, kursi, rak-rak arsip, alat-tulis menulis, mesin ketik, klip, staples, kertas, map, stop map, lem, dan masih banyak lagi yang lainnya (Gie, 1996). Demikian pula perkantoran di UPT-PSTKP (Unit Pelaksana Teknis-Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin) Bali merupakan instansi pemerintah yang diklasifikasikan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang sudah tentu memiliki mekanisme kerja yang berlaku sebagaimana mestinya sebagai suatu perkantoran yang ada. Untuk mencapai tujuan-tujuan
Uploads
Papers by Nelly Sundari
concentration of added glucose increased. The fluorescence intensity decreases due to the by-product (H2O2) from the enzymatic reaction of glucose oxidase. The Au-S bond can be destroyed by Hydrogen Peroxidase (H2O2). The fluorescence lifetime value of gold nanoclusters is unchanged in the presence and absence of glucose. This unchanged fluorescence lifetime obeyed a simple static quenching mechanism and indicated the destruction in the structure of gold nanoclusters, leading to the quenching of fluorescence intensity. This work suggests that human serum albumin-encapsulated gold nanoclusters can be used for glucose detection with a detection limit of 0.5×10-6 mol/L.
concentration of added glucose increased. The fluorescence intensity decreases due to the by-product (H2O2) from the enzymatic reaction of glucose oxidase. The Au-S bond can be destroyed by Hydrogen Peroxidase (H2O2). The fluorescence lifetime value of gold nanoclusters is unchanged in the presence and absence of glucose. This unchanged fluorescence lifetime obeyed a simple static quenching mechanism and indicated the destruction in the structure of gold nanoclusters, leading to the quenching of fluorescence intensity. This work suggests that human serum albumin-encapsulated gold nanoclusters can be used for glucose detection with a detection limit of 0.5×10-6 mol/L.