Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai produsen terbesar buah kakao karena sebagian be... more Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai produsen terbesar buah kakao karena sebagian besar lahan cocok untuk ditanami kakao. Buah kakao (Theobroma cacao) dikenal sebagai buah yang bijinya dijadikan sebagai bahan baku utama pembuatan coklat karena flavornya yang khas. Terdapat beberapa jenis buah kakao, diantaranya Forastero, Criollo, dan Trinitario. Masing-masing jenis buah kakao memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik secara fisik maupun kandungan kimianya. Biji kakao merupakan salah satu komoditi perdagangan yang mempunyai peluang untuk dikembangkan dalam rangka usaha memperbesar meningkatkan devisa negara serta penghasilan petani kakao. Produksi biji kakao di Indonesia secara signifikan terus meningkat, namun mutu yang dihasilkan sangat rendah dan beragam, antara lain kurang terfermentasi, tidak cukup kering, ukuran biji tidak seragam, kadar kulit tinggi, keasaman tinggi, cita rasa sangat beragam dan tidak konsisten. Hal tersebut tercermin dari harga biji kakao Indonesia yang relatif rendah dan dikenakan potongan harga dibandingkan harga produk sama dari negara produsen lain (Haryadi dan Supriyanto, 2001). Kualitas/mutu biji kakao sangat dipengaruhi oleh metode pengolahannya, mulai dari pemetikan buah, fermentasi, hingga pengemasan biji. Fermentasi yang optimal dan pengemasan maupun penyimpanan yang tepat dapat menghasilkan biji kakao yang bermutu tinggi, yaitu sesuai dengan SNI. Rendahnya kualitas biji kakao di Indonesia disebabkan karena kurangnya pengetahuan petani (terutama untuk kakao rakyat) dalam mengolah biji kakao basah menjadi biji kakao kering. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka pada praktikum ini dilakukan analisis mutu biji kakao meliputi adanya serangga hidup, kadar air biji, biji berbau asap abnormal/berbau asing, kadar kotoran, jumlah biji per 100 gram, dan jumlah biji slaty.
Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai produsen terbesar buah kakao karena sebagian be... more Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai produsen terbesar buah kakao karena sebagian besar lahan cocok untuk ditanami kakao. Buah kakao (Theobroma cacao) dikenal sebagai buah yang bijinya dijadikan sebagai bahan baku utama pembuatan coklat karena flavornya yang khas. Terdapat beberapa jenis buah kakao, diantaranya Forastero, Criollo, dan Trinitario. Masing-masing jenis buah kakao memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik secara fisik maupun kandungan kimianya. Biji kakao merupakan salah satu komoditi perdagangan yang mempunyai peluang untuk dikembangkan dalam rangka usaha memperbesar meningkatkan devisa negara serta penghasilan petani kakao. Produksi biji kakao di Indonesia secara signifikan terus meningkat, namun mutu yang dihasilkan sangat rendah dan beragam, antara lain kurang terfermentasi, tidak cukup kering, ukuran biji tidak seragam, kadar kulit tinggi, keasaman tinggi, cita rasa sangat beragam dan tidak konsisten. Hal tersebut tercermin dari harga biji kakao Indonesia yang relatif rendah dan dikenakan potongan harga dibandingkan harga produk sama dari negara produsen lain (Haryadi dan Supriyanto, 2001). Kualitas/mutu biji kakao sangat dipengaruhi oleh metode pengolahannya, mulai dari pemetikan buah, fermentasi, hingga pengemasan biji. Fermentasi yang optimal dan pengemasan maupun penyimpanan yang tepat dapat menghasilkan biji kakao yang bermutu tinggi, yaitu sesuai dengan SNI. Rendahnya kualitas biji kakao di Indonesia disebabkan karena kurangnya pengetahuan petani (terutama untuk kakao rakyat) dalam mengolah biji kakao basah menjadi biji kakao kering. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka pada praktikum ini dilakukan analisis mutu biji kakao meliputi adanya serangga hidup, kadar air biji, biji berbau asap abnormal/berbau asing, kadar kotoran, jumlah biji per 100 gram, dan jumlah biji slaty.
Uploads
Papers by Khusna Nia