Pengelolaan hutan rakyat secara intensif untuk meningkatkan produktivitas dan memperpendek waktu ... more Pengelolaan hutan rakyat secara intensif untuk meningkatkan produktivitas dan memperpendek waktu panen melalui pemberian pupuk, namun pemberian pupuk baik jenis maupun dosis yang tidak tepat dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman mahoni afrika (Khaya antotheca). Perlakuan dengan menggunakan RCBD 4 Perlakuan dengan 3 blok masing-masing 60 individu tanaman dengan perlakuan yaitu: P0 = tanpa pemupukan (kontrol), P1 = pupuk kandang ayam 5 kg/pohon, P2 = pupuk kandang kambing 5 kg/pohon dan, P3 = pupuk kimia campuran Urea, TSP, KCl (perbandingan 1:2:1) 100 gram/pohon).. Total bibit yang digunakan sebanyak 720 pohon. Parameter yang diamati adalah sifat kimia tanah sebelum dan setelah penanaman, persentase hidup, pertumbuhan tinggi dan diameter serta lebar tajuk. Pengukuran dilaksanakan setiap 6 bulan sekali sampai umur 2 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P2 memberikan respon terbaik dibandingkan perlakuan yang lain yaitu T= 356 cm, d = 5,89 cm dan lebar tajuk = 167 cm (P < 0,05).
Wasur National Park, located in Merauke Regency, Papua, has various vegetation that could potenti... more Wasur National Park, located in Merauke Regency, Papua, has various vegetation that could potentially yield cajuput oil, particularly those originated from Myrtaceae family. Among those are Asteromyrtus symphiocarpa. This research aimed to analysis the quality of cajuput oil distilled from the leaves of A. symphiocarpa. Initially, some amounts of leaves sample were plucked, either in the rainy and dry season. The distillation took place in the batch kettle, and each batch was charged of 12 kg of each fresh leaves. The distillation lasted for 4-5 hours, and every 30 minutes, the distilled oil was collected cumulatively. The cajuput oil from the leaves plucked on rainy season afforded the yield of 0.16%, specific gravity of 0.943, refractive index of 1.462, solubility in alcohol 1:1, optical rotations-5.2, and cineole content of 68%. Meanwhile, the corresponding value from those plucked in dry season were 0.33%, 0.912, 1.459, 1:1,-2.1, and 80%, respectively. The qualities of the overall cajuput oil from A. symphiocarpa leaves could satisfy the SNI 06-3954-2006 and belonged the main (U) class. With higher yield and greater cineole content, the cajuput oil obtained from the dry season's leaves exhibited better qualities; hence it is more potential to be developed commercially.
PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PETANI DALAM MEMBANGUN HUTAN RAKYAT Idin Saepudin R... more PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PETANI DALAM MEMBANGUN HUTAN RAKYAT Idin Saepudin Ruhimat PENGARUH MEDIA KOMPOS DAN ASAL BENIH KRANJI (Pongamia pinnata) TERHADAP PERTUMBUHAN TINGGI BIBIT DI PERSEMAIAN Aam Aminah dan Dharmawati F. Djam'an VARIASI PERTUMBUHAN AWAL BEBERAPA KLON TANAMAN JATI PADA TANAH MASAM DENGAN PEMBERIAN DOLOMIT
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur potensi produksi daun dan minyak kayu putih jenis A. symp... more Penelitian ini bertujuan untuk mengukur potensi produksi daun dan minyak kayu putih jenis A. symphyocarpa yang ada di kawasan TN Wasur. Penelitian dilakukan di lakukan di 3 lokasi dominan A. symphyocarpa : Mbembi, Samleber dan Sota. Pengukuran inventarisasi potensi vegetasi dilakukan pada 12 plot bersarang berukuran 20 m x 20 m di masing-masing lokasi (total 36 plot). Setiap pohon, tiang dan pancang diukur diameter setinggi dada dan jumlah dahannya, sementara tingkat semai dicacah jumlahnya. Sejumlah 9 sampel individu mewakili tingkat pohon, pancang dan tiang diambil 3 dahan per pohon kemudian timbang daunnya untuk memperkirakan berat daun per individu pohon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat tiang memiliki produksi daun kayu putih per pohon tertinggi dibanding tingkat pertumbuhan lainnya. Ketersediaan jenis A. symphyocarpa yang paling potensial untuk dipanen daunnya pada saat ini ada di tingkat pancang dan tiang berdasarkan kelimpahan di alam dan produksi daun per individu...
Pertumbuhan industri di kota besar berimbas pada tingginya pencemaran udara. Jenis logam berat ti... more Pertumbuhan industri di kota besar berimbas pada tingginya pencemaran udara. Jenis logam berat timbel (Pb) merupakan salah satu polutan yang menjadi bagian dari bahan pencemar tersebut. Upaya mitigasi dapat dilakukan dengan perbaikan lingkungan udara di kawasan industri melalui tanaman pohon yang mampu menjerap timbel dalam udara ambien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tanaman yang mampu menjerap timbel. Penelitian menggunakan metode eksperimen terhadap 11 jenis tanaman. Eksperimen penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan analisis statistik ragam (ANOVA). Penyemprotan larutan timbel dengan kadar 1 ppm dilakukan setiap hari selama 90 hari. Penghitungan kandungan logam timbel di daun menggunakan metode 3030-H APHA ( American Public Health Association ) dengan alat berupa Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil analisis memperlihatkan serapan tertinggi dengan jenis pohon Mahoni Uganda dengan nilai 30,76 ppm dan Bintaro 24,9 ppm serta terendah p...
Perubahan penggunaan lahan dapat mempengaruhi kondisi hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS). Penel... more Perubahan penggunaan lahan dapat mempengaruhi kondisi hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS). Penelitian ini bertujuan menilai kondisi hidrologi DAS akibat perubahan penggunaan lahan. Perubahan lahan menggunakan empat skenario yaitu (1) skenario 1, penggunaan lahan sesuai peta tahun 2009, (2) skenario 2 perubahan 50% penggunaan lahan, pola agroforestry coklat - kopi menjadi pola agroforestry cengkeh di hulu DAS dan monokultur karet di tengah dan hilir, (3) skenario 3 perubahan 25 % penggunaan lahan, pola agroforestry coklat - kopi menjadi pola agroforestry cengkeh di hulu DAS dan monokultur karet di tengah dan hilir DAS, (4) skenario 4 perubahan 50% penggunaan lahan, pola agroforestry coklat - kopi menjadi pola agroforestry cengkeh di hulu DAS dan monokultur karet di tengah dan hilir DAS dengan penurunan laju deforestasi 50% dan (5) skenario 5 perubahan 25 % penggunaan lahan, pola agroforestry coklat - kopi menjadi pola agroforestry cengkeh di hulu DAS dan monokultur karet di tengah d...
Wanggalem merupakan daerah yang berlokasi di Distrik Merauke yang berada di dalam Taman Nasional ... more Wanggalem merupakan daerah yang berlokasi di Distrik Merauke yang berada di dalam Taman Nasional Wasur, Papua yang didominasi oleh tumbuhan penghasil kayu putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan penghasil kayu putih yang berada di daerah tersebut. Analisis vegetasi dilakukan dengan membuat 25 plot berukuran 20 m x 20 m. Masing-masing plot dibagi menjadi sub plot berukuran 2 m x 2 m untuk pengukuran tingkat semai, 5 m x 5 m untuk pengukuran tingkat pancang, 10 m x 10 m pengukuran tingkat tiang dan 20 m x 20 m pengukuran tingkat pohon Hasil penelitian menujukan ada tiga jenis tumbuhan penghasil kayu putih yaitu Melaleuca leucadendron M. sp and M. cajuputi. Semua tingkat pertumbuhan pohon (semai, pancang , tiang dan pohon) didominasi oleh jenis M. cajuputi. Hutan di wilayah Wanggalem sangat rendah keanekaragaman jenisnya karena hanya ditemukan 4 (empat) jenis dari 2 (dua) genus. Wanggalem is an area located in Merauke district with in Wasur Nati...
Model Soil and Water Assessment Tool (SWAT) merupakan salah satu model yang banyak digunakan dala... more Model Soil and Water Assessment Tool (SWAT) merupakan salah satu model yang banyak digunakan dalam penelitian pengelolaan DAS. Model ini dapat berfungsi dengan baik untuk menggambarkan kondisi hidrologi pada DAS besar dan komplek dengan berbagai skenario pengelolaan. Model hidrologi SWAT dapat digunakan sebagai alat pengambil keputusan dalam pengeloaan DAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaan DAS Cisadane berhubungan dengan scenario sistem pengelolaan DAS dengan menggunakan SWAT. Penelitian ini membandingkan perencanaan pengelolaan DAS Cisadane yang dilakukan oleh (1) Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai(BP DAS) Ciliwung-Cisadane, (2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bogor dan Tangerang dan (3) Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane. Metode pengambilan keputusan, menggunakan indikator kinerja DAS meliputi koefisien regim sungai (KRS), debit jenis (Q jenis), koefisien aliran permukaan (c), padatan terlarut total (TDS) dan indeks erosi ...
Pada daerah tropis dengan curah hujan tinggi, penurunan kesuburan tanah akibat proses pencucian h... more Pada daerah tropis dengan curah hujan tinggi, penurunan kesuburan tanah akibat proses pencucian hara sering terjadi. Ditambah sistem dan praktek pengolahan lahan yang menyebabkan neraca hara menjadi tidak seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi pemanfaatan pangkasan pohon terhadap ketersediaan dan neraca hara tanah dalam pola agroforestri. Pangkasan pohon yang digunakan adalah pangkasan manglid, pangkasan manglid+kalindra, dibandingkan dengan penggunaan pupuk NPK dan kontrol (tanpa input ) , pada pola agroforestri manglid+kacang tanah dan monokultur manglid . Pengamatan meliputi kandungan hara tanah melalui pengambilan sampel tanah terusik, laju produksi seresah dan dekomposisi bahan organik, kandungan hara dalam pangkasan dan tanaman kacang tanah. Analisis sidik ragam diterapkan untuk mengetahui pengaruh pola tanam dan perlakuan terhadap kandungan hara tanah dan produksi kacang tanah. Hasil penelitian menunjukkan pangkasan kaliandra memiliki laju deko...
Pemahaman tentang neraca air suatu penggunaan lahan berkaitan dengan hasil air total yang berkont... more Pemahaman tentang neraca air suatu penggunaan lahan berkaitan dengan hasil air total yang berkontribusi terhadap aliran sungai. Penelitian ini bertujuan mengkaji peranan hidrologi hutan (hutan alam dan hutan tanaman) terhadap aliran sungai ditinjau dari neraca air dengan membandingkan penggunaan lahan hutan dan penggunaan lahan lain. Penelitian yang mengkaji penggunaan lahan hutan dan penggunaan lahan lain (pertanian, pemukiman, kebun campuran dan semak belukar) di DAS Cisadane menggunakan model hidrologi Soil and Water Assessment Toll (SWAT) dalam mengkaji neraca air penggunaan lahan. Hasil neraca air tahunan untuk penggunaan lahan hutan berupa nilai yang lebih besar untuk evapotranspirasi dan lebih kecil untuk aliran permukaan dibandingkan pengunaan lahan yang lain. Hal ini berpengaruh terhadap kontribusi aliran permukaan lahan hutan pada aliran sungai. Sedangkan nilai perkolasi dan simpanan air tanah berdasarkan perhitungan neraca air yang lebih besar untuk penggunaan lahan huta...
Agroforestry merupakan alternatif penggunaan lahan terdiri dari campuran tanaman keras, tanaman s... more Agroforestry merupakan alternatif penggunaan lahan terdiri dari campuran tanaman keras, tanaman semusim dan ternak. Agroforestry memiliki fungsi yang menyerupai tutupan hutan dibandingkan dengan pertanian, perkebunan dan lahan kosong. Penelitian ini bertujuan mengkaji peranan agroforestry terhadap hasil air dibandingkan penggunaan lahan hutan dan penggunaan lahan lain di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane. Penelitian ini memanfaatkan model SWAT. SWAT adalah model prediksi DAS yang didasarkan neraca air. Hasil penelitian menunjukkan, penerapan pola agroforestry pada lahan tegalan mampu menaikkan base flow sebesar 11,9 m3/dt dan mampu menurunkan debit peak surface flow sebesar 4,02 m3/dt. Di samping itu, penerapan agroforestry mampu menurunkan konsentrasi sedimen 90,47 mg/l.
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, Jun 1, 2017
Cajuput (Melaleuca spp. and Asteromyrtus spp.) are widely spread throughout the Wasur National Pa... more Cajuput (Melaleuca spp. and Asteromyrtus spp.) are widely spread throughout the Wasur National Park forming the cajuput forest. The information on biodiversity level and the ecological condition of cajuput forest are less studied for the last 10 years, especially the condition of vegetation after the utilization of Asteromyrtus symphyocarpa for cajuput oil materials. This study aims to determine the vegetation and diversity of plant species in the cajuput forests in Wasur National Park. The method used in this study is vegetation analysis using line transect and interview. The study was conducted during April-May 2012. The results of this study showed that there were 23 plant species from 10 families dominated by the family of Myrtaceae found in cajuput forests with relatively low to moderate level of biodiversity indices. There are six species identified as the cajuput oil producers: A. symphyocarpa, Asteromyrtus brasii, Melaleuca cajuputi, Melaleuca leucadendra, Melaleuca viridiflora and Melaleuca sp. "sunggi" which are spread in three formations of cajuput forest namely Asteromyrtus symphyocarpa forest, Melaleuca sp. "sunggi" forest and mix savanna. Local people use plants for house constructions, fuel wood, medicines and cultural equipment. The only economic income generated from the Park is from the sales cajuput oil materials from Asteromyrtus symphyocarpa which has low pressure on species sustainability.
Keberadaan Penambangan Emas Sekala Kecil (PESK) memberikan dampak positif terhadap perkembangan e... more Keberadaan Penambangan Emas Sekala Kecil (PESK) memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekonomi mikro, tetapi PESK menghasilkan dampak lingkungan dan kesehatan lainnya yang merugikan. Sejumlah penelitian telah melaporkan kontribusi PESK terhadap degradasi lahan, polusi air dan polusi tanah. Toksisitas Merkuri dalam kegiatan PESK menjadi perhatian khusus, terutama implikasi klinisnya pada kesehatan manusia. Sejak tahun 2011, kegiatan PESK di Gunung Botak, Kabupaten Buru Maluku dilaporkan menggunakan merkuri dalam pengolahannya. Hasil kajian menunjukkan kasus pencemaran merkuri pada DAS Anthoni yang berhulu pada Kawasan Gunung Botak. Dampak pencemaran lingkungan dilaporkan oleh masyarakat sekitarnya dengan matinya hewan ternak, dan peringatan untuk tidak mengkonsumsi air sumur disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan merkuri pada media air dan tanah pada area bekas PESK Gunung Botak, Kabupaten Buru Provinsi Maluku. Pengambilan contoh uji dilakukan di 4 lokasi titik pengambilan air, dan 6 lokasi titik pengambilan tanah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kandungan merkuri di dalam air di semua titik di sekitar Gunung Botak berkisar 0,002 mg/L-1.5 mg/L, nilai ini telah melebihi baku mutu sesuai PP 82/2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yaitu 0,002 mg/L, dan kadar merkuri di dalam tanah berkisar 1.5 mg/kg-214 mg/kg, aku mutu Hg di dalam tanah 6,6 mg/Kg menurut Canadian Soil Quality Guidelines for the Protection of Environmental and Human Health th 2001 yaitu 6,6 mg/Kg.
Forest function to arrange river stream, for stream flow and sediment flow, had a longer attentio... more Forest function to arrange river stream, for stream flow and sediment flow, had a longer attention. The hydrologic expert have a notion that forest function to arrange stream flow and to arrange sediment flow only behaved for watershed with small area (< 100 km 2), but dit not behave for watersheds having area > 100 km 2. Utilize to anticipate the previous research weakness, research studying of forest function for river stream and sedimentation process on watershed were executed on watershed with small area (< 100 km 2), medium area (100 km 2-500 km 2) and wide area (> 500 km 2). This research exploited SWAT hydrologi model. The research aim was to study the forest function to arrange the water system and to arrange the sedimentation processes that happened on watershed with a few areas without disregarding other land use. In watershed with wide area, forest existence did not benefit to arrange water system and to arrange sedimentation process. Forest existence benefited to arrange the water system and to arrange sedimentation process in watershed with medium area and narrow area.
Effective watershed management should take hydrologic response unit into consideration. Therefore... more Effective watershed management should take hydrologic response unit into consideration. Therefore, analysis in watershed management should employ hydrological model. This research exploited SWAT (Soil and Water Assessment Tool) model. SWAT was a distributed hydrologic model interfaced with GIS (Geografic Informationt System) and integrated with Decision Support System. The research was aimed (1) to identify the sub watershed and land unit categorized which cause problem on Cisadane Watershed and (2) to evaluate implementation of Cisadane watershed management. According to SWAT analysis, some three sub-watersheds were categorized as potentially cause problem concerning water management and land use, i.e. sub of Cisadane Hilir 2 watershed, sub of Cisadane Tengah 2 watershed and sub of Cisadane Hulu 8 Watershed. Sub-watersheds that had tendency to give the highest peak flow were sub-Watershed Cianten Hilir 3 and Sub-Watershed Cianten Hulu 3. Sub-watersheds that produced highest omount of sediment were sub-Watershed Ciampea, sub-Watershed Cihideung and sub-Watershed Cinangneng. Evaluation on the watershed management planning with applying merger scenario, water management related criteria was classified as good, bud land use related criteria was classified as not good. Application of SWAT model could be identified to identify the sub Watershed and land unit categorized as having problem on Watershed and to evaluate various alternative of Watershed management planning. Finally with application of SWAT model could to select best watershed management planning.
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 2013
Dalam tulisan ini disajikan hasil analisis aspek finansial pengolahan minyak kayu putih (MKP) sec... more Dalam tulisan ini disajikan hasil analisis aspek finansial pengolahan minyak kayu putih (MKP) secara tradisional di Taman Nasional (TN) Wasur, Papua. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan penyuling MKP. Penilaian terhadap kelayakan finansial usaha MKP menggunakan ukuran yaitu: NPV, IRR, BCR, dan sensitivitas. Analisis dilakukan dalam kurun waktu 10 tahun dengan suku bunga 10%, dilakukan pada 2 (dua) kasus: pengusahaan oleh penduduk asli dan pengusahaan oleh pendatang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengolahan oleh penduduk asli nilai NPV adalah Rp 258.686.275 dan BCR: 1,72. Sedangkan nilai NPV dan BCR pada pengolahan MKP oleh pendatang berturut-turut adalah Rp. 56.947.848 dan 1,1. Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan minyak kayu putih secara tradisional pada kedua sistem pengolahan layak secara finansial Analisis finansial, minyak kayu putih, TN Wasur
EDY JUNAIDI. Study of the various alternative of Cisadane Watershed management planning using SWA... more EDY JUNAIDI. Study of the various alternative of Cisadane Watershed management planning using SWAT Model. Supervisory commitees: Dr. Ir. SURIA DARMA TARIGAN, MSc. (Chair) and Dr. Ir. DWI PUTRO TEJO BASKORO, MSc. (Members). Effective watershed management should take hydrologic response unit into consideration. Analysis in watershed management uses the hydrology model. SWAT (Soil and Water Assessment Tool) is a distributed hydrologic model interfaced with GIS and integrated with Decision Support System. SWAT can be used to simulate different physical processes in watershed. The objective of the research were (1) applicating SWAT model to identify the sub watershed and land unit categorized as having problem on Cisadane Watershed and (2) evaluating various alternative of the Cisadane Watershed management planning and selecting best Cisadane Watershed management planning by observing their impact on Cisadane Watershed hydrology. The research was carried out in two phases, survey activity and implementation of SWAT hydrology model. Based on SWAT simulation result, Cisadane Watershed had relatively good performance. Watershed performance and indicator were evaluated based on SK Menhut nomer 52/Kpts-II/2001. According to SWAT analysis, some three sub–watersheds were categorized as having problem concerning water management and land use, i.e. one sub-watershed on the upper part, one on middle watershed and sub of Cisadane Hulu Watershed. Sub-watersheds that had tendency to give the highest peak flow were sub-Watershed Cianten Hilir and Sub-Watershed Cianten Hulu. Sub-watersheds that produced highest omount of sediment ware sub-Watershed Ciampea, sub-Watershed Cihedeung and sub-Watershed Cinangneng. Land unit which need close attention for potential problem was settlement on the slope bigger than 8 %. Land unit which contributed to highest peak flow was dry land farming and mixed garden on slope bigger than 8 %. Meanwhile, land unit which potentially contributed to the highest erosion was dry land farming with slope bigger than 40 % and settlement on slope bigger than 8 %. Some three scenarios in watershed management planning were evaluated using SWAT model. Ferst scenario using watershed management planning provided by Balai Pengelolaan DAS Ciliwung–Citarum, second scenario using watershed management planning by Bappeda Bogor and Tangerang and threed scenario using management planning by Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane. Generally, water management releted criteria was classified as good, bud land use related criteria was classified as not good. Best Watershed management planning was provided by Balai Pengelolaan DAS Ciliwung– Citarum.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Plantation forest development was dominated by commercial timber-producing of tree species, conif... more Plantation forest development was dominated by commercial timber-producing of tree species, coniferous and deciduous. Plantation forest development affects water yield in an area. Research on the effect of plantation forest development on water yield at the watershed scale has not been widely carried out. This study aimed to predict the environmental effect of plantation forests development three groups of commercial timber-producing groups, namely needle-leaf evergreens, broad-leaf deciduous, and broad-leaf evergreens, on water yield at the watershed scale. This research uses the SWAT (Soil and Water Assessment Tool) model to assess water yield. Plantations development of needle-leaf evergreens, broad-leaf deciduous and broad-leaf evergreens had no negative effect on water yield. Plantations development of needle-leaf evergreens, contributed maximum water from the base flow and lateral flow in a 60% forest area on a watershed area. A 40% increase in broad-leaf deciduous in the wate...
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 2013
Kelestarian hutan tidak dapat dipisahkan dari kondisi lingkungan sekitarnya, baik yang bersifat e... more Kelestarian hutan tidak dapat dipisahkan dari kondisi lingkungan sekitarnya, baik yang bersifat ekologis, ekonomis maupun sosial. Pengelolaan sumberdaya hutan perlu dilakukan dengan berorientasi ekosistem secara keseluruhan. Oleh karenanya, rencana penataan tata guna hutan perlu pengelolaan di tingkat lanskap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan timbal balik antara kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berada di dalam wilayah suatu DAS dengan kondisi lingkungan yang mempengaruhi terjadinya dinamika lanskap hutan. Metode untuk menentukan keeratan masing-masing karakteristik (lingkungan dan sosial-ekonomi) dengan keberadaan hutan, menggunakan model (GWR) dengan melihat nilai korelasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor biofisik dan sosial ekonomi yang mempunyai korelasi yang kuat terhadap keberadaan lanskap hutan pada DAS Citanduy Hulu dan DAS Ciseel adalah (i) curah hujan, (ii) kelerengan, (iii) kepekaan tanah terhadap erosi, (iv) kerapatan drainase, (v) rata-rata lereng, (vi) kepadatan agraris dan (vii) ketegantungan terhadap lahan.
Pengelolaan hutan rakyat secara intensif untuk meningkatkan produktivitas dan memperpendek waktu ... more Pengelolaan hutan rakyat secara intensif untuk meningkatkan produktivitas dan memperpendek waktu panen melalui pemberian pupuk, namun pemberian pupuk baik jenis maupun dosis yang tidak tepat dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman mahoni afrika (Khaya antotheca). Perlakuan dengan menggunakan RCBD 4 Perlakuan dengan 3 blok masing-masing 60 individu tanaman dengan perlakuan yaitu: P0 = tanpa pemupukan (kontrol), P1 = pupuk kandang ayam 5 kg/pohon, P2 = pupuk kandang kambing 5 kg/pohon dan, P3 = pupuk kimia campuran Urea, TSP, KCl (perbandingan 1:2:1) 100 gram/pohon).. Total bibit yang digunakan sebanyak 720 pohon. Parameter yang diamati adalah sifat kimia tanah sebelum dan setelah penanaman, persentase hidup, pertumbuhan tinggi dan diameter serta lebar tajuk. Pengukuran dilaksanakan setiap 6 bulan sekali sampai umur 2 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P2 memberikan respon terbaik dibandingkan perlakuan yang lain yaitu T= 356 cm, d = 5,89 cm dan lebar tajuk = 167 cm (P < 0,05).
Wasur National Park, located in Merauke Regency, Papua, has various vegetation that could potenti... more Wasur National Park, located in Merauke Regency, Papua, has various vegetation that could potentially yield cajuput oil, particularly those originated from Myrtaceae family. Among those are Asteromyrtus symphiocarpa. This research aimed to analysis the quality of cajuput oil distilled from the leaves of A. symphiocarpa. Initially, some amounts of leaves sample were plucked, either in the rainy and dry season. The distillation took place in the batch kettle, and each batch was charged of 12 kg of each fresh leaves. The distillation lasted for 4-5 hours, and every 30 minutes, the distilled oil was collected cumulatively. The cajuput oil from the leaves plucked on rainy season afforded the yield of 0.16%, specific gravity of 0.943, refractive index of 1.462, solubility in alcohol 1:1, optical rotations-5.2, and cineole content of 68%. Meanwhile, the corresponding value from those plucked in dry season were 0.33%, 0.912, 1.459, 1:1,-2.1, and 80%, respectively. The qualities of the overall cajuput oil from A. symphiocarpa leaves could satisfy the SNI 06-3954-2006 and belonged the main (U) class. With higher yield and greater cineole content, the cajuput oil obtained from the dry season's leaves exhibited better qualities; hence it is more potential to be developed commercially.
PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PETANI DALAM MEMBANGUN HUTAN RAKYAT Idin Saepudin R... more PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PETANI DALAM MEMBANGUN HUTAN RAKYAT Idin Saepudin Ruhimat PENGARUH MEDIA KOMPOS DAN ASAL BENIH KRANJI (Pongamia pinnata) TERHADAP PERTUMBUHAN TINGGI BIBIT DI PERSEMAIAN Aam Aminah dan Dharmawati F. Djam'an VARIASI PERTUMBUHAN AWAL BEBERAPA KLON TANAMAN JATI PADA TANAH MASAM DENGAN PEMBERIAN DOLOMIT
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur potensi produksi daun dan minyak kayu putih jenis A. symp... more Penelitian ini bertujuan untuk mengukur potensi produksi daun dan minyak kayu putih jenis A. symphyocarpa yang ada di kawasan TN Wasur. Penelitian dilakukan di lakukan di 3 lokasi dominan A. symphyocarpa : Mbembi, Samleber dan Sota. Pengukuran inventarisasi potensi vegetasi dilakukan pada 12 plot bersarang berukuran 20 m x 20 m di masing-masing lokasi (total 36 plot). Setiap pohon, tiang dan pancang diukur diameter setinggi dada dan jumlah dahannya, sementara tingkat semai dicacah jumlahnya. Sejumlah 9 sampel individu mewakili tingkat pohon, pancang dan tiang diambil 3 dahan per pohon kemudian timbang daunnya untuk memperkirakan berat daun per individu pohon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat tiang memiliki produksi daun kayu putih per pohon tertinggi dibanding tingkat pertumbuhan lainnya. Ketersediaan jenis A. symphyocarpa yang paling potensial untuk dipanen daunnya pada saat ini ada di tingkat pancang dan tiang berdasarkan kelimpahan di alam dan produksi daun per individu...
Pertumbuhan industri di kota besar berimbas pada tingginya pencemaran udara. Jenis logam berat ti... more Pertumbuhan industri di kota besar berimbas pada tingginya pencemaran udara. Jenis logam berat timbel (Pb) merupakan salah satu polutan yang menjadi bagian dari bahan pencemar tersebut. Upaya mitigasi dapat dilakukan dengan perbaikan lingkungan udara di kawasan industri melalui tanaman pohon yang mampu menjerap timbel dalam udara ambien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tanaman yang mampu menjerap timbel. Penelitian menggunakan metode eksperimen terhadap 11 jenis tanaman. Eksperimen penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan analisis statistik ragam (ANOVA). Penyemprotan larutan timbel dengan kadar 1 ppm dilakukan setiap hari selama 90 hari. Penghitungan kandungan logam timbel di daun menggunakan metode 3030-H APHA ( American Public Health Association ) dengan alat berupa Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil analisis memperlihatkan serapan tertinggi dengan jenis pohon Mahoni Uganda dengan nilai 30,76 ppm dan Bintaro 24,9 ppm serta terendah p...
Perubahan penggunaan lahan dapat mempengaruhi kondisi hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS). Penel... more Perubahan penggunaan lahan dapat mempengaruhi kondisi hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS). Penelitian ini bertujuan menilai kondisi hidrologi DAS akibat perubahan penggunaan lahan. Perubahan lahan menggunakan empat skenario yaitu (1) skenario 1, penggunaan lahan sesuai peta tahun 2009, (2) skenario 2 perubahan 50% penggunaan lahan, pola agroforestry coklat - kopi menjadi pola agroforestry cengkeh di hulu DAS dan monokultur karet di tengah dan hilir, (3) skenario 3 perubahan 25 % penggunaan lahan, pola agroforestry coklat - kopi menjadi pola agroforestry cengkeh di hulu DAS dan monokultur karet di tengah dan hilir DAS, (4) skenario 4 perubahan 50% penggunaan lahan, pola agroforestry coklat - kopi menjadi pola agroforestry cengkeh di hulu DAS dan monokultur karet di tengah dan hilir DAS dengan penurunan laju deforestasi 50% dan (5) skenario 5 perubahan 25 % penggunaan lahan, pola agroforestry coklat - kopi menjadi pola agroforestry cengkeh di hulu DAS dan monokultur karet di tengah d...
Wanggalem merupakan daerah yang berlokasi di Distrik Merauke yang berada di dalam Taman Nasional ... more Wanggalem merupakan daerah yang berlokasi di Distrik Merauke yang berada di dalam Taman Nasional Wasur, Papua yang didominasi oleh tumbuhan penghasil kayu putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan penghasil kayu putih yang berada di daerah tersebut. Analisis vegetasi dilakukan dengan membuat 25 plot berukuran 20 m x 20 m. Masing-masing plot dibagi menjadi sub plot berukuran 2 m x 2 m untuk pengukuran tingkat semai, 5 m x 5 m untuk pengukuran tingkat pancang, 10 m x 10 m pengukuran tingkat tiang dan 20 m x 20 m pengukuran tingkat pohon Hasil penelitian menujukan ada tiga jenis tumbuhan penghasil kayu putih yaitu Melaleuca leucadendron M. sp and M. cajuputi. Semua tingkat pertumbuhan pohon (semai, pancang , tiang dan pohon) didominasi oleh jenis M. cajuputi. Hutan di wilayah Wanggalem sangat rendah keanekaragaman jenisnya karena hanya ditemukan 4 (empat) jenis dari 2 (dua) genus. Wanggalem is an area located in Merauke district with in Wasur Nati...
Model Soil and Water Assessment Tool (SWAT) merupakan salah satu model yang banyak digunakan dala... more Model Soil and Water Assessment Tool (SWAT) merupakan salah satu model yang banyak digunakan dalam penelitian pengelolaan DAS. Model ini dapat berfungsi dengan baik untuk menggambarkan kondisi hidrologi pada DAS besar dan komplek dengan berbagai skenario pengelolaan. Model hidrologi SWAT dapat digunakan sebagai alat pengambil keputusan dalam pengeloaan DAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaan DAS Cisadane berhubungan dengan scenario sistem pengelolaan DAS dengan menggunakan SWAT. Penelitian ini membandingkan perencanaan pengelolaan DAS Cisadane yang dilakukan oleh (1) Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai(BP DAS) Ciliwung-Cisadane, (2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bogor dan Tangerang dan (3) Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane. Metode pengambilan keputusan, menggunakan indikator kinerja DAS meliputi koefisien regim sungai (KRS), debit jenis (Q jenis), koefisien aliran permukaan (c), padatan terlarut total (TDS) dan indeks erosi ...
Pada daerah tropis dengan curah hujan tinggi, penurunan kesuburan tanah akibat proses pencucian h... more Pada daerah tropis dengan curah hujan tinggi, penurunan kesuburan tanah akibat proses pencucian hara sering terjadi. Ditambah sistem dan praktek pengolahan lahan yang menyebabkan neraca hara menjadi tidak seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi pemanfaatan pangkasan pohon terhadap ketersediaan dan neraca hara tanah dalam pola agroforestri. Pangkasan pohon yang digunakan adalah pangkasan manglid, pangkasan manglid+kalindra, dibandingkan dengan penggunaan pupuk NPK dan kontrol (tanpa input ) , pada pola agroforestri manglid+kacang tanah dan monokultur manglid . Pengamatan meliputi kandungan hara tanah melalui pengambilan sampel tanah terusik, laju produksi seresah dan dekomposisi bahan organik, kandungan hara dalam pangkasan dan tanaman kacang tanah. Analisis sidik ragam diterapkan untuk mengetahui pengaruh pola tanam dan perlakuan terhadap kandungan hara tanah dan produksi kacang tanah. Hasil penelitian menunjukkan pangkasan kaliandra memiliki laju deko...
Pemahaman tentang neraca air suatu penggunaan lahan berkaitan dengan hasil air total yang berkont... more Pemahaman tentang neraca air suatu penggunaan lahan berkaitan dengan hasil air total yang berkontribusi terhadap aliran sungai. Penelitian ini bertujuan mengkaji peranan hidrologi hutan (hutan alam dan hutan tanaman) terhadap aliran sungai ditinjau dari neraca air dengan membandingkan penggunaan lahan hutan dan penggunaan lahan lain. Penelitian yang mengkaji penggunaan lahan hutan dan penggunaan lahan lain (pertanian, pemukiman, kebun campuran dan semak belukar) di DAS Cisadane menggunakan model hidrologi Soil and Water Assessment Toll (SWAT) dalam mengkaji neraca air penggunaan lahan. Hasil neraca air tahunan untuk penggunaan lahan hutan berupa nilai yang lebih besar untuk evapotranspirasi dan lebih kecil untuk aliran permukaan dibandingkan pengunaan lahan yang lain. Hal ini berpengaruh terhadap kontribusi aliran permukaan lahan hutan pada aliran sungai. Sedangkan nilai perkolasi dan simpanan air tanah berdasarkan perhitungan neraca air yang lebih besar untuk penggunaan lahan huta...
Agroforestry merupakan alternatif penggunaan lahan terdiri dari campuran tanaman keras, tanaman s... more Agroforestry merupakan alternatif penggunaan lahan terdiri dari campuran tanaman keras, tanaman semusim dan ternak. Agroforestry memiliki fungsi yang menyerupai tutupan hutan dibandingkan dengan pertanian, perkebunan dan lahan kosong. Penelitian ini bertujuan mengkaji peranan agroforestry terhadap hasil air dibandingkan penggunaan lahan hutan dan penggunaan lahan lain di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane. Penelitian ini memanfaatkan model SWAT. SWAT adalah model prediksi DAS yang didasarkan neraca air. Hasil penelitian menunjukkan, penerapan pola agroforestry pada lahan tegalan mampu menaikkan base flow sebesar 11,9 m3/dt dan mampu menurunkan debit peak surface flow sebesar 4,02 m3/dt. Di samping itu, penerapan agroforestry mampu menurunkan konsentrasi sedimen 90,47 mg/l.
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, Jun 1, 2017
Cajuput (Melaleuca spp. and Asteromyrtus spp.) are widely spread throughout the Wasur National Pa... more Cajuput (Melaleuca spp. and Asteromyrtus spp.) are widely spread throughout the Wasur National Park forming the cajuput forest. The information on biodiversity level and the ecological condition of cajuput forest are less studied for the last 10 years, especially the condition of vegetation after the utilization of Asteromyrtus symphyocarpa for cajuput oil materials. This study aims to determine the vegetation and diversity of plant species in the cajuput forests in Wasur National Park. The method used in this study is vegetation analysis using line transect and interview. The study was conducted during April-May 2012. The results of this study showed that there were 23 plant species from 10 families dominated by the family of Myrtaceae found in cajuput forests with relatively low to moderate level of biodiversity indices. There are six species identified as the cajuput oil producers: A. symphyocarpa, Asteromyrtus brasii, Melaleuca cajuputi, Melaleuca leucadendra, Melaleuca viridiflora and Melaleuca sp. "sunggi" which are spread in three formations of cajuput forest namely Asteromyrtus symphyocarpa forest, Melaleuca sp. "sunggi" forest and mix savanna. Local people use plants for house constructions, fuel wood, medicines and cultural equipment. The only economic income generated from the Park is from the sales cajuput oil materials from Asteromyrtus symphyocarpa which has low pressure on species sustainability.
Keberadaan Penambangan Emas Sekala Kecil (PESK) memberikan dampak positif terhadap perkembangan e... more Keberadaan Penambangan Emas Sekala Kecil (PESK) memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekonomi mikro, tetapi PESK menghasilkan dampak lingkungan dan kesehatan lainnya yang merugikan. Sejumlah penelitian telah melaporkan kontribusi PESK terhadap degradasi lahan, polusi air dan polusi tanah. Toksisitas Merkuri dalam kegiatan PESK menjadi perhatian khusus, terutama implikasi klinisnya pada kesehatan manusia. Sejak tahun 2011, kegiatan PESK di Gunung Botak, Kabupaten Buru Maluku dilaporkan menggunakan merkuri dalam pengolahannya. Hasil kajian menunjukkan kasus pencemaran merkuri pada DAS Anthoni yang berhulu pada Kawasan Gunung Botak. Dampak pencemaran lingkungan dilaporkan oleh masyarakat sekitarnya dengan matinya hewan ternak, dan peringatan untuk tidak mengkonsumsi air sumur disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan merkuri pada media air dan tanah pada area bekas PESK Gunung Botak, Kabupaten Buru Provinsi Maluku. Pengambilan contoh uji dilakukan di 4 lokasi titik pengambilan air, dan 6 lokasi titik pengambilan tanah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kandungan merkuri di dalam air di semua titik di sekitar Gunung Botak berkisar 0,002 mg/L-1.5 mg/L, nilai ini telah melebihi baku mutu sesuai PP 82/2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yaitu 0,002 mg/L, dan kadar merkuri di dalam tanah berkisar 1.5 mg/kg-214 mg/kg, aku mutu Hg di dalam tanah 6,6 mg/Kg menurut Canadian Soil Quality Guidelines for the Protection of Environmental and Human Health th 2001 yaitu 6,6 mg/Kg.
Forest function to arrange river stream, for stream flow and sediment flow, had a longer attentio... more Forest function to arrange river stream, for stream flow and sediment flow, had a longer attention. The hydrologic expert have a notion that forest function to arrange stream flow and to arrange sediment flow only behaved for watershed with small area (< 100 km 2), but dit not behave for watersheds having area > 100 km 2. Utilize to anticipate the previous research weakness, research studying of forest function for river stream and sedimentation process on watershed were executed on watershed with small area (< 100 km 2), medium area (100 km 2-500 km 2) and wide area (> 500 km 2). This research exploited SWAT hydrologi model. The research aim was to study the forest function to arrange the water system and to arrange the sedimentation processes that happened on watershed with a few areas without disregarding other land use. In watershed with wide area, forest existence did not benefit to arrange water system and to arrange sedimentation process. Forest existence benefited to arrange the water system and to arrange sedimentation process in watershed with medium area and narrow area.
Effective watershed management should take hydrologic response unit into consideration. Therefore... more Effective watershed management should take hydrologic response unit into consideration. Therefore, analysis in watershed management should employ hydrological model. This research exploited SWAT (Soil and Water Assessment Tool) model. SWAT was a distributed hydrologic model interfaced with GIS (Geografic Informationt System) and integrated with Decision Support System. The research was aimed (1) to identify the sub watershed and land unit categorized which cause problem on Cisadane Watershed and (2) to evaluate implementation of Cisadane watershed management. According to SWAT analysis, some three sub-watersheds were categorized as potentially cause problem concerning water management and land use, i.e. sub of Cisadane Hilir 2 watershed, sub of Cisadane Tengah 2 watershed and sub of Cisadane Hulu 8 Watershed. Sub-watersheds that had tendency to give the highest peak flow were sub-Watershed Cianten Hilir 3 and Sub-Watershed Cianten Hulu 3. Sub-watersheds that produced highest omount of sediment were sub-Watershed Ciampea, sub-Watershed Cihideung and sub-Watershed Cinangneng. Evaluation on the watershed management planning with applying merger scenario, water management related criteria was classified as good, bud land use related criteria was classified as not good. Application of SWAT model could be identified to identify the sub Watershed and land unit categorized as having problem on Watershed and to evaluate various alternative of Watershed management planning. Finally with application of SWAT model could to select best watershed management planning.
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 2013
Dalam tulisan ini disajikan hasil analisis aspek finansial pengolahan minyak kayu putih (MKP) sec... more Dalam tulisan ini disajikan hasil analisis aspek finansial pengolahan minyak kayu putih (MKP) secara tradisional di Taman Nasional (TN) Wasur, Papua. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan penyuling MKP. Penilaian terhadap kelayakan finansial usaha MKP menggunakan ukuran yaitu: NPV, IRR, BCR, dan sensitivitas. Analisis dilakukan dalam kurun waktu 10 tahun dengan suku bunga 10%, dilakukan pada 2 (dua) kasus: pengusahaan oleh penduduk asli dan pengusahaan oleh pendatang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengolahan oleh penduduk asli nilai NPV adalah Rp 258.686.275 dan BCR: 1,72. Sedangkan nilai NPV dan BCR pada pengolahan MKP oleh pendatang berturut-turut adalah Rp. 56.947.848 dan 1,1. Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan minyak kayu putih secara tradisional pada kedua sistem pengolahan layak secara finansial Analisis finansial, minyak kayu putih, TN Wasur
EDY JUNAIDI. Study of the various alternative of Cisadane Watershed management planning using SWA... more EDY JUNAIDI. Study of the various alternative of Cisadane Watershed management planning using SWAT Model. Supervisory commitees: Dr. Ir. SURIA DARMA TARIGAN, MSc. (Chair) and Dr. Ir. DWI PUTRO TEJO BASKORO, MSc. (Members). Effective watershed management should take hydrologic response unit into consideration. Analysis in watershed management uses the hydrology model. SWAT (Soil and Water Assessment Tool) is a distributed hydrologic model interfaced with GIS and integrated with Decision Support System. SWAT can be used to simulate different physical processes in watershed. The objective of the research were (1) applicating SWAT model to identify the sub watershed and land unit categorized as having problem on Cisadane Watershed and (2) evaluating various alternative of the Cisadane Watershed management planning and selecting best Cisadane Watershed management planning by observing their impact on Cisadane Watershed hydrology. The research was carried out in two phases, survey activity and implementation of SWAT hydrology model. Based on SWAT simulation result, Cisadane Watershed had relatively good performance. Watershed performance and indicator were evaluated based on SK Menhut nomer 52/Kpts-II/2001. According to SWAT analysis, some three sub–watersheds were categorized as having problem concerning water management and land use, i.e. one sub-watershed on the upper part, one on middle watershed and sub of Cisadane Hulu Watershed. Sub-watersheds that had tendency to give the highest peak flow were sub-Watershed Cianten Hilir and Sub-Watershed Cianten Hulu. Sub-watersheds that produced highest omount of sediment ware sub-Watershed Ciampea, sub-Watershed Cihedeung and sub-Watershed Cinangneng. Land unit which need close attention for potential problem was settlement on the slope bigger than 8 %. Land unit which contributed to highest peak flow was dry land farming and mixed garden on slope bigger than 8 %. Meanwhile, land unit which potentially contributed to the highest erosion was dry land farming with slope bigger than 40 % and settlement on slope bigger than 8 %. Some three scenarios in watershed management planning were evaluated using SWAT model. Ferst scenario using watershed management planning provided by Balai Pengelolaan DAS Ciliwung–Citarum, second scenario using watershed management planning by Bappeda Bogor and Tangerang and threed scenario using management planning by Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane. Generally, water management releted criteria was classified as good, bud land use related criteria was classified as not good. Best Watershed management planning was provided by Balai Pengelolaan DAS Ciliwung– Citarum.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Plantation forest development was dominated by commercial timber-producing of tree species, conif... more Plantation forest development was dominated by commercial timber-producing of tree species, coniferous and deciduous. Plantation forest development affects water yield in an area. Research on the effect of plantation forest development on water yield at the watershed scale has not been widely carried out. This study aimed to predict the environmental effect of plantation forests development three groups of commercial timber-producing groups, namely needle-leaf evergreens, broad-leaf deciduous, and broad-leaf evergreens, on water yield at the watershed scale. This research uses the SWAT (Soil and Water Assessment Tool) model to assess water yield. Plantations development of needle-leaf evergreens, broad-leaf deciduous and broad-leaf evergreens had no negative effect on water yield. Plantations development of needle-leaf evergreens, contributed maximum water from the base flow and lateral flow in a 60% forest area on a watershed area. A 40% increase in broad-leaf deciduous in the wate...
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 2013
Kelestarian hutan tidak dapat dipisahkan dari kondisi lingkungan sekitarnya, baik yang bersifat e... more Kelestarian hutan tidak dapat dipisahkan dari kondisi lingkungan sekitarnya, baik yang bersifat ekologis, ekonomis maupun sosial. Pengelolaan sumberdaya hutan perlu dilakukan dengan berorientasi ekosistem secara keseluruhan. Oleh karenanya, rencana penataan tata guna hutan perlu pengelolaan di tingkat lanskap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan timbal balik antara kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berada di dalam wilayah suatu DAS dengan kondisi lingkungan yang mempengaruhi terjadinya dinamika lanskap hutan. Metode untuk menentukan keeratan masing-masing karakteristik (lingkungan dan sosial-ekonomi) dengan keberadaan hutan, menggunakan model (GWR) dengan melihat nilai korelasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor biofisik dan sosial ekonomi yang mempunyai korelasi yang kuat terhadap keberadaan lanskap hutan pada DAS Citanduy Hulu dan DAS Ciseel adalah (i) curah hujan, (ii) kelerengan, (iii) kepekaan tanah terhadap erosi, (iv) kerapatan drainase, (v) rata-rata lereng, (vi) kepadatan agraris dan (vii) ketegantungan terhadap lahan.
Uploads
Papers by Edy Junaidi