Papers by Dewi Hanum Firdasari
Dewi Hanum Firdasari, 2024
“Pahitnya Konsekuensi Romansa Remaja” merupakan sebuah kritik film “Dua Garis Biru” yang rilis pa... more “Pahitnya Konsekuensi Romansa Remaja” merupakan sebuah kritik film “Dua Garis Biru” yang rilis pada 11 Juli 2019 di bioskop. Film ini disutradarai oleh Gina S. Noer yang menggunakan tema kehamilan remaja dan berbagai permasalahan keluarga dan sosial yang turut muncul. Film berdurasi 1 jam 53 menit ini mendapat berbagai pujian karena berani mengangkat topik yang sensitif namun relevan. “Dua Garis Biru” berkisah tentang sepasang remaja SMA yaitu Dara (Adhisty Zara) dan Bima (Angga Yunanda) yang harus menghadapi pahitnya konsekuensi dari perbuatan tercela mereka.
Dikutip dari CNN Indonesia, sebanyak 50.000 menikah dini dengan mayoritas alasan hamil di luar nikah. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatahan bahwa salah satu alasan tingginya angka remaja yang hamil di luar nikah adalah rendahnya pengetahuan tentang reproduksi dan pendidikan seksual. Pendidikan seksual merupakan hal yang dianggap tabu oleh mayoritas masyarakat Indonesia. “Dua Garis Biru” bisa menjadi salah satu sarana edukasi melalui film tentang petingnya pendidikan seksual, pengetahuan reproduksi, serta pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya yang maih naif dan labil.
Kritik film ini akan membahas alur cerita, karakter pemain, gejala sinematik, gejala filmis, pesan pentingnya edukasi seksual, kritik sosial, komunikasi antara orang tua dan anak, kelebihan, dan kekurangan yang ada di dalam film.
Dewi Hanum Firdasari, 2024
“Kecanduan yang Menyenangkan” merupakan sebuah review film “The Social Dilemma (2020)”. Film doku... more “Kecanduan yang Menyenangkan” merupakan sebuah review film “The Social Dilemma (2020)”. Film dokumenter yang disutradarai oleh Jeff Orlowski ini, tayang saat pandemi Covid-19 di Netflix. Film dokumenter ini menyajikan informasi dan argumen dari narasumber yang kredibel serta ilustrasi yang mudah dipahami.
Melalui review ini, aspek sinematografi, naratif, gaya, genre, dan teori film dari film The Social Dilemma akan dikupas secara ringkas. Review ini berisikan sinopsis, narasumber, pemeran, topik yang paling menarik, sinematografi, naratif, gaya film, teori film yang digunakan, genre film, dan rating.
Semoga “Kecanduan yang Menyenangkan” dapat memberikan informasi yang bermanfaat terkait film “The Social Dilemma (2020)”.
Uploads
Papers by Dewi Hanum Firdasari
Dikutip dari CNN Indonesia, sebanyak 50.000 menikah dini dengan mayoritas alasan hamil di luar nikah. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatahan bahwa salah satu alasan tingginya angka remaja yang hamil di luar nikah adalah rendahnya pengetahuan tentang reproduksi dan pendidikan seksual. Pendidikan seksual merupakan hal yang dianggap tabu oleh mayoritas masyarakat Indonesia. “Dua Garis Biru” bisa menjadi salah satu sarana edukasi melalui film tentang petingnya pendidikan seksual, pengetahuan reproduksi, serta pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya yang maih naif dan labil.
Kritik film ini akan membahas alur cerita, karakter pemain, gejala sinematik, gejala filmis, pesan pentingnya edukasi seksual, kritik sosial, komunikasi antara orang tua dan anak, kelebihan, dan kekurangan yang ada di dalam film.
Melalui review ini, aspek sinematografi, naratif, gaya, genre, dan teori film dari film The Social Dilemma akan dikupas secara ringkas. Review ini berisikan sinopsis, narasumber, pemeran, topik yang paling menarik, sinematografi, naratif, gaya film, teori film yang digunakan, genre film, dan rating.
Semoga “Kecanduan yang Menyenangkan” dapat memberikan informasi yang bermanfaat terkait film “The Social Dilemma (2020)”.
Dikutip dari CNN Indonesia, sebanyak 50.000 menikah dini dengan mayoritas alasan hamil di luar nikah. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatahan bahwa salah satu alasan tingginya angka remaja yang hamil di luar nikah adalah rendahnya pengetahuan tentang reproduksi dan pendidikan seksual. Pendidikan seksual merupakan hal yang dianggap tabu oleh mayoritas masyarakat Indonesia. “Dua Garis Biru” bisa menjadi salah satu sarana edukasi melalui film tentang petingnya pendidikan seksual, pengetahuan reproduksi, serta pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya yang maih naif dan labil.
Kritik film ini akan membahas alur cerita, karakter pemain, gejala sinematik, gejala filmis, pesan pentingnya edukasi seksual, kritik sosial, komunikasi antara orang tua dan anak, kelebihan, dan kekurangan yang ada di dalam film.
Melalui review ini, aspek sinematografi, naratif, gaya, genre, dan teori film dari film The Social Dilemma akan dikupas secara ringkas. Review ini berisikan sinopsis, narasumber, pemeran, topik yang paling menarik, sinematografi, naratif, gaya film, teori film yang digunakan, genre film, dan rating.
Semoga “Kecanduan yang Menyenangkan” dapat memberikan informasi yang bermanfaat terkait film “The Social Dilemma (2020)”.