Papers by Muhammad Aidrus Asyabani
Melawan Fenomena Populisme Islam dengan Moderasi Beragama, 2021
1. Pendahuluan Fenomena politik yang berkembang di Indonesia mengalami penurunan kualitas, bahkan... more 1. Pendahuluan Fenomena politik yang berkembang di Indonesia mengalami penurunan kualitas, bahkan indeks demokrasi pun mengalami penurunan. Terhitung pada tahun 2020, berdasarkan The Economist Intellegence Unit (EIU) menempatkan Indonesia di posisi ke 64 dengan skor 6,4 dan ini menjadi indeks terburuk selama 14 tahun terakhir. Hal ini terjadi bukan karena tanpa sebab, banyak hal yang menyebabkan indeks Demokrasi Indonesia turun drastis, mulai dari Pengesahan UU yang terkesan tidak mempertimbangakan kepentingan rakyat, Pemilu yang tidak transparan, represifitas yang dilakukan aparat saat pengawalan demonstrasi, hingga munculnya fenomena populisme agama. berbagai fenomena yang terjadi bahkan tidak sedikit menyebabkan integrasi bangsa terpecah, terhitung sejak tahun 2017 proses demokrasi di Indonesia dinilai semakin menurun, umat beragama pun tak ingin ketingggalan akan proses kontestasi politik, tak terkucuali umat islam yang tergabung dalam suatu organisasi masyarakat. Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 menjadi langkah awal munculnya kembali populisme agama (New Islamic Populism) 1 dalam hal ini adalah dilakukan oleh sebagian umat islam, Umat islam terpancing dengan salah satu pasangan calon yang menyingggung keyakinan umat islam, tindakan protes dan demontrasi dilakukan sebagai upaya menuntut keadilan hukum, sampai saat itu penulis menganggap hal ini masih wajar dan justru demonstrasi yang dilakukan bagian dari proses demokrasi. Hanya saja, demonstrasi yang dilakukan tidak berhenti pada moment itu, sehingga ada demonstrasi lanjutan yang membawa bebagai narasi, seperti ; kriminalisasi ulama, legalisasi prostitusi, miras, hingga narasi rezim komunis. Fenomena Populisme Islam tidak berhenti di tahun 2017, Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 juga diwarnai fenomena populisme islam. Di tahun 2019 Koalisi oposisi pemerintah memanfaatkan kekuatan yang dimiliki umat islam, untuk memuluskan kepentingan elektoralnya. Narasi yang digunakanpun tidak jauh beda dengan yang terjadi di tahun 2017, dan ditambahi 1 Vedi R Hadiz, Islamic Populism in Indonesia and the Middle East.
Uploads
Papers by Muhammad Aidrus Asyabani