Way Jepara, Lampung Timur
Way Jepara | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Lampung | ||||
Kabupaten | Lampung Timur | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | - | ||||
Populasi | |||||
• Total | 47,811 jiwa (2.014) jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 18.07.07 | ||||
Kode BPS | 1804080 | ||||
Luas | 135,78 km² | ||||
Kepadatan | 352 jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | 16 desa[1] | ||||
|
Way Jepara adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lampung Timur, Lampung, Indonesia.
Wilayah
[sunting | sunting sumber]Way Jepara memiliki wilayah seluas 135,78 km². Wilayah administratif kecamatan ini terbagi menjadi 16 desa yakni desa Braja Fajar, Braja Emas, Braja Caka, Braja Dewa, Sri Wangi, Jepara, Sumberjo, Sri Rejosari, Labuhan Ratu Dua, Sumur Bandung, Labuhan Ratu Satu, Braja Sakti, Braja Asri,Sumber Marga, Labuhan Ratu Danau dan Labuhan Ratu Baru.
Secara geografis, Way Jepara berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Ratu di sebelah utara, Kecamatan Bandar Sribhawono dan Kecamatan Mataram Baru sebelah selatan kemudian di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Braja Selebah, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sukadana. Apabila dilihat dari topografi, semua desa mempunyai topografi datar.
Wilayah Way Jepara mempunyai danau, yaitu Danau Way Jepara.
Pertanian
[sunting | sunting sumber]Pertanian merupakan sektor lapangan kerja yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Lampung Timur. Sektor pertanian di Way Jepara terbagi dalam berbagai subsektor baik pertanian padi, palawija, perkebunan hingga peternakan. Lahan pertanian di kecamatan ini paling banyak dimanfaatkan untuk sawah, yakni sekitar 28% dari lahan pertanian yang ada. Selain dimanfaatkan untuk sawah, lahan pertanian bukan sawah paling banyak digunakan untuk perkebunan yaitu seluas 27%. Pada pertanian subsektor peternakan hewan besar, jenis mamalia kambing merupakan komoditas terbanyak yang dibudidayakan, yaitu sebanyak 54.867 ekor atau sebanyak 57% dari total hewan ternak besar di kecamatan ini pada 2014.
Industri dan energi
[sunting | sunting sumber]Jumlah industri pengolahan dengan jumlah tenaga kerja antara 1-19 orang di Way Jepara mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni hingga 33,92% pada 2014 dari 298 usaha pada 2011. Selain itu, ada pula 49 usaha industri pengolahan dengan tenaga kerja 20-99 orang pada 2014.
Pengaliran listrik oleh PLN telah mencapai seluruh desa yang ada di Way Jepara. Namun, belum seluruh rumah tangga yang ada pada tiap desa di kecamatan ini yang menggunakan listrik PLN. Jumlah pelanggan listrik yang disediakan oleh PLN pada 2014 sebanyak 11.585 pelanggan di mana pelanggan terbanyak berada di Desa Braja Sakti. Jumlah pelanggan PLN pada tahun ini tumbuh cukup signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2011 yang pada saat itu jumlahnya baru mencapai 9.657 pelanggan.
Penduduk
[sunting | sunting sumber]Penduduk Way Jepara selama 2014 berjumlah 47.811 jiwa dengan kepadatan 352 jiwa/km². Di kecamatan tersebut terdapat 6.857 rumah tangga, dengan rata-rata tiap rumah tangga berisikan tiga orang anggota rumah tangga. Rasio antara penduduk laki-laki dan perempuan (sex ratio) kecamatan ini pada tahun 2015 adalah 103. Hal ini berarti selama tahun 2015 perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan adalah 103 orang penduduk laki-laki berbanding 100 orang penduduk perempuan.
Perumahan rakyat menurut klasifikasi di Way Jepara pada 2015 yang terbanyak adalah rumah sederhana sebanyak 38,00%, kemudian rumah permanen sebesar 33,91% dan rumah semi permanen sebanyak 28,09%.
Islam adalah agama yang paling banyak dianut oleh penduduk Way Jepara dengan jumlah penganut sebanyak 97% penduduk. Oleh karena itu, berdiri banyak sarana ibadah bagi umat Islam, yaitu 35 bangunan masjid dan 26 bangunan musala. Sedangkan untuk tempat ibadah umat agama lain, terdapat 4 bangunan gereja dan belum ada bangunan pura maupun wihara di kecamatan ini. Hal ini mungkin disebabkan kecilnya jumlah penduduk yang beragama beragama Katolik, Protestan, Hindu dan Buddha yang hanya mencapai kurang lebih 3% penduduk.
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Sarana pendidikan di Way Jepara tersedia baik formal maupun non formal. Adapun untuk pendidikan formal tersedia hingga tingkat perguruan tinggi. Sarana pendidikan terbanyak tersedia pada tingkat pendidikan sekolah dasar yakni sebanyak 28 sekolah dan 212 ruang belajar. Semakin tinggi jenjang pendidikan, sarana pendidikan yang tersedia pun semakin berkurang. Sarana pendidikan yang tersedia untuk jenjang sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan antara lain berturut-turut sebanyak 5 sekolah dengan 78 ruang belajar serta 3 sekolah dan 39 ruang belajar. Sedangkan untuk pendidikan tinggi terdapat 2 perguruan tinggi.
Kesehatan
[sunting | sunting sumber]Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Way Jepara sebagian besar atau 82,56% merupakan tenaga kesehatan medis, seperti bidan, perawat dan dokter dengan jumlah bidan sebanyak 36 orang. Sarana kesehatan yang tersedia di kecamatan ini pada tahun 2014 didominasi oleh praktik bidan swasta sebanyak 35% dari keseluruhan sarana kesehatan yang ada. Belum tersedia rumah sakit di kecamatan ini pada tahun 2014.
Transportasi
[sunting | sunting sumber]Pada 2014, sebagian besar jalan yang ada pada Way Jepara ialah jalan diperkeras, yakni sebesar 39,11% dari seluruh panjang jalan. Sebesar 29,76% dari panjang jalan yang ada di kecamatan ini merupakan jalan aspal. Namun, sebagian besar (89,87%) panjang jalan aspal yang ada berada dalam keadaan rusak. Kendaraan bermotor berupa sepeda motor menjadi moda transportasi yang paling banyak digunakan masyarakat pada 2014, yakni sebanyak 96,76% dari seluruh kendaraan bermotor yang ada.[2]
Way Jepara dilintasi Jalan Raya Lintas Pantai Timur rute AH 25. Jalan ini digunakan untuk jalur cepat dari Pelabuhan Bakauheni menuju kota-kota lainnya di Sumatra, seperti Palembang. Kecamatan ini dapat dicapai dengan angkutan perintis atau travel dari pelabuhan Bakauheni dengan jarak sekitar 100 km. Bila tidak ingin berurusan dengan calo di pelabuhan, cukup dengan mengatakan dijemput. maka gangguan calo akan selesai. Selain dari Bakauheni, Way Jepara juga dapat dicapai dari Kota Metro melalui rute jalan provinsi yang melintasi Metro-Pekalongan-Batanghari Nuban-Sukadana-Labuhan Ratu-Way Jepara dengan jarak sekitar 50 km dan dapat menggunakan sarana bis dan angkot berwarna biru dengan rute angkot Metro-Pekalongan atau Metro-Pekalongan-Batanghari Nuban-Sukadana.
Way Jepara pelabuhan laut namanya diabaikan Hasjrul Harahap akan dilaksanakan 2015 untuk rute: Way Jepara-Karimunjawa-Balikpapan, Way Jepara-Cilamaya, Way Jepara-Tanjung Pandan, Way Jepara-Tulungselepan, Way Jepara-Muara Sabak, Way Jepara-Cilamaya-Tegal, Way Jepara-Sampit-Toli-Toli, Way Jepara- Ketapang (Kalimantan Barat)-Pulau Laut, Way Jepara-Karimunjawa-Makassar, Way Jepara-Semarang-Mataram, Way Jepara-Selayar, Way Jepara-Karimunjawa.
Bila menggunakan kendaraan sendiri, disarankan untuk tidak melakukan perjalanan pada malam hari karena Jalan Raya Lintas Pantai Timur minim penerangan jalan dan ada bagian tertentu yang jalannya rusak, terutama dekat jembatan.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka 2023". lampungtimurkab.bps.go.id. hlm. 23. Diakses tanggal 2024-01-27.
- ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-08-28. Diakses tanggal 2016-07-28.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Situs web resmi Pemerintah Kabupaten Lampung Timur
- Situs web resmi Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Timur
Kecamatan Labuhan Ratu | ||||
Kecamatan Sukadana | Kecamatan Braja Slebah | |||
| ||||
Kecamatan Bandar Sribhawono Kecamatan Mataram Baru |