Tan Chin Hoat
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Tan Chin Hoat adalah seseorang pemain kesebelasan Surabaya pada era 1925 - 1935. Ia seorang bek-kiri Kesebelasan Surabaya yang terkenal pada zaman itu, disaat permainan sepak bola sedang dilakukan perubahan tentang peraturan offside. Tan Chin Hoat disegani, karena kedua kakinya dapat menendang sama baiknya (trapvast), dia cepat menyerobot lari musuhnya dan tangkas merampas bola pada saat yang genting di depan gawang. Sebagai bek, Tan Chin Hoat juga ahli dalam memainkan bola dengan kepalanya. Selain sebagai bek-kiri, Tan Chin Hoat juga bisa bermain di bagian depan. Pada tahun 1938, ia bermain sebagai pemain sayap kiri dari Kesebelasan Tionghoa-Surabaya. Kemudian tempatnya sebagai bek-kiri berangsur digantikan oleh Roerich dan Siauw Tjhong. Tan Chin Hoat juga pernah membela nama Kesebelasan NIVB (Indonesia) 1934 dalam pertandingan Olimpiade Timur Jauh di Manila. Waktu itu, Tan Chin Hoat bermain bek-kiri bersama-sama dengan Denkelaar sebagai kawannya. Di waktu pertandingan di Manila itu, mulai kelihatan kelambatan bergerak dari Tan Chin Hoat, walaupun sampai tahun 1935 tempat back-kiri dalam Bondselftal Surabaya masih didudukinya. Kemudian sejak tahun 1936 muncullah nama pemain muda seperti Samuels, Roerich, Huwae, Tik Kwie yang menggantikannya pada tempat bek itu. Tan Chin Hoat dari 1930 sampai 1932 bermain back bersama dengan Boyer dan pada tahun 1933-1935 bersama-sama dengan Lulu Baumgarten. Kemudian muncullah backstel yang tidak kurang masyhurnya di Surabaya, yaitu Samuels-Roerich sampai 1938 dan Samuels-Siauw Tjhong 1939-1941. Tan Chin Hoat kini menjadi salah seorang wasit PSSI yang terkemuka dan seorang pelatih yang mendidik putranya sendiri, Liong Houw tentang sepak bola.
Rekan-rekan satu kesebelasan dengan Tan Chin Hoat
[sunting | sunting sumber]- Penjaga gawang: Tan Hock Gie
- Sie Long
- Hian Gwan
- Hong Djien
Mereka adalah pemain Surabaya yang banyak memberikan kontibusi dalam kejuaraan Surabaya XI dan Tionghoa Surabaya XI sebelum Perang Dunia II yang dewasa ini diteruskan oleh Tiong Hoo, Ing Hien, San Liong dsb.