Lompat ke isi

Perang Salib Ketiga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perang Salib Ketiga (11891192), juga dikenal sebagai Perang Salib Para Raja, merupakan suatu upaya para pemimpin Eropa untuk merebut kembali Tanah Suci dari Salahuddin al-Ayyubi. Kampanye ini memperoleh cukup banyak keberhasilan dengan merebut kota penting Akko dan Jaffa (Yafo), juga membalikkan sebagian besar wilayah yang dikuasai tentara muslim, tetapi gagal merebut Yerusalem yang menjadi motivasi emosional dan spiritual utama dari Perang Salib itu sendiri.

Setelah kegagalan Perang Salib Kedua, Dinasti Zengid mengendalikan Suriah yang telah dipersatukan dan terlibat dalam konflik dengan para pemimpin Fatimiyah dari Mesir. Para pasukan Suriah dan Mesir akhirnya bersatu di bawah pimpinan Salahuddin Al Ayyubi untuk mengurangi dominasi negara-negara Kristen dan berhasil merebut kembali Yerusalem pada tahun 1187. Karena didorong oleh semangat religius, Raja Henry II dari Inggris dan Raja Philippe II dari Prancis (dikenal sebagai Philippe Auguste) mengakhiri konflik di antara mereka demi memimpin suatu perang salib yang baru. Namun meninggalnya Henry pada tahun 1189 membuat kontingen Inggris berada di bawah komando penggantinya, Richard I dari Inggris (dikenal sebagai Richard sang Hati Singa). Kaisar Romawi Suci Friedrich Barbarossa yang sudah lanjut usia juga menanggapi panggilan untuk mengangkat senjata, memimpin pasukan besar melintasi Anatolia, tetapi ia tenggelam di sebuah sungai di Asia Kecil pada tanggal 10 Juni 1190 sebelum mencapai Tanah Suci. Kematiannya menyebabkan kesedihan yang luar biasa di kalangan Tentara Salib Jerman, dan kebanyakan dari pasukan tersebut pulang ke asalnya.

Setelah para tentara salib menghalau kaum Muslim dari Akko, Philippe bersama dengan penggantinya Friedrich, yaitu Luitpold V, Adipati Austria (dikenal sebagai Luitpold yang Budiman), meninggalkan Akko pada bulan Agustus 1191. Pada tanggal 2 September 1192, Richard dan Salahuddin merampungkan suatu perjanjian yang memberikan kendali atas Yerusalem kepada kaum Muslim dengan tetap mengizinkan para pedagang dan peziarah Kristen untuk mengunjungi kota tersebut. Richard meninggalkan daerah Levant pada tanggal 2 Oktober. Hasil Perang Salib Ketiga memungkinkan para tentara salib untuk mempertahankan negara-negara yang cukup besar di Siprus dan pesisir Suriah. Namun kegagalan untuk merebut kembali Yerusalem kemudian menyebabkan terjadinya Perang Salib Keempat.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ H. Chisholm, The Encyclopædia Britannica : A Dictionary of Arts, Sciences, Literature and General Information, 294
  2. ^ a b J. Phillips, The Fourth Crusade and the Sack of Constantinople, 66
  3. ^ Hunyadi, Zsolt (2011), A keresztes háborúk világa, p. 41.

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Bibliografi

[sunting | sunting sumber]

Historiografi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

* Third Crusade, Diskusi BBC Radio 4 dengan Jonathan Riley-Smith, Carole Hillenbrand dan Tariq Ali (In Our Time, Nov. 29, 2001)