Penebusan (teologi)
Penebusan (bahasa Inggris: redemption) adalah suatu konsep penting dalam banyak agama, termasuk Yudaisme dan Kekristenan. Kata Inggris "redemption" berarti 'pembelian kembali' atau 'membeli kembali', dan dalam Taurat mengacu pada tebusan budak-budak (Keluaran 21:8) sebagai salah satu contohnya.[1]
Yudaisme
[sunting | sunting sumber]Dalam Yudaisme, penebusan (bahasa Ibrani: ge'ulah) mengacu pada Allah yang menebus bangsa Israel dari pembuangan-pembuangan mereka, dimulai dari pembuangan Mesir.[2] Hal ini termasuk penebusan akhir dari pembuangan saat ini.[3]
Bagaimanapun, konsep penebusan bersifat legal dan transaksional dalam Halakha Taurat, termasuk berbagai pengurbanan di Bait Suci di Yerusalem:
- Darah[4]
- Perkawinan ternak[5]
- Penjualan[6] dan peminjaman[7]
- Beberapa hal tertentu seperti lembu merah[8]
Konsep ini juga berlaku dalam penebusan properti riil seperti lahan[9] dan rumah,[10] hewan ternak seperti keledai,[11] hasil panen,[12] serta barang tertentu seperti tefillin.[13] Ini juga berarti pembebasan suatu harta warisan dalam properti riil dari suatu pinjaman hipotek.
Penebusan juga berlaku pada individu ataupun kelompok: seorang budak Israel,[14] seorang tawanan Israel,[15] dan putra sulung.[16] Pidyon haben (bahasa Ibrani: פדיון הבן) atau penebusan putra sulung,[17] adalah suatu mitzvah dalam Yudaisme di mana seorang anak laki-laki Yahudi ditebus dari Allah dengan menggunakan sejumlah koin perak kepada seorang kohen.[18] Ketiga kasus tersebut menjadi sumber konsep penebusan dari pembuangan karena bangsa Israel dianggap sebagai 'anak sulung' Allah yang berasal dari Yakub, yang adalah budak-budah Allah[19] untuk selamanya, tetapi saat ini berada dalam keadaan tertawan, sekalipun mereka tinggal dalam negara modern Israel.
Kesejajaran filsafat Hasidik dibuat antara penebusan dari pembuangan dengan penebusan personal yang diperoleh ketika seseorang memurnikan karakternya, kendati tidak ada sumber mengenai hal ini dalam Talmud. Sebaliknya, Penebusan Mesianik berhubungan dengan menjalankan Sabat,[20] doa Yahudi,[21] dan janji penebusan bagi mereka yang memandang ke arah Gunung Sion,[22] yang menjadi sumber budaya asli 'zionisme'. Dengan demikian, maksud awal dari 'zionisme' adalah proses Penebusan di mana Tanah Israel yang telah dijanjikan kepada Bangsa Israel[23] diklaim kembali, diwujudkan melalui suatu pembayaran utang kepada Allah[22] sebagai suatu pemenuhan ketentuan yang ditetapkan dalam Taurat.
Kekristenan
[sunting | sunting sumber]Sebagai suatu dasar teologi Kristen, penebusan (bahasa Yunani: apolutrosis) mengacu pada pembebasan umat Kristen dari dosa.[24] Penebusan dipandang sebagai suatu posisi penting dalam keselamatan karena pelanggaran-pelanggaran yang dipersoalkan merupakan bagian dari suatu sistem luar biasa yang manusia tidak berdaya untuk mengatasinya.[25] Dalam teologi Kristen, penebusan adalah suatu elemen dari keselamatan yang secara luas berarti pembebasan dari dosa. Leon Morris mengatakan bahwa "Paulus menggunakan konsep penebusan terutama untuk berbicara tentang arti penting keselamatan dalam wafat Kristus."[26] Dalam Perjanjian Baru, kelompok kata penebusan digunakan untuk mengacu pada pembebasan dari dosa maupun dari tempat pembuangan.[27] Dalam teologi Kristen, penebusan adalah suatu metafora untuk apa yang diperoleh melalui Pendamaian;[27] dengan demikian, terkandung suatu makna metaforis bahwa kematian Yesus membayar harga dari suatu tebusan, melepaskan umat yang percaya akan Yesus Kristus sebagai juru selamat dari belenggu dosa dan kematian.[28] Kebanyakan teolog Evangelikal dan denominasi Protestan menolak argumen Origenes yang menyatakan bahwa Allah membayar harga tebusan untuk penebusan manusia kepada Setan.[28]
Islam
[sunting | sunting sumber]Dalam Islam, penebusan diperoleh dengan menjadi seorang Muslim dan tidak melakukan tindakan yang mengorbankan identifikasinya dengan Islam,[29] beriman yang ikhlas (Rukun Iman) serta melakukan tindakan-tindakan saleh.[30] Orang-orang Muslim yang berdosa hanya perlu berpaling kepada Allah yang murah hati melalui pertobatan dan melaksanakan perbuatan baik lainnya, seperti doa (salat) dan amal, untuk penebusan.[31][32] Karena pandangan tentang penebusan ini, kaum Muslim mengkritik pandangan lainnya tentang penebusan, terutama ajaran Kristen mengenai dosa asal.[29]
Agama-agama India
[sunting | sunting sumber]Suatu konsep serupa dengan Islam yang terdapat dalam agama-agama India disebut Prāyaścitta. Konsep tersebut tidak berhubungan dengan makna teologis dosa, tetapi terkait dengan tindakan perbaikan kesalahan dan pembebasan personal dari kebersalahan atau dosa.[33][34]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ (Inggris) Demarest, Bruce (1997). The Cross and Salvation: The Doctrine of Salvation. Wheaton: Crossway Books. hlm. 176.
- ^ Babylonian Talmud, Tractate Rosh HaShanah, 11b
- ^ for example Talmud Yerushalmi, Tractate Berachot, 2c "(mid.)
- ^ Babylonian Talmud, Tractate Chullin, 35b
- ^ Babylonian Talmud, Tractate Moed Katan, 12a
- ^ for example Babylonian Talmud, Tractate Temurah, 31a
- ^ Babylonian Talmud, Tractate Arachin, 30b
- ^ Babylonian Talmud, Tractate Shevuot, 11b
- ^ Babylonian Talmud, Tractate Arachin, 14b
- ^ Babylonian Talmud, Tractate Arachin, 33a
- ^ Babylonian Talmud, Tractate Bechorot, 5b
- ^ Babylonian Talmud, Tractate Succah, 40b
- ^ Babylonian Talmud, Tractate Gittin, 45b
- ^ for example Babylonian Talmud, Tractate Kiddushin, 18a
- ^ Babylonian Talmud, Tractate Bava Batra, 8a
- ^ Babylonian Talmud, Tractate Bechorot, 31b
- ^ Eugene Joseph Cohen Guide to ritual circumcision and redemption of the first-born son Volume 1 - 1984 "The Redemption of the First-Born - A mother's first-born is to be dedicated to the service of God, in accordance with the verse, "Sanctify the first-born who opens the womb."1 This sanctification was the result of an historical event."; Michele Klein A Time to Be Born: Customs and Folklore of Jewish Birth 2000 Page 224 "They have attributed healing properties to the stick.54 REDEMPTION OF THE FIRST-BORN SON A first child has special significance for both parents, and this was as true in biblical times as today, but then only when the child was male"; Mark Washofsky Jewish living: a guide to contemporary reform practice 2001 Page 148 "Redemption of the First-born Son (Pidyon Haben)- In Jewish tradition, the first-born son is to be "redeemed" from God. This originates in the belief that God "acquired" the Israelite first-born by sparing them from makkat bekhorot," ; Ruth Langer To Worship To Worship God Properly: Tensions Between Liturgical Custom and Halakhah in Judaism (Monographs of the Hebrew Union College Series) 2005 Page 73 "Redemption of the First Born."
- ^ Babylonian Talmud, Tractate Bechorot, 51b
- ^ Vayikra 25:55
- ^ Babylonian Talmud, Tractate Shabbat, 118b
- ^ Babylonian Talmud, Tractate Berachot, 4b
- ^ a b Babylonian Talmud, Tractate Ketubot, 75a
- ^ Babylonian Talmud, Tractate Bava Batra, 119a
- ^ (Inggris) Morris, Leon (1962). Redeemer, Redemption, 'The New Bible Dictionary'. Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company. hlm. 1078–1079.
- ^ (Inggris) "Redemption." Christian Classics Ethereal Library at Calvin College. July 2, 2009. http://www.ccel.org/s/schaff/encyc/encyc09/htm/iv.vii.lxxxv.htm
- ^ (Inggris) Morris, Leon (1993). 'Redemption' Dictionary of Paul and his Letters. Downers Grove: InterVarsity Press. hlm. 784.
- ^ a b (Inggris) Demarest, The Cross and Salvation, 177.
- ^ a b (Inggris) Grudem, Wayne (1994). Systematic Theology: An Introduction to Biblical Doctrine. Nottingham: InterVarsity Press. hlm. 580.
- ^ a b (Inggris) Hava Lazarus-Yafeh (1981). Some Religious Aspects of Islam: A Collection of Articles. Brill Archive. hlm. 48. ISBN 9789004063297.
- ^ (Inggris) Yahiya Emerick (1 Nov 2011). The Complete Idiot's Guide to Islam, 3rd Edition. Penguin. ISBN 9781101558812.
Salvation and redemption: Islam says our sincere faith and virtuous actions get us into heaven, not just a one-time conversion moment.
- ^ (Inggris) Mahmoud Mustafa Ayoub. "The Idea of Redemption in Christianity and Islam". BYU. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-13. Diakses tanggal 18 February 2015.
- ^ (Inggris) Chawkat Georges Moucarry (2001). Faith to Faith: Christianity & Islam in Dialogue. Inter-Varsity Press. hlm. 110. ISBN 9780851118994.
- ^ (Inggris) Robert Lingat (1973). The Classical Law of India. University of California Press. hlm. 98–99. ISBN 978-0-520-01898-3.
- ^ (Inggris) Bhikkhu Nyanatusita (2014). Analysis of the Bhikkhu Patimokkha. Buddhist Publication Society. hlm. 86. ISBN 978-955-24-0405-4.