Lompat ke isi

Pemilihan umum Wali Kota Depok 2010

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pemilihan Umum Wali Kota Depok 2010
Logo pemilihan umum
Logo pemilihan umum
Maskot pemilihan umum
Maskot pemilihan umum
16 Oktober 2010
Jajak pendapat
Pemilih terdaftar1.053.917 jiwa[1]
Kehadiran pemilih572.048 (54,28%)
Kandidat
 
Calon Nur Mahmudi Ismail Badrul Kamal
Partai PKS Golkar
Wakil Mohammad Idris Agus Suprianto
Suara rakyat 227.744 146.168
Persentase 61,87% 26,31%
 
Calon Yuyun Wirasaputra Gagah Sunu Sumantri
Partai Independen Independen
Wakil Pradi Supriatna Derry Drajat
Suara rakyat 124.511 54.142
Persentase 22,41% 9,75%
Wali Kota petahana
Nur Mahmudi Ismail

PKS

Wali Kota terpilih

Nur Mahmudi Ismail
PKS

Pemilihan Umum Wali Kota Depok 2010 (Nama lain: Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Depok 2010, Akronim: Pemilukada Depok 2010)[2] adalah proses demokrasi melalui pemungutan suara oleh pemilih berusia minimal 17 tahun untuk memilih wali kota dan wakil wali kota masa jabatan 2011 sampai 2016. Pemilukada digelar oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Depok pada hari Sabtu, 16 Oktober 2010.[1] Pemilihan umum ini dimenangkan oleh pasangan calon Nur Mahmudi Ismail-Mohammad Idris dengan perolehan suara 61,87%, diikuti oleh Badrul Kamal-Agus Suprianto dengan perolehan suara 26,31%, Yuyun Wirasaputra-Pradi Supriatna dengan perolehan suara 22,41%, dan Gagah Sunu Sumantri-Derry Drajat dengan perolehan suara 9,75%.

Hasil dari pemilihan umum ini telah secara resmi diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Depok pada Sabtu, 23 Oktober 2010.[3] Namun hasil dari Pemilukada ini tidak diterima oleh ketiga pasangan calon yang kalah karena dianggap penuh dengan kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif.[4] Untuk itu, ketiga pasangan calon tersebut mengajukan gugatan sengketa hasil Pemilukada kepada Mahkamah Konstitusi.

Tanggal pelaksanaan Agenda
Prapemilu
21 – 26 Juni 2010 Penyerahan dukungan persyaratan bagi calon perseorangan
18 – 25 Juli 2010 Pendaftaran pasangan calon
29 September – 13 Oktober 2010 Kampanye pasangan calon
13 – 15 Oktober 2010 Masa tenang dan pembersihan alat peraga kampanye
16 Oktober 2010 Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS
Pasca pemilu
23 Oktober 2010 Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Penghitungan Suara

Menjelang pemilihan kepala daerah, terdapat beberapa nama beken yang mendeklarasikan diri maju sebagai kandidat, salah satunya Biem Triani Benjamin. Ia mendaftarkan diri sebagai bakal kandidat, baik sebagai wali kota ataupun wakil kepada tim sembilan oleh Demokrat Depok pada 23 Januari 2010.[5] Tidak hanya maju dari partai, ia juga menyatakan kesediaannya di jalur independen. Sebagai kandidat, Biem menggagas simbol kebudayaan yang bersifat heterogen di Depok.[6] Selain dia, ada pula tokoh lainnya yang mendaftarkan diri, seperti Wakil Wali Kota petahana Depok, Yuyun Wirasaputra, mantan wali kota Badrul Kamal, hingga wirausahawan asal Beji, Pradi Supriatna yang terjaring di Demokrat.[7]

Koalisi Pangeran yang diinisiasi pertama kali oleh PAN dan PPP pada 30 Januari 2010, serta kerja sama antara PAN dengan PDI-P yang dilakukan pada 6 Februari 2010 menjaring beberapa nama untuk dicalonkan.[8] Mereka adalah Agung Witjaksono, Babai Suhaimi, Naming Djamhari Bothin, Pradi, hingga Prihandoko.

Kandidat nomor urut 1

[sunting | sunting sumber]
Kandidat
1
Gagah Sunu Sumantri Derry Drajat
Calon Wali Kota Calon Wakil Wali Kota
Kepala Dinas Kebakaran Kota Depok (sampai 2010) Aktor
52.108 kartu tanda penduduk[9]
Dukungan untuk Gagah Sunu Sumantri

Kandidat nomor urut 2

[sunting | sunting sumber]
Kandidat
2
Yuyun Wirasaputra Pradi Supriatna
Calon Wali Kota Calon Wakil Wali Kota
Wakil Wali Kota ke-2 Depok (2006–2011) Wirausahawan
Suara sah pemilu legislatif
105.465 / 681.487 (15%)
Dukungan untuk Yuyun Wirasaputra

Pada pemilihan ini, Wakil Wali Kota Depok petahana, Yuyun Wirasaputra, memilih menjadi rival bagi rekannya di pemerintahan, Nur Mahmudi Ismail.[13] Di awal tahun 2010, baliho-baliho dirinya dengan menggagas slogan "Depok sebagai Kota Impian" mulai terpasang setelah dia diberi izin oleh rekannya, Nur Mahmudi.[14] Ia maju sebagai calon wali kota bersama dengan legislator di Jawa Barat, Hasbullah Rahmad.[15] Keduanya dipasangkan terkait latar belakang Yuyun yang berada di lingkungan Nahdlatul Ulama sedangkan Hasbullah merepresentasikan Muhammadiyah. Yuyun dihadirkan pada pemilihan wali kota diklaim sebagai upaya mencegah pencalonan dari jalur perseorangan. Akan tetapi, pencalonan keduanya kandas. Yuyun memilih seorang wirausahawan dan pemimpin Gerindra di Kota Depok, Pradi Supriatna, sebagai kandidat wakil wali kota. Pradi telah mengumumkan pencalonannya pada akhir 2009 dengan menyatakan kesediannya dicalonkan pada posisi kedua di pemerintahan mendampingi Badrul Kamal. Ia juga mendaftar pencalonan di Demokrat pada 25 Januari 2010. Kandidat ini diusung oleh Gerindra dan 14 partai politik nonparlemen lainnya hasil pemilihan legislatif 2009.[16] Mereka memakai frasa "Yudistira" sebagai akronim dari nama kandidat ini: Yuyun dan Pradi Selalu di Hati Rakyat. Dalam pencalonannya, mereka mengusung visi transformasi yang berseberangan dengan pemerintah petahana di bawah kepemimpinan Nur Mahmudi.[13]

Nomor urut Partai Perolehan suara (2009) Perolehan kursi (2009) Perubahan kursi (2004)
DPRD II
Partai pengusung
1 Partai Hati Nurani Rakyat 17.256 2,53%
0 / 50
0,0% (baru)
2 Partai Karya Peduli Bangsa 5.259 0,77%
0 / 50
0,0% Steady 0
4 Partai Peduli Rakyat Nasional 2.396 0,35%
0 / 50
0,0% (baru)
5 Partai Gerakan Indonesia Raya 40.185 5,90%
3 / 50
6,0% (baru)
14 Partai Pemuda Indonesia 1.673 0,25%
0 / 50
0,0% (baru)
15 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 598 0,09%
0 / 50
0,0% Steady 0
17 Partai Karya Perjuangan 1.388 0,20%
0 / 50
0,0% (baru)
18 Partai Matahari Bangsa 5.106 0,75%
0 / 50
0,0% (baru)
20 Partai Demokrasi Kebangsaan 1.254 0,18%
0 / 50
0,0% Steady 0
27 Partai Bulan Bintang 14.844 2,18%
0 / 50
0,0% Steady 0
29 Partai Bintang Reformasi 10.773 1,58%
0 / 50
0,0% Steady 0
30 Partai Patriot 1.482 0,22%
0 / 50
0,0% Steady 0
34 Partai Kebangkitan Nasional Ulama 2.437 0,36%
0 / 50
0,0% (baru)
43 Partai Sarikat Indonesia 273 0,04%
0 / 50
0,0% Steady 0
44 Partai Buruh 541 0,08%
0 / 50
0,0% Steady 0

Kandidat nomor urut 3

[sunting | sunting sumber]
Kandidat
3
Nur Mahmudi Ismail Mohammad Idris
Calon Wali Kota Calon Wakil Wali Kota
Wali Kota ke-2 Depok (2006–2011) Sekretaris Umum MUI Kota Depok
18 / 50 (36%)

Setelah kemenangan pertamanya pada 2005, Wali Kota petahana Depok Nur Mahmudi Ismail kembali dimajukan partainya, PKS untuk berkontestasi pada pemilihan kepala daerah.[17] Ia dipasangkan dengan Mohammad Idris yang merupakan pegawai negeri sipil di UIN Syarif Hidayatullah dan salah satu pendiri Partai Keadilan. Sebelumnya, muncul nama Hasbullah Rahmad dari PAN yang digadang-gadang mendampingi Nur Mahmudi di pencalonan. Akan tetapi, PKS memotong pencalonan PAN dengan memilih Idris.[18] Meski demikian, PAN tetap mendukung kandidat PKS dan berkoalisi di Koalisi Kerakyatan.

Nomor urut Partai Perolehan kursi (2009) Perubahan kursi (2004) Calon wali kota Koalisi Jumlah kursi
DPRD II
8 Partai Keadilan Sejahtera
11 / 50
22,0% Penurunan 1 Nur Mahmudi Ismail Koalisi Kerakyatan
18 / 50 (36%)
9 Partai Amanat Nasional
7 / 50
14,0% Kenaikan 1 Nur Mahmudi Ismail Koalisi Kerakyatan
22 Partai Pelopor
0 / 50
0,0% Steady 0 Nur Mahmudi Ismail Koalisi Kerakyatan
26 Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia
0 / 50
0,0% Steady 0 Nur Mahmudi Ismail Koalisi Kerakyatan
- Partai Republik
0 / 50
0,0% Steady 0 Nur Mahmudi Ismail Koalisi Kerakyatan

Kandidat nomor urut 4

[sunting | sunting sumber]
Kandidat
4
Badrul Kamal Agus Suprianto
Calon Wali Kota Calon Wakil Wali Kota
Wali Kota ke-1 Depok (2000–2005) Wirausahawan
30 / 50 (60%)
Dukungan untuk Badrul Kamal

Partai Demokrat sebagai pemenang pemilihan legislatif 2009 memiliki hak prerogatif untuk dapat mengusung calonnya sendiri pada pemilihan wali kota. Demokrat menginisiasi dibentuknya tim sembilan yang menaungi para kandidat yang hendak mencalonkan diri melalui partai tersebut. Terhitung lima belas nama yang mendeklarasikan diri dengan mendaftar di Demokrat.[7] Semua nama tereliminasi, kecuali nama mantan Wali Kota pertama Depok, Badrul Kamal beserta calon lainnya, Agus Suprianto. Disusul oleh Golkar yang mengambil langkah politik untuk mendukung Badrul maju kembali sebagai kandidat wali kota. Padahal, Golkar sebelumnya bersikukuh mempertahankan pencalonan Naming.[20] Hal ini memunculkan kontra dari simpatisan Golkar yang tidak menyetujui diusungnya Badrul karena dia dan wakilnya nonpartisan atau tidak merepresentasikan Golkar.[21] Mereka mendesak Golkar untuk menyetujui pencalonan Naming Djamhari Bothin yang sebelumnya dinominasikan partai untuk maju bersama rekannya di parlemen periode 1999 hingga 2009, Hasbullah Rahmad.[22] Naming sebagai kader Golkar saat itu pun tidak mengindahkan keputusan partai. Lalu, ia mendeklarasikan pencalonan di PDI-P hingga membuat dirinya terancam diberhentikan dari legislator DPRD Kota Depok.[23] Pada akhirnya Naming mengalah, ia memilih mendukung kandidat Yuyun dengan wakilnya, Pradi.

Setelah mengakhiri kerja sama politik Koalisi Pangeran, PDI-P memutuskan dukungannya terhadap Badrul setelah diisukan menjadi pengusung Naming.[24] Untuk wakilnya, terdapat kandidat-kandidat potensial, seperti Hasbullah, Abdul Halim, dan Agus Suprianto, serta kader internal Ali Fahmi Al Habsyi. Tiga nama lainnya, Naming, Yuyun, dan Pradi tidak menyerahkan dokumen pendaftaran ke PDI-P. Agung Witjaksono yang menjadi pemimpin Demokrat di Depok tidak diyakinkan untuk menang mudah di pemilihan wali kota oleh partainya.[25] Mereka mengklaim terkait kriteria sosok yang dicalonkan adalah memiliki elektabilitas, jujur, dan mudah dipercaya. Pesimisme ini berakhir setelah Demokrat menggantungkan pencalonan Agung dan mendeklarasikan Badrul.

Nomor urut Partai Perolehan kursi (2009) Perubahan kursi (2004) Calon wali kota Jumlah kursi
DPRD II
1 Partai Hati Nurani Rakyat (nonresmi)
0 / 50
0,0% (baru) Badrul Kamal
28 / 50 (56%)
13 Partai Kebangkitan Bangsa
1 / 50
2,0% Penurunan 1 Badrul Kamal
16 Partai Demokrasi Pembaruan
0 / 50
0,0% (baru) Badrul Kamal
23 Partai Golongan Karya
7 / 50
14,0% Penurunan 1 Badrul Kamal
24 Partai Persatuan Pembangunan
1 / 50
2,0% Penurunan 3 Badrul Kamal
25 Partai Damai Sejahtera
1 / 50
2,0% Steady 1 Badrul Kamal
28 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
5 / 50
10,0% Steady 5 Badrul Kamal
31 Partai Demokrat
15 / 50
30,0% Kenaikan 7 Badrul Kamal

Kandidat nonpartisipan

[sunting | sunting sumber]
Kandidat independen nonpartisipan
Rudi Samin
Politikus
14.200[26]
kartu tanda penduduk
Pendamping: Gusti Randa

Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Depok menganggarkan setidaknya 33 miliar rupiah untuk penyelenggaraan pemilihan wali kota.[27] KPUD pula menentukan masa kampanye bagi pasangan calon adalah sejak 29 September 2010 hingga 13 Oktober 2010. Ketika mulai kampanye, para kandidat diarahkan untuk memaparkan visi misi di DPRD Kota Depok dan melaksanakan kampanye damai selama masa kampanye berlangsung. Pada 13 Oktober 2010 sampai dua hari setelahnya merupakan masa tenang dengan ditertibkannya alat peraga kampanye bagi para kandidat oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum sebelum akhirnya hari pencoblosan pada 16 Oktober 2010.[28] Akan tetapi, terdapat hari-hari tertentu yang ditentukan oleh pihak berwenang mengenai kampanye bagi pasangan calon. Berikut merupakan daftar jadwal kampanye terbuka pasangan calon.

Kandidat Pendamping Kampanye terbuka
29 September 30 September 1 Oktober 2 Oktober 3 Oktober 4 Oktober 5 Oktober 6 Oktober 7 Oktober 8 Oktober 9 Oktober 10 Oktober 11 Oktober 12 Oktober
Gagah Sunu Sumantri Derry Drajat Semi Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Debat
Yuyun Wirasaputra Pradi Supriatna Semi Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Debat
Nur Mahmudi Ismail Mohammad Idris Semi Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Debat
Badrul Kamal Agus Suprianto Semi Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Debat

Jajak pendapat

[sunting | sunting sumber]
Sumber survei Tanggal Jumlah responden Batas kesalahan Gagah-
Derry
Yuyun-
Pradi
Nur-
Idris
Badrul-
Agus
Pusat Kebijakan dan Pembangunan Strategis 29 September–3 Oktober 2010 Tidak diketahui ± ? 7,27% 26,82% 26,36% 24,55%

Perhitungan suara

[sunting | sunting sumber]

Hitung cepat

[sunting | sunting sumber]
Sumber survei Gagah-
Derry
Yuyun-
Pradi
Nur-
Idris
Badrul-
Agus
Pusat Kebijakan dan Pembangunan Strategis[29] 10,95% 22,92% 38,71% 27,46%
Indo Polling Network[30] 10,8% 24,5% 38,8% 25,9%
Partai Keadilan Sejahtera[31] 9,65% 21,13% 37,50% 27,12%
Media Center Tim Kampanye Badrul Kamal[31] 7,98% 16,58% 37,43% 33,54%

Hasil resmi

[sunting | sunting sumber]
s • b Ringkasan hasil pemilu Wali Kota Depok 16 Oktober 2010
Calon Pasangan Partai Suara %
Gagah Sunu Sumantri Derry Drajat Independen 54.142 9,75
Yuyun Wirasaputra Pradi Supriatna Partai Gerakan Indonesia Raya 124.511 22,41
Nur Mahmudi Ismail Mohammad Idris Partai Keadilan Sejahtera 227.744 61,87
Badrul Kamal Agus Suprianto Partai Golongan Karya 146.168 26,31
Total 555.565 100,0
Suara sah 555.565 97,12
Suara tidak sah 16.483 2,88
Pemilih pengguna hak pilih 572.048 54,28
Pemilih golput TBA TBA
Pemilih terdaftar 1.053.915
Sumber: KPU

Berdasarkan daerah

[sunting | sunting sumber]
Suara menurut wilayah
Gagah-
Derry
Yuyun-
Pradi
Nur-
Idris
Badrul-
Agus
Suara % Suara % Suara % Suara %
Beji 2,889 0,52% 23,124 4,16% 15,892 2,86% 8,253 1,49%
Bojongsari 3,215 0,58% 6,193 1,11% 15,554 2,80% 8,738 1,57%
Cilodong 5,173 0,93% 7,902 1,42% 15,240 2,74% 10,712 1,93%
Cimanggis 8,806 1,59% 11,321 2,04% 34,480 6,21% 16,049 2,89%
Cinere 3,040 0,55% 5,484 0,99% 9,630 1,73% 1,635 0,99%
Cipayung 3,668 0,66% 10,007 1,80% 13,037 2,35% 15,917 2,87%
Limo 2,435 0,44% 6,641 1,20% 11,541 2,08% 4,853 0,87%
Pancoran Mas 6,527 1,17% 18,505 3,33% 30,602 5,51% 18,944 3,41%
Sawangan 3,209 0,58% 11,651 2,10% 15,284 2,75% 12,990 2,34%
Sukmajaya 6,808 1,23% 13,015 2,34% 37,615 6,77% 23,065 4,15%
Tapos 8,372 1,51% 10,668 1,92% 28,869 5,20% 25,012 4,50%
Total 54,142 9,75% 124,511 22,41% 410.361 61.87% 146,168 26,31%
555,565 / 100%
Sumber: KPU

Pasca pemilu

[sunting | sunting sumber]

Sengketa pemilu

[sunting | sunting sumber]

Pada Pilkada Depok 2010, sengketa yang terjadi adalah ihwal dukungan ganda dari Partai Hanura terhadap pasangan calon Yuyun Wirasaputra - Pradi Supriatna dan Badrul Kamal - Agus Suprianto. Tentunya hal tersebut melanggar ketentuan KPU Nomor 68 Tahun 2009 revisi Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2010. Bak bola salju, persoalan tersebut membesar hingga ke Pengandilan Tata Usaha Negara Bandung yang menyatakan Pilkada Depok harus diulang.[32]

Bahkan sengketa ini masuk ranah MK. Namun MK menyatakan pasangan Nur Mahmudi Ismail - Mohammad Idris tetap memenangkan Pilkada Depok 2010. Sebab dalil-dalil yang diajukan pemohon yang berasal dari pasangan para pesaing Nur Mahmudi Ismail - Mohammad Idris tidak terbukti.

Pasangan calon No.Urut 4, Badrul Kamal - Agus Supriyanto memutuskan untuk melaporkan sengketa Pemilu ini kepada Mahkamah Konstitusi (MK) karena dianggap ada pelanggaran pemilu. Namun, MK menolak gugatan pemohon ditolak disebabkan karena pemohon tidak bisa membuktikan dalilnya. Badrul dalam gugatannya menilai kubu Nur Mahmudi telah memanfaatkan program kerja sebagai bahan kampanye. Selain itu, Badrul juga mempersoalkan adanya orang meninggal, tapi masih terdaftar sebagai pemilih. Mantan Walikota Depok itu juga menuduh Nur Mahmudi membagi- bagikan alat rumah tangga sebagai media kampanye.

SK Kemenangan

[sunting | sunting sumber]

Tiga tahun setelah pemilihan ini, tepatnya pada 3 Juli 2013, Surat Keputusan (SK) Kemenangan pasangan Nur Mahmudi Ismail - Mohammad Idris dicabut.[33] Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Depok mencabut SK Kemenangan Nur Mahmudi Ismail - Mohammad Idris karena mengabulkan sengketa antara DPC Partai Hanura Kota Depok dengan KPUD soal dukungan ganda.

Kontroversi

[sunting | sunting sumber]

Dukungan Ganda

[sunting | sunting sumber]

Partai Hati Nurani Rakyat yang seharusnya mendukung pasangan calon Yuyun–Pradi mengalami dukungan ganda.[34] Sebagian kader dari Partai Hanura menyatakan dukungannya kepada pasangan calon Badrul–Agus. Bahkan, kedua pasangan calon tersebut telah ditandatangani langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Hanura, Ari Kadarisman.

Pelanggaran Kampanye

[sunting | sunting sumber]

Pasangan calon nomor urut empat, Badrul Kamal–Agus Supriyanto tidak menyesuaikan dengan jadwal yang telah diagendakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Depok.[35] Dapat dibuktikan bahwa atribut alat peraga kampanye beredar luas di Kecamatan Sawangan, diantaranya Jalan Raya Abdul Wahab, Sawangan Lama, dan Jalan Makam Jati, Sawangan Baru. Selain itu, pasangan calon nomor urut dua, Yuyun WirasaputraPradi Supriatna juga melakukan hal yang sama di Kecamatan Beji. Bahkan, kedua pasangan calon tersebut juga memberikan slogan sebagai bentuk provokasi terhadap pemilih.

Tidak terlewatkan pula pasangan calon nomor urut tiga, Nur Mahmudi IsmailMohammad Idris juga melakukan pelanggaran kampanye. Namun, tim sukses mereka membantah bahwa kegiatan tersebut bersifat kampanye, melainkan sosialisasi.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b "Warga Depok Pilih Walikota". Detik News. 16 Oktober 2010. Diakses tanggal 27 Mei 2021. 
  2. ^ "Dulu Pilkada, Lalu Pemilukada, Kini Pilgub". Detik.com. Jakarta. 10 Juli 2012. Diakses tanggal 25 Agustus 2023. 
  3. ^ "Raih 227.744 Suara, Nur Mahmudi kembali Pimpin Depok". Detik News. 23 Oktober 2010. Diakses tanggal 27 Mei 2021. 
  4. ^ Raharjo, Budi (26 November 2010). "MK Tolak Pemilukada Ulang di Depok". Republika. Diakses tanggal 27 Mei 2021. 
  5. ^ Virdhani, Marieska Harya (2010-01-28). "Putra Benyamin Nyalon di Pilkada Depok". Okezone. Depok. Diakses tanggal 2024-08-03. 
  6. ^ "Beim Benyamin: Depok Perlu Ikon Budaya Sendiri". Antara News. Depok. 2010-03-14. Diakses tanggal 2024-08-03. 
  7. ^ a b "Demokrat Depok Harapkan Koalisi Besar Terbentuk". Antara News. Depok. 2010-01-28. Diakses tanggal 2024-08-03. 
  8. ^ "Koalisi Depok Jajaki 5 Cawali". Mata News. 2010-04-25. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-09-01. Diakses tanggal 2024-08-10. 
  9. ^ Virdhani, Marieska Harsya (2010-07-07). "Panwaslu Depok Klarifikasi Gagah-Derry Drajat". Okezone. Depok. Diakses tanggal 2024-08-03. 
  10. ^ a b c d e f "Derry Drajat Didukung Sejumlah Artis Ibukota". Antara News. Depok. 2010-09-01. Diakses tanggal 2024-05-15. 
  11. ^ a b c "Prabowo Jadi Jurkam Pemilukada Depok". Okezone. Depok. 2010-10-08. Diakses tanggal 2024-05-15. 
  12. ^ Badudu, Nanda (2010-10-05). "Hashim Muzadi Dukung Duet Yuyun-Pradi". Tempo. Jakarta. Diakses tanggal 2024-07-31. 
  13. ^ a b "Wakil Walikota Depok Calonkan Diri dalam Pilkada 2010". Tempo. Jakarta. 2010-07-24. Diakses tanggal 2024-05-15. 
  14. ^ "Yuyun Siap Jadi Walkot Depok". Mata News. Jakarta. 2010-02-11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-24. Diakses tanggal 2024-08-10. 
  15. ^ Virdhani, Marieska Harya (2010-05-29). "Yuyun Cerai dengan Nurmahmudi di Pemilukada 2010". Okezone. Depok. Diakses tanggal 2024-08-03. 
  16. ^ "Diragukan, Basis Massa Parpol Pengusung Pasangan Yudistira". Rakyat Merdeka Online. Jakarta. 2010-08-01. Diakses tanggal 2024-05-15. 
  17. ^ Virdhani, Marieska Harsya (2010-07-25). "PKS Deklarasikan Pencalonan Kembali Nurmahmudi". Okezone. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-30. Diakses tanggal 2024-07-31. 
  18. ^ Virdhani, Marieska Harsya (2010-07-25). "Gagal Nyalon Cawali, Ketua PAN Depok Menangis". Okezone. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-30. Diakses tanggal 2024-07-31. 
  19. ^ "Ical Dukung Badrul Kamal Jadi Wali Kota Depok". Okezone. Depok. 2010-09-03. Diakses tanggal 2024-05-15. 
  20. ^ "Golkar Depok Konsisten Dukung Naming". Mata News. 2010-01-20. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-07-31. Diakses tanggal 2024-08-10. 
  21. ^ Hapsari, Tia (2010-06-14). "Puluhan Massa Golkar Demo Kantor DPRD Depok". Tempo. Depok. Diakses tanggal 2024-07-18. 
  22. ^ Burhani, Ruslan, ed. (2009-12-30). "Artis Dinilai Tak Serius Calonkan di Pilkada". Antara News. Depok. Diakses tanggal 2024-07-18. 
  23. ^ Redaksi, Tim (2010-07-15). "Ngotot Nyalon Lewat PDIP, Naming Terancam Di PAW". JPNN.com. Diakses tanggal 2021-07-28. 
  24. ^ "Pilkada Depok, PDIP Usung Badrul Kamal". Mata News. 2010-02-19. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-23. Diakses tanggal 2024-08-10. 
  25. ^ "Demokrat Pesimis Kadernya Menangi Pilkada Depok". Mata News. 2010-01-08. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-07-30. Diakses tanggal 2024-08-10. 
  26. ^ "Gusti Randa Gagal Diawal Pilkada Depok". Antara News. Depok. 2010-06-29. Diakses tanggal 2024-05-15. 
  27. ^ "Depok Anggarkan 33 M untuk Pilkada". Mata News. Jakarta. 2009-12-26. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-01. Diakses tanggal 2024-08-10. 
  28. ^ "Atribut Kampanye Pemilukada Depok Ditertibkan". Republika. Depok. 2010-10-14. Diakses tanggal 2024-08-10. 
  29. ^ Badudu, Ananda (2010-10-16). "Hasil Hitung Cepat: Nur Mahmudi-Idris Sementara Memimpin". Tempo. Depok. Diakses tanggal 2024-08-03. 
  30. ^ Burhani, Ruslan, ed. (2010-10-16). "Quick Count: Nurmahmudi Ismail Menang Satu Putaran". Antara News. Jakarta. Diakses tanggal 2024-08-03. 
  31. ^ a b "Hasil Hitung Cepat: Nur Mahmudi Unggul Pilkada Depok". Republika. Depok. 2010-10-17. Diakses tanggal 2024-08-03. 
  32. ^ Khoer, Miftahul (28 Desember 2015). "Lima Fakta Menarik Soal Pilkada Depok". bisnis. Diakses tanggal 25 Maret 2020. 
  33. ^ Bambani Amri, Asnil (4 Juli 2013). "KPU Depok cabut SK kemenangan Wali Kota Depok". kontan. Diakses tanggal 25 Maret 2020. 
  34. ^ Purwoko, Krisman (29 Juli 2010). "Pemilukada Depok: KPU Temukan Dukungan Ganda Partai Politik". Republika.co.id. Diakses tanggal 4 Juni 2021. 
  35. ^ Purwoko, Krisman (17 September 2010). "Belum Masanya, Badrul 'Kampanye' di Sawangan". Republika.co.id. Diakses tanggal 4 Juni 2021.