Muslim di Nusantara
Muslim di Nusantara mulai membentuk komunitas muslim pada abad ke-13 Masehi. Pada abad ke-14 Masehi, kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara mulai terbentuk di Indonesia dan Malaysia. Mayoritas muslim di Nusantara menganut Mazhab Syafi'i. Penduduk Muslim dengan jumlah mayoritas terbanyak di Nusantara berada di Indonesia.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Keberadaan Muslim di Nusantara tercatat dalam sejarah pertama kali di wilayah Sumatera Utara pada abad ke-13. Bukti sejarahnya adalah penemuan batu nisan yang bercorak Islam. Catatan sejarah lainnya disebutkan oleh Marcopolo yang mengunjungi daerah Sumatera Utara pada tahun 1271 dan Ibnu Batuta yang juga mengunjunginya pada tahun 1345. Keduanya mencatat bahwa penguasa lokal di wilayah Sumatar Utara telah menjadi Muslim.[1]
Muslim di Nusantara awalnya terdiri dari komunitas-komunitas kecil yang kemudian membentuk kerajaan-kerajaan yang menganut agama Islam sebagai agama resminya. Pada tahun 840 Masehi, didirikan kerajaan Isalm yang pertama di Nusantara bernama Kesultanan Perlak. Islam kemudian memberikan pengaruh yang besar di berbagai kerajaan yang telah ada dan mendirikan kerajaan baru dengan Islam sebagai agama resminya.[2]
Di wilayah Indonesia kerajaan Islam mulai terbentuk di Sumatera. Di Sumatera terbentuk beberapa kerajaan Islam yaitu Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Indrragiri, Kesultanan Jambi, Kesultanan Aceh, Kesultanan Palembang, Kesultanan Siak, dan Kerajaan Kampar Kiri.[2] Kemudian di Pulau Jawa terbentuk beberapa kerajaan Islam antara lain Kesultanan Cirebon, Kesultanan Demak, Kesultanan Banten, Kesultanan Pajang dan Kesultanan Mataram. Kemudian di wilayah Kepulauan Nusa Tenggara terbentuk Kesultanan Lombok, Kesultanan Sumbawa, dan Kesultanan Bima. Di Kepulauan Maluku berdiri Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore. Kemudian di Sulawesi terbentuk Kesultanan Bone, Kesultanan Wajo, Kesultanan Gowa dan Kerajaan Tallo. Sementara di wilayah Kalimantan terbentuk Kerajaan Kutai, Kesultanan Pontianak dan Kesultanan Banjar.[3]
Mazhab
[sunting | sunting sumber]Mazhab yang dianut secara mayoritas oleh Muslim di Nusantara adalah Mazhab Syafi'i.[4]
Populasi
[sunting | sunting sumber]Jumlah penduduk Muslim di beberapa negara di Nusantara tidak sama. Penduduk Muslim dengan jumlah mayoritas berada di negara Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Sementara penduduk Muslim dengan jumlah minoritas berada di negara Filipina, Thailand dan Singapura.[5] Penduduk Muslim dengan jumlah terbanyak di dunia adalah di negara Indonesia.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Ridwan, N. K., dkk. (2015). Gerakan Kultural Islam Nusantara (PDF). Sleman: Jamaah Nadliyin Mataram. hlm. 86. ISBN 978-602-18092-9-7.
- ^ a b Nasution 2020, hlm. 40.
- ^ Nasution 2020, hlm. 41.
- ^ Husda, Husaini (2016). "Islamisasi Nusantara: Analisis Terhadap Discursus Para Sejarawan" (PDF). Adabiya. 18 (35): 20.
- ^ Susetyo, Heru (2009). The Journal of a Muslim Traveler. Jakarta: PT. Lingkar Pena Kreativa. hlm. 5. ISBN 978-602-8436-14-4.
- ^ Qomar, Mujamil (2015). "Sebuah Alternatif Model Pemikiran, Pemahaman, dan Pengamalan Islam" (PDF). el Harakah. 17 (2): 208.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Nasution, Fauziah (2020). "Kedatangan dan Perkembangan Islam di Indonesia" (PDF). Mawa'izh: Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan. 11 (1).