Konversi data
Konversi data merupakan pengubah format data komputer dari satu format ke format lainnya yang akan di data lalu dikodekan atau dioperasikan dengan berbagai cara serta dibuat berdasarkan standar tertentu.[1] Ada berbagai cara untuk mengonversi suatu dokumen. Namun, lama atau tidaknya proses konversi data akan bergantung pada jenis berkas, sistem dari komputer, serta kapasitas berkasnya. Proses yang dilakukan cukup mudah, seperti melalui tahap perantara, atau melakukan prosedur "mengekspor" atau "mengimpor" berkas di fitur yang disediakan.[2]
Dasar-dasar informasi
[sunting | sunting sumber]Sebelum melakukan konversi, pengguna dapat mengingat beberapa dasar komputasi dan teori informasi sebagai berikut: Pertama, Informasi yang diberikan dapat dengan mudah dihilangkan oleh komputer namun, dapat juga menambahkan informasi bergantung pada sistem. Kedua, mengonversi data di komputer yang kaya akan fitur tidak akan menambah informasi tetapi memberikan ruang untuk penambahan informasi yang bisa ditambahkan secara manual oleh manusia. Ketiga, data yang disimpan secara elektronik dapat dimodifikasi dan dianalisis dengan cepat oleh komputer. Keempat, konversi data dapat terjadi secara langsung dari satu format ke format lainnya. Format data konversi beraneka macam seperti PNG, JPEG, JPG, DOCX, PDF, dan sebagainya.
Algoritma
[sunting | sunting sumber]Algoritma konversi data memuat berbagai logika program yang dibangun untuk mengonversi database dari format data sebelumnya menuju data format terbaru. Biasanya algoritma yang dipakai yaitu dari Microsoft Access ke MySQL yang terkoneksi melalui ODBC atau Open Database Connectivity yang memiliki struktur bangun sebanyak satu utama dengan metode AKD. Metode AKD merupakan metode yang memiliki satu program looping yang berfungsi untuk membaca record data dari format lama dan yang baru.[3]
Open Database Connectivity atau ODBC merupakan pengaksesan data secara banyak serta menyediakan berbagai cara akses yang mudah sehingga diminati oleh para kaum pengguna konversi data. OBCD juga menjadi bagian strategi interface microsoft guna pengaksesan data dalam bentuk heterogen seperti DMBS relational maupun non-relational. Berdasarkan pada spesifikasi cell level interface SQL Access Group, ODBC menyediakan keterbukaan, vendor yang netral, cara pengaksesan data yang disimpan bervariasi, properti database komputer pribadi, minicomputer, dan mainframe.
Teknik konversi
[sunting | sunting sumber]Perlu diketahui bahwa terdapat dua teknik dalam proses konversi data.[2]
Lossy compression
[sunting | sunting sumber]Teknik konversi dengan mengurangi bit dengan cara mengenali informasi yang tidak diperlukan. Metode ini memiliki beberapa kelemahan seperti menghilangnya informasi yang tidak penting dari sumber data yang dilakukan.
Lossless
[sunting | sunting sumber]Teknik konversi menggunakan cara replika dengan data aktual. Namun, konversi ini harus dihasilkan sama persis dengan file sebelumnya. Lossless sebagai teknik konversi memiliki beberapa macam cara, yaitu Elias Delta Code yang ditemukan oleh Peter Elias yang menggunakan Gamma Code, serta Huffman Encoding yang ditemukan oleh David A. Huffman pada 1952 dengan menggunakan prinsip pengodean mirip dengan kode morse yaitu tiap karakter dikodekan dengan rangkaian beberapa bit, di mana karakter yang sering muncul dikodekan dengan rangkaian bit pendek.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Ihsan, Candra Nur (2018-08-15). "KONVERSI DATA MATRIKS MODEL CUACA KE CITRA DIGITAL UNTUK PENGIRIMAN MELALUI MEDIA ONLINE". Jurnal Ilmiah Teknologi Infomasi Terapan. 4 (3). doi:10.33197/jitter.vol4.iss3.2018.167. ISSN 2407-3911.
- ^ a b Geofandy, Karlo; Nathaniel, Erlando Aubrey; Agung, Halim (2019-11-29). "KOMPRESI FILE MENGGUNAKAN KONVERSI BINER HEXADECIMAL DAN ALGORITMA HUFFMAN ENCODING". Jurnal Ilmiah Teknologi Infomasi Terapan. 5 (3): 36–46. doi:10.33197/jitter.vol5.iss3.2019.295. ISSN 2407-3911.
- ^ Lubis, Muhammad Amrin (2018). "Algoritma Konversi Data Penjualan Microsoft Access Ke Mysql". Jurnal Edik Informatika. 1 (1): 30–34. doi:10.22202/jei.2014.v1i1.1433.